PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn MATERI MENJAGA KEUTUHAN NEGARA INDONESIA MELALUI MODEL STAD KELAS V SEMESTER I SDN PAKIS 01 TAYU PATI

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Muhammad Subodo

SDN Pakis 01 Tayu Pati

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas V Materi Menjaga Keutuhan Negara Indonesia melalui Model STAD. Jenis penelitian adalan Penelitian tindakan Kelas (Classroom Action Research) Subyek penelitian adalah Guru PKn kelas V Semester 1dan siswa kelas V SDN Pakis 01 yang berjumlah 28 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik uji validitas data menggunakan bentuk trianggulasi sumber dan trianggulasi waktu. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari 3 komponen, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian meliputi tahap: identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, implementasi tindakan, pengamatan, dan penyusunan rencana. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing–masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar PKn siswa. Adapun peningkatan hasil pembelajaran dapat dilihat dari perolehan nilai motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dari pra siklus motivsi rendah 43%, sedang 46%, dan tinggi 11% sedang hasil belajar siswa rata-rata kelas 65 sebesar 65%, meningkat pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn yaitu motivasi rendah sebesar 0% , motivasi sedang 86% , dan motivasi tinggi sebesar 14%. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn rata-rata kelas 75 sebesar 68%,. Pada siklus II persentase motivasi belajar siswa untuk motivasi rendah sebesar 4% , motivasi sedang sebesar 61% dan motivasi tinggi sebesar 36%. Pada siklus II hasil belajar siswa rata-rata 86, naik menjadi 91%. Hal ini membuktikan bahwa melalui Model STAD mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas V Materi Menjaga Keutuhan Negara Indoneia.

Kata kunci: Motivasi dan Hasil belajar PKN, Materi Menjaga Keutuhan Negara Indonesia. metode STAD.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar banyak sekali kendala yang ditemui antara lain siswa kurang memahami materi yang disampaikan, Siswa cenderung menghafal materi pelajaran tidak mengerti maksud dan tujuan, materi yang diajarkan terlalu abstrak bagi siswa, minat belajar rendah dan nilai belajar rendah.

Hasil pembelajaran PKn kelas V semester 1 SD Negeri Pakis 01 pokok ba-hasan Mempertahankan Keutuhan NKRI, siswa belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa diperoleh hasil kurang aktif 69,4% aktif 19,4% dan sangat aktif 11,1%.Sedangkan nilai hasil belajar menunjukkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75, dari 28 siswa hanya 8 siswa yang tuntas (diatas KKM) 20 siswa belum tuntas (dibawah KKM). Jadi presentase ketuntasan hanya 29%. Hal itu menunjukkan minat siswa belajar PKn masih rendah. Pendidikan Kewarganegara-an merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Dasar sampai SLTA.

Adapun tujuan pembelajaran PKn menurut Lampiran Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 pp. 272, 280, 287 sebagaimana uraian berikut ini: berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpar-tisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Adanya kesenjangan antara harap-an dengan kenyataan menyebabkan penu-lis tertarik untuk mengubah pembelajaran menjadi pembelajaran yang bermakna, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Oleh karena itu pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat menjadi alternatif pemecahan masalah.

Pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan dapat diciptakan dengan menggunakan beberapa metode dan model pembelajaran. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dalam Nurasma, 2008: 1) “ Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and are responsible for their teammates learning as their own” yang berarti bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap penca-paian hasil belajar secara individu maupun kelompok”.

Banyak model pembelajaran ko-operatif yang dapat di gunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif pada penelitian ini di batasi pada model STAD (Student Teams-Achievement Divisions). Model STAD diadakan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk pengembangan sosial. Menurut slavin (dalam Nurasma, 2008: 50), Model STAD adalah: Siswa di tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya.

Berdasarkan uraian di atas supaya pembelajaran PKn di kelas V SDN Pakis 01 Tayu dapat berhasil sesuai dengan tujuan maka peneliti tertarik membuat Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Pening-katan Motivasi dan Hasil Belajar PKn Materi Menjaga Keutuhan Negara Indonesia Melalui Model STAD Kelas V Semester I SD Negeri Pakis 1 Tayu Pati Tahun Pelajaran 2013/2014

Tujuan Penelitian Perbaikan

Untuk meningkatkan motivasi siswa dengan Penerapan Model Pembela-jaran STAD pada pelajaran PKn materi menjaga Keutuhan Negara Indonesia kelas V SD Negeri Pakis 01 tahun pelajaran 2013/2014.

Untuk meningkatkan hasil belajar siwa dengan Penerapan Model Pembe-lajaran STAD pada pelajaran PKn materi Menjaga Keutuhan Negara Indonesia kelas V SD Negeri Pakis 01 tahun pelajaran 2013/2014.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan seba-gai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga se-seorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan motivasi belajar sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku.

Jadi, motivasi belajar dapat diarti-kan sebagai kondisi kejiwaan seseorang yang tergerak oleh suatu energi tertentu untuk mengkondisikan dirinya, sehingga terdapat tantangan yang positif untuk melakukan sesuatu dan bila ada hal yang membuatnya tidak suka maka dirinya akan meniadakannya.

Dari uraian di atas berarti perbu-atan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.

Prayitno (2005:14) menjelaskan, motivasi belajar sebagai kecenderungan untuk membangkitkan dan memperta-hankan kecakapan dalam semua bidang dengan standar kualitas sebagai pedoman-nya.

Dimyati dan Mudjiono (1994:75) motivasi belajar merupakan kekuatan men-tal yang mendorong terjadinya proses belajar.

Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 2005: 92).

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004.

Menurut Egsenck (Slameto, 2003:170) motivasi merupakan suatu pro-ses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,konsisten, serta arah umum dari tingkah laku manusia.Seseorang termoti-vasi atau terdorong untuk melakukan se-suatu karena adanya tujuan atau kebu-tuhan yang hendak dicapai.

Menurut Sardiman (1987), motivasi belajar ada 2 yaitu: (1) Motivasi Intrinsik

Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada do-rongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengarti-kan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

(2)Motivasi Ekstrinsik, Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrin-sik adalah motif-motif yang aktif dan ber-fungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidanetal (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu.

Semenjak diberlakukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendik-nas) Republik Indonesia (RI) No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, terdapat perubahan standaris-asi materi kurikulum setiap mata pelajaran. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganega-raan (PKn) dalam Permendiknas tersebut memuat ruang lingkup materi, tujuan, dan struktur materi yang harus diajarkan di masing-masing jenjang pendidikan.

Menurut Udin Saripuddin Winata-putra, dkk (2007), tiga komponen tersebut adalah sebagaimana uraian berikut ini: (1) Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi pelajaran PKn yang harus dicapai peserta didik. (2) Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan bersifat partisipatoris dan kemampuan intelektual. (3) Komponen watak/karakter kewargane-garaan (civic dispositions)

Tujuan pembelajaran PKn menurut Lampiran Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 pp. 272, 280, 287 sebagaimana uraian berikut ini (1)Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.(2)Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

(3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berda-sarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.(4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Rumusan tujuan tersebut memiliki kemiripan dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan dalam dokumen National Standards for Civics and Government yang dikembangkan oleh Center for Civic Education (1994) Calabasas, Amerika Serikat. National Standards for Civics and Government merumuskan tujuan pembela-jaran civics dalam tiga bentuk komponen kompetensi kewarganegaraan, yaitu pe-ngetahuan kewarganegaraan (civic knowle-dge), karakter kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan kewargane-garaan (civic skills) yang memuat kecakapan intelektual dan partisipatori.

Untuk mencapai tujuan pembela-jaran PKn tersebut, delapan materi pokok standar isi mata pelajaran PKn di Indonesia untuk satuan pendidikan dasar dan me-nengah memuat komponen sebagai berikut (1) Persatuan dan Kesatuan Bang-sa; (2)Norma, Hukum dan Peraturan;(3)Hak Asasi Manusia;(4) Kebutuhan Warga Nega-ra; (5) Konstitusi Negara; (6) Kekuasan dan Politik;Pancasila; dan (7) Globalisasi.

Hal-hal yang kita lakukan untuk memelihara keutuhan negara dan bangsa Indonesia adalah turut menjaga wilayah dan kedaulatan negara Indonesia, saling menghormati perbedaan, mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, menaati dan menjalankan peraturan dan Undang Undang.(Setiati Widiastuti, dkk, 2008)

Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembe-lajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut; Presentasi kelas. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya. Kerja kelompok. Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memper-baiki miskonsepsi.

Lima komponen utama pembela-jaran kooperatif tipe STAD yaitu: Penyajian kelas, belajarkelompok,Kuis,Skor Perkem-bangan, Penghargaan kelompok. (Slavin, 2010)

Menurut Slavin keunggulan dari model ini adalah (1)Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjun-jung tinggi norma-norma kelompok, (2)Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama(3)Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, (4)Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan uraian dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: ”Melalui Penerapan Model Pembelajaran STAD dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Materi Menjaga Keutuhan Negara Indonesia kelas V Semester 1 SDN Pakis 01 Tahun 2013/2014.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dirancang melalui dua siklus melalui prosedur: (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan, (4) refleksi dalam tiap-tiap siklus.

Tempat Penelitian di SD Negeri Pakis 01 Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. SD Negeri Pakis 01 mempunyai 9 guru, 1 tenaga perpustakaan, 1 tenaga kependi-dikan dan dipimpin oleh kepala sekolah yaitu Bapak Muhammad Subodo,S.Pd.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester pertama tahun pelajaran 2013/ 2014 yang pelaksanaannya antara bulan Juni sampai bulan November tahun 2013.

Penelitian dilaksanakan pada kelas V (lima) semester I tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian dilaksanakan terhadap kelas V semester 1 dengan jumlah 28 peserta didik, dengan jumlah anak laki-laki 16 dan perempuan 12 anak.

Indikator pencapaian dalam peneli-tian kelas ini adalah pengamatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Pkn materi menjaaga Keutuhan Negara Indonesian dengan penerapan metode STAD pada siswa kelas V SDN Pakis 01 tahun pelajaran 2013/2014 diharapkan mengalami peningkatan rata –rata nilai sebesar minimal 25%.

Indikator motivasi belajar siswa digunakan untuk menilai kuatnya kemauan untuk belajar, ketekunan dalam mengerja-kan tugas. dapat mempertahankan penda-patnya, lebih senang bekerja mandiri, tidak cepat putus asa.

Prosedur Penelitian

Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini diurai-kan sebagai berikut ini.

Siklus I

Perencanaan

Bersama dengan teman sejawat peneliti berdiskusi tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi metode, model dan sumber belajar.

Dari hasil diskusi tersebut penulis mempersiapkan hal-hal sebagai berikut (1)Membuat RPP siklus 1, (2)Membuat Lembar Kerja Siswa, (3) Membuat Lembar pengamatan motivasi Siswa, (4) Membuat alat penilaian berupa soal tes formatif pengamatan, (5) Menyiapkan bahan dan alat peraga berupa peta, atlas dan gambar relevan, (6) Mengembangkan skenario pembelajaran dengan model STAD.

Selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran, teman sejawat melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru yang mengajar. Sedangkan Guru melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah model STAD pelaksanaanya sebagai berikut:

Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi kelompok belajar yang beranggotakan 7 siswa, yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi.

Siklus II

Pelaksanaannya sama dengen siklus I hanya saja setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal hasil pra siklus ditemukan masalah bahwa motivasi dan hasil belajar siswa rendah hal ini disebab-kan karena guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Siswa lebih suka mendengarkan daripada berpendapat, bermain sendiri dan kurang merespon apa yang diterangkan oleh guru. Kebanyakan dari mereka kelihatan jenuh terhadap pelajaran karena tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran PKn materi Menjaga Keutuhan Negara Idonesia yang diajarkan terlalu luas dan terlalu abstrak, jauh dari kehidupan anak-anak. Sehingga anak menjadi jenuh sulit membayangkan dan membosankan. Penekan Guru pada kemampuan untuk menghafalkan materi saja juga merupakan salah satu faktor kegagalan dalam pembelajaran PKn.

Hasil belajar pada kondisi awal rata-rata 65, Motivasi belajar terdiri dari motivasi rendah 43%,motivasi sedang 46%, motivasi tinggi 11%.

HASIL TINDAKAN

Hasil tindakan pada yang diperoleh dari hasil penelitian melalui analisis data dan kajian pustaka mendapatkan hasil sebagai berikut:

1. Motivasi Belajar

Melalui model pembelajaran STAD dapat meningkatkan Motivasi belajar.Pada siklus pertama motivasi rendah 0% (0 siswa), motivasi sedang 86% (24 siswa) motivasi tinggi 14% (4%). Pada siklus kedua motivasi rendah 4% (4 siswa), motivasi sedang 61% (17 siswa) , motivasi tinggi 36% (10 siswa).

2. Hasil Belajar

Melalui model Pembelajaran STAD dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa 75, persen ketuntasan 68% dan pada siklus ke dua nilai rata-rata siswa 89 persen ketuntasan 91%.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Melalui model pembelajaran STAD dapat meningkatkan Motivasi belajar. Pada siklus pertama motivasi rendah 0% (0 siswa), motivasi sedang 86% (24 siswa) motivasi tinggi 14% (4%). Pada siklus kedua motivasi rendah 4% (4 siswa), motivasi sedang 61% (17 siswa) , motivasi tinggi 36% (10 siswa).

2. Melalui model Pembelajaran STAD dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa 75, persen ketuntasan 68% dan pada siklus ke dua nilai rata-rata siswa 89 persen ketuntasan 91%.

Implikasi

Kesimpulan di atas memberikan implikasi bahwa dengan pembenahan cara mengajar dan penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dari seorang guru akan memberi pengaruh pada kegiatan belajar siswa yang berdampak pada kemampuan siswa menguasai materi yang diajarkan.

Penerapan model STAD merupakan salah satu strategi yang memiliki manfaat dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan membantu siswa dalam mempelajari isi materi pelajaran yang akan dibahas.

Dengan model STAD yang diterapkan dalam dua siklus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan criteria penilaian yaitu kemauan belajar, ketekunan, mempertahankan pendapat, mandiri, dan tidak cepat putus asa

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas melalui model STAD, maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:

1. Untuk Guru

Hendaknya guru selalu inovatif terhadap pembelajaran agar paradigma lama bahwa guru mengajar hanya duduk, diam, dengar, catat, hafal dapat terkikis. Untuk itu penggunaan pembelajaran model STAD menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran.

Hendaknya guru menjadi fasilitator dan sumber belajar bagi siswa.

Hendaknya mampu memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi terhadap peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal.

Melakukan bimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat dalam memahami materi pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan siswa lain yang lebih pandai.

Melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi, sehingga dapat segera dicarikan solusinya.

Biasakan melakukan perbaikan pembelajaran apabila siswa belum tuntas dalam pembelajaran. Apabila kesulitan belajar siswa dapat diketahui segeralah guru mangatasi permasalahan dengan mengubah strategi dan teknik pembelajaran.

Selalu memberikan perhatian dan motivasi belajar, sesuai dengan kebutuhan siswa secara individu.

2. Untuk Siswa

Siswa hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran model STAD sehingga motivasi dan hasil belajar yang diharapkan menjadi lebih baik.

3. Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya yang tertarik pada masalah yang serupa, hendaknya mengembangkan penelitian ini dan melakukan perbandingan dengan me-tode yang lebih variatif, sehingga motivasi dan hasil belajar dapat ditingkatkan melalui berbagai metode inovatif. Hal ini dilakukan agar pembelajaran PKn disekolah menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenang-kan bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin Makmun. 2009.Metode Pembelajaran.Bandung: CV. Wacana Prima

Admin.http://.com/17/06/2013/Pembelajaran PKn di SD-psikologi.com ,diakses tanggal 2 Maret 2013 pukul 13.00 WIB

Admin.http://.com/17/06/2010Macam-Macam-Motivasi-Belajar belajarpsikologi.com ,diakses tanggal 30 Januari 2013 pukul 15,32 WIB

A.M, Sardiman. (2005). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Press

BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dirjen Pendidikan TinggiDepartemen Pendidikan Nasional. (2004).

Undang-Undang No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT.Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dkk. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ekookdamezs.http://.blogspot.com/2011/05/pengertian-pengaruh-motivasi-belajar. html diakses tanggal 1 Februari 2013 pukul 17,01 WIB

Makmun, Abin Syamsuddin.(1996). Psikologi Kependidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Permendiknas Republik Indonesia (RI) No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

Prayitno, Elida. (1989). Panduan Pengajar Buku MotivasiDalam Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar dan mengajar. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada

Setiadi, Widhiastuti; Rahayuningsih, Fajar. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Slavin, Robert E (1995). Cooperative Learning Theory, Research and Practice Massachusett, USA: Allymand & Bacon.