PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN CTL

BAGI SISWA KELAS I SDN KARANGWARU 1 PADA SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Mujiyem

SDN Karangwaru 1

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dah hasil belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Pemahaman bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 dengan penerapan CTL. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangwaru 1 Kecamatan Plupuh. Setelah melakukan aplikasi metode, observasi proses, evaluasi hasil dan refleksi perilaku pembelajaran sebanyak dua siklus, penelitian ini membuktikan bahwa penerapan CTL dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Pemahaman. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh motivasi siswa menjadi tinggi selama proses belajar mengajar berlangsung, kerja sama dan kekompakkan siswa, keseriusan siswa dalam membaca pemahaman. Hasil penelitian meliputi rata-rata motivasi belajar siswa pemahaman kalimat mengalami peningkatan pada kondisi awal sebesar 65,5 kemudian di siklus I sebesar 69 dan pada siklus II menjadi 79. Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal 56,5 menjadi 69 di siklus I dan meningkat di siklus II menjadi 82,5. Ketuntasan belajar juga meningkat dari kondisi awal hanya 6 siswa atau 30%, menjadi 11 atau 55% di siklus I dan meningkat di siklus II menjadi 18 atau 90%.

Kata Kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Pendekatan CTl

 

PENDAHULUAN

Pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya.

Seperti halnya pada pembelajaran yang peneliti laksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada hari Selasa tanggal 15 Februari 2018, terlihat sekali siswa tidak tertarik pada pelajaran dan kelihatan malas untuk berlatih membaca. Hal ini terbukti atau terlihat pada hasil pembelajaran yang telah peneliti laksanakan. Dari 20 anak hanya 6 siswa yang tuntas belajar atau 30%. Dan tidak tuntas belajar masih 14 siswa atau 70% dengan rata-rata hasil tes hanya 56,5. masih jauh dari KKM yang telah ditetapkan oleh SDN Karangwaru 1 Plupuh Kabupaten Sragen yaitu 70.

Keadaan siswa seperti yang telah dipaparkan di atas tidak saja akibat dari kurangnya motivasi belajar siswa. Karena banyak sekali hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan metode yang tepat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sedangkan pada pembelajaran awal guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Karena guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, maka prestasi belajar siswa terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah.

Dalam sebuah proses pembelajaran, siswa dikatakan berhasil kalau nilai yang dicapai sudah mencapai KKM yang ditentukan atau lebih. Peneliti sangat berharap siswa akan terlibat dalam belajar secara interaktif, karena belajar yang timbul karena adanya hubungan interaktif akan lebih bermakna dibanding jika ia menerima dari orang lain. Peneliti berharap dengan adanya pembelajaran yang bermakna maka motivasi serta prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semakin meningkat.

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pembatasan masalah dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Subjek dari penelitian ini, yaitu siswa Kelas I SDN Karangwaru 1 Plupuh. Objek dari penelitian ini meliputi: (1) Motivasi Belajar membaca pemahaman pada pelajaran Bahasa Indonesia. (2) Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran. (3) Pencapaian hasil belajar membaca pemahaman melampaui nilai KKM.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dipaparkan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan motivasi belajar membaca pemahaman bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018? (2) Apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk: (1) Untuk meningkatkan motivasi belajar membaca pemahaman melalui penerapan pendekatan CTL bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman melalui penerapan pendekatan CTL bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian tentang Motivasi Belajar

Gagne dalam Dimyati dan Mujiyono (2002: 10), belajar adalah interaksi antara keadaan internal kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat, kognitif.

Pada dasarnya pandangan tentang definisi belajar tidak akan pernah habis terkupas, banyak teori yang membahas masalah belajar. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila kita temukan konsep atau pandangan yang berbeda dari belajar (Hidayat, 2001:7) menjelaskan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”.

Sardiman (2002:23) menjelaskan bahwa “Belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotrik”.Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan belajar mengajar menyangkut berbagai unsur seperti cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotrik yang kesemuanya itu berintegrasi dalam meningkatkan pribadi manusia.

Martono (2005:6) mengemukakan belajar sebagai proses perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang berlangsung terus menerus dalam periode waktu lama dalam menghasilkan sebuah perubahan tingkah laku.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berupa pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kemampuan, daya reaksi dan daya penerimaan.

Hakekat Motivasi Belajar

Pengertian motivasi menurut Mc.Donald, sebagaimana dikutip Martinis Yamin (2007: 217) mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului adanya tanggapan. Dari pengertian ini mengandung tiga macam elemen penting (a) bahwa memotivasi mengawali terjadinya perubahan energy pada setiap diri individu, (b) motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling afeksi seseorang, (c) motivasi dirangsang karena tujuan.

Motivasi menurut Hamzah (2006: 1) motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya/orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Menurut Salvin dalam Nabisi Lapono (2008: 133) motivation is one of the most important components of learning as an internal process that activities, guides, and mountains behavior time. Sesuai penjelasan Salvin motivasi adalah komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. Di dalam melakukan kegiatan pembelajaran individu tidak sekedar membaca buku, mendengarkan penjelasan atau kegiatan fisik yang teramati. Di dalam melakukan kegiatan belajar, individu secara mental menjadi aktif terarah pada hal tertentu. Keaktifan mental individu yang belajar tersebut dapat bertahan lama dan terarah apabila individu memiliki motivasi belajar yang tinggi, sebaliknya jika kegiatan belajar individu yang memiliki motivasi belajar yang rendah cenderung tidak lama dan tidak terarah.

Peranan Motivasi dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Menurut Hamzah B. Uno motivasi memiliki beberapa peranan penting yaitu menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar dan menentukan ketekunan belajar. (1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar. (2) Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. (3) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kebermaknaan belajar. (4) Motivasi menentukan ketekunan.

Kajian tentang Hasil Belajar

Di dalam proses belajar-mengajar di sekolah, siswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca indranya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya. Semua ini dapat memperngaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya.

Menurut Sri Anitah W (2008:35), Hasil belajar dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1). Faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya adalah minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, kesehatan fisik dan kebiasaan siswa, 2). Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi terhadap hasil belajar, diantaranya adalah lingkungan fisik, lingkungan non fisik, lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program dan disiplin sekolah, program dan sikap guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman sekolah.

Nana Sudjana (1995:22) memberi batasan prestasi belajar atau hasil belajar adalah beragam kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:89) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

Kajian tentang Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis. Salah satu fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan/ atau tulis yang direalisasikan dalam empat ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat ketrampilan inilah yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan dalam hidup bermasyarakat.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dengan yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektuak

Prof Dr. Suparno (2006:33) dalam bukunya yang berjudul” Ketrampilan Dasar membaca adalah kegiatan atau proses yang bertahap dan berurutan sesuai aturan untuk mengetahui isi dari suatu kalimat.

Penerapan pendekatan CTL dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada member informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Kerangka Berpikir

Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang secara khusus pada materi membaca pemahaman. Secara umum materi yang seperti ini disampaikan dengan metode ceramah langsung melalui contoh. Hal ini menimbulkan rendahnya motivasi belajar siswa dan berdampak pula pada hasil belajar siswa.

Untuk itu guru hendak melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL. Melalui pendekatan CTL, yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman kelompoknya. Bantuan belajar oleh CTL dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa CTL lebih mudah dipahami, selain itu dengan CTL tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa saling membantu dalam belajar membaca, sehingga akan mempermudah belajar siswa.

Hipotesisi Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut:

  1. Dengan menerapkan pendekatan CTL dapat meningkatkan motivasi belajar membaca pemahaman bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
  2. Dengan menerapkan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Karangwaru 1 kabupaten Sragen. Pada kelas I. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 pada bulan Februari sampai bulan Mei 2018.

Subyek penelitian adalah Siswa Kelas I yang berjumlah 20 siswa. Pemilihan siswa kelas I didasarkan pada pertimbangan, yaitu subjek memiliki permasalahan hasil belajar membaca pemahaman masih rendah. Adapun obyek penelitian ini adalah penerapan pendekatan CTL dan hasil belajar membaca pemahaman.

Data

Data merupakan bukti atau fakta dari suatu peristiwa yang digunakan sebagai bahan untuk memecahkan suatu permasalahan. Adapun data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil wawancara. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa:

  1. Nilai test siswa tentang globalisasi yang disajikan dalam angka-angka dan deskriptif persentase,
  2. Nilai motivasi siswa yang disajikan dalam angka-angka dan deskriptif persentase.

Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti yaitu dengan observasi, tes, dan catatan lapangan.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain: (1) Soal Tes, (2) Lembar observasi, (3) Panduan wawancara.

Validitas Data

Adapun untuk mengetahui ivalidasi data tes tertulis peneliti membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu yang dalam laporan penelitian ini terdapat pada halaman lampiran. Adapun tujuan penyusunan kisi-kisi soal adalah untuk: (1) Supaya soal yang dibuat tidak mengelompok pada satu bahasan tertentu, atau untuk penyebaran pokok bahasan pada setiap soal. (2) Supaya materi pelajaran sesuai kurikulum yang sedang berlaku atau yang sedang digunakan. (3) Sedangkan untuk menguji keivalidasian tes secara obserivasi peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yang membantu peneliti pada saat proses perbaikan pembelajaran yang secara langgsung ikut mengamati proses pembelajaran tersebut.

Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada Semester II tahun pelajaran 2017/2018 dengan indikator sebagai berikut:

  1. Meningkatnya motivasi belajar siswa dalam membaca pemahaman hingga 80% siswa.
  2. Hasil belajar melebihi KKM yaitu 70,
  3. Ketuntasan belajar siswa meningkat 80%.

 

Prosedur Penelitian

Prosedur tindakan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas diawali dengan penjajakan terhadap kondisi awal sebagai data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran dikatakan kurang berhasil karena dalam ulangan awal Bahasa Indonesia, dari 20 siswa di kelas I SD Negeri Karangwaru 1 Kecamatan Plupuh ternyata tingkat penguasaan konsep pelajaran sangat jauh dari harapan guru. Hal ini dapat dilihat pada tabel daftar nilai kondisi awal pada lampiran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripi Kondisi Awal

Pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada seti Peningkatan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman melalui pendekatan CTL bagi siswa kelas I SDN Karangwaru 1 pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.

Deskripsi Hasil Belajar

Suasana pembelajaran yang kurang baik di atas ternyata berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa, ketika diadakan tes unjuk kerja membaca pemahaman diperoleh hasil belajar yang kurang menggembirakan. Dari 20 anak hanya 6 siswa yang tuntas belajar atau 30%. Dan tidak tuntas belajar masih 14 siswa atau 70% dengan rata-rata hasil tes hanya 56,5. masih jauh dari KKM yang telah ditetapkan oleh SDN Karangwaru 1 Plupuh Kabupaten Sragen yaitu 70.

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang penulis laksanakan pada kondisi awal belum menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, hanya memberi contoh. Yang kemudian diakhir pembelajaran siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan bacaan. Pada kondisi awal ini anak masih terlihat sekali tidak tertarik pada pembelajaran, banyak anak yang masih bermain sendiri tidak memperhatikan penjelasan guru. Anak kelihatan sekali tidak memiliki motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan guru.

Bertolak dari kondisi pembelajaran yang dilaksanakan siswa, maka penulis tergerak untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran yang penulis anggap belum barhasil tersebut. Dengan mengoreksi pada pembelajaran yang telah penulis laksanakan, mungkin kebelumberhasilan tersebut karena penulis tidak tepat dalam memilih model pembelajaran atau karena belum memanfaatkan alat peraga. Sebab pada pembelajaran tersebut penulis hanya menggunakan metode pemberian contoh saja, kemudian pemberian tugas untuk dikerjakan oleh siswa. Sehingga hasil yang diperoleh sangat jauh dari harapan penulis sebagai guru.

 

 

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu tanggal 20 Februari dan 6 Maret 2018. Terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan observasi, (4) refleksi.

Proses Pembelajaran

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan observer terhadap motivasi belajar selama pembelajaran pada siklus I berjalan sesuai dengan rencana yang tercantum dalam RPP.

Angket motivasi belajar siswa tentang pembelajaran Membaca sebelum penelitian berdasarkan lampiran, diperoleh data bahwa prosentase motivasi belajar Membaca siswa sebesar 69 atau dalam kategori rendah, yang artinya motivasi siswa dalam pelajaran Membaca tergolong lemah atau tidak termotivasi.

Hasil Belajar Membaca pemahaman

Dari hasil tes unjuk kerja siklus I, pada umumnya siswa tuntas mengikuti pembelajaran, yang artinya siswa menguasai salah satu indikator pada materi membaca pemahaman. Pada tes siklus I terdapat 55% siswa atau 11 siswa telah tuntas belajar.

Siswa yang tuntas belajar sebesar 11 siswa atau 55%. Sehingga yang belum tuntas belajar sebesar 9 orang atau 45% dengan rata-rata mencapai 69.

Analisis Dan Refleksi Siklus I

Analisis Motivasi Proses Belajar Melalui Pendekatan CTL

Motivasi belajar siswa pada siklus I menunjukan peningkatan siswa yang aktif dalam pembelajaran. Motivasi belajar siswa pada siklus I menunjukkan rata-rata sebesar 55%. Berdasarkan respon klasikal motivasi siswa maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan hasil nontes siswa mencapai kriteria kurang.

Analisis Hasil Belajar Membaca pemahaman

Hasil tes siklus I menunjukan peningkatan hasil belajar siswa apabila dibandingkan dengan tes awal. Pada tes awal, dari 20 siswa yang telah tuntas belajar hanya 6 anak atau 25% sedangkan pada tes siklus I siswa yang telah tuntas belajar 11 atau 55%. Namun peningkatan tersebut belum sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan sehingga peneliti merasa hasil belajar yang diperoleh siswa harus lebih ditingkatkan lagi. Maka peneliti merasa perlu untuk adanya perbaikan di siklus II.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II ini adalah mengulang kembali tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I di samping itu, dilakukan juga sejumlah rencana baru untuk memperbaiki atau merancang tindakan baru sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.

Hasil Belajar

Dari hasil tes siklus II, pada umumnya siswa tuntas mengikuti pembelajaran, Terlihat ada peningkatan hasil belajar. Pada tes siklus II terdapat 90% atau 18 siswa dinyatakan telah tuntas belajar Sehingga yang belum tuntas belajar sebesar 2 orang atau 10%.

Refleksi Siklus II

Pada siklus II telah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa yaitu prestasi siswa berlatih dalam kelompok, kerjasama siswa dalam berlatih, prestasi siswa berkonsultasi dengan teman atau guru ketika mengalami kesulitan. Peningkatan tersebut sudah sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan, sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dari keseluruhan indikator telah mencapai target yang ditetapkan sebelum perbaikan. Rata-rata siklus I telah mencapai idikator yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas, sedangkan hasil yang dicapai sebesar 90%.

Hasil belajar siswa juga sudah melampai KKM yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari siklus I mencapai 69 meningkat menjadi 82 di siklus II. Ketuntasan belajar sudah mencapai di atas 90%, untuk 2 siswa yang masih belum tuntas akan diadakan remedial oleh guru dengan latihan intensif.

Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum pelaksanaan tindakan kelas ini, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk berlatih. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.

Proses Pembelajaran

Pada pembelajaran siklus I terdapat kelemahan pada guru yaitu sebagai berikut: guru kurang memberikan semangat kepada siswa sehingga siswa mudah kehilangan rasa percaya diri dalam kegiatan belajar, guru belum optimal dalam menyampaikan materi, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan keinginannya, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba mempraktekan membaca pemahaman.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

  1. Rata-rata motivasi belajar siswa membaca pemahaman mengalami peningkatan pada kondisi awal sebesar 65,5 kemudian di siklus I sebesar 69 dan pada siklus II menjadi 79.
  2. Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal 56,5 menjadi 69 di siklus I dan meningkat di siklus II menjadi 82,5.
  3. Ketuntasan belajar juga meningkat dari kondisi awal hanya 6 siswa atau 30%, menjadi 11 atau 55% di siklus I dan meningkat di siklus II menjadi 18 atau 90%.

Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

Untuk guru

  1. Guru terus memberikan semangat kepada siswa sehingga siswa lebih percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.
  2. Guru harus memberikan bimbingan yang lebih terarah dan bertahap terhadap materi yang disampaikan
  3. Guru lebih memperhatikan lagi bagaimana keinginan siswa untuk belajar, agar materi tersampaikan siswa pun merasa nyaman dan mau untuk belajar.
  4. Guru lebih sering memberikan siswa kesempatan untuk mempraktekan membaca pemahaman sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Untuk siswa

  1. Siswa selama kegiatan belajar harus lebih perhatian terhadap penjelasan guru.
  2. Dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa harus berani berlatih.
  3. Dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa mampu mencoba mempraktekan membaca pemahaman.

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Jozn, 1991. Problem Bahasa Indonesia dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarata: Ganeco NV

Daryanto. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dimyati dan Mujiyono, 2002, Penelitian Kualitatif, Malang

Gagne & Briggs. 1992. Principles of Intructional Design. United State Of America: Holt. Rinehart

Hamzah B. U No. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, 2001:7, Dasar-dasar Belajar Mandiri, Jakarta, Pustaka Ilmu

IGAK Wardhani, dkk 2007:1-3, Penelitian tindakan kelas, Jakarta, Puspita

Martinis Yamin, 2007. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press

Martono, 2005:6, Proses dan Prinsip Belajar, Utama Karya

  1. Sobri Sutikno. 2009: 88, Metode belajar, Jakarta, Utama Karya

Nana Sudjana. 2005: 76, Metode pembelajaran Belajar CTL, Bandung, Cipta Informa

Oemar Hamalik. 2007. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman, 2002:23, Proses dan Perilaku Dalam Belajar, Surabaya, Bintang Lima