PENINGKATAN PEMAHAMAN SEKOLAH LANJUTAN

DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MEDIA PUZZLE

PADA LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN DAN KONSELING

KELAS IX C SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 LASEM

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Ika Ratnaningsih

SMP Negeri 2 Lasem

 

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa tinggi peningkatan pemahaman sekolah lanjutan dan keaktifan siswa melalui media puzzle pada layanan informasi bimbingan dan konseling kelas IX C Semester 1 SMP Negeri 2 Lasem Tahun pelajaran 2018/2019. Peneltian ini dilakukan dalam 2 siklus dan teknik pengumpulan data diperoleh dari instrumen tes dan no tes, pemahaman siswa dari pra siklus sampai pada siklus II mencapai peningkatan sebesar 44% dan peningkatan keaktifan siswa sebesar 30%. Peningkatan diikuti dengan perubahan sikap dan perilaku siswa saat mengikuti layanan bimbingan dan konseling maupun kegiatan belajar mengajar.

Kata Kunci: Peningkatan, media puzzle, layanan Informasi

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu layanan yang diemban guru bimbingan dan konseling adalah layanan informasi. Yang dimaksud dengan layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi pribadi, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak (Permendikbud no 81a tahun 2013, lampiran iv. Penyelenggaraan layanan informasi yang selama ini dilakukan peneliti sudah menggunakan berbagai metode seperti tanya jawab, diskusi, penugasan, curah pendapat, observasi yang ditunjang dengan menggunakan media audio visual, namun masih belum optimal dari segi proses dan hasil, dimana masih dijumpai beberapa kekurangan seperti: 1) kurang dalam memfasilitasi siswa mengolah informasi, tetapi kebanyakan memberi informasi, 2) kurangnya keaktifan siswa 3) masih sangat sedikit siswa yang memberi tanggapan 4) kurang dalam memahami gaya belajar siswa satu kelas. 5) siswa belum optimal dalam menumbuh kembangkan sikap kerja sama, ingin tahu, tanggung jawab, serius dan komunikatif, 6) Media yang digunakan untuk mendukung layanan informasi dari tahun ke tahun masih monoton 7). siswa belum optimal dalam menggunakan hasil informasi yang di peroleh untuk untuk menunjang kehidupan sehari-hari, kelanjutan studi atau citacita kariernya. 8) Karena tidak ada nilai di rapor untuk layanan bimbingan dan konseling maka anak sering mengabaikan, padahal informasi yang diberikan dalam layanan bimbingan dan konseling berguna untuk kehidupan sehari-hari maupun kehidupan masa datang. Dari sejumlah persoalan di atas maka perlu dicari terobosan untuk menyelenggarakan layanan informasi dengan media yang dapat mengaktifkan peserta didik.

 Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang peningkatkan pemahaman sekolah lanjutan dan keaktifan siswa menggunakan media puzzle pada layanan informasi bimbingan dan konseling IX C Semester 1 SMP Negeri 2 Lasem tahun pelajaran 2018/2019

Indentifikasi maslah dalam penelitian ini adalah adanya permasalahan pada siswa kelas IX C yang Pendiam, tidak berani berbicara dan kurang percaya diri, sedangkan masalah yang dihadapi oleh peneliti adalah pada saat memberikan layanan di kelas adalah peneliti merasa tidak berhasil dalam memotivasi siswa di kelas karena masih ada siswa yang tidak semangat dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling

Rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa tinggi peningkatan pemahamam sekolah lanjutan dan keaktifan siswa melalui media puzzle pada layanan informasi bimbingan dan konseling siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Lasem Tahun Pelajaran 2018/2019

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahanan sekolah lanjutan dan keaktifan siswa melalui media puzzle pada layanan informasi bimbingan dan konseling pada kelas IX C SMP Negeri 2 Lasem Tahun Pelajaran 2018/2019

Manfaat penelitian adalah memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan dan konseling melalui penggunaan media puzzle dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa pada layanan bimbingan dan konseling, memberi pengetahuan dan wawasan pada siswa tentang media dalam bimbingan dan konseling, guru BK dapat membantu siswa memperoleh pemahaman dan keaktifan dan memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pada landasan teori ini dibahas beberapa hal terkait dengan masalah peneliti antara lain: layanan informasi bimbingan dan konseling dan media puzzle

Layanan Informasi bimbingan dan konseling

Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan untuk peserta didik dalam mengenal diri, mengenal lingkungan dan meraih masa depan. Untuk mencapai tujuan bimbingan konseling maka kegiatannya diberikan melalui berbagai layanan, salah satunya adalah layanan informasi. Bimbingan dan Konseling yang dimaksud layanan informasi yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan, menurut Prayitno (2003:170) dalam Nur Bowo Budi Utomo, 2015 yang dimaksud layanan informasi adalah layanan yang memungkinkan siswa menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi belajar, pergaulan, karir/jabatan, pendidikan lanjut). Tujuan layanan informasi adalah agar peserta didik dapat menerima dan memahami berbagai informasi berkaitan dengan kehidupan pribadi, sosial, belajar, karier. Fungsi layanan informasi yang utama adalah fungsi pemahaman. Penyampaian informasi dapat menggunakan media pembantu berupa alat peraga, media tulis dan grafis serta perangkat dan program elektronik. Informasi dapat dikemas dalam rekaman dengan perangkat kerasnya (rekaman audio, video, komputer) yang digunakan dalam layanan informasi yang bersifat mandiri, dalam arti peserta layanan sendiri dapat memperoleh dan mengolah informasi yang diperlukan (Prayitno:, 2011:14) dalam Susanto Eko, 2012. Dari sumber ini dapat di tarik pengertian bahwa layanan informasi dapat di sampaikan dengan menggunakan media atau alat peraga, media yang digunakan dapat berupa media tulis, grafis, elektronik dan sebagainya, tentunya penggunaan media atau alat peraga ini untuk memperbaiki proses dan hasil layanan informasi bimbingan dan konseling.

Puzzle

Menurut A.S Hornby (2005: 947) dalam Anirisa Lotut Torikil Maviro, 2017 mengemukakan pendapatnya tentang puzzle sebagai berikut:“Puzzle 1) A thing that is difficult to understand or answer. 2) A question or toy that is designed to test a person’s knowledge, skill, intelligence. etc”. Jadi menurut Hornby puzzle merupakan sesuatu yang sulit untuk di mengerti atau dijawab, puzzle merupakan pertanyaan atau permainan yang di desain untuk menguji pengetahuan, ketrampilan dan kecerdasan seseorang.

Melalui puzzle anak diharapkan menemukan solusi yang tepat. Ada beberapa tipe puzzle diantaranya Crossword puzzles (teka-teki silang), word puzzles (teka-teki pencarian kata), number puzzles (teka teki angka), logic puzzle (teka teki logika), rebuses (teka teki gambar atau symbol), tangrams (teka teki cina,yang memotong kotak menjadi lima segitiga) dan math puzzles (teka teki matematika)

Dengan demikian banyak pilihan jenis puzzle yang dapat digunakan, tentunya jenis puzzle yang dipilih menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Manfaat media “Puzzle” bagi anak, kaitanya dengan kegiatan belajar mengajar antara lain: Membentuk jiwa kerjasama, melatih sikap konsisten pada siswa, melatih kemampuan nalar, daya ingat dan konsentrasi, melatih kerjasama, saling menghormati dan menghargai dan meningkatkan ketrampilan sosial maka media puzzle sangat cocok di gunakan dalam pemberian layanan informasi bimbingan dan konseling. Media puzzle yang diguakan peneliti dalam penelitian ini adalah puzzle teka-teki silang yang dibuat berdasarkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

Penilaian Keaktifan pada layanan Informasi Bimbingan dan Konseling

Keaktifan Mengikuti Layanan Menurut Irvan Harahap (2011: 1) dalam Muhammad Choirudin, S.Pd, 2013 keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk, Kata keaktifan juga bisa berarti dengan kegiatan dan kesibukan. Yang dimaksud dengan keaktifan disini adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani. Aktif mencari, mengolah, dan mengkontruksi informasi yang mereka peroleh.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah “penggunaan media puzzle efektif dapat meningkatkan pemahaman sekolah lanjutan dan keaktifan siswa pada layanan Informasi Bimbingan dan Konseling siswa kelas IX C Semester I SMP Negeri 2 Lasem Tahun Pelajaran 2018/2019“

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan September sampai dengan bulan November tahun 2018 dan dilakukan di kelas IX C SMP Negeri 2 Lasem dengan jumlah siswa 29 orang siswa terdiri 15 pa dan 14 pi.

Pada penelitian tindakan kelas ini, sumber data diperoleh dari: (1) Data (proses) diperoleh dari tindakan guru dalam pemberian layanan informasi, dan siswa sewaktu mengikuti tindakan guru, serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan. (2) Data (hasil) diperoleh dari pengamatan terhadap siswa berupa keaktifan mengikuti layanan Informasi.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan dan Konseling (PTK BK) ini menggunakan teknik tes dan teknik nontes (observasi, wawancara dan dokumentasi foto)

Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap hasil pengamatan. Analisis data pada penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang dianalisis adalah hasil tes pemahaman sekolah lanjutan yang dibandingkan sebelum diberi tindakan, pada siklus I dan pada siklus II, sedangkan data kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang sikap dan perilaku siswa pada saat mengikuti layanan informasi melalui media puzzle dan pada saat layanan klasikal dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi foto

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini berupa peningkatan kemampuan dalam memahami sekolah lanjutan dan keaktifan siswa melalui media puzzle pada layanan informasi bimbingan dan konseling. Peningkatan ini ditujukan dengan mencapai prosentase rata-rata klasikal sekurang-kurangnya 75% siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Lasem memiliki kemampuan dalam memahami sekolah lanjutan dan keaktifan siswa melalui media puzzle.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini bergerak pada area bimbingan pengembangan pribadi dengan menggunakan layanan informasi secara klasikal pada siklus 1 dan siklus 2. Panelitian ini dilaksanakan pada 2 tahap (2 siklus). Tiap siklus dilaksanakan dua kali kegiatan sesuai dengan indikator perubahan tingkah laku yang hendak dicapai. Hasil tiap siklus dipergunakan untuk merefleksi langkah yang harus dilakukan berikutnya. Jadi dalam penelitian tindakan kelas ini masing-masing siklus terdiri dari: Perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation)dan refleksi (reflection)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian meliputi hasil tes dan non tes yang diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II, berupa hasil tes pemahaman sekolah lanjutan kelas IX C dan hasil non tes diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

Hasil tes Pemahaman pada Prasiklus (pretes), siklus I dan siklus II

Tabel 1. Hasil Peningkatan pemahaman sekolah lanjutan IX C

No

Rentang Nilai

Pra siklus

Siklus I

Siklus II

Bobot

Rata-rata

Bobot

Rata-rata

Bobot

Rata-rata

1

81-100

0

0%

1160

41%

2000

69%

2

61-80

480

21%

1000

45%

240

10%

3

41-60

0

0%

180

10%

60

3%

4

21-40

520

45%

40

3%

120

10%

5

0-20

200

34%

 

 

40

7%

 

Jumlah

1200

100%

2380

100%

2460

100%

 

Rata-rata%

 41%

 82%

85%

 

Peningkatan

41%

3%

 

 

44%

Peningkatan pencapaian pemahaman sekolah lanjutan dari prasiklus yang hanya 41% meningkat menjadi 82% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 85% pada siklus II, terdapat peningkatan pemahaman sekolah lanjutan sebesar 44% dari pra siklus ke siklus II, meskipun ada 7 siswa yang mengalami penurunan pada siklus I dan siklus II, hal ini disebabkan oleh kemampuan akademik dan non akademik mereka yang kurang baik maka tindak lanjut yang dilakukan peneliti adalah memberikan bimbingan kelompok pada siswa tersebut.

Hasil Observsi siswa pada siklus I dan siklus II

Tabel 2. Hasil observasi kepada siswa pada siklus I dan Siklus II

NO

Sub Variabel

 

Siklus I

Siklus II

Frekuensi

Prosentase

Frekuensi

Prosentase

1

Persepsi

244

56%

423

86%

2

Perhatian

215

49%

435

75%

3

Keyakinan

148

51%

290

83%

4

Keinginan

112

39%

290

67%

5

Tindakan

108

37%

290

75%

 

Jumlah

826

 

1353

 

 

Rata-rata prosentase

47%

77%

 

Untuk mengetahui keaktifan siswa dapat dilihat dari hasil observasi dari siklus I sebesar 47% dan siklus II sebesar 77% ini terdapat peningkatan sebesar 30% pada keaktifan siswa mengikuti layanan informasi. Siswa mulai aktif bertanya, percaya diri dan berani untuk menyampaikan pendapatnya dan yang paling diharapkan dari penelitian ini adalah siswa sudah bisa menentukan pilihan sekolah lanjutan. Berikut grafik Keaktifan siswa:

Hasil observasi terhadap peneliti pada kegiatan layanan klasikal yaitu pemberian layanan informasi pada siklus I dan siklus II

Peneliti memberikan layanan informasi dengan topik sekolah lanjutan yaitu mengenal SMA pada siklus I dan pada siklus II Topik mengenal SMK setelah itu peneliti memberikan puzzle yang berupa teka-teki silang kepada siswa untuk diselesaikan dalam kelompoknya setelah itu mereka menyimpulkan apa yang ada pada puzzle tersebut dan menyampaikan apa yang menjadi pilihannya setelah mengikuti layanan informasi dan siswa yang berani menyampaikan pedapatnya, siswa bisa membedakan SMA dan SMK dan selain itu peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa. Peneliti dalam pemberian layanan BK akan menggunakan media yang bervariasi.

Hasil wawancara

Pada pertemuan siklus I dan siklus II siswa sangat senang mengikuti layanan Informasi bimbingan dan konseling karena merasa asyik menyelesaikan teka-teki silang dan dalam kelompok bisa bertukar pikiran dan ide. Saran dari siswa mengharapkan agar pada layanan BK di kelas berikutnya juga menngunakan media yang menarik. Selain itu siswa juga merasa mantap untuk memilih sekolah lanjutan

Dokumentasi foto

Dokumen foto diambil pada saat layanan klasikal di kelas dan pada saat pemberian layanan Informasi di kelas menggunakan puzzle

 

PENUTUP

Simpulan

Sesuai dengan rumusan masalah dalam peneliatian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan media puzzle pada layanan informasi bimbingan dan konseling mengalami peningkatan pemahaman sekolah lanjutan yaitu sebelum diberi perlakuan pada pra siklus sebesar 41% dan pada siklus I dengan hasil 82% dan pada siklus II adalah 85%, hal ini terlihat ada peningkatan pemahaman sekolah lanjutan dari Pra siklus sampai pada siklus II sebesar 44%. Untuk mengetahui keaktifan siswa dapat dilihat dari hasil observasi dari siklus I sebesar 47% dan siklus II sebesar 77% ini terdapat peningkatan sebesar 30% pada keaktifan siswa mengikuti layanan informasi. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi dengan menggunakan media puzzle pada siswa kelas IX C Semester I SMP Negeri 2 Lasem Tahun 2018/2019 efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa pada layanan bimbingan dan konseling di kelas

Saran

Berdasarkan simpulan PTK BK ini kepada pihak-pihak yang terkait disarankan kepada guru Pembimbing peneliti lainnya untuk melakukan PTK BK agar mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dan menjalin kerjasama dengan kolaborator dalam melaksanakan tugas sebagai guru professional

DAFTAR PUSTAKA

Sukiman, 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Pembimbing: Paramitra Publishing.Yogyakarta

Susanto Eko, 2012. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kelompok. UNNES.

Semarang

Muhammad Choirudin, S.Pd, 2013. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Meningkatan Keaktifan Siswa d idalam Kelas melalui Bimbingan dan Kelompok Pada Siswa Kelas VII Di SMP Piri Ngaglik. Yogyakarta

NurBowo Budi Utomo, 2015. Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Mengikuti Layanan Informasi Bimbingan dan Konseling melalui Media “Puzzle”: Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta