PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI GURU ALAM MEMANFAATKAN MEDIA LINGKUNGAN

MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK

BIMBINGAN INDVIDU DI SD NEGERI JETIS 3

KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Darno

Sd Negeri Jetis 3 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

 Penelitian tindakan sekolah dengan 2 siklus.Dilaksanakan di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019..Hasil penelitian: Proses Supervisi dengan bimbingan individu dalam pelatihan Memanfaatkan Media Lingkungan bagi guru SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 , dilaksanakan secara bertahap dalam delapan kali pertemuan mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2018. Terjadi peningkatan kompetensi guru dalam Memanfaatkan Media Lingkungan setelah Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/ 2019 , terbukti dengan pemahaman media lingkungan sekitar, perencanaan PBM siklus 1, Pelaksanaan PBM siklus 1, perencanaan PBM siklus 2, pelaksanaan PBM siklus 2, dan laporan PBM meningkat secara nyata dan sigifikan. Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Batu 1 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 , dapat merubah perilaku guru dari aspek gemar membaca dalam kategori 46,88% (kurang) berubah menjadi baik sekali. Aspek keinovatifan dan kreativitas dari kategori kurang setelah pelatihan menjadi baik sekali, serta aspek komunikatif dari 78.13% kategori baik menjadi 96.88% kategori baik sekali.

Kata Kunci:      Motivasi, Kompetensi guru, media lingkungans ekitar, dan  supervisi akademik bimbingan individu.

 

PENDAHULUAN

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pendampingan. Kemampuan ini memberi bekal guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar.Pembelajaran terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses, pembelajaran memerlukan perencanaan yang seksama, yaitu mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan pembelajaran, metode, dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi. Pada tahap berikutnya yaitu melaksanakan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau praktik mengajar.

Peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin komplek, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian profesionalnya.Guru harus lebih dinamis, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan proses pendampingan.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka kepala sekolah selaku pemegang kendali dalam manajemen kepemimpinan pembelajaran, mencari berbagai alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut.Atas saran dan masukan dan kepala sekolah dan teman sejawat, maka ditentukan supervisi akademik secara terprogram untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Media yang akan dipergunakan untuk mengatasi masalah adalah lingkungan sekitar.

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah proses supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019? (2) Apakah proses supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu dapat meningkatkan motivasi guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019? (3) Bagaimana perubahan perilaku guru dalam meningkatkan kompetensi menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar setelah diadakan supervisi akademik dengan teknikbimbingan individu di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. (2) Untuk meningkatkan motivasi guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar setelah diadakan supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. (3) Untuk meningkatkan kualitas supervisi akademik guru dalam meningkatkan kompetensi menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar setelah diadakan supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakekat Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003:28).

Sedangkan Imam Badawi dikutip Makmuroh (2009:20) mengartikan motivasi adalah tingkah laku atau tindakan yang bersifat lahiriyah seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan yang hendak dicapai dan juga dikatakan motivasi adalah faktor psikis ysng bersifat non intelektual dan peranannya untuk menumbuhkan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar. Makmuroh dalam (Sardiman, 2009: 20).

Menurut WS Winkel dalam Makmuroh (2009:20) mengartikan Motivasi adalah daya penggerak tindakan dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dei tercapainya tujuan demi mencapai tujuan. Sedangkan motivasi dapat diartikan sebagai pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (Morgan, 2009:20)

Dari uraian di atas motivasi adalah dorongan atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Motivasi belajar berasal dari kata: “Motivasi” dan “belajar”. Motivasi diartikan sebagai pendorong atau penarik. Sardiman (2009:21).

Kompetensi Guru

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Seseorang dikatakan kompeten di bidang tertentu jika menguasai kecakapan bekerja pada suatu bidang tertentu.Satori (2008:11) mendeskripsikan kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan.

Susilowati (2006:4) memaparkan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diaktualisasikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak Dalam penelitian ini yang dimaksud kompetensi guru adalah keterampilan pendidik/guru meliputi keterampilan: pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi yang dimaksud adalah merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus di miliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Ada empat keterampilan guru yaitu: 1) kompetensipedagogik, 1) kompetensikepribadian, 3) Kompetensi sosial, 4) Kompetensi Profesional.

Hakikat Pembelajaran

Belajar merupakan kebutuhan setiap orang sebab dengan belajar seseorang dapat memahami dan menguasai sesuatu sehingga kemampuannya dapat lebih meningkat.Hal ini nampak pada semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi, dan berkembang karena belajar. Kegiatan ini dimulai sejak lahir dan berlangsung seumur hidup tidak terbatas pada lembaga-lembaga formal saja, melainkan juga dapat terjadi di rumah, di jalan, di taman, dan sebagainya.

Belajar menurut Sudjana (1987:5) adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang. Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.Perubahan ini bersifat konstan dan berbekas (W.S. Winkel, 1989: 36 dalam Tim MKDK IKIP Semarang Belajar Pembelajaran, 1996: 1).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Maka dari itu media pembelajaran merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan pendidikan. Hamalik (2000:11) mendefinisikan media pendidikan adalah “alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”.

Sementara itu, Djamarah (2010) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata ”medium”, yang secara harfiah bararti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur besar. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, maupun peristiwa yang menyingkirkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam penelitian ini dipilih media yang akan diapublikasikan dalam pembelajaran oleh masing-masing guru di SD Negeri Jetis 3 adalah media lingkungan sekitar.

Supervisi Akademik

Ada bermacam-macam konsep supervisi.Wiles (1967) menyatakan bahwa supervisi dirumuskan sebagai berikut “Supervision is assistance in the development of better teaching situation” maksudnya layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Good Cartel dalam Sahertian (1000:17) memberi pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyelesaiakn pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan.

Supervisi akademik yang baik harus mampu membuat guru semakin kompeten, yaitu guru semakin menguasai kompetensi, baik kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Oleh karena itu,, supervisi akademik harus menyentuh pada pengembangan seluruh kompetensi guru. Menurut Neagley (1980) terdapat dua aspek yang harus menjadi perhatian supervisi akademik baik dalam perencanaannya, pelaksanaannya, maupun penilaiannya.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: (1) Melalui supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu, motivasi guru-guru SD Negeri Jetis 3 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen akan meningkat. (2) Melalui supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu, kompetensi guru dalam pembelajaran menggunakan media lingkungan guru-guru SD Negeri Jetis 3 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru yang mengajar di SD Negeri Jetis 3 tahun pelajaran 2018/2019 yang jumlahnya sebanyak 9 guru yang terdiri atas 6 (enam) guru kelas dan 3 (tiga) guru mata pelajaran. Guru PNS berjumlah 5 (lima) dan sisanya masih wiyata bakti 4 (empat) orang.

Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini: 1) guru, 2) peserta didik, dan 3) teman sejawat. Data yang diperoleh berupa (1) daftar pengamatan perkembangan kompetensi guru pembelajaran menggunakan media lingkungan sekitar, 1) catatan harian, 3) hasil observasi dan 4) saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tindakan penelitian, dan 4) dokumentasi selama tindakan diberikan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data non tes. Teknik non tes berupa observasi dengan lembar observasi dan catatan harian digunakan untuk menilai aktivitas, keaktifan, dan perubahan tingkah laku peserta selama pembimbingan. Sedangkan alat pengumpulan data berbentuk kuesioner, pedoman observasi, lembar observasi, dan lembar catatan harian.

Validasi Data

Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi (triangulation), pengecekan dengan teman sejawat (peer debriefing), analisis terhadap kasus-kasus negatif (negative case analysis), dan penggunaan referensi yang akurat (referention adequancy).

Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis hasil dari observasi, tindakan dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Kegiatan analisis merupakan refleksi dari data sebelum tindakan dan hasil selama dan setelah tindakan.

Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptip komparatif, yakni mendeksripsikan semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana (persentase) dan deskriptif interpretatif.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja penelitian ini adalah: (1) adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar minimal 75, (2) Motivasi guru minimal Baik, (3) Adanya perubahan perilaku guru aspek keaktifan , menulis, keinovatifan, kretivits, dan komunikatif menjadi minimal baik, dan (4) tersusunnya laporan penelitian tindakan sekolah bagi guru SD Negeri Jetis 3 secara sistematis dan optimal dengan kategori minimal baik.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitin siklus 1 supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu berbasis lingkungan sekitar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil pengamatan awal sebelum penelitian, dapat dianalisis bahwa guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo masih sebanyak (66,67%) yang belum melaksanakan pembelajaran secara inovatif di kelas dan belum memanfaatkan media lingkungan sekitar, motivasi guru juga masih rendah dengan rata-rata Sedang.

Data motivasi guru dalam pengamatan pada kondisi awal dapat dilihat pada deskripsi berikut: Hasil observasi motivasi belajar Pra Siklus guru diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar yang dimiliki guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen masih tergolong rendah. Dari 9 guru, guru yang memiliki motivasi belajar rendah berjumlah 5 guru (55,56%), sedang berjumlah 4 guru (44,44%), dan tinggi berjumlah 0 guru (0%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Sebanyak 1 guru atau 11,11% guru yang mempunyai keinginan untuk berhasil. Sebanyak 4 siswa atau 44,44% guru yang memiliki dorongan dalam belajar. Sebanyak 1 guru atau 11,11% guru yang merasa senang dalam belajar. Sebanyak 2 guru atau 22,22% guru yang tertarik dengan kegiatan pembelajaran. Sebanyak 2 guru atau 22,22% guru yang merasa nyaman dengan lingkungan belajar.

Hasil belajar pada prasiklus juga belum maksimal, hal ini ditunjukkan setelah diadalan tes hasil belajar terdapat beberapa siswa belum mencapai KKM. Berikut ini daftar nilai siswa pada prasiklus dapat dilihat pada laporan berikut:

Kondisi awal motivasi dan hasil mengajar yang dimiliki guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen yang tergolong rendah menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan proses pendampingan. Solusi perbaikan yang dilakukan yaitu penerapan strategi supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu sehingga motivasi dan hasil observasi guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen dapat meningkat. Salah satu strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan adalah supervisi akademik dengan teknik bimbingan individu. Strategi ini dipilih untuk meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam mengajar menggunakan media lingkungan.

Deskripsi Tiap Siklus

Pada saat dilaksanakan supervisi akademik siklus II, dengan teknik bimbingan individu pada siklus I, ada peningkatan motivasi guru yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi mengajar guru , Siklus I mengalami peningkatan dari Pra Siklus. Hasil Siklus I dapat diketahui bahwa dari 9 guru, guru yang memiliki motivasi belajar rendah berjumlah 4 siswa (44,44%), sedang berjumlah 5 siswa (55,56%), tinggi berjumlah 0 siswa (0%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi belajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 3 siswa (33,33%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 5 guru (55,56%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 3 guru (33,33%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 3 siswa (33,33%). Kelima, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 5 siswa (55,56%).

Dari hasil pembimbingan individual terhadap 9 guru SD Negeri Jetis 3 tersebut dapat dilihat dalam laporan berikut ini:. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I, nilai rata-rata observasi guru yaitu 71,77 guru yang sudah mencapai KKM berjumlah 6 orang guru dan yang belum mencapai KKM berjumlah 3 orang guru. Nilai hasil observasi guru mengalami peningkatan dari nilai prasiklus.

Refleksi

Dalam kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan I masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Kekurangan yang terjadi dalam proses pembimbingan yaitu:

1.     Kepala Sekolah belum bisa mengkondisikan guru dengan baik.

2.     Penggunaan teknik pembimbingan individu belum berjalan sempurna.

3.     Guru kurang termotivasi dalam mengikuti pembimbingan yang dilaksanakan kepala sekolah.

4.     Pemahaman guru mengenai materi yang diajarkan masih rendah.

5.     Guru kurang melibatkan peserta didik dalam penggunaan media lingkungan.

Penelitian Siklus II

Kegiatan observasi Siklus II pada guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen dalam mengikuti proses pendampingan tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen, yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan motivasi belajar guru, Siklus II mengalami peningkatan dari pertemuan pertama. Hasil Siklus II dapat diketahui bahwa dari 9 guru, guru yang memiliki motivasi belajar sedang berjumlah 2 guru (22,22%), tinggi berjumlah 7 guru (77,78%), dan sangat tinggi berjumlah 0 guru (0%), dengan rincian pencapaian indikator motivasi mengajar sebagai berikut: Pertama, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil berjumlah 8 guru (88,89%). Kedua, mempunyai dorongan dan kebutuhan dalam belajar berjumlah 8 guru (90,6%). Ketiga, mempunyai penghargaan dalam belajar berjumlah 7 guru (77,78%). Keempat, kegiatan yang menarik dalam belajar berjumlah 7 guru (77,78%). Kelima, adanya lingkungan belajar yang kondusif berjumlah 8 guru (88,89%).

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II, nilai rata-rata observasi guru yaitu 88,89 guru yang sudah mencapai KKM berjumlah 9 orang guru, artinya semua guru sudah memenuhi standar dengan tingkat pencapaian sebesar 100%.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil penelitian. Pembahasan dalam penelitian ini membahas tentang masalah yang terjadi dalam penelitian dan hipotesis tindakan yang dilakukan. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, peneliti menerapkan strategi Pendampingan, pada Pembelajaran kontekstual.

Penerapan strategi pembelajaran Pendampingan merupakan salah satu penerapan metode pembelajaran yang inovatif. Setelah diterapkan ternyata strategi tersebut dapat menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga terciptalah pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center. Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual.

Melalui penerapan strategi pembelajaran Pendampingan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar guru, yaitu adanya kenaikan hasil observasi guru.

Dari uraian diatas, sesuai dengan pendapat Sardiman (2011:73) menyatakan motivasi sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Sedangkan motivasi memiliki beberapa fungsi. Menurut Sardiman (2011:85) ada beberapa fungsi motivasi, antara lain:

1.       Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2.       Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3.       Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Hasil Observasi Guru

Adapun jumlah guru yang mencapai ketuntasan hasil belajar atau guru yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 dalam proses pendampingan Pembelajaran kontekstual teknik pendampingan dengan menerapkan strategi pembelajaran Pendampingan yaitu hasil observasi guru sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 33,33% atau sebanyak 3 guru, pada siklus I pertemuan I sebesar 55,56% atau sebanyak 5 guru, pada siklus I pertemuan II sebesar 77,77% atau sebanyak 7 guru pada siklus II pertemuan I sebesar 88,87% atau sebanyak 8 siswa dan pada siklus II pertemuan II sebesar 100% atau sebanyak 9 guru. Berdasarkan hal tersebut hasil observasi guru mengalami peningkatan dari sebelum pelaksanaan tindakan sampai pelaksanaan siklus II sebesar 100% atau sebanyak 9 guru.

Berdasarkan hasil penelitian melalui siklus I dan II maka hipotesis tindakan yang dirumuskan dapat diterima kebenarannya yang berarti bahwa:

1.     “Penerapan strategi Supervisi Akademik dengan teknik Pendampingan individu dapat meningkatkan motivasi mengajar guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2018/2019”.

2.     “Penerapan strategi Pendampingan (CRH) diketahui pada Pembelajaran kontekstual teknik pendampingan dapat meningkatkan hasil belajar pada guru SD Negeri Jetis 3 Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2018/2019”.

PENUTUP

Simpulan

1.     Proses pendampingan model Supervisi dengan bimbingan individu dalam pembimbingan menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar bagi guru SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, dilaksanakan secara bertahap dalam delapan kali pertemuan mulai bulan Agustus sampai dengan Nopember 2018. Pembimbingan dengan cara observasi contoh-contoh media lingkungan sekitar, observasi pelaksanaan pembelajaran inovatif di kelas dengan secara langsung, demonstrasi model pembelajaran inovatif, dan mentor dari perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar. Proses pendampingan dengan bantuan lingkungan sekitar dan guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar dengan menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar di kelasnya masing-masing.

2.     Terjadi peningkatan motivasi dan kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan sekitar setelah pembimbingan dengan Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, terbukti dengan pemahaman media lingkungan sekitar, perencanaan penndampingan siklus I, Pelaksanaan pendampingan siklus 2, perencanaan pendampingan siklus 2, pelaksanaan pendampingan siklus II, dan laporan pendampingan meningkat secara nyata dan sigifikan.

3.     Pembimbingan model Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, dapat merubah perilaku guru dari aspek keaktifan dalam kategori 46,88% (kurang) berubah menjadi baik sekali. Aspek keinovatifan dan kreativitas dari kategori kurang setelah pembimbingan menjadi baik sekali, serta aspek komunikatif dari 78.13% kategori baik menjadi 96.88% kategori baik sekali.

Saran

1.     Proses pendampingan dalam pembimbingan Supervisi dengan bimbingan individu di SD Negeri Jetis 3 semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, dapat diaplikasi dalam pembimbingan aspek lain dalam upaya meningkatkan kompetensi guru baik di tingkat gugus, kecamatan, maupun kabupaten serta untuk guru jenjang lainnya.

2.       Kompetensi guru yang ditingkatkan dalam pembimbingan tidak sekadar pelaksanaan tindakan kelas, tetapi pembimbingan dapat untuk meingkatkan kompetensi guru aspek lainnya yang berhubungan dengan upaya peningkatan mutu guru.

3.       Sekolah, gugus, ataupun dinas pendidikan terkait hendaknya memfasilitasi kegiatan untuk meningkatkan kompetensi guru baik secara swadana maupun dana dari pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Darto. 2007. Supervisi Klinis Untuk Meningkatkakan Kemampuan Gurutemalingkungan sekitarDalam Menyusun RPP dan Pelaksanaannya. Posted November 7th,2008 by Allafa89

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Metode Pembelajaran. Bandung: Citra Adi Karya.

Handoko, Hani T. 2001. Manajemen Personalia dsn Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hartoyo, 1006.Supervisi Pendidikan. Semarang: Pelita Insani.

Idrus, HM Noor. 1991. Model-Model Pembimbingan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Iskandar.2008. Metodologi Penelitian tindakan sekolah dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Pres

Joyce, Bruce. 2011. Models of Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemdiknas. 2010. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: kemdiknas.

Purwanto. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohmanto.2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah.

Satori.2008. Hakikat Kompetensi Guru Sesuai UUGD 2005.Makalah.

Subyantoro. 2013. Penelitian tindakan sekolah. Semarang: Unnes Press.

Suhardjono. 2010. Pertanyaan dan Jawaban Sekitar PBM. Malang: Cakrawala Indonesia.

Suprijono, Agus. 2010. Coooerative Learning. Yogyakarta: Pusataka Fajar.

Susilowati, Endah. 2006. Diktat Pembelajaran Temalingkungan sekitar. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukltivislingkungan sekitar. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Wahana Komputer, Semarang, 2001. Microcoft Office 97. Wahana Komputer.