PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP

DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU SD NEGERI SINGOPADU 2 KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Anik Widiati Sri Setyani

SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah: Untuk meningkatkan kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dan sistematis melalui supervisi klinis bagi guru di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada semester I Tahun Pelajaran 2018/2019; Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Juli 2018 sampai dengan bulan November 2018, melalui 2 (dua) siklus dengan prosedur umum meliputi tahapan a) planning, b) acting, c) observasi, d) reflecting. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil peningkatan yang signifikan yaitu dari pra siklus dari 5 (lima) tidak menyusun RPP sendiri, terjadi penambahan jumlah guru yang mampu membuat RPP sendiri, yaitu pada siklus I bertambah 1 guru, pada siklus II bertambah 2 guru. Jadi setelah supervisi dilaksanakan ada peningkatan kemampuan menyusun RPP sebanyak 3 orang (75%). Demikian juga pada kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kontekstual terjadi peningkatan dari pra siklus memperoleh rata-rata nilai sebesar 81,8 meningkat sebesar (1,1) menjadi 82,9 pada siklus I, dan terjadi juga peningkatan sebesar (1,3) pada siklus ke II yaitu memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,2.

Kata Kunci: Kemampuan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

 

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil supervisi Kepala Sekolah di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen hampir semua guru sudah membuat Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana Program Pembelajaran (RPP). Namun kemampuan guru dalam menyusun RPP dan pengelolaan pembelajaran belum sesuai dengan harapan. Sebab kalau diteliti lebih dalam, muatan Rencana Program Pembelajaran yang dimiliki para guru belum memenuhi syarat karena belum sesuai dengan RPP yang mengacu pada Standar Proses. Artinya isi dari pada RPP belum menggunakan strategi pembelajaran atau model-model pembelajaran yang inovatif. Dalam langkah-langkah pembelajaran hanya menekankan pada ranah kognitif saja. Dari 8 orang guru di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen ternyata baru 4 orang guru atau 50% yang guru yang mampu dan mau menyusun sendiri RPP nya. Sedangkan guru yang lain menggunakan RPP hasil dari mengadopsi sekolah lain atau hanya sekedar mengkopi RPP yang ada di pasaran, yang tentu saja RPP hasil adopsi tersebut tidak sesuai dengan kondisi di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional.

Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun RPP ternyata berpengaruh juga pada rendahnya kinerja guru. Sebab dalam RPP sebagian besar belum tercantum langkah-langkah pembelajaran yang inovatif. Dari hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran oleh guru masih rendah yaitu baru 4 orang guru dari 8 guru yang sudah menerapkan strategi pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovatif atau 50% guru yang secara efektif mulai menerapkan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan pembelalajaran kontekstual meningkatkan daya rentasi siswa terhadap penanaman konsep materi pembelajaran.

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi, yaitu: rendahnya komitmen guru, kurangnya bimbingan Kepala sekolah, KKG yang kurang bermakna. Karena peneliti selaku Kepala Sekolah belum melaksanakan pembinaan langsung secara optimal karena belum adanya program supervisi yang jelas mengukur keberhasilan guru dengan rutin dan terprogram. Kepala sekolah dalam melakukan supervisi belum sesuai dengan kebutuhan guru itu sendiri.

 Pelaksanaan tindakan sekolah (PTS) ini peneliti laksanakan minimal dalam dua siklus. Siklus pertama supervisi klinis dengan cara kelompok. Dan pada siklus ke dua adalah penerapan supervisi klinis dilanjutkan pembinaan individual. Dengan dua siklus ini diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal mengingat waktu penelitian yang terbatas. Dan Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Sekolah ini diberi judul ”Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Supervisi Klinis Bagi Guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.”

Dalam penelitian ini peneliti tidak akan meneliti semua masalah yang terdapat pada identifikasi masalah, tetapi membatasi pada masalah pokok saja antara lain sebagai berikut: (1) Rendahnya kemampuan guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (2) Rendahnya kemampuan dan kemauan guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam pengelolaan pembelajaran. (3) Pelaksanaan pembinaan akademik melalui supervisi oleh Kepala Sekolah SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen terhadap para guru dalam menyusun RPP dan pengelolaan pembelajaran masih lemah.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam meyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen? (2) Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bagi Guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen? (3) Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan professional guru dalam mennyusun RPP sekaligus meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dan sistematis melalui supervisi klinis bagi guru di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada semester I Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Untuk meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melalui supervisi klinis bagi guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada semester I Tahun Pelajaran 2018/2019? (3) Untuk meningkatkan kemampuan professional guru agar mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran kontekstual bagi guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada semester I Tahun Pelajaran 2018/2019?

KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran cara apa yang digunakan untuk menilai tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta media apa yang diperlukan, (Asep Herry Hernawan, 2008:9.7). Sedangkan menurut Jam’an Satori (2008) Rencana Pembelajaran dianalogikan dengan rancangan strategi permainan dalam suatu tim.

Permendiknas No. 41: 2007 menyebutakan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru dapat merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat kami simpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau Rancangan Pembelajaran adalah rancangan strategi pembelajaran memuat beberapai komponen untuk mencapai tujuan pembelajaran. RPP wajib disusun oleh guru itu sendiri.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menjelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaran disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik, b) Mendorong partisipasi aktif peserta didik, c) Mengembangkan budaya membaca dan menulis, d) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, e) Keterkaitan dan keterpaduan, dan f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Hakekat Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa akan belajar jika mereka mengetahui makna dan kegunaan dari materi akademisnya dan mengetahui makna kegiatan mereka di sekolah. Selain itu siswa akan belajar jika mereka mengaitkan informasiyang baru dengan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman mereka sendiri. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen yakni: konstruktivisme (contructivism), bertanya (question), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). (Karmidi, 2008: 67).

Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar (Mahmudi, 2007: 67).

Hakekat Supervisi Klinis

Menurut Ibrahim Bafadal (2003: 46), “Supervisi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisiein”. Sedangkan menurut Depdiknas (2000: 131), “Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus perencanana yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang obyektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan balikan tersebut untuk memperbaiki kinerjanya”.

Supervisi klinis merupakan salah satu jenis supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru. Jenis supervisi ini merupakan bantuan profesionalisme yang diberikan secara sistematik kepada guru berdasarkan kebutuhan guru tersebut dengan tujuan membina guru serta meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan proses belajar mengaijar.

Supervisi klnis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran (Sulivan 7 Glanz,2005) adapun Menurut Cogan (1973) ,kegiatan pembinaan performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan pemahaman, tampak jelas bahwa penelitian dilakukan dengan melihat kondidi awal, tindakan dan kondisi akhir. Pada kondisi awal peneliti belum melakukan supervisi klinis, kemampuan guru dalam menyusun RPP masih rendah, guru belum menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Kemudian peneliti melakukan penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan supervisi klinis, pada siklus I maupun pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan pada kondisi akhir berdasarkan hasil analisis pengamatan pada kondisi awal, siklus satu dan siklus II, kajian teori dan kerangka berfikir di atas, diduga bahwa melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

 

 

Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang kebenarannya perlu dibuktikan melalui proses penelitian. Berdasarkan landasan teori, bukti-bukti empirik yang diperoleh peneliti sebelumnya dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Melalui Supervisi Klinis Dapat Meningkatkan Kemampuan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Penerapan Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Bagi Guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.”

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

 Waktu penelitian berlangsung selama lima bulan, yaitu bulan Juli sampai dengan November 2018. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

Desain Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat kegiatan yaitu Planing, Acting, Observing dan Reflecting. Siklus I adalah penerapan supervisi klinis dilanjutkan pembinaan secara kelompok, sedangkan siklus II adalah penerapan supervisi klinis dilanjutkan pembinaan secara individual. Subjek penelitian atau populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang bertugas di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yang terdiri dari 6 orang guru kelas dan 2 orang guru mata pelajaran.

Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah sumber data dari subjek. Sumber data primer ada dua yaitu sumber data yang diperoleh melalui supervisi terhadap semua guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yang berjumlah 8 orang yang terdiri dari 6 orang guru kelas dan 2 orang guru mata pelajaran yang bentuknya berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dimiliki oleh guru pada kondisi awal, hasil pelaksanaan siklus I, dan hasil pelaksanaan siklus II. Dan sumber data primer kedua adalah guru dan siswa yang merupakan subjek penelitian yang sekaligus sebagai sumber data penelitian ketika sedang melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari selain Subjek.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu teknik pengumpulan data yaitu teknik non tes yang pengumpulan datanya dilakukan oleh Kepala Sekolah sebagai peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada kemampuan menyusun RPP yaitu, observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Sedangkan pada pembelajaran kontekstual yaitu Indikator Pengamatan Pembelajaran Kontekstual dan Instrumen Pengamatan Pembelajaran Kontekstual.

 

Alat Pengumpulan Data

Adapun alat yang dijadikan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini adalah alat non tes yang terdiri dari: instrumen observasi (lembar pengamatan atau lembar observasi, pedoman wawancara). Alat observasi tersebut memuat tentang aspek-aspek serta prinsip-prinsip penyusunan RPP serta proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan pendekatan kontekstual, mulai dari perencanaan, pendahuluan, pelaksanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut.

Validasi Data

Berkaitan dengan pengujian validasi instrumen Suharsimi Arikunto (2005) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Adapun validasi data dalam penelitian ini dilakukan pada data yang berupa:

1. Hasil menyusun RPP yang divalidasi instrumen penilain RPP. Dengan menentukan validitas teoritik maupun validitas empirik (analisis kualitatif dan kuantitatif).

2. Proses menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran baik itu data dari observasi, wawancara, anket dan dokumentasi yang divalidasi melalui triangulasi sumber dan metode.

Indikator Kinerja

Indikator merupakan kondisi akhir yang diharapkan atau ingin dicapai dalam proses penelitian dengan didasarkan pada pengalaman yang lalu. Indikator keberhasilan adalah pada saat subjek penelitian mencapai tingkat keberhasilan dengan rata-rata nilai minimal BAIK. Indikator BAIK pada kondisi akhir yang diharapkan adalah kemampuan guru dalam menyusun RPP minimal mencapai rata-rata nilai 61%-80%. Dan Baik pada kondisi akhir yang diharapkan adalah kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kontekstual mencapai rata-rata nilai 84,00.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Prosedur umum penelitian ini melalui tahapan planning, acting, observing dan reflecting. Pada prasiklus peneliti telah mengadakan supervisi mengadakan studi pendahuluan terhadap RPP yang dimiliki para guru, kemudian mengadakan kunjungan kelas melihat proses pembelajaran berdasarkan RPP tersebut, dengan melakukan observasi terhadap semua guru untuk memperoleh data dan dokumen sebagai dasar melaksanakan tindakan sekolah yaitu pembinaan akademis meningkatkan kemampuan professional guru di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Kemudian peneliti mengadakan pertemuan dengan semua dewan guru menyampaikan hasil temuanya setelah melakukan supervisi di kelas. Selanjutnya peneliti mengajak para guru mencari solusi atas temuan yang berupa kesulitan yang dihadapi para guru.

 

 

 

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Dari hasil supervisi kelas untuk hasil belajar siswa kelas I – VI pada Ulangan Tengah Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 rata-rata baru 70% mencapai Standar Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga ada beberapa anak, sekitar 30% dari 122 siswa yang tuntas tetapi harus melalui perbaikan (Remidi).

Hasil supervisi kelas menunjukkan 50% dari 8 guru tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baru tetapi hanya mengkopi paste atau mengulang rencana pelaksanaan pembelajaran tahun sebelumnya. RPP tersebut merupakan hasil mengadopsi sekolah lain sehingga isi dan muatanya tidak sesuai dengan kondisi di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

Data di atas terjadi pada guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019, bulan Juni 2018.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua guru yang berjumlah 8 orang mempunyai RPP untuk semua mata pelajaran, 4 orang diantaranya (50%) membuat sendiri dan 5 orang guru (62,5%) tidak membuat sendiri.

Deskripsi Hasil Siklus I

Observasi dilakukan oleh supervisor yaitu pengawas sekolah dan teman sejawat/guru yang memiliki kemampuan lebih baik dari guru lain. Dari laporan hasil pengamatan, tingkat keberhasilan adalah 1 guru (12,5%) dengan predikat sangat baik, 4 guru (50%) dengan peringkat baik, dan 4 guru (50%) dengan predikat cukup.

Dari hasil supervisi klinis, tingkat keberhasilan adalah 1 guru (12,5%) dengan predikat baik sekali, 4 guru (50%) dengan peringkat baik, dan 4 guru (50%) dengan predikat cukup. Berdasarkan hasil pengamatan, tampak bahwa dari kondisi awal ke siklus I terjadi peningkatan walau masih dalam prosentase kecil yaitu sebesar 1,1%.

Deskripsi Hasil Siklus II

Dari hasil pengamatan supervisi klinis, tingkat keberhasilan adalah 2 guru (22.22%) dengan predikat sangat baik, 5 guru (55,55%) dengan predikat baik, dan 2 guru (22,22%) dengan predikat cukup. Hasil wawancara menunjukkan tingkat keberhasilan 77,77%. Tingkat keberhasilan adalah 2 guru (22,22%) dengan predikat sangat baik, 5 guru (55,55%) dengan predikat baik, dan 2 guru (22,22%) dengan predikat cukup. Hasil observasi menunujukan tingkat keberhasilan 77,77%.

Dari laporan pengamatan, tingkat keberhasilan adalah 2 guru (22,22%) dengan predikat baik sekali, 5 guru (55,55%) dengan predikat baik, dan 2 guru (22,22%) dengan predikat cukup. Hasil angket menunjukkan keberhasilan sebesar 77,77%.

 Berdasarkan laporan pengamatan siklus I dan siklus II tampak bahwa ada peningkatan dari 82,9 menjadi 84,2 yaitu sebesar 1,3%. Peningkatan masih sangat kecil, namun kalau dibandingkan dengan peningkatan dari kondisi awal ke siklus I yang hanya 1,1%, maka peningkatan dari siklus I ke siklus II ini cukup menggembirakan. Dan kalau dilihat dari kondisi awal ke siklus II, maka peningkatan cukup bagus yaitu dari 81,8 menjadi 84,2 atau terjadi peningkatan sebesar 2,4%. Pada akhir siklus II ini peneliti merasakan banyak kemajuan baik dari kemampuan dan kemauan guru dalam menyusun RPP serta penerapannya dalam mengelola pembelajaran. Guru maupun siswa menunjukkan peningkatan aktifitas dalam pembelajaran menerapkan pembelajaran inovatif yaitu penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekastual, pembelajaran tidak terjadi di dalam kelas saja, tetapi sudah mulai mengaitkan pembelajaran dengan lingkungan sebagai alat pembelajaran dan sumber belajar, bahkan ada guru yang menyajikan pembelajaran dengan lap top dan LCD menggunakan program power point yang ternyata sangat menarik perhatian siswa. Siswa mulai tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran, berani bertanya dan mengemukakan pendapat.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.    Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis sesuai dengan Standar proses yang telah ditetapkan oleh Permendiknas No 41 tahun 2007 bagi guru di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

2.    Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bagi Guru SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

3.    Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan professional guru dalam mennyusun RPP yaitu pada kondisi awal sebesar 44,44%, meningkat menjadi 55,55% pada siklus I, maningkat secara signifikan menjadi 77,77% pada siklus II. Dan sekaligus meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual di SD Negeri Singopadu 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen, dari kondisi awal ke siklus I terjadi peningkatan dari 81,8 menjadi 82,9 yaitu sebesar 1,1%, sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari 82,9 menjadi 84,2 yaitu sebesar 1,3%. Jadi dari kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 2,4%.

Saran-saran

 Berdasarkan simpulan tersebut, maka peneliti perlu memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1.    Bagi kepala sekolah, mengingat kegiatan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan menyusun RPP dan penerapan pembelajaran kontekstual bagi guru maka perlu diterapkan secara terprogram dan berkelanjutan di sekolah.

2.    Bagi guru, hendaknya mampu dan mau menyusun RPP sendiri karena akan mengembangkan performasi guru dalam mengelola proses pembelajaran dan RPP bukan sekedar pelengkap administrasi dan guru perlu lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa menjadi lebih optimal.

3.    Bagi pengurus KKG hendaknya penyusunan RPP dan pembelajaran kontekstual menjadi materi dalam kegiatan KKG, sehingga guru dapat menyusun RPP secara lengkap, sistematis dan dapat menerapkan pembelajaran kontekstual secara benar.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Hermawan, 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: UT

Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Remedial

Djam’an Satori.2008.Profesi Keguruan. Jakarta.UT

I.G.A.K. Wardani. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Mulyadi.HP. 2004. Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaan PTK. Makalah: Disajikan pada pelatihan pengembangan profesi guru FKPPG Banjarnegara.

Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Toha Anggoro M. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka

Ametembun. 2003. Supervisi Pendidikan. Bandung: Suri.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

————-. 2006. Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP. Jakarta: Depdiknas.

Iskandar. 2007. Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Johan. 2005. Contextual Teaching Learning. Harvard University.

Karmidi. 2008. Supervisi Klinis. Semarang: Mimbar Pendidikan.

Mahmudi. 2009. Supervisi dan Aministrasi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2007. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Armico.

Sahertian. 2007. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Solo. 2003. Pengantar Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.