Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Penugasan Kelompok Berbasis IT
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATERI MEMAHAMI BERBAGAI BENTUK ENERGI
DAN CARA PENGGUNAANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MELALUI METODE PENUGASAN KELOMPOK BERBASIS IT
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GENAP
SD NEGERI I BELIKURIP KECAMATAN BATURETNO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Eny Sutarti
Guru SD Negeri I Belikurip, Baturetno, Wonogiri
ABSTRAK
Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran actual learning sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar matematika standar kompetensi memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah kelas IV Semester Ganjil di SDN I Belikurip UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat meningkat. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV di SD Negeri I Belikurip, karena nilai rata-rata harian dari hasil belajar kelas IV masih tergolong rendah dan pasif dalam pembelajaran. Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 14 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan metode tes, metode dokumentasi, dan metode observasi. Hasil penelitian ini adalah bahwa dalam pembelajaran Matematika tentang penerapan metode pembelajaran actual learning sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar matematika standar kompetensi memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan metode pembelajaran actual learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester Genap SD Negeri I Belikurip Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan hasil pengamatan siklus pertama, siklus ke dua dan siklus ketiga dapat disimpulkan sebagai berikut: dari siklus pertama diperoleh nilai rata-rata hasil belajar Matematika 63,5 atau ada peningkatan sebesar 3,5 dari keadaan kondisi awal, dan pada siklus kedua didapatkan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 72,36 atau ada peningkatan sebesar 6,07 dari siklus pertama. Dengan demikian peningkatan rata-rata dari semua siklus adalah 12,36. Sesuai dengan hasil pengamatan yang didapatkan, maka penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil, karena pada setiap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama maupun siklus kedua mengalami peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Matematika.
Kata kunci: proses pembelajaran, motivasi belajar, pembelajaran Actual Learning
PENDAHULUAN
Salah satu faktor penyebab penguasaan materi pembelajaran IPA yang lemah di tingkat sekolah dasar adalah kurangnya variasi dalam menerapkan metode pembelajaran sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA. Hal ini menuntut para guru untuk mengupayakan suatu cara atau metode pembelajaran yang tepat bagi siswanya sehingga pengetahuan dan keterampilan siswa dapat berkembang secara menyeluruh dan maksimal. Demikian pula halnya yang terdapat pada SD Negeri I Belikurip, selalu diusahakan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswanya sehingga potensi siswa dapat termanfaatkan secara maksimal.
Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diperlukan metode, strategi, metode, dan bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa adalah penerapan model pembelajaran dengan metode penugasan kelompok berbasis IT melalui media internet. Internet adalah salah satu media yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran IPA. sebagai sarana belajar pembelajaran berbasis IT untuk KBM, dapat meningkatkan penguasaan materi khususnya pembelajaran IPA pada siswa kelas VI SDN I Belikurip Kabupaten Wonogiri.
Keberhasilan pembelajaran dengan metode penugasan kelompok berbasis IT didukung oleh orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pembelajaran yang lebih berpusat pada kebutuhan minat, bakat dan kemampuan siswa, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna. Siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk mencapai sasaran yang ditetapkannya sendiri karena merasa dilibatkan dan diikutsertakan dalam pembelajaran dengan bebas melakukan pencarian informasi atau ilmu pengetahuan dengan menggunakan internet. Strategi penyampaian materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengenal masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep pembelajaran IPA dan untuk mengetahui usaha dalam mengatasinya. Berdasarkan uraian diatas, guna meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul“ peningkatan prestasi belajar IPA materi memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari melalui metode penugasan kelompok berbasis Ilmu Teknologi (IT).
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: â€Apakah motivasi dan prestasi belajar IPA Materi memahami Memahami Berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari melalui Metode Penugasan kelompok berbasis IT pada Siswa Kelas IV Semester Genap SD Negeri I Belikurip UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA materi memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari melalui metode penugasan kelompok berbasis IT pada Siswa Kelas IV Semester Genap SD Negeri I Belikurip Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Prestasi Belajar Siswa
Nana Sudjana (2008: 3) menyatakan bahwa “penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentuâ€. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan sebagai berikut (Dimyati dan Mujiono, 2006: 200): Untuk diagnostik dan pengembangan. Untuk seleksi, Untuk kenaikan kelas.
Metode Penugasan
Syaiful Sagala (2010:169) menjelaskan bahwa metode mengajar mengandung unsur unsur: (1) uraian tentang apa yang akan dipelajari; (2) diskusi dan pertukaran pikiran; (3) kegiatan yang menggunakan berbagai alat instruksional, laboraturium, dan lain-lain; (4) kegiatan-kegiatan dalam lingkungan sekitar sekolah seperti kunjungan, kerja lapangan, eksplorasi, dan penelitian; (5) kegiatan-kegiatan dengan menggunakan berbagai sumber belajar dan media belajar seperti buku perpustakaan, alat audio visual dan lain-lain; dan (6) kegiatan kreatif seperti drama, seni rupa, musik, pekerjaan tangan dan sebagainya. Sehingga dapat ditegaskan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan materi pelajaran pada khususnya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 85) metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Terdapat pengertian lain dari metode resitasi yaitu yang dijelaskan oleh Mulyasa (2007: 113) bahwa “metode penugasan merupakan cara penyajian bahan pelajaran, dimana guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan siswa, baik secara individual maupun secara kelompokâ€.
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 85). Metode ini bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di tempat lainnya. Tugas belajar yang harus dikerjakan oleh peserta didik di rumah biasa diistilahkan dengan pekerjaan rumah (PR); Pertanggungjawaban peserta didik terhadap tugas-tugas tersebut disebut resitasi. Metode tugas dan resitasi di samping merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik secara individual maupun kelompok, juga menanamkan tanggung jawab. Oleh sebab itu tugas dapat diberikan secara individual ataupun kelompok.
Model Pembelajaran Internet
Pemanfaatan internet dalam kegiatan pembelajaran selain sebagai salah satu inovasi di bidang pendidikan yang menyesuaikan dengan kemajuan zaman, juga karena melalui internet makin terbuka lebar wawasan pengetahuan dan keilmuan yang tanpa batas. Dikatakan demikian karena dengan internet sudah tidak ada lagi jarak ruang dan waktu bagi penggunanya untuk menjelajah segala hal yang ingin diketahuinya. Sekolah (lebih khusus lagi guru), sudah tidak ada istilah lagi sebagai sumber ilmu, tidak bisa lagi menutup diri dan puas terhadap apa yang telah dimiliki atau diketahuinya (Bahri Djamarah, 2006: 120).
Soeharto (2003: 69) mengemukakan, manfaat teknologi komunikasi (internet) dalam kegiatan pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan adalah untuk mengembangkan dan memperkaya materi pelajaran dan sarana belajar online. Dengan fungsinya ini guru bisa memanfaatkan sarana internet untuk: membuat bahan presentasi materi pelajaran atau soal latihan yang diharapkan dipelajari siswa. Mengarahkan siswa untuk mengunjungi situs tertentu yang menurut guru situs tersebut layak dikunjungi oleh siswa, memberikan tugas atau pekerjaan rumah (PR), melaksanakan pembelajaran proyek yang berbasis internet, dan sarana komunikasi antara sekolah dengan orang tua.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal di SD Negeri I Belikurip khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas IV, dilakukan dengan menggunakan metode yang kurang melibatkan siswa secara aktif. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Hal ini berakibat rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Adanya permasalahan tersebut di atas, mendorong peneliti melaksanakan suatu tindakan untuk dapat ikut mengatasinya dengan menerapkan metode penugasan kelompok berbasis IT. Caranya siswa diberi tugas, untuk dikerjakan dengan memanfaatkan informasi melalui internet, melalui metode ini siswa dibiasakan untuk mengenal IT lebih dekat, terlebih dewasa ini tidak jarang siswa dan lingkungannya yang menggunakan HP dengan fasilitas yang memungkinkan siswa mengakses informasi. Melalui penugasan kelompok ini diharapkan siswa dapat berpartisipasi aktif terhadap proses pembelajaran yang akhirnya mampu mendorong siswa belajar lebih aktif dan prestasis belajarnya lebih baik.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: melalui metode penugasan kelompok berbasis IT mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV semester genap SD Negeri 1 Belikurip Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri I Belikurip Kecamatan Baturetno Kabapaten Wonogiri, pada semester genap tahun pelajaran 20113/2014 yang dilaksanakan selama rentang waktu 2 bulan yaitu dimulai pada bulan Oktober 2013 sampai dengan November 2013, dalam penelitian ini peneliti memilih kelas IV, karena kelas IV terdapat permasalahan khususnya prestasi belajar IPA, tergolong rendah dan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006: 90), sehingga subyek penelitian adalah seluruh populasi yang ada, yakni semua siswa kelas IV semester II SD Negeri I Belikurip tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 12 orang siswa.
Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka yang bersumber dari hasil tes hasil belajar, data ini merupakan data untuk mengetahui prestasi belajar siswa, sedangkan data untuk mengetahui motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan data yang bersumber dari hasil observasi yang dinilai dengan menggunakan angka.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka diperlukan teknik dan alat pengumpulan data. Dengan harapan agar data-data atau fakta-fakta yang diperoleh itu sebagai data yang objektif, valid, dan reliable serta tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari keadaan yang sebenarnya. Teknik/metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung, dan teknik obervasi digunakan untuk memperoleh nilai tentang motivasi belajar siswa.
Indikator Penelitian
Untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua indikator sebagai acuannya, yaitu: (1) Meningkatnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode penugasan kelompok berbasis IT. Tindakan dikatakan berhasil jika siswa yang memiliki motivasi baik telah mencapai prosentasi di atas 85%. 92) Peningkatan prestasi belajar siswa secara individu yang melebihi kreteria ketuntasan minimal (KKM) atau melebihi 66, sebanyak 85% dari seluruh siswa yang ada. (3) Meningkatnya hasil belajar siswa secara keseluruhan dengan nilai rata-rata hasil belajar telah melebihi kreteria ketuntasan minimal (rata-rata kelas > 70).
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus mencakup empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan teknik analisis data statistik yaitu dengan memeriksa hasil tes dan diberi skor sesuai dengan petunjuk pensekoran. Hasil pemeriksaan ini selanjutnya disajikan tabel hasil belajar siswa. Secara kuantitatif, data hasil belajar yang diperoleh dihitung rata-ratanya, frekuensi ketuntasan belajarnya, dan prosentase ketuntasannya. Demikian pula untuk penskoran hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, data yang telah terkumpul dibuat dalam bentuk tabel (tabulasi), dilakukan penilaian dan sekaligus ditentukan prosentase tingkat keberhasilan belajar siswa. Sedangkan secara kualitatif data yang telah terkumpul dari hasil pengamatan proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk penjabaran secara deskriptif agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas.
PEMBAHASAN
Kondisi Prasiklus
Pada kegiatan prasiklus, motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA materi memahami berbagai bentuk energy dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari cenderung masih kurang, hal ini terlihat dari skor rata-rata motivasi belajar siswa sebagian besar masih kurang yaitu 42% atau hanya 5 siswa yang memiliki motivasi belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih cenderung kurang memiliki motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kegiatan prasiklus ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih konvensional dirasa kurang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar, siswa cenderung kurang termotivasi, dan bosan dalam mengikuti pembelajaran, sehingga kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa malas untuk menyampaikan pendapat, interaksi siswa dalam membalas materi pembelajaran rendah, siswa yang berani bertanya sedikit, kurang respon mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan siswa tidak mampu menyimpulkan materi pembelajaran. Oleh sebab itu sangat tepat bila diambil tindakan yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang berbeda.
Demikian pula dengan menggunakan metode ceramah prestasi belajar siswa cenderung kurang, dimana dari 12 siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar baru 5 siswa (42%), sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mencapai 7 (58%), sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 65,67. dilihat dari keberhasilan kelas, dalam pelaksanaan pembelajaran sebagian besar siswa masih belum berhasil mencapai Nilai KKM yang ditetapkan yaitu 65.
Siklus I
Setelah dilakukan tindakan kelas dalam pelaksanaan pembelajaran berupa penerapan metode penugasan kelompok berbasis IT, terjadi perubahan motivasi belajar siswa, dimana siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa lebih berani mencoba untuk mengemukakan pendapat dan mendiskusikan permasalahan, siswa memiliki banyak tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, siswa mempunyai banyak inisiatif dan lebih berani bertanya serta muai aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prosentase motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA yaitu sebesar 79%. Demikian pula ditinjau dari prestasi belajar siswa berdasarkan hasil tes, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat. Dari 12 siswa terdapat 11 siswa atau sebesar 92% telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 1 siswa (8%) belum mencapai ketuntasan belajar.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan metode penugasan kelompok berbasis IT secara individu motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siwa dapat meningkat, demikian pula dengan rata-rata kelas telah mengalami peningkatan yaitu sebesar 7,42, walaupun peningkatan tersebut belum dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Siklus II
Setelah dilakukan tindakan ke II, yaitu melaksanakan pembelajaran IPA dengan materi membuat suatu karya/model untuk menunjukan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara dengan menggunakan metode penugasan kelompok siswa berbasis IT, hasil penilaian terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat. Peningkatan motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata prosentase yaitu 92%. Sedangkan dari segi ketuntasan belajar dan rata-rata kelas, seluruh siswa dinyatakan tuntas dalam belajar. Sedangkan rata-rata kelas mencapai 80,42 dengan prosentase jumlah ketuntasan sebesar 100%. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kmenggunakan metode penugasan kelompok berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar baik secara individu maupun secara kelompok (kelas).
Perbandingan motivasi belajar dan prestasi belajar antar siklus adalah sebagai berikut:
Perbandingan Motivasi belajar
Motivasi belajar siswa dari kegiatan prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 38%. Motivasi belajar siswa dari kegiatan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 13%. Motivasi belajar siswa dari kegiatan prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 50%.
Perbandingan Prestasi Belajar
Perbandingan hasil belajar pembelajaran dengan metode penugasan kelompok berbasis IT pada siklus I secara nyata dari prasiklus ke siklus I dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu baik nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas meningkat sebesar 7,42 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 6 siswa. Prestasi belajar dari siklus I ke siklus II secara nyata dapat meningkat sebesar 7,33 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebanyak 1 siswa. Dengan demikian prestasi belajar dari prasiklus ke siklue II meningkat sebesar 14,75 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebanyak 7 siswa.
KESIMPULAN
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan metode penugasan kelompok berbasis IT dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan metode penugasan kelompok berbasis IT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SDN I Belikurip Kecamatan Baturetno tahun pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berdasarkan hasil pengamatan siklus pertama dan siklus ke dua dapat disimpulkan bahwa dari siklus pertama diperoleh nilai rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 73,08 atau ada peningkatan sebesar 7,42 dari keadaan kondisi awal dan pada siklus kedua didapatkan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,42 atau ada peningkatan sebesar 37,33 dari siklus pertama. Dengan demikian peningkatan rata-rata dari semua siklus adalah 14,75. Sesuai dengan hasil pengamatan, maka penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil, karena pada setiap pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama maupun pada siklus kedua terjadi peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Hamzah B Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa E. 2007. Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana, 2007, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Soeharto, Karti, dkk., 2003, Teknologi Pembelajaran, Surabaya Intellectual Club, Surabaya
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.