Peningkatan Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Untuk Meningkatkan Kinerja Guru
PENINGKATAN PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU SECARA BERKELANJUTAN DI SDN.173496 TARABINTANG TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020
Linda Sitohang
SDN.173496 Tarabintang
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah meningkatkan kemampuan Kepala sekolah dalam menyusun program sekolah untuk meningkatkan kinerja guru secara Berkelanjutan dan menggerakkan guru dan kayawan dengan mengoptimalkan sumber daya sekolah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan. Tujuan penelitian tindak sekolah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah untuk meningkatkan kinerja guru secara berkelanjutan serta kemampuan kepala sekolah menggerakkan guru dan karyawan dengan mengoptimalkan sumber daya sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah adalah guru-guru di SDN.173496 Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan, sejumlah 9 orang guru dan 2 pegawai, terdiri atas guru mata pelajaran pada kelas I – kelas VI (enam) yakni 6 orang guru mata pelajaran 2 orang dan Kepala sekolah, Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu 3 bulan, yakni pada semester ganjil bulan September sampai November Tahun 2019. Pada fase pra siklus dapatkan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 6 Orang guru Pegawai (54.55%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (36.36%). Pada siklus I diperoleh rekapitulasi pengaruh adanya tindakan Peningkatan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan. hasil yang didapatkan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 9 Orang guru Pegawai (81.82%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (63.64%). Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah meningkat (27.27%) dari 72.73% menjadi 90.91, Peningkatkan kinerja guru dan pegawai meningkat (27.27) dari tindakan awal 63.64 menjadi 81.82. Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan meningkat (18.18) dari 81.82 menjadi 09.91. Membuat laporan kinerja Guru Pegawai meningkat dari (36.37%) dari 63.64% menjadi 72.73. Dari uraian diatas diperoleh bahwa penerapan peran dan fungsi Kepala Sekolah sebagai manager dapat meningkatkan kinerja guru dan pegawai. hasil yang diperoleh sudah melampaui standar yang ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa dengan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer dapat meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan di SDN.173496 Tarabintang Kec.Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Manager Kepala sekolah, Kinerja Guru
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan elemen terpenting dalam kehidupan seseorang karena tingkat pendidikan salah satu barometer tingkat kemampuan berpikir seseorang. Pendidikan memang tidak harus diperoleh dari pendidikan formal yang biasanya diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga kemasyarakatan, melainkan bisa diperoleh dari keluarga atau otodidak. Pendidikan formal merupakan jenis pendidikan yang paling cepat dikenali keberadaannya dan mudah dipakai untuk menjelaskan pentingnya dunia pendidikan ini. Hal seperti itu dapat diketahui pada suatu negara yang tingkat pendidikannya sudah maju, orangnya pun juga maju.
Berbicara masalah pendidikan bukanlah hal yang mudah dan sederhana, karena selain sifatnya yang kompleks, dinamis dan kontekstual, pendidikan merupakan wahana untuk pembentukan dari seseorang secara keseluruhan. Peranan pendidikan dalam pembentukan diri seseorang sebagai sumber daya manusia tersebut sebagai tujuan umum pendidikan yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Berkaitan dengan pendidikan tersebut, Negara Indonesia sudah merumuskan tujuan pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa” kemudian diperjelas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Tahun 2003 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah akan cepat berkembang jika mempunyai program-program standar. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2006: 1) sekolah harus memiliki Program Pengembangan Sekolah yang lebih umum disebut Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Program tersebut berisi program jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek. Program-program tersebut sebagai patokan pengembangan sekolah. Kegiatan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah seperti itu sering disebut kepala sekolah sebagai manajer.
KAJIAN PUSTAKA
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Peningkatan Manajemen sekolah dalam otonomi sekolah sekarang menggunakan pendekatan sistem yaitu input-proses-output. Pendekatan ini digunakan sebagai pemandunya agar manajemen sekolah tidak meluas atau justru menyempit. Menurut Direktur Jenderal Pendidkan Dasar dan Menengah (2001: 11) Sekolah yang menerapkan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah yang dikatakan juga sebagai sekolah yang efektif harus memenuhi beberapa syarat di antaranya: otonomi, pengambilan keputusan partisipatif, ruang gerak luwes, pendekatan profesional, desentralistik, motivasi diri, deregulasi, mempengaruhi, memfasilitasi, mengelola resiko, menggunakan uang seefisien mungkin, teamwork yang cerdas, informasi terbagi, pemberdayaan, dan organisasi datar.
Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Kepala sekolah pada era reformasi merupakan tugas tambahan guru, yang di antaranya kepala sekolah sebagai manajer. Menjadi seorang manajer, kepala sekolah harus mampu menyusun berbagai program sekolah, yang akhirnya akan dilaksanakan di sekolahnya. Menurut Pengawas Dikmenum (2004:16) kepala sekolah dalam melaksanakan manajerial harus mampu menyusun program sekolah, menyusun organisasi kepegawaian di sekolah, kemampuan menggerakkan staf (guru dan karyawan), dan kemampuan mengoptimalkan sumber daya sekolah.
Dalam menyusun program kepala sekolah beserta teamwork-nya diwajibkan menyusun program jangka panjang yang dalam sekolah standar nasional disebut RPS (Rencana Pengembangan Sekolah), menyusun program jangka menengah baik bidang akademik maupun non akademik, menyusun program tahunan juga harus ada bidang akademik dan non akademik. Dalam penyusunan program sekolah perlu diberi evaluasi pelaksanaan program dan mekanisme pemonitoran program.
Sebagai manajer, kepala sekolah merancang penyusunan oraganisasi kepegawaian di sekolah. susunan kepegawaian mulai dari wakil kepala sekolah sampai guru dan karyawan lainnya. Selain itu, sekolah juga mempunyai susunan kepegawaian pendukung antara lain pengelola perpustakaan, pengelola laboratorium, pembina kegiatan siswa dan mempunyai kepanitiaan untuk kegiatan temporer, antara lain panitia ulangan umum dan panitia kegiatan keagamaan.
Sebagai manajer, kepala sekolah menggerakkan staf baik guru maupun pegawainya di antaranya adalah memberi arahan yang dinamis. Kepala sekolah perlu memberi arahan terus menerus sehingga terbentuk staf yang kuat dan tangguh. Selain itu, kepala sekolah mengkoordinasikan sikap yang sedang melaksanakan tugas, memberi penghargaan dan hukuman. Dalam hal ini kepala sekolah perlu mengkoordinasikan semua kegiatan sekolah. Tanpa ada koordinasi kegiatan sulit dikontrol bahkan akan tidak memenuhi sasarannya. Kepala sekolah perlu memberi penghargaan kepada staf yang berprestasi dan memberi hukuman bagi staf yang selalu melangar aturan sekolah.
Kinerja Sekolah
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 503) kinerja adalah (1) sesuatu yang dicapai; (2) prestasi yang diperlihatkan; dan (3) kemampuan kerja (tentang peralatan). Berdasarkan pengertian itu, kinerja dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah suatu prestasi yang diperlihatkan kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan yang dibinanya. Sesuai dengan buku MBS, prestasi sekolah yang diperlihatkan berkaitan dengan akademik dan non akademik. Kedua bidang tersebut dapat dilihat dari tujuh komponen, yaitu (1) komponen kepala sekolah sebagai edukator/pendidik, (2) komponen kepala sekolah sebagai manajer, (3) komponen kepala sekolah sebagai administrator, (4) komponen kepala sekolah sebagai penyelia/supervisor, (5) komponen kepala sekolah sebagai pemimpin/leader, (6) komponen kepala sekolah sebagai kewirausahaan/enterpreneur dan (7) komponen kepala sekolah sebagai motivator.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru tindakan sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah pembelajaran secara praktis” (Depdiknas, 2008: 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.
Rancangan Penelitian
Menurut Mukhlis (2000: 5) PTS adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTS adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga pada akhirnya kualitas pembelajaran di kelas semakin baik dan meningkat,
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahTarabintang yang berupa identifikasi permasalahan.
HASIL PENELLITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis anggap cukup untuk meningkatkan kemampuan guru menguasai pemahaman tentang Peran Kepala Sekolah meningkatkan kinerja guru dan pegawai dalan melaksanakan tugas-tugas seperti melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Pra Siklus
Pra siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan. Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan oleh penulis saat akan memulai tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai berikut: (a) Merumusan masalah yang akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan dicari solusinya adalah masih banyaknya guru yang kurang disiplin dalam dalan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan secara bertanggungjawab. (b) Merumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini penulis mengambil rencana untuk melakukan tindakan memberikan Pembinaan kepada guru-guru untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam dalan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan secara bertanggungjawab. (c)Merumusan indikator keberhasilan penerapan Pembinaan dalam meningkatkan disiplin guru dalam dalan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan secara bertanggungjawab.
Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini penulis tetapkan sebesar 75%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 75% guru sudah mampu melaksanakan tugas secara mandiri (d).Merumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan tindakan. Langkah-langkah yang diambil penulis dalam melakukan tindakan antara lain adalah melakukan sosialisasi kepada para guru mengenai cara meningkatkan kinerja dilaksanakan dalam mengajar didalam kelas, serta menyampaikan tujuan dari penerapan tindakan yang dilakukan oleh penulis.
Untuk dapat menganalisi dan melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur maka peneliti sudah menyediakan lembaran kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman guru terhadap pelaksanaan kinerja yang baik, sehingga terjadi suasana yang menyenangkan bagi guru dan siswa. Dengan peningkatan peran Kepala sekolah sebagai manager meningkatkan kinerja guru pegawai
Dari hasil pengamatan dan hasil angket yang di dapat dari siswa maka di berikan rincian sebagai berikut:
Tabel Kondisi Pra Siklus
No | Kondisi Awal Kinerja Guru/Pegawai | Jl. Guru Pegawai | Jumlah Guru | (%) |
1 | Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah |
11 Orang |
7 | 63.64 |
2 | Peningkatkan kinerja guru dan pegawai | 6 | 54.55 | |
3 | Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru. | 8 | 72.73 | |
4 | Kelengkapan Laporan kinerja Guru Pegawai | 4 | 36.36 |
Dari hasil hasil proses Pra siklus diperoleh rekapitulasi pengaruhadanya tindakan Peran Kepala Sekolah meningkatkan kinerja guru dan pegawai dalan melaksanakan tugas-tugas seperti dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi pada pra siklus. Dari data diatas dapat kita dapatkan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 6 Orang guru Pegawai (54.55%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (36.36%). Namun hasil yang diperoleh masih rendah dan belum sesuai dengan standar yang diharapkan maka selanjutnya akan dilakukan tindakan berikutnya.
Dari data kita dapatkan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 6 Orang guru Pegawai (54.55%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (36.36%). Namun hasil yang diperoleh masih rendah dan belum sesuai dengan standar yang diharapkan maka selanjutnya akan dilakukan tindakan berikutnya
Siklus 1
Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan membimbing guru menerapkan Peningkatan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan yang lebih tegas dibandingkan dengan tindakan sebelumnya.
Melakukan sosialisasi dan menjadwalan pertemuan guru dengan Kepala Sekolah untuk melaksanakan pelatihan dan pembimbingan untuk
- Dapat disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah
- Peningkatkan kinerja guru dan pegawai
- Kesiapan perangkat pembelajaran guru
- Kesiapan laporan kinerja Guru Pegawai
Peneliti merencanakan untuk melaksanakan pengamatan terhadap guru setiap harinya, hal ini terlebih dahulu disosialisasikan kepada semua guru pada saat refleksi siklus pertama. Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus I ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain
- Membuat lembar observasi untuk mengetahui tingkat disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah
- Melakukan observasi dan pengamatan Peningkatkan kinerja guru dan pegawai
- Melakukan observasi dan pengamatan kesiapan perangkat pembelajaran guru
- Melakukan observasi dan pengamatan kesiapan laporan kinerja Guru Pegawai
Setelah minggu berikutnya, dilakukan rekapitulasi dari hasil pengamatan dari penulis bagaimana peningkatan kinerja guru. Pada fase siklus pertama. Pengamatan dan evaluasi pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan berikutnya (satu siklus), untuk semua guru dan pegawai yang berjumlah 11orang.
Dari hasil pengamatan dan hasil angket yang di dapat dari siswa maka di berikan rincian sebagai berikut:
Tabel Kondisi Siklus I
No | Kondisi Awal Kinerja Guru/Pegawai | Siklus I | ||
Jl. Guru Pegawai | Jumlah Guru | (%) | ||
1 |
Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah |
8 | 72.73 | |
2 |
Peningkatkan kinerja guru dan pegawai |
11 | 7 | 63.64 |
3 | Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru. | Orang | 9 | 81.82 |
4 | Kelengkapan Laporan kinerja Guru Pegawai | 7 | 63.64 |
Dari hasil Pada siklus I diperoleh rekapitulasi bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 9 Orang guru (81.82%), Membuat laporan kinerja guru pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (63.64%)
Dari uraian diatas diperoleh peran dan fungsi Kepala Sekolah sebagai manager dapat meningkatkan hasil ke empat indikator yang dibuat. Namun hasil yang diperoleh masih rendah maka selanjutnya akan dilakukan tindakan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari tindakan sebelumnya.
Siklus I
Penerapan dengan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer dapat meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan
Berdasarkan hasil perolehan diatas, setelah dilaksanakan siklus I, terjadi peningkatan yang signifikan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah meningkat (9.09) dari 63.64 menjadi 72.73%, Peningkatkan kinerja guru dan pegawai meningkat 9.09 dari tindakan awal 54.55 menjadi 63.64pada siklus I. Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan meningkat 9.09 dari 72.73 menjadi 81.82%, Membuat laporan kinerja Guru Pegawai dari 36.36 menjadi 63.64% hasil pada Siklus I.
Dari hasil rekapitulasi siklus I terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan hasil, Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 9 Orang guru Pegawai (81.82%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%).
Siklus II
Peneliti merencanakan untuk melaksanakan pengamatan terhadap guru setiap harinya dalam berbagai kegiatan terutama saat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Setelah dilakukan rekapitulasi dari hasil pemantauan langsung setiap saat sesuai dengan indikator yang dibuat dalam lembar observasi dalam penelitian ini ada 4 indikator yang dibuat untuk mengetahui peningkatan hasil kinerja yang dimaksudkan. Dari hasil pengamatan dan hasil angket yang di dapat dari siswa maka di berikan rincian sebagai berikut:
Tabel Kondisi Siklus II
No | Kondisi Awal Kinerja Guru/Pegawai | Siklus I | ||
Jl. Guru Pegawai | Jumlah Guru | (%) | ||
1 | Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah |
11 Orang
|
10 | 90.91 |
2 | Peningkatkan kinerja guru dan pegawai | 9 | 81.82 | |
3 | Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru. | 10 | 90.91 | |
4 | Kelengkapan Laporan kinerja Guru Pegawai | 8 | 72.73 |
Dari hasil Pada Siklus I, diperoleh bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 10 Orang guru Pegawai (90.91%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 9 Orang guru Pegawai (81.82%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 10 Orang guru Pegawai (90.91%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%).
Siklus II
Penerapan dengan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer dapat meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan
Setelah dilaksanakan Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah meningkat (27.27%) dari 72.73% menjadi 90.91, Peningkatkan kinerja guru dan pegawai meningkat (27.27) dari tindakan awal 63.64 menjadi 81.82. Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan meningkat (18.18) dari 81.82 menjadi 09.91. Membuat laporan kinerja Guru Pegawai meningkat dari (36.37%) dari 63.64% menjadi 72.73 pada Siklus II.
Dari hasil rekapitulasi Pada Siklus II terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya. Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 8 Orang guru Pegawai menjadi (72.73), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 7 Orang guru Pegawai menjadi (63.64) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 9 Orang guru Pegawaimenjadi (81.82), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 7 Orang guru Pegawaimenjadi (72.73). Penerapan peran dan fungsi Kepala Sekolah sebagai manager dapat meningkatkan kinerja guru dan pegawai.
PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hali ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis menanggap cukup untuk Peningkatan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan di SDN.173496 Tarabintang Kec.Tarabintang Kab. Humbang Hasundutan T.P 2019/2020.
Hasil proses Pra siklus diperoleh rekapitulasi pengaruhadanya tindakan Peran Kepala Sekolah meningkatkan kinerja guru dan pegawai dalan melaksanakan tugas-tugas seperti dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi pada pra siklus Dari data diatas dapat kita dapatkan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 6 Orang guru Pegawai (54.55%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (36.36%).
Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer dapat meningkatkan kinerja guru dan pegawai. hasil yang diperoleh sudah melampaui standar yang ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa dengan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer dapat meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan di SDN.173496 Tarabintang Kec.Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2019/2020.
SIMPULAN
Pada fase pra siklus dapatkan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 6 Orang guru Pegawai (54.55%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (36.36%).
Pada siklus I diperoleh rekapitulasi pengaruhadanya tindakan Peningkatan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Secara Berkelanjutan. Dari data diatas dapat kita dapatkan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah ada 8 Orang guru Pegawai (72.73%), Peningkatkan kinerja guru dan pegawai ada 7 Orang guru Pegawai (63.64%) Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan ada 9 Orang guru Pegawai (81.82%), Membuat laporan kinerja Guru Pegawai ada 4 Orang guru Pegawai (63.64%)
Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan bahwa Disiplin guru hadir tepat waktu di sekolah meningkat (27.27%) dari 72.73% menjadi 90.91, Peningkatkan kinerja guru dan pegawai meningkat (27.27) dari tindakan awal 63.64 menjadi 81.82. Tingkat kesiapan perangkat pembelajaran guru Kelengkapan meningkat (18.18) dari 81.82 menjadi 09.91. Membuat laporan kinerja Guru Pegawai meningkat dari (36.37%) dari 63.64% menjadi 72.73
Dari uraian diatas diperolehbahwa penerapan peran dan fungsi Kepala Sekolah sebagai manager dapat meningkatkan kinerja guru dan pegawai di SDN.173496 Tarabintang Kec.Tarabintang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Pembelajaran 2019/2020.
SARAN
Telah terbukti bahwa dengan bimbingan dari Kepala Sekolah dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam peran Kepala Sekolah meningkatkan kinerja guru dan pegawai dalan melaksanakan tugas-tugas seperti dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
- Kinerja kepala sekolah perlu dilaksanakan setiap tahun yang sifatnya memberi binaan terhadap sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengikuti perkembangan meningkatkan kinerja guru dan pegawai dalan melaksanakan tugas-tugas
- Hendaknya guru tetap belajar peran Kepala Sekolah meningkatkan kinerja guru dan pegawai dalan melaksanakan tugas-tugas seperti dalam pembelajaran supaya lebih menyenangkan dapat terwujud.
- Bagi peserta didik, Hendaknya meningkatkan kesadaran untuk selalu berpartispasi aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
- Bagi sekolah hendaknya selalu mendorong para guru yang berusaha melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi tanggungjawab
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Saripudin, Tuesday, 28 October 2008 14:51, Peningkatan Mutu Pembelajaran.
Media Kita. Nurulfikri.sch.id/index.php http://rastodio.com/pendidikan/pengertian-mengajar.html (diakses tanggal 2 September 2010) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
BSNP.2007.ModelRencana Pelaksanaan Pembelajaran KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Depdiknas.
Dadang Dahlan, In house Training sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Guru Tsanawiyah, file.upi.edu/al.php
Dhony Firmansyah,S.Si.2008.Karya Tulis disampaikan dalam Pelatihan “Sukses Membuat Proposal Penelitian yang Bermutu” K umiko Education Centre.