PENINGKATAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK

DENGAN METODE EXPERIENTAL LEARNING

PADA LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN DAN KONSELING

KELAS VIII D SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 LASEM

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Ika Ratnaningsih

SMP Negeri 2 Lasem

 

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa tinggi peningkatan percaya diri peserta didik dengan metode experiental learning pada layanan informasi bimbingan dan konseling kelas VIII D Semester 2 SMP Negeri 2 Lasem Tahun pelajaran 2019/2020. Peneltian ini dilakukan dalam 2 siklus dan teknik pengumpulan data diperoleh dari non tes, hasil penelitian ini dapat dilihat dari hasil observasi percaya diri peserta didik secara klasikal dari Prasiklus sebesar 9,8%, siklus I sebesar 22,2% dan siklus II sebesar 42,3% terdapat peningkatan sebesar 12,3% dari prasiklus ke siklus I sedangkan dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan observasi klasikal percaya diri peserta didik sebesar 20,2%s sedangkan hasil dari observasi prasiklus sebesar 19,6%, siklus I sebesar 44% dan siklkus II 76%, terdapat peningkatan percaya diri peserta didik dari komponen-komponen percaya diri yaitu dari prasiklus ke siklus I sebesar 24,4% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 32%.Peningkatan diikuti dengan perubahan sikap dan perilaku siswa saat mengikuti layanan bimbingan dan konseling maupun kegiatan belajar mengajar.

Kata Kunci: Peningkatan, metode experiental learning, layanan Informasi

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bawasannya dibandingkan dengan kelas VIII E dan VIII F kelas VIII D memiliki rasa percaya dirinya sangat kurang, diantaranya ketika bapak ibu guru mengajak mereka untuk aktif mengikuti KBM cuma ada beberapa anak yang aktif, berani tunjuk jari, menyampaikan pendapat, bertanggungjawab terhadap tugasnya, rasa percaya diri atas jawabannya sendiri kurang dan masih bergantung pada teman. Dari sejumlah persoalan di atas maka perlu dicari terobosan untuk menyelenggarakan layanan informasi dengan metode yang dapat meningkatkan percaya diri percaya didik.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang peningkatkan percaya diri peserta didik dengan metode experiental learning pada layanan informasi bimbingan dan konseling kelas VIII D Semester 2 SMP Negeri 2 Lasem tahun pelajaran 2019/2020

Identifiksi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalah yang ada pada peserta didik kelas VIII D adalah tidak berani berinteraksi dengan guru, bergantung pada teman, pemalu, tidak berani berpendapat dan sulit berbicara sedangkan masalah yang dihadapi oleh peneliti adalah pada saat memberikan layanan di kelas adalah peneliti merasa tidak berhasil dalam memotivasi peserta didik di kelas karena masih ada peserta didik tidak percaya diri

Perumusan masalah

Selanjutnya peneliti merumuskan masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas adalah seberapa tinggi peningkatan percaya diri peserta didik dengan metode experiental learning pada layanan informasi bimbingan dan konseling kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem Tahun Pelajaran 2019/2020

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui peningkatan percaya diri peserta didik dengan metode experintal learning pada layanan informasi bimbingan dan konseling pada kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem Tahun Pelajaran 2019/2020

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan dan konseling melalui penggunaan metode experiental learning dapat meningkatkan percaya diri peserta didik pada layanan bimbingan dan konseling dan memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar peserta didik.

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

Pada landasan teori ini dibahas beberapa hal terkait dengan masalah peneliti antara lain: layanan informasi bimbingan dan konseling dan metode experiental learning

Layanan Informasi bimbingan dan konseling

Dalam Permen 81a lampiran iv, disebutkan bahwa layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi pribadi, sosial, belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.. Tujuan layanan informasi adalah agar peserta didik dapat menerima dan memahami berbagai informasi berkaitan dengan kehidupan pribadi, sosial, belajar, karier. Penyampaian informasi dapat menggunakan metode yang digunakan guru BK untuk merangsang percaya peserta didik..

Metode Expiriental Learning

Experiental Learning adalah suatu pendekatan didalam pemberian layanan bimbingan menggunakan dinamika yang efektif bagi perkembangan individu yang terlibat. Dikatakan efektif ketika mampu menghadirkan suasana jiwa yang diantara peserta yang terlibat, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif, meningkatkan minat atau gairah untuk semakin terlibat dalam proses, memungkinkan terjadinya katarsis, dan meningkatkan kemampuan sosialnya (Prayitno, dkk, 1998:90) dalam modul PKP, 2019:106. Konsep Experiential Learning Theory (ELT) dikembangkan oleh David Kolb dalam Citra Apriovilita Hariri, Erna Yayuk, 2017: 4 pada awal tahun 1980-an. ELT merupakan pendekatan holistik yang mencakup aspek kognitif, afektif dan konatif di mana pengalaman (experience) mempunyai peran sentral dalam proses belajar. Dalam teori experiential learning, belajar merupakan proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman (experience).

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, hipotesis penelitian ini adalah “penggunaan metode experiental learning efektif dapat meningkatkan percaya diri peserta didik pada layanan Informasi Bimbingan dan Konseling kelas VIII D Semester 2 SMP Negeri 2 Lasem Tahun Pelajaran 2019/2020“

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2020. Minggu ke 3 bulan januari digunakan peneliti untuk menyusun proposal dan dilanjutkan melaksanakan siklus I pada minggu ke 4 dan 5, siklus II dilakukan pada minggu ke 2 dan 3 bulan Pebruari dan penyusunan laporan dilaksanakan pada minggu ke 3 dan 4 bulan Maret.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem yang berjumlah 28 peserta didik pa 15 dan pi 13.

Sumber Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, sumber data diperoleh dari: (1) Data (proses) diperoleh dari tindakan guru dalam pemberian layanan informasi, dan peserta didik sewaktu mengikuti tindakan guru, serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan. (2) Data (hasil) diperoleh dari pengamatan terhadap peserta didik berupa keaktifan mengikuti layanan Informasi.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan dan Konseling (PTK BK) ini menggunakan teknik nontes (observasi, wawancara dan dokumentasi foto)

Analisis Data

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan metode experintal learning dapat meningkatkan percaya diri peserta didik dalam mengikuti layanan informasi.

 

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini berupa peningkatan percaya diri peserta didik melalui metode experiental learning pada layanan informasi bimbingan dan konseling. Peningkatan ini ditujukan dengan mencapai prosentase rata-rata klasikal sekurang-kurangnya 75% peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem memiliki percaya diri.

Prosedur Penelitian

Panelitian ini dilaksanakan pada 2 tahap (2 siklus). Tiap siklus dilaksanakan dua kali kegiatan sesuai dengan indikator perubahan tingkah laku yang hendak dicapai. Hasil tiap siklus dipergunakan untuk merefleksi langkah yang harus dilakukan berikutnya. Jadi dalam penelitian tindakan kelas ini masing-masing siklus terdiri dari: Perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation)dan refleksi (reflection)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II, meliputi hasil observasi, wawancara dan dokumentasi foto adalah sebagai berikut:

Hasil observasi secara klasikal pada Prasiklus (pretes), siklus I dan siklus II

Tabel 1. Hasil Observasi Peningkatan percaya diri secara klasikal

NO Kategori Rentang Pra siklus Siklus I Siklus II
Bobot Prosentase Bobot Prosentase Bobot Prosentase
1 Sangat tinggi 41-50 100 7,1% 141 10,7% 979 71,4%
2 Tinggi 31-40 106 10,7% 71 7,1% 79 7,1%
3 Cukup 21-30     193 28,6% 52 7,1%
4 Rendah 11-20     173 36,7% 74 14,3%
5 Sangat Rendah 0-10 69 82,1% 42 17,9%    
  Jumlah 275   620   1057  
  Rata –rata prosentase 9,8 22,2% 42,3%
  Peningkatan 12,3% 20,2%

 

Hasil observasi percaya diri peserta dari Prasiklus sebesar 9,8%, siklus I sebesar 22,2% dan siklus II sebesar 42,3% terdapat peningkatan sebesar 12,3% dari prasiklus ke siklus I sedangkan dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan observasi klasikal percaya diri peserta didik d sebesar 20,2% hal ini dipengaruhi oleh keterbukaan peserta didik di kelas dan penggunaan metode experiental learning yaitu peserta didik mendapatkan pengalaman-pengalaman pada saat berlangsungnya layanan dan peserta didik langsung mencari solusinya. Peneliti disini hanya memfasilitasi peserta didik yaitu membantu untuk memotivasi peserta didik.

 

 

 

 

 

Hasil observasi berdasarkan sub variabel percaya diri pada Prasiklus (pretes), siklus I dan siklus II

Tabel 2. Hasil observasi kepada siswa pada Pra Siklus sampai Siklus II

NO Sub Variabel

 

Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 Keyakinan 88 21,0% 168 40% 354 84%
2 Optimis 44 15,7% 149 53% 236 84%
3 Obyektif 105 25,0% 190 43% 240 57%
4 Tanggung jawab 38 13,6% 113 40% 227 81%
  Jumlah 275   620   1057  
  Rata –rata prosentase 19,6%

 

44% 76%
  Peningkatan 24,4% 32%

 

Tabel diatas menunjukkan hasil dari observasi prasiklus sebesar 19,6%, siklus I sebesar 44% dan siklkus II 76%, terdapat peningkatan percaya diri peserta didik dari komponen-komponen percaya diri yaitu dari prasiklus ke siklus I sebesar 24,4% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 32%, peningkatan percaya diri peserta didik mengikuti layanan informasi meningkat dan dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan Informasi dengan menggunakan metode experintal learning dapat meningkatkan percaya diri peserta didik di kelas VIII D Tahun pelajaran 2019/2020.

Terdapat peningkatan percaya diri dari mulai prasiklus, siklus I dan siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode experiental learning efektif meningkatkan percaya diri peserta didik kelas VIII D semester 2 tahun pelajaran 2019/2020

Hasil wawancara

Pada pertemuan siklus I dan siklus II peserta didik sangat senang mengikuti layanan Informasi bimbingan dan konseling dengan metode experintal learning karena peserta didik diberi kebebasan utuk berpendapat dan menyelesaikan yang terjadi di kelas berdasarkan kejadian yang terjadi di kelas melalui diskusi kelompok dan bisa bertukar pikiran dan ide. Saran dari siswa mengharapkan agar pada layanan BK di kelas berikutnya juga menngunakan metode yang menarik.

Dokumentasi foto

Dokumen foto diambil pada saat layanan klasikal di kelas dan pada saat pemberian layanan Informasi di kelas dan menngunakan experiental learning. Hasil pengambilan foto ini merupakan bukti dari kegiatan pemberian layanan informasi di kelas.

PENUTUP

Simpulan

Sesuai dengan rumusan masalah dalam peneliatian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Hasil penelitian ini dengan menggunakan metode eksperrintal learning dapat meningkatkan percaya diri peserta didik, peningkatan ini dapat dilihat dari hasil observasi percaya diri peserta didik secara klasikal dari Prasiklus sebesar 9,8%, siklus I sebesar 22,2% dan siklus II sebesar 42,3% terdapat peningkatan sebesar 12,3% dari prasiklus ke siklus I sedangkan dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan observasi klasikal percaya diri peserta didik d sebesar 20,2%s sedangkan hasil dari observasi prasiklus sebesar 19,6%, siklus I sebesar 44% dan siklkus II 76%, terdapat peningkatan percaya diri peserta didik dari komponen-komponen percaya diri yaitu dari prasiklus ke siklus I sebesar 24,4% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 32%..

Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi dengan menggunakan metode experiental learning pada peserta didik kelas VIII D Semester 2 SMP Negeri 2 Lasem Tahun 2019/2020 efektif untuk meningkatkan percaya diri peserta didik pada layanan bimbingan dan konseling di kelas.

Saran

Berdasarkan simpulan PTK BK ini kepada pihak – pihak yang terkait disarankan kepada:

  1. Guru Pembimbing bekerjasama dengan kolaborator dan peneliti lainnya untuk melakukan PTK BK agar mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di sekolah.
  2. Guru Pembimbing peneliti perlu mengadakan inovasi-inovasi dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Syaiful Hamdi, 2013. Penerapan metode E- Learning dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VII SMP IT AL- ATIQIYAH Cipanengah-Sukabumi Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu. Sukabumi

Citra Apriovilita Hariri, Erna Yayuk, 2017 Penerapan Model Experiential Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya Siswa Kelas 5 SD

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan, 2019. Bimbingan dan Konseling Kemampuan Belajar. Jakarta

Rakhmat, Jalaluddin., 2011. Psikologi Komunikasi, cetakan kedua puluh tujuh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukiman, 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Pembimbing: Paramitra Publishing.Yogyakarta