Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Metode Diskusi Bervariasi
Peningkatan Prestasi Belajar Geografi Materi Biosfer Dengan Metode Diskusi Bervariasi Pada SISWA KELAS XI-IPS.1
SMA NEGERI 2 DEMAK SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Ahmad Munif
SMA Negeri 2 Demak
ABSTRAK
Banyak faktor yang mempengeruhi prestasi belajar siswa, salah satu diantaranya adalah dengan diskusi bervariasi terhadap materi biosfer yang dipelajarinya. Dengan diskusi berfariasi bagaimana waktu yang tersedia dijam kegiatan sekolah digunakan dengan sebaik-baiknya untuk belajar dengan teratur serta disiplin waktu yang telah diterapkan, sehingga siswa yang bersangkutan akan berhasil dalam menempuh ujian/ulangan yang diikutinya. Dengan demikian faktor keberhasilan prestasi belajar siswa banyak faktor, salah satunya adalah diskusi bervariasi. Oleh karena itu penggunaan diskusi bervariasi merupakan modal yang penting dalam proses belajar mengajar. Penelitian terangkat dari pemikiran bahwa bila siswa mengunakan diskusi bervariasi dengan baik maka prestasi yang dicapai akan baik pula. Permasalahan dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar geografi materi biosfer dengan metode diskusi bervariasi kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Demak tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1). Apakah metode belajar diskusi bervariasi dapat meningkatkan kemampuan siswa?.(2) Bagaimana langkah-langkah meningkatkan minat untuk belajar Geografi materi biosfer?.(3) Apakah yang menjadi hambatan-hambatan dalam pembelajaran melalui diskusi bervariasi pada pelajaran Geografi materi biosfer?. Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode diskusi bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. (2) Menentukan langkah-langkah pembelajaran dengan metode diskusi bervariasi yang tepat agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. (3) Mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran melalui metode diskusi bervariasidengan prestasi belajar kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Demak tahun pelajaran 2015/2016. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian iniberdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (1) Diduga metode belajar diskusi bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? (2) Diduga langkah-langkah melalui diskusi bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mempelajari Geografi materi biosfer dan pada siswa diduga kepasifan siswa menjadi hambatan dalam pembelajaran melalui diskusi bervariasi pada pelajaran Geografi?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Penelitian Tindakan Kelas. Dengan teknik pengumpulan data: test tertulis, observasi, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Demak sebanyak 40 siswa. Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Demak, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dengan menggunakan metode diskusi bervariasi dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan penguasaan materi biosfer dari siswa yang bersangkutan. (2) Metode yang baik adalah kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu setiap kelompok disediakan media persebaran flora dan fauna di permukaan bumi. (3) Respon siswa terhadap diskusi bervariasi positif, dapat dilihat dari hasil siklus I sebesar 72,5% dan siklus II sebesar 100%.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Diskusi Bervariasi
PENDAHULUAN
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting, karena pendidikan itu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan hidup manusia. Dengan semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh oleh seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih sukses hidup di masa mendatang. Secara garis besarnya, pendidikan sangat berkompeten dalam kehidupan, baik kehidupan itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun kehidupan bangsa dan negara.
Pemerintah dalam hal ini telah mengatur dan mengarahkan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 menyebutkan tujuan dari pedidikan nasional yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.
Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil tidaknya program pembangunan faktor manusia memegang peranan yang sangat penting. Untuk pembangunan ini diperlukan manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki sifat positif terhadap etos kerja.
Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dan menonjol dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Beberapa tujuan seperti yang telah tersebut di atas dapat dicapai dengan baik apabila pada diri peserta didik timbul suatu kesadaran yang mendalam untuk meraih prestasi yang tinggi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi maka diperlukan proses interaksi yang optimal antara pendidik sebagai pentransfer ilmu dan peserta didik sebagai objek.
Hasil belajar Geografi dengan sarana diskusi bervariasi belum menggembirakan. Rata – rata nilai Geografi pada ulangan akhir semester I hanya ± 62,13. Salah satu upaya yang dilaksanakan di sekolah ini adalah penggunaan media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Hal ini harus dilakukan agar kebutuhan peserta didik dapat terlayani dengan baik sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada sistem pendidikan berbasis kompetensi, ilmu pengetahuan peserta didik diharapkan bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan siswa. Dengan kata lain fungsi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebagai kerangka dasar dan harus dijabarkan sendiri oleh guru dengan melihat potensi, situasi dan kondisi masing-masing sekolah. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses pembelajaran harus berjalan secara kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Perubahan dan implementasi itu tidak hanya konsep metode dan strategi guru dalam mengajar akan tetapi situasi dan kondisi siswa juga harus kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa merasa nyaman belajar di sekolah.
Pembahasan Geografi anak-anak yang mengikuti diskusi semester 2 mempunyai semangat yang tinggi. hal ini menunjukkan daya serap siswa dalam pelajaran Geografi masih di bawah rata-rata, tercatat nilai terendah Geografi 53 dan tertinggi 80. Nilai yang diperoleh siswa masih di bawah standar kelulusan yang sudah ditentukan sekolah. Belajar siswa belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran Geografi rendah, akibatnya pelajaran Geografi tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran Geografi dan umumnya pembelajaran yang lainnya.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa guru harus mencari solusi yang terbaik dalam pembelajaran. Terlebih lagi untuk pembelajaran Geografi di Kelas XI (sebelas) SMA, guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan disertai improvisasi, kreasi, menarik dan menyenangkan. Oleh sebab itu, maka penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Geografi Materi Biosfer Dengan Diskusi Bervariasi Pada Siswa Kelas XI-IPS.1 SMA Negeri 2 Demak Semester 1 Tahun pelajaran 2015/2016 ” perlu dilakukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Metode Diskusi
Metode di dalam diskusi memegang peranan yang sangat penting, karena merupakan tata cara dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai sesuatu tujuan. Dengan menggunakan metode secara tepat dan akurat, guru akan mampu mencapai tujuan dalam pembelajaran. Jadi guru sebaiknya menggunakan metode mengajar yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode mengajar yang biasa digunakan di sekolah, antara lain: metode ceramah, penugasan, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, bermain peran, eksperimen, widya wisata, latihan, simulasi, brain storming kerja kelompok dan lain-lain. Sebagai guru yang profesional harus dapat memilih metode yang tepat untuk materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Geografidengan ketepataan metode yang diterapkan oleh guru, diharapkan aktivitas guru dan siswa lebih aktif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Metode diskusi adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam diskusi agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik.
Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh karena adanya usaha yang disengaja yang berupa pengalaman atau reaksi situasi. Dengan demikian belajar bukan hanya tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah proses yang terjadi secara internal di dalam diri indivdu dalam usahanya memperoleh hubungan baru yang berupa reaksi dan perangsang. Belajar akan membawa suatu perubahan yang tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga bentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri dan minat.
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dicapai setelah melakukan tiga aspek belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan tersebut dapat diukur pada akhir pendidikan atau latihan. Prestasi siswa adalah perubahan tingkah laku siswa baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan hasil dari aktivitas belajar yahg ditetapkan dalam bentuk angka atau nilai. Atau dengan ungkapan lain bahwa prestasi belajar adalah prestasi yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran berupa kemampuan. keterampilan dan sikap seseorang menyelesaikan.suatu hal dalam waktu tertentu.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Obyek Penelitian
Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classsroom action research). Penelitian tindakan kelas (classsroom action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
Waktu, Subjek, Tempat Diskusi
Waktu diskusi direncanakan pada bulan Agustus 2015, sedangkan tempat diskusi mengambil lokasi di kelas XI IPS.1 di SMA Negeri 2 Demak. Dalam diskusi ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS.1 berjumlah 40 siswa di SMA Negeri 2 Demak.
Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode diskusi bervariasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam diskusi ini ada tiga, yaitu test tertulis, observasi, dokumentasi.
HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus penelitian yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini hasil penelitian tentang Peningkatan Prestasi Belajar Geografi Materi Biosfer Dengan Metode Diskusi Bervariasi.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Observasi Proses Pembelajaran
- Hasil Observasi Kemampuan Guru
Siklus I Keterangan aspek yang diamati: (1). Melakukan Apersepsi (2). Menyampaikan tujuan diskusi bervariasi (3). Memberikan informasi pengetahuan langkah demi langkah (4). Memberikan latihan terbimbing/kelompok, (5). Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik (6). Membimbing siswa membuat rangkuman (8). Memberikan evaluasi (9). Memberikan latihan lanjutan (PR/tugas) (10). Mengelola waktu
- Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I Keterangan aspek yang diamati: (1). Mengemukakan pengetahuan awal yang sudah dimiliki (2). Siswa memperhatikan informasi tujuan diskusi (3). Siswa memperhatikan informasi pengetahuan langkah demi langkah (4). Aktif dalam kelompok, (5). Aktif menjawab (6). Terampil menjelaskan dengan menunjuk alat peraga yang digunakan (7). Berpartisipasi dalam membuat rangkuman (8). Mengerjakan evaluasi
Paparan Hasil Belajar
Hasil belajar siswa kelas XI IPS.1 materi materi biosfer melalui model dikusi bervariasi diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi frekuensi hasil belajar materi biosfer siklus I
Interval Nilai | Frekuensi | Frekuensi Relatif | Kualifikasi |
Mutlak | (%) | ||
85-100 | 11 | 8,34% | Tuntas |
65-84 | 19 | 54,16% | Tuntas |
55-64 | 6 | 33,34% | Belum Tuntas |
0-54 | 4 | 4,16% | Belum Tuntas |
Jumlah | 40 | 100% |
Tabel 2. Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus dan Siklus I
Prasiklus | Siklus I | |
Nilai terendah | 40 | 23 |
Nilai tertinggi | 85 | 87 |
Rata-rata | 62 | 73 |
Tuntas | 29 | 37 |
Belum tuntas | 11 | 3 |
Persentase tuntas | 54,2% | 72,5% |
Persentase belum tuntas | 46.1% | 33,3% |
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar dengan model pembelajaran diskusi bervariasi yaitu siswa mengalami ketuntasan belajar sebesar 72,5% dan 33,3% siswa belum tuntas belajar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa 37 siswa mengalami ketuntasan belajar dan 3 siswa belum tuntas belajar. Berdasarkan reta-rata hasil belajar siklus I, nilai rata-rata 73 dengan nilai terendah 23 dan nilai tertinggi 87.
Refleksi
Refleksi dilaksanakan tim kolaborator untuk menganalisis proses diskusi yang telah berlangsung pada siklus I meliputi kemampuan guru dalam mengelola diskusi, aktivitas siswa pada diskusi, respon siswa terhadap diskusi dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan deskripsi dan hasil observasi pada siklus I, ditemukan permasalahan yang muncul sebagai berikut:
- Guru belum mampu memberikan informasi pengetahuan langkah demi langkah.
- Guru masih kurang dalam mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
- Guru tidak membimbing siswa membuat rangkuman tetapi langsung memberikan rangkuman.
- Guru masih kurang dalam mengelola waktu sehingga waktu yang digunakan kurang.
- Siswa belum berani mengemukakan pengetahuan awal yang sudah dimiliki.
- Siswa kurang aktif dalam kelompok, hanya melihat teman yang bekerja.
- Hanya beberapa siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru.
- Siswa belum terampil menjelaskan dengan menunjuk alat peraga yang digunakan.
- Alat peraga yang digunakan kurang menarik dan kurang sesuai dengan materi.
- Hasil belajar belum menunjukkan ketuntasan yaitu 80% dan nilai rata – rata siswa kelas XI IPS.1 mendapatkan 73. Siswa yang mengalami tuntas belajar 72,5% dan 33,3% siswa belum tuntas belajar. Hal ini perlu peningkatan atau perbaikan pada siklus II agar mencapai ketuntasan belajar sesuai yang diharapkan.
Revisi
Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa diskusi pada siklus I sudah cukup baik walaupun pencapaian hasil belajar belum sesuai dengan indikator keberhasilan, yaitu 80%. Namun kenyataan di lapangan siswa mengalami ketuntasan belajar hanya 72,5%. Demikian juga pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah baik, aktivitas siswa dalam pembelajaran sedang karena siswa dalam tahap menyesuaikan pada pembelajaran melalui model diskusi bervariasi, dan respon siswa terhadap pembelaharan sudah baik.
Adapun perbaikan untuk siklus II berikut berdasarkan kesepakatan dan masukan teman sejawat yang merupakan guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri 1 Tahunan adalah sebagai berikut:
- Guru meningkatkan cara memberikan informasi pengetahuan langkah demi langkah.
- Guru meningkatkan bimbingan dan motivasi siswa dalam diskusi kelompok.
- Membangkitkan rasa percaya diri siswa untuk berdiskusi dan mengemukakan pendapat dalam menjawab soal.
- Memperbaiki alat peraga yang digunakan.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Observasi Proses Pembelajaran
1) Hasil Observasi Kemampuan Guru
Berdasarkan pengamatan langsung pada saat proses diskusi, maka kemampuan guru dalam mengelola diskusi pada siklus II melalui model diskusi bervariasi diperoleh data hasil pengamatan sebagai berikut.
Keterangan aspek yang diamati: (1). Melakukan Apersepsi (2). Menyampaikan tujuan diskusi (3). Memberikan informasi pengetahuan langkah demi langkah (4). Memberikan latihan terbimbing/kelompok (5). Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik (6). Membimbing siswa membuat rangkuman (7). Memberikan evaluasi (8). Memberikan latihan lanjutan (PR/tugas) (9). Mengelola waktu
- Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Keterangan aspek yang diamati: (1). Mengemukakan pengetahuan awal yang sudah dimiliki (2). Siswa memperhatikan informasi tujuan diskusi (3). Siswa memperhatikan informasi pengetahuan langkah demi langkah (4). Aktif dalam kelompok (5). Aktif menjawab (6). Terampil menjelaskan dengan menunjuk alat peraga yang digunakan (7). Berpartisipasi dalam membuat rangkuman (8). Mengerjakan evaluasi
- Respon Siswa
Berdasarkan hasil pengisian angket oleh siswa tentang respon siswa terhadap materi biosfer melalui diskusi bervariasi dapat diperoleh data sebagai berikut:
Paparan Hasil Belajar
Hasil belajar siswa kelas XI IPS.1 materi biosfer dan cara penanggulangannya melalui model diskusi bervariasi diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi frekuensi hasil belajar materi biosfer siklus II
Interval Nilai | Frekuensi Mutlak | Frekuensi Relatif (%) | Kualifikasi |
85-100 | 5 | 87,4% | Tuntas |
65-84 | 35 | 75,25% | Tuntas |
55-64 | 0 | 0% | |
0-54 | 0 | 0% | |
Jumlah | 40 | 100% |
Tabel 4. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Siklus I | Siklus II | |
Nilai terendah | 23 | 72 |
Nilai tertinggi | 87 | 90 |
Rata-rata | 73 | 73 |
Tuntas | 37 | 40 |
Belum tuntas | 3 | 0 |
Persentase tuntas | 72,5% | 100% |
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar dengan model diskusi bervariasi yaitu siswa mengalami ketuntasan belajar sebesar 92%. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh siswa mengalami ketuntasan. Berdasarkan reta-rata hasil belajar siklus II, nilai rata-rata 73 dengannilai tertinggi 87.
Refleksi
Refleksi dilaksanakan tim kolaborator untuk menganalisis proses pembelajaran yang telah berlangsung sampai siklus II meliputi kemampuan guru dalam mengelola diskusi, aktivitas siswa pada diskusi, respon siswa terhadap diskusi dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan deskripsi dan hasil observasi pada siklus II, diskusi ini mendapat keberhasilan sebagai berikut:
- Guru sudah mampu memberikan informasi pengetahuan langkah demi langkah.
- Siswa sudah berani mengemukakan pengetahuan awal yang sudah dimiliki.
- Semua siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru.
- Beberapa siswa sudah terampil menjelaskan dengan menunjuk alat peraga yang digunakan.
- Alat peraga yang digunakan sudah menarik dan sesuai dengan materi.
- Hasil belajar sudah menunjukkan ketuntasan yaitu 100% dan nilai rata – rata siswa kelas XI IPS.1 mendapatkan 73.
Kesimpulan
Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS.1 SMA Negeri 2 Demak maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Dengan menggunakan metode diskusi bervariasi dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan penguasaan materi biosfer dari siswa yang bersangkutan.
- Metode yang baik adalah kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu setiap kelompok disediakan media persebaran flora dan fauna di permukaan bumi.
- Respon siswa terhadap diskusi bervariasi positif, dapat dilihat dari hasil siklus I sebesar 72,5% dan siklus II sebesar 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zaena. (1990). Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remadja Karya
Choiriyah, Siti (2006). Acuan Pengayakan Ilmu Pengetahuan Alam. Solo: Sindhunata
Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Rajawali
Supono, dkk (19760, Energi Gelombang Medan I. Jakarta: Balai Pustaka.
Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT
Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia
Yohanes Surya (1997), Olympiade, Jakarta: Galaxy.
Daniel Muijs dan David Reynolds 2000. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi (Edisi ke -2 ) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Eerhi Suharini, Apik Budi Santosa, Tjaturrahona. 2004. Geografi untuk Kelas XII (SMA dan MA),
Bengawan Ilmu: Surakarta
Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2ndEd,New York: Holt Rinehart and Winstons.