PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI GURU

DALAM MELAKSANAKAN STANDAR PROSES

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MODEL KOOPERATIF MELALUI PENDAMPINGAN BAGI GURU SD NEGERI KADIPIRO 2

KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

SEMESTER I TAHUN 2018/2019

 

Dwi Setiti

SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan guru dalam melaksanakan standar proses Pembelajaran Tematik Terpadu model koperatif melalui pendampingan di SD Negeri Kadipiro 2 Kec. Sambirejo Sragen Tahun Pelajaran2018/2019. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus tertiri atas dua kali pertemuan denngan masing-masing kegiatan: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwah pelaksanaan penelitian tindakan sekolah tentang Pembelajaran Tematik Terpadu yang dilaksanakan di SD Negeri Kadipiro 2 Kec. Sambirejo Kabupaten Sragen dengan menggunakan bimbingan kelompok ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setelah diberikan pendampingan dalam melaksanakan standar proses pembelajaran model kooperatif dalam 2 siklus para guru SD Negeri Kadipiro 2 Kec. Sambirejo kab. Sragen menunjukkan peningkatan kemampuan membuat RPP dalam Pembelajaran Tematik Terpadu model koperatif, serta melaksanakannya di dalam kelas.

Kata Kunci: Pendampingan, Motivasi, Standar Proses, Kooperatif.

 

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas Observasi pengajaran merupakan dampak logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan mengharuskan penyesuaian dan peningkatan prosesi pengajaran secara terus menerus. Disamping itu diperlukan pemutakhiran pilihan atas berbagai konsep-konsep Observasi pengajaran serta alternatif inovasi pendidikan yang berkembang semakin beragam. Harus selalu diupayakan adanya usaha perbaikan dan peningkatan kualitas isi, efisiensi dan efektivitas Observasi pengajaran, proses dan hasil Observasi pengajaran.

Pemerintah melalui Pusat Kurikulum telah mendesign Kurikulum yang dipandang dapat mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten dengan mengacu pada 4 pilar pendidikan yaitu observasi mengajar mengetahui (learning to know), observasi mengajar melakukan (learning to do) observasi mengajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan observasi mengajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together).

Meskipun Observasi pengajaran Tematik Terpadu sudah disosialisasikan dengan berbagai keterbatasan baik sumber daya manusia, dana maupun waktu, realitas di lapangan menunjukkan pelaksanaan kegiatan Observasi pengajaran di SD masih sebagian besar menggunakan mata pelajaran terpisah. Padahal sesuai dengan tahapan perkembangan anak kelas awal masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistik). Observasi pengajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan menyulitkan peserta didik.

Bedasarkan paparan tersebut di atas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Peningkatkan Motivasi dan Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Standar Proses Pada Observasi pengajaran Tematik Terpadu Model Kooperatif Bagi Guru SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Melalui Pendampingan Semester I Tahun 2018/2019”.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: (1) Apakah penggunaan metode pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru untuk melaksanakan standar proses dalam Observasi pengajaran kooperatif bagi Guru SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo semester I tahun 2018/2019? (2) Apakah penggunaan metode pendampingan dapat meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan standar prosesi pengajaran model kooperatif bagi Guru SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo tahun 2018/2019? (3) Bagaimanakah pelaksanaan pendampingan guru dalam melaksanakan standar proses dengan Observasi pengajaran model kooperatif terhadap Guru SD Negeri Kadipiro 2 di Kecamatan Sambirejo semester I tahun 2018/2019?

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan motivasi guru dalam pelaksanaan standar proses penggunaan Observasi pengajaran model kooperatif pada Guru SD Negeri Kadipiro 2 di Kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester I tahun 2018/2019. (2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksanaan standar proses penggunaan Observasi pengajaran model kooperatif pada Guru SD Negeri Kadipiro 2 di Kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester I tahun 2018/2019. (3) Untuk meningkatkan kualitas pendampingan kepala sekolah kepada Guru SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester I tahun 2018/2019.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Pengertian Kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan tersebut bila dilakukan secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu(depdiknas,2002).

Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Roger Haris (1997:20) sebagai berikut:

”The concept of cvompetency focuses on what is expected of the learner in the workplace rather tyhan on the on the learning process and embodies the ability to transfer and apply skills and knowledge to new environment.”

Dalam hal ini kompetensi diartikan tidak hanya ditopang oleh ketrampilan tetapi juga pengetahuan dan pemahamannya. Keduanya meliputi kemampuan untuk mengerjakan dalam konteks yang sudah diberikan dan kemampuan untuk mentransfer ilmu dan pengetahuan pada tugas dan situasi baru.

Berdasarkan rumusan di atas maka kompetensi adalah: (1) kompetensi berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) Kompetensi menjelaskan pengalaman observasi mengajar yang dilakukan seseorang untuk menjadi kompeten dan kompeten merupakan Hasil Supervisi (learning outcome), yang menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan seseorang setelah melalui prosesi pengajaran.

Kompetensi Guru

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 10 dijelaskan bahwa: ”Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh setelah melalui pendidikan profesi”.

Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 10 yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola Observasi pengajaran peserta didik sedang kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi Observasi pengajaran secara luas dan mendalam.

Sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa profil kompetensi guru sangat berpengaruh besar terhadap prestasi gurunya. Jika kompetensinya sudah tidak dapat diandalkan lagi dalam konteks pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya maka ia sudah tidak profesional.

Soedijarto dalam bukunya Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu menjelaskan sebagai berikut: “ Kemampuan profesional seorang guru pada hakekatnya adalah muara dari segala pengetahuan teori, segala penguasaan berbagai ketrampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang para pelajar, obyek observasi mengajar dan evaluasi observasi mengajar” (Soedijarto, 1989:19).

Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum 2004 menyatakan bahwa: “Guru yang professional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis, sistematis, karena disamping untuk melaksanakan Observasi pengajaran, persiapan mengemban “professional accountability” sehingga guru dapat mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya.” (Mulyasa,2005:18)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam Observasi pengajaran adalah: (1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) Untuk itu diperlukan penguasaan berbagai ketrampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang para pelajar, objek observasi mengajar dan evaluasi observasi mengajar; (3) Dengan penguasaan itu guru mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis, sistematis: karena disamping untuk melaksanakan Observasi pengajaran, persiapan dan mengemban “professional accountability” sehingga guru dapat mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya.

Standar Proses

Sebagai konsekuensi logis diterbitkannya Undang Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Nomer 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka Pemerintah wajib membuat 8 (delapan) standar nasional, dan salah satunya adalah Standar Proses.

Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan Observasi pengajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar Proses berisi kriteria minimal prosesi pengajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses meliputi: proses perencanaan Observasi pengajaran, pelaksanaan prosesi pengajaran, penilaian hasil Observasi pengajaran, dan kepala sekolahan prosesi pengajaran.(BNSP,2007:6-7)

Kajian Tentang Motivasi

Banyak ahli psikologi dan juga ahli pendidikan telah memberikan batasan tentang apa sebenarnya motivasi itu. Diantaranya, Sardiman (2011:73) menyatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak (motif) yang bersifat internal maupun eksternal dari seorang guru yang menyebabkan sikap antusiasme dalam melaksanakan aktivitas observasi mengajar tertentu. Pengertian ini mengandung makna bahwa motivasi merupakan daya penggerak dari dalam maupun dari luar guru untuk melakukan berbagai aktivitas observasi mengajar demi mencapai tujuan tertentu. Berawal dari motivasi ini, guru akhirnya menjadi aktif untuk berinteraksi dengan guru, berinterasi dengan teman-temanya dan juga berinteraksi dengan bahan ajar. Motivasi dapat mendorong guru menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan observasi mengajar menjadi sangat mendesak.

Mc Donald (1959:69) lebih lanjut menjelaskan bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan tertentu. Tampaknya batasan tentang motivasi yang diberikan oleh Mc Donald ini lebih komprehensif, karena batasan ini paling tidak mengandung tiga elemen penting yang menjadi fondasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Berkaitan dengan aktivitas observasi mengajar mengajar, apabila ada seorang guru, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dilakukan, maka seorang guru perlu melakukan penelusuran tentang sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu bisa sangat variatif dan sangat tergantung pada kondisi guru, misalnya mungkin guru tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan sebagianya.

Observasi pengajaran Tematik Terpadu

Kunandar dalam Guru Profesional menjelaskan pengertian Observasi pengajaran Tematik sebagai berikut: ”Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam Observasi pengajaran tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan anak didik dan membuat Observasi pengajaran lebih bermakna”

Landasan psikologis jika dikaitkan dengan psikologi perkembangan maka dalam menentukan isi/materi Observasi pengajaran Tematik Terpadu yang diberikan kepada guru tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan. Peserta didik observasi mengajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi Observasi pengajaran tersebut disampaikan kepada guru dan bagaimana pula guru harus mempelajarinya.

Landasan Yuridis jika dikaitkan dengan berbagai kebijakan atau peraturan pendukung pelaksanaan Observasi pengajaran Tematik Terpadu di sekolah dasar adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menegaskan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Disamping itu UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.(bab V Pasal 1-b).

Observasi pengajaran kooperatif

Slavin mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model Observasi pengajaran dimana guru observasi mengajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif. Keberhasilan observasi mengajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok (Solihatin,2007:4). Observasi pengajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan guru untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama (Felder, 1994: 2).

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Observasi pengajaran kooperatif adalah suatu model Observasi pengajaran dengan cara mengelompokkan guru ke dalam kelompok-kelompok untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah. Keberhasilan kelompok sangat bergantung kepada aktifitas anggota kelompok baik secara individu maupun kelompok.

Kerangka Berpikir

Alur pikir yang digunakan nampak pada gambar di bawah:

1.     Kondisi awal: Guru belum memberikan pembekalan standar proses dan Observasi pengajaran Tematik Terpadu kepada para guru, sehingga dalam penyusunan RPP belum menggunakan ketentuan yang disyaratkan oleh Standar Proses maupun Observasi pengajaran Tematik Terpadu.

2.     Agar guru mampu membuat RPP yang benar maka guru perlu meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan standar proses dan Observasi pengajaran Tematik Terpadu.

3.     Agar kompetensi guru meningkat perlu tindakan nyata yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kompetensi guru yang berujung pada penyusunan RPP yang standar dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.

4.     Tindakan yang dipilih peneliti adalah metode Observasi pengajaran Kooperatif.

5.     Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka diduga melalui Metode Observasi pengajaran Kooperatif Kompetensi Guru dalam melaksanakan standar proses dan Observasi pengajaran Tematik Terpadu akan meningkat.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan alur pikir diatas maka hipotesis tindakan adalah:

1.     Melalui pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan standar prosesi pengajaran tematik terpadu model kooperatif bagi Guru SD Negeri Kadipiro 2 kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester I tahun 2018/2019.

2.     Melalui pendampingan dapat meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan standar prosesi pengajaran tematik terpadu model kooperatif bagi Guru SD Negeri Kadipiro 2 kecamatan Sambirejo kabupaten Sragen semester I tahun 2018/2019.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah Observasi pengajaran di sekolah. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik Observasi pengajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah para guru Sekolah Dasar negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo melalui pendampingan. Nama-nama guru sebanyak 8 (delapan) orang guru. Adapun obyek penelitian adalah motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanakan implementasi Standar prosesi pengajaran Tematik Terpadu di SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

Setting Penelitian

Penelitian ini bertempat di SD Negeri Kadipiro 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan di semester I tahun ajaran 2018/2019 mulai bulan Juli 2018 sampai dengan November 2018.

Prosedur Penelitian

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002: 82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dilakukan bersama dengan upaya mendeteksi pemecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan teersebut dapat mendukung satu sama lain.

 Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).

Indikator Kinerja

Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila: (1) Rata-rata atau rerata perolehan hasil Observasi pengajaran melalui intsrumen tes untuk pemahaman standar proses dan Observasi pengajaran Tematik Terpadu nilai minimal adalah 65. (2) Hasil Pengamatan untuk proses pengelolaan Observasi pengajaran dan aktivitas guru ada dalam kategori baik atau minimal 80. (3) Guru berhasil menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memenuhi kriteria penyusunan diatas 75%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Guru sebagai sasaran penelitian belum memiliki pemahaman yang mendalam tentang standar proses dan Observasi pengajaran Tematik Terpadu. Keterbatasan referensi, keterbatasan kesempatan mengikuti penataran dan keterbatasan diseminasi hasil penataran serta tidak optimalnya pelaksanaan kegiatan kelompok kerja guru semakin mendorong kondisi yang tidak ideal. Penyusunan perencanaan pelaksanaan pengajaran atau RPP masih belum sepenuhnya dilakukan sendiri. Hal ini berpengaruh kepada tingkat keterlaksanaan kurikulum yang rendah.

Berdasarkan hasil supervisi akademik sebelum pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini, dapat dilihat nilai perolehan motivasi guru sebagai berikut: Nama-nama guru sebanyak 8 (delapan) orang yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa guru-Guru SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen pada kondisi awal (Pra Siklus) memiliki motivasi bekerja dengan tingkatan yang berbeda-beda.

Hasil Supervisi pada prasiklus juga belum maksimal, hal ini ditunjukkan setelah diadalan tes Hasil Supervisi terdapat beberapa guru belum mencapai Standar Minimal. Berikut ini daftar nilai guru pada prasiklus dapat dilihat pada laporan berikut ini:

 Berdasarkan hasil pengamatan awal, nilai guru pada pra siklus maka dapat disimpulkan yang tuntas dalam observasi mengajar sebanyak 3 guru atau 37,5% guru yang tuntas observasi mengajar. Sedangkan 5 guru lainnya Belum Tuntas.

Hasil Observasi Motivasi Siklus I

Hasil observasi motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada siklus I adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan siklus I Guru SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen dalam mengikuti proses supervisi akademik tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi mengajar Guru SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen, yaitu sebagai berikut:

Hasil Siklus I pertemuan kedua dapat diketahui bahwa dari 8 guru, guru yang memiliki motivasi belajar rendah berjumlah 1 guru (12,5%), sedang berjumlah 6 guru (62,5%), tinggi berjumlah 1 guru (12,5%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 5 guru (62,5%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 4 guru (50%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 4 guru (50%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 3 guru (37,5%). Kelima, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 4 guru (50%).

Berdasarkan hasil pengatan, dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan II, nilai rata-rata observasi guru yaitu 78,5 guru yang sudah mencapai Standar Minimal berjumlah 7 orang guru dan yang belum mencapai Standar Minimal berjumlah 2 orang guru.

Penelitian Siklus II

Kegiatan observasi Siklus II pada Guru SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen dalam mengikuti proses supervisi akademik tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki Guru SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar guru, Siklus II, mengalami peningkatan dari pertemuan pertama. Hasil Siklus II pertemuan kedua dapat diketahui bahwa dari 8 guru, guru yang memiliki motivasi belajar sedang berjumlah 2 guru (25%), tinggi berjumlah 6 guru (72,5%), dan sangat tinggi berjumlah 0 guru (0%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi mengajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 7 guru (87,5%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 7 guru (87,5%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 6 guru (72,5%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 6 guru (72,5%). Kelima, adanya lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 8 guru (100%).

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II, nilai rata-rata observasi guru yaitu 88,62, guru yang sudah mencapai Standar Minimal berjumlah 8 orang guru, artinya semua guru sudah memenuhi standar dengan tingkat pencapaian sebesar 100%.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil penelitian. Pembahasan dalam penelitian ini membahas tentang masalah yang terjadi dalam penelitian dan hipotesis tindakan yang dilakukan. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar Guru SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil observasi guru, peneliti menerapkan strategi Pendampingan, pada Pembelajaran kontekstual.

Penerapan strategi pembelajaran Pendampingan merupakan salah satu penerapan metode pembelajaran yang inovatif. Setelah diterapkan ternyata strategi tersebut dapat menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga terciptalah pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center. Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual.

Melalui penerapan strategi pembelajaran Pendampingan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar guru, yaitu adanya kenaikan hasil observasi guru.

Dari uraian diatas, sesuai dengan pendapat Sardiman (2011:73) menyatakan motivasi sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Pada penelitian Pra Siklus, proses supervisi akademik belum menerapkan strategi Pendampingan sehingga siswa terlihat bosan dan kurang semangat dalam mengikuti proses supervisi akademik. Pada Siklus I dengan dua kali pertemuan, proses supervisi akademik dilaksanakan dengan menerapkan strategi Pendampingan, yang memberikan hasil cukup baik yaitu siswa terlihat lebih antusias dan semangat dalam mengikuti proses supervisi akademik namun masih banyak siswa yang belum memenuhi indikator pencapaian. Pada Siklus II dengan dua kali pertemuan, proses supervisi akademik juga dilaksanakan dengan menerapkan strategi Pendampingan dan menunjukkan hasil yang sangat baik dan sudah memenuhi indikator pencapaian yaitu siswa sangat antusias dan termotivasi ketika mengikuti proses supervisi akademik.

Keberhasilan penerapan strategi Pendampingan (CRH) dalam meningakatan motivasi belajar siswa selama proses supervisi akademik dapat dipaparkan sebagai berikut:

1.     Hasrat dan keinginan berhasil pada pra siklus ada 12,5 (%), siklus I pertemuan pertama ada 37,5 (%), siklus I pertemuan kedua ada 62,5 (%), siklus II pertemuan pertama ada 75 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 87,5 (%).

2.     Dorongan dan kebutuhan dalam belajar pada pra siklus ada 50 (%), siklus I pertemuan pertama ada 62,5 (%), siklus I pertemuan kedua ada 50 (%), siklus II pertemuan pertama ada 67,5(%), dan siklus II pertemuan kedua ada 88,87,5%).

3.     Penghargaan dalam belajar pada pra siklus ada 12,5 (%), siklus I pertemuan pertama ada 37,5 (%), siklus I pertemuan kedua ada 50(%), siklus II pertemuan pertama ada 50 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 87,5 (%).

4.     Kegiatan yang menarik dalam belajar pada pra siklus ada 25 (%), siklus I pertemuan pertama ada 37,5 (%), siklus I pertemuan kedua ada 50 (%), siklus II pertemuan pertama ada 75 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 87,5 (%).

5.     Lingkungan belajar yang kondusif meningkat pada pra siklus ada 25 (%), siklus I pertemuan pertama ada 62,5 (%), siklus I pertemuan kedua ada 50(%), siklus II pertemuan pertama ada 100 (%), dan siklus II pertemuan kedua ada 87,5 (%).

 

 

PENUTUP

Simpulan

1.     Proses supervisi akademik model Supervisi dengan bimbingan individu dalam pembimbingan menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar bagi Guru SD Negeri Kadipiro 2 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, dilaksanakan secara bertahap dalam delapan kali pertemuan mulai bulan Agustus sampai dengan Nopember 2018. Pembimbingan dengan cara observasi contoh-contoh media lingkungan sekitar, observasi pelaksanaan pembelajaran inovatif di kelas dengan secara langsung, demonstrasi model pembelajaran inovatif, dan mentor dari perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar. Proses supervisi akademik dengan bantuan lingkungan sekitar dan guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar dengan menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar di kelasnya masing-masing.

2.     Terjadi peningkatan motivasi dan kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar setelah pembimbingan dengan Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Kadipiro 2 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, terbukti dengan pemahaman media lingkungan sekitar, perencanaan penndampingan siklus I, Pelaksanaan pendampingan siklus 2, perencanaan pendampingan siklus 2, pelaksanaan pendampingan siklus II, dan laporan pendampingan meningkat secara nyata dan sigifikan.

3.     Pembimbingan model Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Kadipiro 2 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, dapat merubah perilaku guru dari aspek keaktifan dalam kategori 50% (kurang) berubah menjadi baik sekali. Aspek keinovatifan dan kreativitas dari kategori kurang setelah pembimbingan menjadi baik sekali, serta aspek komunikatif dari 75% kategori baik menjadi100% kategori baik sekali.

Saran

1.     Proses supervisi akademik dalam pembimbingan Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Kadipiro 2 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, dapat diaplikasi dalam pembimbingan aspek lain dalam upaya meningkatkan kompetensi guru baik di tingkat gugus, kecamatan, maupun kabupaten serta untuk guru jenjang lainnya.

1.     Kompetensi guru yang ditingkatkan dalam pembimbingan tidak sekadar pelaksanaan tindakan kelas, tetapi pembimbingan dapat untuk meingkatkan kompetensi guru aspek lainnya yang berhubungan dengan upaya peningkatan mutu guru.

2.     Sekolah, gugus, ataupun dinas pendidikan terkait hendaknya memfasilitasi kegiatan untuk meningkatkan kompetensi guru baik secara swadana maupun dana dari pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Darto. 2007. Supervisi Klinis Untuk Meningkatkakan Kemampuan Gurutemalingkungan sekitarDalam Menyusun RPP dan Pelaksanaannya. Posted November 7th,2008 by Allafa89

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Metode Pembelajaran. Bandung: Citra Adi Karya.

Handoko, Hani T. 2001. Manajemen Personalia dsn Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hartoyo, 1006.Supervisi Pendidikan. Semarang: Pelita Insani.

Idrus, HM Noor. 1991. Model-Model Pembimbingan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Iskandar.2008. Metodologi Penelitian tindakan sekolah dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Pres

Joyce, Bruce. 2011. Models of Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemdiknas. 2010. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: kemdiknas.

Purwanto. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohmanto.2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah.

Satori.2008. Hakikat Kompetensi Guru Sesuai UUGD 2005.Makalah.

Subyantoro. 2013. Penelitian tindakan sekolah. Semarang: Unnes Press.

Suhardjono. 2010. Pertanyaan dan Jawaban Sekitar PBM. Malang: Cakrawala Indonesia.