PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
MELALUI METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Moehammad Sutikno
SDN Ngembatpadas, Gemolong, Kab. Sragen
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa, suasana pembelajaran serta prestasi belajar IPA Materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup melalui Metode Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VI Semester Ganjil SDN Ngembatpadas 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Waktu pelaksanaan mulai bulan Agustus sampai Oktober 2014. Penelitian dilakukan di SDN Ngembatpadas 1 Kec. Gemolong Kab. Sragen tahun pelajaran 2014/ 2015. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah 27 siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus terdiri dari beberapa tahapan, yaitu rencana tindakan, tindakan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data dengan tes, tugas dan pengamatan dengan teman sejawat. Alat pengumpulan datanya dengan butir soal dan ceklist. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan deskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi sedang data berbentuk kualitatif dianalisis dengan deskriptif kualitatif dilanjutkan dengan refleksi. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa yaitu sekurang-kurangnya 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 66 dan meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran yaitu mencapai 75%.Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari siklus satu ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Ketuntasan siswa secara klasikal yang ditetapkan dalam indikator kinerja adalah 85% dan indikator tersebut tercapai pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data pada keaktifan, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran meningkat pada setiap siklusnya. Indikator keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran sekurang-kurangnya mencapai 75% tercapai pada siklus 2 yaitu sebesar 88,9%. Prosentase siswa yang aktif pada siklus I rata-rata sebesar 70,4% dan pada siklus II sebesar 88,9%. Prestasi belajar diatas 66 pada siklus 1 adalah 63%, sedang pada siklus 2 sebesar 85,2%. Dengan demikian indikator prestasi siswa dapat tercapai pada siklus II.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, IPA, Team Games Tournament (TGT)
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan paradigma lama mengenai proses belajar-mengajar bersumber pada teori Tabula Rasa John Locke (Anita Lie, 2004:2). Locke mengata–kan bahwa pikiran seorang anak adalah seperti kertas putih dan siap menunggu coreten-coretan dari gurunya. Dari asumsi inilah guru melaksanakan kegiatan belajar dengan memindahkan pengetahuan dari siswa ke guru, mengisi botol kosong dengan pengetahuan, mengotak-ngotakkan siswa dan memacu siswa dalam kompetisi bagai ayam aduan.
Paradigma ini memberikan penge–tahuan kepada siswa secara pasif. Pembelajaran hanya satu arah, dari guru kepada siswa. Dalam konteks ini pendi–dikan berarti, jika seseorang mempunyai pengetahuan dia pasti bisa mengajar. Dalam praktek mengajar seperti ini maka guru kurang atau bahkan tidak sama sekali melhat adanya sumber-sumber pengeta–huan yang tersedia diluar apa yang dia kuasai (Yan Vita, 2014:4).
Dalam kenyataannya, dalam pembelajaran IPA di SDN Ngembatpadas 1 Gemolong Sragen.Dari hasil observasi awal, didapatkan prosentasi keaktifan siswa selama pembelajaran hanya mencapai 33,3 % dari 27 siswa dalam satu kelas. Saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan berpendapat, kebanyakan siswa hanya diam saja, berpura-pura membaca, menulis, dan selalu menghindari kontak mata dengan guru sampai akhirnya guru menunjuk salah seorang dari mereka. Siswa yang mau bertanya, berpendapat, ataupun menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar selalu sama dan jumlahnya tidak pernah bertambah.
Dari hasil wawancara dengan siswa kurang aktifnya siswa selama kegiatan belajar mengajar disebabkan karena mereka merasa takut jika jawaban atau pendapat yang dikemukakan salah dan akan ditertawakan teman-temannya serta mendapatkan marah dari guru. Pembela–jaran masih monoton dan searah (teacher centered learning).Prestasibelajar IPA kelas VI SDN Ngembatpadas 1 jugamasih sangat rendah yaitu nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPA adalah 60,37 dengan ketuntasan 25,9 %.
Permasalahan-permasalahan se–perti yang telah diungkapkan diatas harus segera dicarikan jalan keluar untuk menye–lesaikannya, agar kualitas pembelajaran akan semakin baik dan mampu mencetak lulusan yang berkualitas. Metode TGT (Team Game Tournament) adalah salah satu dari metode kooperatif yang simpel dan tidak membutuhkan banyak alat peraga. Dalam pembelajaran dengan TGT diadakan turnamen antar kelompok dan permainan-permainan yang akan membuat pembelajaran lebih menarik dan menye–nangkan. Untuk itulah digunakan metode TGT untuk memperbaiki menejemen kelas yaitu dengan adanya permainan, kompe–tisi, dan penghargaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: (1) Motivasi belajar siswa rendah; (2) Anak kurang memperhatikan penjelasan guru; (3) Hasil belajar siswa rendah (ketuntasan klasikal hanya 25,9 %); (4) Perlunya penerapan metode Team Games Tournament untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (guru akan mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode Team Games Tournament.
Agar permasalahan yang dibahas lebih fokus, maka permasalahan dibatasi pada penggunaan metode Team Games Tournament dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA materi Perkem–bangbiakan Makhluk Hidup pada siswa kelas VI SDN Ngembatpadas I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diutarakan diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah: (1) Bagaimana metode Team Games Tournament dapat meningkatkan motivasi belajar IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup bagi siswa kelas VI SDN Ngembatpadas 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (2) Bagaimana metode Team Games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup bagi siswa kelas VI SDN Ngembatpadas 1 Tahun Pelajaran 2014/2015?.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar IPA materiPerkembangbiakanMakhlukHidupbagi siswa kelas VI SDN Ngembatpadas 1Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui metode Team Games Tournament. (2) Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup bagi siswa kelas VI SDN Ngembatpadas 1 Tahun Pelajaran 2014/2015melalui metode Team Games Tournament.
KAJIAN TOERI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Prestasi belajar
Syifuddin Azwar (1987: 13) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar. Pendapat senada diungkapkan oleh Muhaimin (1991: 60) bahwa “prestasi belajar adalah sesuatu yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam usaha menjadikan perubahan diri sendiri baik tingkah laku, keterampilan dan kepandaian yang dinyatakan dengan nilai dalam jangka waktu tertentu”.
Jadi dapat dipahami bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha dalam waktu tertentu, penguasaannya dapt dinilai atau diukur yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes. Pengukuran prestasi belajar dilakukan setelah dilakukan proses belajar mengajar, dalam proses tersebut hal yang paling bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran adalah dengan melihat bagaimana prestasi belajarnya.
Menurut Roestiyah NK (1989: 151) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: (1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Seperti: kesehatan, rasa kemampuan, dan sebagainya. (2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.
MetodeTeam Games Tournament (TGT)
Metode Team Games Tournament
Secara bahasaTeam Game Tournament diartikan sebagai permainan yang dipertandingkan secara kelompok .TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri dari 3-5 siswa dalam setiap kelompoknya. Pembagian kelompok ini dilakukan secara heterogen dimana dalam satu kelompok terdiri atas siswa dengan latar belakang yang berbeda misalnya dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras atau warna kulit.
Setelah terbentuk kelompok kemudian siswa berserta kelompoknya masing-masing melakukan proses pembelajaran baik dengan melakukan diskusi maupun melakukan pengamatan atau praktikum. Dalam kelompok kecil tersebut siswa diberi latihan soal, dari perolehan skor awal ini akan membawa siswa dalam pembentukan kelompok berikutnya. Pembagian kelompok yang kedua ini berdasarkan skor awal dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Perolehan skor yang pertama dijumlahkan dengan skor yang kedua dan menjadi skor masing-masing siswa dalam setiap kelompoknya (Slavin, 1995:78).
Kerangka Berfikir
Penelitian ini didasari kerangka berpikir bahwa kondisi awal guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar, sehingga siswa bosan dan ngantuk yang akibat lebih lanjutnya hasil belajarnya rendah. Setelah guru menerapkan metode TGT, keaktifan siswa meningkat yang pada gilirannya hasil belajarnya menjadi meningkat.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakannya adalah “Dengan Menggunakan metode Team Games Tournament dapat meningkatkan motivasidanprestasi belajar IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup siswa kelas VI semester Ganjil SDN Ngembatpadas I Gemolong Sragen tahun pelajaran 2014/2015”
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Ngembatpadas 1 Kabupaten Sragen. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 bulan Agustus sampai Oktober 2014.
|
Subjek penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah 27 siswa.
Sumber Data
Sumber data berasal dari 2 kelompok data yaitu (1) data dari subyek yang diteliti yang selanjutnya disebut data primer. Data primer dalam penelitian ini berasal dari nilai ulangan harian siswa (2) data dari bukan subyek penelitian yang selanjutnya disebut data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini berupa informasi teman.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data yang digunakan, masing-masing diambil dengan cara: (a) Data tentang hasil tes tertulis diperoleh dengan melaksanakan tes tertulis pada siswa. (b) Data portofolio diperoleh dari kumpulan tugas-tugas. (c) Data hasil pengamatan diperoleh dengan melakukan pengamatan dengan berkolaborasi teman sejawat.
Alat pengumpulan data disesuaikan dengan teknik yang digunakan. Untuk data hasil tes alat pengumpulan datanya adalah butir soal. Tes tersebut berupa soal essay maupun multiple choise. Soal ada di lampiran. Sedang untuk data hasil pengamatan digunakan checklist.
Validasi Data
Untuk data yang berhubungan dengan hasil tes, agar mendapatkan data yang valid sebelum membuat soal perlu dibuat kisi-kisi. Data yang berhubungan dengan proses pembelajaran supaya valid perlu digunakan triangulasi. Triangulasi ada 2 macam yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Analisis Data
Analisis data kuantitatif dilakukan dengan deskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai kondisi awal dengan siklus 1, nilai siklus 1 dibandingkan dengan nilai siklus 2 dan nilai kondisi awal dibandingkan dengan kondisi akhir.
Sedangkan data berbentuk kualitatif dianalisis dengan deskriptif kualitatif dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif kualitatif dengan memban-dingkan proses pembelajaran kondisi awal dengan siklus 1, siklus 1dengan siklus 2 dan kondisi awal dengan kondisi akhir.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan hasil belajar siswa yaitu sekurang-kurangnya 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 66. (2) Meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajar-an yaitu mencapai 75%.
Prosedur Tindakan
Langkah penelitian yang dilakukan masing-masing siklus baik siklus I maupun siklus II adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan Tindakan; (2 Pelaksanaan Tindakan; (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kondisi awal adalah , rata-rata nilai ulangan harian pelajaran IPA untuk kelas VI yaitu 60,37 dengan ketuntasan 25,9%.
Pada kondisi awal, nilai terendah adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 80.Hasil tes pada kondisi awal, siswa yang memperoleh kriteriabelumtuntasmencapai 74,1 %, siswa yang memperoleh criteria tuntasmencapai 25,9 %. Dengan demikian, hasil tes pada kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode ceramah, lebih banyak siswa yang memperoleh kriteriabelumtuntas yaitu mulai nilaidibawah 66 sebesar 74,1 %.
Deskripsi Hasil Siklus I
Hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan metode Team Games Tournament. Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat disampaikan hasil berikut ini.
Pada Pembelajaran siklus 1 secara klasikal hasil belajar siswa meningkat bila dibandingkan dengan kondisi awal sebelum tindakan. Perolehan nilai rata-rata sebesar 69,81 dengan ketuntasan klasikal 63%. Ketuntasan belajar meningkat 37,1% jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa pra-siklus. Nilai tertinggi dan terendah juga meningkat dari nilai sebelum dilakukan tindakan. Indikator ketuntasan belajar secara klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 85% belum tercapai.
Data hasil pengamatan diperoleh dengan melakukan pengamatan dengan berkolaborasi teman sejawat. Pada siklus 1 pengamatan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, siswa yang sudah dinyatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran 52,2% selebihnya 47,8% siswa dinyatakan belum aktif. Namun hal ini menunjukkan peningkatan tingkat keaktifan siswa jika dibanding dengan kondisi sebelum tindakan. Hal ini berarti sebagian besar siswa belum aktif dalam pembelajaran. Indikator yang ditetapkan yaitu keaktifan siswa secara klasikal 75% belum tercapai.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran siklus 1 diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang proses belajarnya belum optimal, sebagian belum aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun jika dibandingkan dengan keaktifan siswa sebelum tindakan, keaktifan siswa pada siklus ini sudah mengalami peningkatan. Siswa yang aktif pada siklus 1 sebagian besar merupakan siswa yang memang sudah aktif dan merupakan siswa dengan kemampuan akademik tinggi. Siswa masih tampak takut dan malu bertanya maupun berpendapat dalam diskusi kelompok maupun dalam games sehingga guru masih mendominasi pembelajaran.
Pada proses pembelajaran siklus 1 ini masih banyak kekurangan sehingga berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman siswa, hal ini terlihat pada data nilai hasil belajar yang menunjukkan belum tercapainya indikator ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 85%.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil belajar siswa pada siklus II sebagai berikut:
Perolehan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 75,37 dengan ketuntasan klasikal 85,2. Ketuntasan belajar meningkat jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa pra-siklus maupun pada siklus I. Nilai tertinggi dan terendah juga meningkat dari nilai sebelum dilakukan tindakan. Indikator ketuntasan belajar secara klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 85% tercapai.
Data hasil pengamatan diperoleh dengan melakukan pengamatan dengan berkolaborasi teman sejawat. Pada siklus 2 pengamatan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, siswa yang sudah dinyatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran 88,9%. Hal ini menunjukkan peningkatan tingkat keaktifan siswa jika dibanding dengan kondisi sebelum tindakan maupun kondisi pada siklus 1. Hal ini berarti sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran. Indikator yang ditetapkan yaitu keaktifan siswa secara klasikal 75% tercapai.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran siklus II diperoleh data bahwa kualitas pembelajaran semakin baik, hal ini terlihat dengan meningkatnya hasil belajar dan meningkatnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Guru telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memecahkan masalah.
Pada proses pembelajaran siklus II sebagian besar siswa mempunyai tanggapan yang positif terhadap pembelajaran, siswa merasa tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Peningkatan proses pembelajaran ini berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 85%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat dilihat bahwa sebelum diadakan tindakan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 orang (25,9 %) dengan rata-rata sebesar 60,37. Setelah metode Team Games Tournament diterapkan dalam materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup, ada peningkatan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 orang (63%) dengan rata-rata 69,81. Kemudian pada siklus II terdapat peningkatan kembali, yaitu sebanyak 23 orang (85,2%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 75,37.
Berdasarkan pembahasan di atas, penerapan prosedur metode Team Games Tournament (TGT) dalam proses pembela–jaran IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup pada siswa kelas VI semester I SD Negeri Ngembatpadas 1 dapat dilaksanakan dengan baik.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pene-rapan metode Team Games Tournament (TGT) motivasidanprestasi belajar IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup pada kelas VI SDN Ngembatpadas 1 pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkat.
Dari hasil perbaikan dengan meto–de Team Games Tournament dapat me–ningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA materi Perkembangbiakan Makhluk Hidup pada siswa kelas VI SD Negeri Ngembatpadas 1. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari sebelum dilakukan tindakan dari 27 siswa yang tuntas dengan KKM 66 adalah 7 siswa (25,9%). Pada siklus 1 siswa yang tuntas sebanyak 17 atau 63%. Kemudian pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 23 siswa (85,2 %).
Keaktifan siswa dalam pembelajar–an juga meningkat. Jika pada konsidi awal siswa yang aktif dalam pembelajaran adalah9 siswa (33,3%), maka pada siklus 1 siswa yang aktif dalam pembelajaran 19 siswa (70,4%), kemudian pada siklus 2 meningkatmenjadi 24 siswa (88,9%).
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Mata Pelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas.
Ibrahim, M. ; F. Rachmadiarti.; M. Nur & Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNNESA-University Press.
Mariyanti, A. & N. E. Kartiyono. 2005. Jelajah Alam Sekitar. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Muslimin Ibrahim (1991) Pembelajaran Kooperatif. Semarang: University Press
Muhibbin Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nana Sudjana. (2001). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Algesindo
Poerwodarminto (1994) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Richard Kindsratter. (1996). Dynamics Of Effective Teaching. USA
Roestiyah NK (1989) Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bumu Aksara
Redjeki, S. 1985. Studi Perbandingan tentang Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dan Pengajaran Tradisional di SD Daerah Sawah Palawija. Tesis FPS IKIP Bandung; Tidak Dipublikasikan.
Riyanto, M. 2004. “Dasar-dasar Pembelajaran Biologi 2”. Paparan Mata Kuliah dasar-dasar Pembelajaran Biologi 2. Semarang: FMIPA UNNES.
Ridlo, S. 2005. Pendekatan Alam Sekitar (JAS). Semarang: FMIPA Universitas negeri Semarang.
Saptono, S. 2003. Stategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Samana. (1992). Sistim Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) Dan Pertimbangan Metodologinya: Kanisius
Slavin R.E. (1995). Cooperative Learning: Teory Reaseach and Practice, Boston: Allyn and Bacon Publiser
Syaiful Bachri Djamarah (1997) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta
Sudjana. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Syaiful Bachri Djamarah, Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta