PENINGKATAN PERHATIAN DAN HASIL BELAJAR PPKN

MATERI PEMERINTAH PUSAT MELALUI METODE

PROBLEM BASIC LEARNING

SISWA KELAS VI SEMESTER 2 DI SD NEGERI BENER 2

KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Samiyem

SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa Kelas VI semester 2 pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Bener 2 melalui metode pembelajaran Problem Basic Learning tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 2x pertemuan dengan 4 tahapan setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Observasi meliputi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa selama pelaksanaan siklus. Tes yang digunakan adalah tes uraian baik secara individu maupun secara kelompok yang dilaksanakan pada unjuk kerja setiap siklusnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis model Interaktif Milles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan perhatian dan hasil belajar siswa Kelas VI semester 2 pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Bener 2 melalui metode pembelajaran Problem Basic Learning tahun pelajaran 2018/2019.

Kata kunci:   metode pembelajaran Problem Basic Learning, perhatian belajar, hasil belajar, PPKn materi Pemerintah Pusat.

 

PENDAHULUAN

Secara konseptual, pendidikan kewarganegaraan adalah suatu bentuk pendidikan yang memuat unsur-unsur pendidikan demokrasi yang berlaku universal, di mana prinsip umum demokrasi yang mengandung pengertian mekanisme sosial politik yang dilakukan melalui prinsip dari, oleh dan untuk warga negara menjadi fondasi dan tujuannya. Pengajaran pendidikan kewarganegaraan di semua jenjang pendidikan di Indonesia adalah implementasi dari UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 9 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan di Indonesia Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan adanya

Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian (pra siklus) siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Bener 2 tahun pelajaran 2018/2019 pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat diperoleh hasil nilai perhatian belajar dan hasil belajar PPKn siswa yang masih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator perhatian belajar siswa Kelas VI yaitu 1) Fokus pada pembelajaran sebesar 50,00%, 2) Rasa ingin tahu pada siswa sebesar 46,15%, 3) Mengerjakan tugas sebesar 46,15%, dan 4) Keaktifan dalam pembelajaran sebesar 42,31%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar PPKn siswa 71,92 dengan prosentase 46,15%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai perhatian dan nilai hasil belajar PPKn pada tiap siklus adalah 73,46 dengan prosentase 50,00%.

Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar PPKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019?” (2) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan hasil belajar PPKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019?”

Tujuan yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning terhadap peningkatan perhatian belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada mata pelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019. (2) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Problem Basic Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada mata pelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019.

LANDASAN TEORI

Tinjauan Tentang Perhatian belajar

Menurut Sumadi Suryabrata (1989:14) mengungkapkan perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatuaktivitas yang dilakukan. Hal ini senada dengan Ramayulis (1994:175) bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses belajar mengajar. Menurut Jalaludin Rahmat (2000:52) perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli melemah.

Perhatian merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam maupun dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar. Yang berasal dari dalam adalah faktor biologis, sosial, kebiasaan, serta kemauan, sedangkan yang berasal dari luar adalah gerakan dan lingkungan. Proses timbulnya perhatian yaitu, ada rangsangan yang menonjol dari obyek, rangsangan diterima oleh indera yang kemudian dibawa masuk ke syaraf dalam otak, lalu diserap oleh persepsi kita.

Tinjauan Tentang Hasil belajar

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia dengan belajar memperoleh keterampilan,kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani disekolah yang diwujudkan dalam bentuk report pada setiap semester.

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Menurut Slameto (2002: 2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 77) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan yang sudah diterima oleh siswa”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.” Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar.

Metode Pembelajaran Problem Basic Learning

Menurut Hamruni (2012: 107) “Strategi Problem Basic Learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”. Dalam hubungannya dengan pengertian strategi pembelajaran berbasis masalah, ada beberapa pakar pendidikan yang mencoba mendefinisikan tentang strategi pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut: ”Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir kritis. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal” (Kamulyan, 2012: 52).

Arends (2008: 45) menjelaskan bahwa Problem Basic Learning merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri dan memungkinkan siswa untuk menjelaskan berbagai fenomena dunia yang nyata dan menyusun pemahaman mereka sendiri terhadap fenomena tersebut. Strategi pembelajaran berbasis masalah menekankan pada aktivitas belajar siswa secara mandiri dan berkelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan.

Menurut Kamulyan (2012: 53) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk menggali kemampuan awal siswa sekaligus memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Tugas, pertanyaan, kasus yang diberikan oleh guru disesuaikan dengan kompetensi, indikator, dan tujuan pembelajaran tersebut. Siswa diminta untuk mencerna inti permasalahan dalam kasus, kemudian melalui diskusi kelompok untuk menemukan solusi dan pemecahannya. Menurut Arends (2008: 43)

Hakikat Pembelajaran PPKn

Kewarganegaraan (citizenship) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamati oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas,2002:7).

“Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanati oleh Pancasila dan UUD 1945”. (Depdiknas,2006:271)

Pengertian sistem pemerintahan Pusat

Pemerintah adalah perangkat negara yang berfungsi mengurus berbagai permasalahan negara. Sistem pemerintahan pusat adalah tatanan dari komponen pemerintah pusat yang dilakukan untuk menyelenggarakan pemerintahan di tingkat pusat yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan fungsi pemerintah. UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sistem pemerintahan yang dikepalai oleh seorang presiden. Presiden dipilih secara langsung mulai Pemilu 2004 Sistem demokrasi yang dianut bangsa Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan melibatkan 3 lembaga yaitu: Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif, dan Lembaga Yudikatif.

Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas. Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

Dalam suatu penelitian sangat penting akan adanya kerangka berpikir, karena dengan adanya kerangka berpikir maka pemikiran si peneliti sudah terarah untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut. Sehingga dalam proses penelitian dan hasil yang akan dicapai tidak akan menyebar kemana-mana.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (Suharsimi Arikunto, 2002: 165). Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Dengan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Dengan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

 

 

 

 

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Bener 2 Tahun 2018/2019 selama ± 5 bulan yaitu pada 03 Januari 2019 sampai 31 Mei 2019.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian dibagi menjadi dua, sebagai berikut: subjek pelaku tindakan yaitu guru sebagai peneliti dan subjek penerima tindakan adalah siswa Kelas VI Semester 2 di SD Negeri Bener 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 26 siswa yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Rubiyanto (2011: 47) penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif (kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang yang diamati) dan digunakan untuk meneliti kondisi alamiah. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rubiyanto (2011: 97) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk pencermatan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan suatu hal di mana guru telah menentukan fokus permasalahan, tindakan yang harus dilakukan, dan menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan tersebut.

Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data berupa perhatian belajar dan hasil belajar PPKn materi Pemerintah Pusat. Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan sebagai instrument untuk melakukan observasi, tes, dan dokumentasi.

Sumber Data

Menurut Arikunto (2010: 172) sumber data dalam penelitian adalah “subyek dari mana data diperoleh”. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: (1) Sumber data pokok (primer), dan (2) Sumber data sekunder.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, alat pengumpulan data akan menentuka kualitas penelitian. Agar memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka penelitian ini menggunakan teknik untuk mengumpulkan data yaitu observasi, dokumentasi, lembar kerja dan tes.

 

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Butir soal, digunakan sebagai instrumen pengakuan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat melalui tes pada tiap akhir siklus pembelajaran. (2) Lembar pedoman observasi, digunakan untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran. (3) Lembar unjuk kerja, digunakan untuk menilai perhatian belajar dan hasil belajar siswa ketika dalam pembelajaran.

Validitas Data

Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi. Moleong (2012:330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Sedangkan Sukardi (2006:106) mengemukakan bahwa triangulasi dapat diartikan sebagai kombinasi beberapa metode atau sumber data dalam sebuah studi tunggal. Untuk menjadikan data yang akurat dan tepat maka dalam penelitian ini digunakan triangulasi:

  1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kevalidan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan teknik yang sama.

  1. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kevalidan data dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda. Peneliti menggunakan observasi, tes perhatian belajar, tes hasil belajar dan dokumentasi untuk sumber data KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) secara serempak.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis model Interaktif Milles dan Huberman. Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 337) mengemukakan aktivitas atau kegiatan pokok dalam analisis data model interaktif meliputi: reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan: penarikan / verifikasi.

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection), begitu seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (indikator keberhasilan). Prosedur penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin (dalam Rubiyanto, 2011: 109) dengan modifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian belajar dan hasil belajar PPKn pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Bener 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Pada kondisi awal sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada hari Senin, 21 Januari 2019, perhatian belajar dan hasil belajar PPKn pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Bener 2 masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yaitu:

  1. Masih terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain: Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, ditunjukkan dengan siswa mengobrol sendiri dan mengganggu temannya, masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, tidak berani tampil di depan kelas dan kurang antusias saat merespon tindakan guru.
  2. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator perhatian belajar siswa Kelas VI yaitu 1) Fokus pada pembelajaran sebesar 50,00%, 2) Rasa ingin tahu pada siswa sebesar 46,15%, 3) Mengerjakan tugas sebesar 46,15%, dan 4) Keaktifan dalam pembelajaran sebesar 42,31%.
  3. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar PPKn siswa 71,92 dengan prosentase 46,15%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai perhatian dan nilai hasil belajar PPKn pada tiap siklus adalah 73,46 dengan prosentase 50,00%. Rendahnya perhatian belajar dan hasil belajar PPKn pada siswa Kelas VI Semester 2 SD Negeri Bener 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Deskripsi Hasil Siklus I

Pada tahap perencanaan guru mengidentifikasi pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat Kelas VI Semester 2 dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Basic Learning. Pada saat menganalisis dan merumuskan masalah peneliti melakukan diskusi dengan rekan guru untuk memperoleh persamaan persepsi tentang materi, sehingga konsep/materi yang akan dibahas dalam pembelajaran menjadi lebih mantap.

Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk memperoleh data kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Berdasarkan pedoman observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

Pada siklus I ini banyak siswa yang masih kaku dan malu untuk berbicara dalam presentasi. Selain itu, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan masih banyak yang kurang. Tidak sedikit juga siswa yang jawabannya tidak sesuai yang ditanyakan. Namun pada siklus I ini terlihat lebih ada peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan. Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar siswa. Banyak siswa yang masih bekerjasama dalam mengerjakan soal evaluasi yang.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat yang dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran Problem Basic Learning pada siklus I dapat ditarik kesimpulan meskipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi presentasi, tetapi perhatian belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan siklus I.

Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode pembelajaran Problem Basic Learning ternyata dapat meningkatkan perhatian belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat dibandingkan hasil kondisi awal. Meskipun peningkatan tersebut belum signifikan karena belum mencapai indikator yang diharapkan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I ini yaitu masih perlu diadakan perbaikan pada putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum maksimal. Rencana tindakan siklus I perlu di revisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II.

  1. Dalam menyampaikan materi harus dengan luwes dan tidak terlalu cepat agar siswa tertarik dan dapat mengikuti.
  2. Guru harus memberikan lebih banyak perhatian belajar agar membangkitkan kepercayaan diri siswa ketika bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal/tugas dengan baik.
  3. Guru memberikan contoh yang jelas tentang cara berdiskusi, cara presentasi, cara kerjasama yang baik dalam kelompok.

Deskripsi Hasil Siklus II

Pelaksanaan siklus II didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II sama yaitu membuat RPP, menyiapkan materi yang diajarkan, menyiapkan peralatan yang diperlukan, menyiapkan soal tes dan menyiapkan lembar pengamatan.

Berdasarkan pengamatan/observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah banyak peningkatan dibandingkan siklus I, dan hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada siklus II ini sudah banyak siswa yang mengalami peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar. Banyak siswa yang sudah tidak malu ataupun kaku dalam menanyakan materi, bertanya hal-hal yang belum jelas, mengerjakan tugas dengan baik, dalam berbicara menyampaikan pendapat ketepatan, kelancaran, dan kenyaringan berbicara sudah semakin meningkat, dan melaksanakan kerjasama kelompok dengan baik. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga membuat kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Selain itu juga terjadi hubungan lebih baik antar siswa, mereka lebih menghargai temannya dan membantu dalam melaksanakan tugas kelompok.

Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat. Banyak siswa yang sudah percaya diri dan mandiri dalam mengerjakan soal evaluasi, tidak bekerjasama dengan temannya lagi. Sehingga hasil belajar siswa juga meningkat dari siklus sebelumnya.

Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat Kelas VI Semester 2. Peningkatan perhatian belajar siswa tersebut telah mencapai mencapai indikator yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi kolaborasi dengan rekan guru lain diperoleh beberapa hasil refleksi antara lain:

  • Guru dapat menerapkan metode pembelajaran Problem Basic Learning secara optimal, sehingga perhatian belajar siswa meningkat.
  • Guru telah mampu menyampaikan materi ajar dengan baik sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
  • Guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
  • Keseluruhan siswa merasa senang dalam proses pembelajaran sehingga suasana pembelajaran efektif dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat.
  • Siswa telah melaksanakan tugasnya dengan baik selama proses pembelajaran.
  • Perhatian belajar siswa dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat mengalami peningkatan yang signifikan.

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Penerapan pendekatan metode pembelajaran Problem Basic Learning dapat meningkatkan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat di SD Negeri Bener 2 tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan terjadi untuk masing-masing indikator perhatian belajar dan untuk nilai hasil belajar PPKn materi Pemerintah Pusat.
  2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat dari rata-rata nilai dasar 73,46 naik menjadi 83,75 pada siklus I dan 92,60 pada siklus II. Dilihat dari rata-rata kenaikan pada setiap siklus maka dapat dikatakan bahwa prosentase peningkatan dari pra siklus 50,00% naik menjadi 69,23% pada siklus I, dan naik menjadi 100% pada siklus II.
  3. Dengan demikian melalui metode pembelajaran Problem Basic Learning maka perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI pada pembelajaran PPKn materi Pemerintah Pusat Semester 2 di SDN Bener 2 tahun pelajaran 2018/2019 mengalami peningkatan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian Kelas VI Semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri Bener 2 yang telah dilaksanakan dalam peningkatan perhatian belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI Semester 2 melalui pendekatan metode pembelajaran Problem Basic Learning, maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:

 

 

Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah perlu mengikutsertakan guru dalam program-program pelatihan yang lebih spesifik dengan mengacu pada kompetensi-kompetensi guru yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan guru dan perkembangan dalam strategi dan metode pembelajaran.

Bagi guru

  1. Guru hendaknya mampu memilih metode mengajar yang tepat dan menarik agar proses pembelajaran dikelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan menyenangkan salah satunya adalah pendekatan metode pembelajaran Problem Basic Learning.
  2. Sebelum menjelaskan materi hendaknya guru memberikan perhatian belajar, memberitahukan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menjelaskan materi hendaknya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

Bagi Peneliti Berikutnya

Mengingat dalam penelitian tindakan Kelas VI ini masih banyak kekurangan maka kepada peneliti berikutnya sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan materi dan metode yang tertentu guna mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. 2006. Kooperatif Learning dan Contextual Learning dalam Pembelajaran di SD.Jakarta.

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: InsanMadani.

Jalaludin, Rahmat. 2000. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Penerbit: PT Rosda Karya Bandung

Kamulyan, S. Mulyadi, dkk. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif Di Sekolah Dasar. Surakarta: FKIP UMS.

Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Rosda Karya.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP PGSD.

Sugiyono, Sudjana. 2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumardi, Suryobrata. 1989.Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit: PT Rosda Karya Bandung.