PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn

TENTANG PERANAN POLITIK LUAR NEGERI

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TALKING STICK

PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI GABUS 4 SEMESTER 1 KECAMATAN NGRAMPAL TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Muryanto

SD Negeri Gabus 4

 

ABSTRAK

 Tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn tentang Peranan Politik Luar Negeri melalui Model Pembelajaran Kooperatif Talking Stick. Subjek penelitian, siswa Kelas VI di SD Negeri Gabus 4 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen yang berjumlah 15 siswa terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Metode pengumpulan data, observasi, tes /tugas dan catatan lapangan. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru Kelas VI, dengan menjaga validitas isi. Teknik analisis data dilakukan secara penelitian tindakan kelas. Analisis kualitatif untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran penelitian tindakan kelas Analisis kualitatif dengan metode alur, yaitu perbaikan Siklus 1 dan Siklus 2. Hasil penelitian tindakan kelas adalah, (1) penggunaan model Kooperatif Talking Stick dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa SD Negeri Gabus 4 Kelas VI Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Kemampuan, diamati dari indikator (a) kemampuan menyatakan tugas (b) kemampuan menggunakan, dan memilih prosedur tertentu. Sebelum tindakan penelitian, hasil belajar siswa diperoleh melalui latihan-latihan. Pada waktu tindakan kelas, baik tindakan kelas Siklus I nilai rata-rata 66, 67 sedangkan perbaikan Siklus II menjadi rata-rata nilai 86,67 prestasi belajar siswa diperoleh melalui tugas kelompok, tugas individu (tugas rumah), tes-tengah tindakan dan tes-akhir tindakan meningkat.

Kata Kunci: Model Kooperatif Talking Stick dan Motivasi dan Hasil belajar.

 

PENDAHULUAN

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum 2006, salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar (SD) adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan saat ini adalah Kompetensi guru yang belum maksimal. Banyak sekali guru yang menjadikan dirinya sebagai pusat pembelajaran, karena hal ini dinilai sebagai sesuatu yang praktis tanpa harus menggunakan berbagai metode yang ada dalam pembelajaran.Sehingga untuk merubahnya dibutuhkan kesadaran serta pelatihan kompetensi guru untuk menguasai materi pelajaran, mengetahui media atau alat peraga dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi atau dengan kondisi situasi siswa itu sendiri dan juga sekolah.

Hasil penelitian terhadap proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas VI SD Negeri Gabus 4 menunjukkan bahwa hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih rendah. Hal ini, ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang belum mencapai nilai KKM dan hanya mendapat nilai tepat pada batas KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Maka diperlukan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan beberapa cara yang efektif dan efisien, diantaranya adalah penerapan pembelajaran kooperatif learning atau biasa disebut active learning, hal tersebut juga merupakan Salah satu langkah dimana guru harus berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Akan tetapi saat menggunakan Cooperative Learning harus sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah dan cocok dengan kondisi siswa agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Salah satu dari tipe Cooperative Learning yang dapat digunakan adalah Kooperatif Talking Stick Diharapkan pembelajaran tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa dan meningkatkan hasil belajar.

Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Peranan Politik Luar Negeri Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Talking Stick pada Kelas VI Semester I SD Negeri Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019 / 2020”.

Agar dalam penyusunan PTK ini tidak terlepas dari tujuan, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: (1) Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi peranan politik luar negeri. (2) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran Kooperatif Talking Stick, (3) Faktor yang diteliti adalah meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada materi materi peranan politik luar negeri

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dihadapi peneliti adalah (1).“Apakah dengan menerapkan model pembelajaran melalui Kooperatif Talking Stick dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada siswa Kelas VI SD Negeri Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020?” (2) “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran melalui Kooperatif Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada siswa Kelas VI SD Negeri Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020?”

Penelitian ini bertujuan: (1).Meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Peranan Politik Luar Negeri dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Talking Stick pada siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Peranan Politik Luar Negeri dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Talking Stick pada siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Motivasi

Motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 2014:73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Bottom of FormDengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.

Dalam A.M. Sardiman (2014:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom dalam Suprijono (2014:6) hasil belajar adalah segala sesuatu yang mencakup tentang kegiatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.”        Menurut Nawawi dalam Susanto (2015: 5), “hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.”

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian hasil belajar adalah kemampuan siswa dilihat dari perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dinyatakan dalam skor dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang harus dilaksanakan oleh semua lembaga pendidian baik sejak TK sampai Perguruan Tinggi sekalipun. Menurut Susanto (2015:225), pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. dimana nilai luhur dan moral tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Dalam kurikulum KTSP Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjelaskan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negera Indonesia yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pengembangan diri siswa serta memusatkan telaahnya pada aspek nilai, moral, sosial, budaya kewarganegaraan dengan menggunakan ilmu pendidikan dan politik sebagai landasan kajiannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik, cerdas, terampil, dan bijaksana.

 

Pembelajaran Kooperatif dan Metode Talking Stick.

Menurut Roger, dkk dalam Huda (2014: 29), pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Menurut Suprijono (2014:54), berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah “konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap sebagai kegiatan yang lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.”

Jalil (2015:51), model pembelajaran kooperative adalah suatu rencana pelaksanakan pembelajaran yang didesain secara sisitematis untuk mendukung pembelajaran guna memberikan pengalaman beajar kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Pengertian Metode Talking Stick

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Metode Talking Stick. Metode Talking Stick adalah sebuah metode pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah dan keharus paksaan sepanjang tidak merugikan bagi peserta didik dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri.

Kerangka Pikir

Pada proses pembelajaran, keberhasilan siswa dilihat dari hasil pada saat proses pembelajaran itu berlangsung. Pada kondisi awal sebelum diadakannya siklus, motivasi dan hasil belajar siswa masih rendah dikarenakan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru hanya dengan mengunakan metode ceramah. Melihat kondisi tersebut, peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan dua siklus dimana tiap siklus menggunakan model kooperatif Talking Stick. Tindakan siklus I yang dilakukan peneliti dengan menggunakan Talking Stick ditambah dengan media gambar, Peningkatan yang ada pada siklus I sudah mulai terlihat meskipun tingkat mengemukakan pendapat dan kemampuan bertanya siswa masih cenderung rendah.

Hipotesis Tindakan

            Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir diatas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut, (1) Melalui metode Talking Stick dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Melalui metode Talking Stick dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI Semester I SDN Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020.”

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas VI Semester I SDN Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2019 sampai dengan Nopember 2019.

Subyek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, subyeknya adalah seluruh siswa Kelas VI SDN Gabus 4 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. Dengan jumlah siswa Laki Laki 6 dan Perempuan 9.

Sumber Data

Sumber penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sumber ini antara lain adalah sebagai berikut: (1) Sumber data dari siswa, (2) Sumber data dari guru.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini, menggunakan: (1) Observasi, (2) Dokumentasi, (3) Tes, dan (4) Catatan Lapangan.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut        :

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila obyek yang diteliti mengalami peningkatan hasil belajar atau telah mencapai ketuntasan belajar. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah Peningkatan hasil belajar di SDN Gabus 4 mata pelajaran PKn sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yaitu 70. Jadi sekurang – kurang 80% siswa Kelas VI mendapat nilai pelajaran PKn ≥ 70.

Keabsahan Data

Untuk menguji kevalidan atau keabsahan data yang terkumpul, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Menurut Moleong (1990: 178) teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat source triangulation. Source triangulation adalah mengambil data dari berbagai narasumber. Langkah ini untuk memperkaya data yang diperoleh.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, sedangkan tahapan penelitian tindakan kelas ini meliputi empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Observasi Awal

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukanhari Sabtu, 27 Juli 2019 oleh peneliti menunjukkan bahwa siswa Kelas VI SD Negeri Gabus 4 mengalami kesulitan dalam memahami konsep mata Pelajaran PKn khususnya pada materi peranan politik luar negeri. Hasil belajar siswa belum mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dan siklus II, guru terlebih dahulu mengadakan kegiatan tes awal atau biasa disebut dengan kegiatan pre-test untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi Peranan Politik Luar Negeri sebelum diterapkan metode Talking Stick Berdasarkan data hasil pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Talking Stick pada kegiatan Pre Test dapat diperiksa hasilnya sebagai berikut: siswa yang mencapai KKM (≥70) sebanyak 6 siswa dari 15 siswa(40% dari 100%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 9 siswa dari 15 siswa (60% dari 100%). Ketuntasan belajar siswa pada pre test ini baru mencapai 40%, padahal pada indikator pencapaian sekurang-kurangnya ketuntasan belajar siswa mencapai 80%dari 15 siswa. Berdasarkan perolehan nilai pre test ini, maka peneliti bersama guru kelas perlu mengevaluasi dan merefleksi serta berupaya mencari metode yang tepat dalam pembelajaran agar memperoleh hasil yang baik.

 

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I kemudian diobservasi untuk mengetahui bagaimana jalannya proses pembelajaran menggunakan model Talking Stick. Berdasarkan observasi penelitian pada siklus I proses pembelajaran terlihat aktif, siswa tergabung dalam kelompoknya masing-masing, siswa berdiskusi dan mengikuti proses pembelajaran Talking Stick dengan baik.

Berdasarkan hasil pada pembelajaran siklus I, hasil belajar siswa telah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan nilai hasil pre test yaitu 10 siswa telah memenuhi nilai KKM (70). Masih ada 5 siswa yang masih belum tuntas belajar karena memperoleh nilai kurang dari 70. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ini baru mencapai 66,67%, padahal pada indikator pencapaian sekurang-kurangnya ketuntasan belajar siswa mencapai 80%. Sehingga penelitian harus dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai diperoleh ketuntasan belajar siswa sekurang-kurangnya 80%.

Refleksi (reflecting).

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada materi Peranan Politik Luar Negeri pada siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jika pada pre test masih ada 9 siswa yang belum tuntas belajarnya, pada siklus I ini tinggal 5 siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar. Keadaan ini disebabkan karena siswa belum dapat mengikuti pembelajaran dengan optimal. Masih ada beberapa siswa yang belum dapat fokus dalam pembelajaran, guru pun kurang tegas dalam membimbing siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu keaktifan, perhatian dan inat belajar sebagian siswa cenderung lemah. Hanya beberapa siswa yang menunjukkan ketrampilan bertanya,ketrampilan menjawab dan mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti harus melakukan penelitian harus dilanjutkan ke siklus berikutnya (siklus II) dengan lebih meningkatkan kegiatan dan proses pembelajaran Talking Stick secara maksimal agar nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan sesuai dengan indikator pencapaian yaitu sekurang-kurangnya 80% siswa tuntas belajar.

Deskripsi Hasil Siklus II

Proses pembelajaran kemudian diobservasi untuk mengetahui bagaimana jalannya proses pembelajaran dan apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus sebelumnya (siklus I). Berdasarkan observasi penelitian pada siklus II siswa lebih aktif dalam pembelajaran, semua siswa telah bekerja sama dan berbagi dengan pasangan kelompoknya dengan baik. Masing-masing siswa berani mengemukakan pendapatnya dan mengikuti proses pembelajaran secara maksimal. Hal ini tidak lepas dari peran serta guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa untuk aktif, berdiskusi dan memotivasi siswa dalam belajar.

Pada pembelajaran siklus II siswa telah menunjukkan peningkatan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Masing-masing kelompok dapat mengerjakan dan melaporkan hasil diskusi dengan baik. Berdasarkan penjabaran observasi tersebut, padas iklus II dapat diperoleh data sebagai berikut: Berdasarkan hasil pada pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibandingkan nilai hasil pre test dan siklus I. Pada siklus II, 13 siswa telah memenuhi KKM yang ditetapkan (70), hanya ada 2 siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan KKM. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II ini telah mencapai persentase sampai dengan 86,67%, di atas indikator pencapaian yang ditentukan (80%).

Refleksi (reflecting)

Pembelajaran PKn dengan metode Talking Stick pada siklus II telah menunjukkan adanya peningkatan nilai hasil belajar apabila dibandingkan dengan nilai pra test dan post-test siswa pada siklus I. Berdasarkan observasi penelitian pada siklus II sebagian besar siswa telah aktif dalam pembelajaran, tidak ada siswa yang terlihat bermain-main dan tidak bergabung dalam anggota kelompoknya. Guru dan siswa dapat bekerja sama secara maksimal sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih baik dan mengalami peningkatan secara signifikan bila dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus sebelumnya.

Siswa dapat memahami materi dengan baik karena siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran. keaktifan, minat dan perhatian siswa pun sudah terlihat jelas pada siklus II. Ketrampilan bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat pada siswa meningkat secara signifikan. Kerjasama dalam setiap kelompok bagus, pembagian tugas dalam setiap kelompok terbagi secara rata. Guru telah melaksanakan pembelajaran Talking Stick dengan baik, sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran dan memahami materi sehingga hasil belajar siswa pun meningkat. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti bersama guru sepakat bahwa penelitian telah selesai pada siklus II karena telah diperoleh nilai hasil belajar siswa 86,67% siswa memenuhi KKM pada materi Peranan Politik Luar Negerisesuai dengan indikator pencapaian.

 

Pembahasan Hasil Penelitian

Motivasi dan Nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi Peranan Politik Luar Negerisiswa Kelas VI SD Negeri Gabus 4 sangat rendah (di bawah nilai KKM). Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran PKn, guru masih menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini jika tidak digunakan dengan variasi media pembelajaran yang sesuai dapat menyebabkan siswa pasif. Siswa hanya diam mendengarkan penjelasan dari guru sehingga tidak dapat memahami materi dengan baik karena merasa bosan. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa ini, maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode pembelajaran Talking Stick Hasil pre-test yang dilakukan sebelum menerapkan pembelajaran materi Peranan Politik Luar Negeri menunjukkan hasil yang masih rendah yaitu hanya 6 siswa yang tuntas belajar (memenuhi KKM) sehingga ketuntasan belajar siswa baru mencapai 40%. Kemudian dilakukan penelitian untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran serta hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Talking Stick Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I menunjukkan bahwa telah ada peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pre-test, yaitu ada 9 siswa yang memperoleh nilai memenuhi KKM. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I mencapai persentase 66,67%, namun masih ada 6 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM atau masih 33,33% yang masih di bawah KKM. Hasil ini masih tergolong kurang baik, sehingga penelitian harus dilanjutkan ke siklus berikutnya (siklus II). Usaha guru untuk merangsang siswa agar mau aktif dalam berdiskusi dan menemukan pengetahuan sendiri dapat berjalan cukup baik. Tetapi masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam pembelajaran, sehingga pada proses pembelajaran berikutnya harus berjalan lebih optimal dan mendapatkan hasil yang lebih bagus lagi.

Setelah melakukan beberapa perbaikan dari kelemahan pembelajaran pada siklus I, baik dari faktor siswa maupun guru pada siklus II proses pembelajaran telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM meningkat menjadi 13 siswa atau ketuntasan belajar siswa telah mencapai persentase 86,67%. Hasil belajar siswa pada siklus II ini telah menunjukkan hasil yang sangat signifikan, yaitu 86,67% dari 100% siswa Kelas VI SD Negeri Gabus 4 telah mendapatkan nilai sesuai KKM yang ditetapkan yaitu ≥ 70. Berdasarkan hasil pre test dan observasi serta refleksi pada siklus I dan II proses pembelajaran menggunakan metode Talking Stick telah dapat dikatakan berhasil.

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan pre test, kemudian meningkat pada siklus I, dan selanjutnya meningkat pada siklus II. Pada hasil belajar siswa siklus II telah tercapai indikator pencapaian bahwa ketuntasan belajar siswa sekurang-kurangnya mencapai 80%, dengan perolehan ketuntasan belajar 86,67% atau 13 siswa telah memenuhi Nilai KKM dengan kriteria nilai 70. Sehingga penelitian optimal pada siklus II. Melalui penerapan metode Talking Stick seseorang khususnya siswa diharapkan mampu bekerjasama dengan kelompoknya, meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan, menghargai pendapat yang berbeda-beda yang timbul dalam setiap kelompok, dan menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, selanjutnya siswa akan mampu menghargai perbedaan-perbedaan yang ada dan terjadi dalam masyarakat. Hal ini dapat membuka suatu kemungkinan untuk memahami makna yang fundamental dari kehidupan secara individual dan kelompok dengan berbagai dimensinya.

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada siklus I dan siklus II menunjukkan sebagai berikut:

  1. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai persentase 66,67% dan masih ada 10 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.
  2. Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai persentase 86,67%.

Berdasarkan keseluruhan siklus yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa, “Metode pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Gabus 4 tahun pelajaran 2019/2020”.

Saran

Berkaitan dengan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti menyampaikan saran kepada pihak-pihak terkait yaitu:

Kepada Guru

  1. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegraan (PKn) siswa Kelas VI melalui penggunaan metode Talking Stick dapat dijadikan acuan oleh guru untuk mengembangkan metode Talking Stick pada mata pelajaran lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
  2. Sebaiknya mengikuti forum-forum ilmiah atau membaca buku yang berkaitan dengan diterapkan model pembelajaran inovatif dan menyenangkan kemudian penerapan dalam pembelajaran.

Kepada Kepala Sekolah

  1. Kepala sekolah memberikan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan model pembelajaran inovatif.
  2. Menyediakan sarana yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar agar pembelajaran di sekolah dapat berjalan secara optimal.

Kepada Peneliti Selanjutnya.

Pada peneliti lain diharapkan dapat mengkaji secara lebih dalam dan luas melalui kegiatan penelitian yang terkait dengan masalah tersebut, kemudian hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil pada penelitian ini sehingga hasilnya akan lebih maksimal dan bermanfaat bagi semua.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2014.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hadi, sutrisno. 1998.Statistik 2.Yogyakarta: Andi Offset.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia

Huda, Miftahul. 2014. Cooperatif learning. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Jalil, Jasman. 2014. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya

Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M.2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Supinah dan Agus, D.W. 2009. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: prenadamedia group

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientai Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka Pelaja