PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA SISWA KELAS VI

SDN 1 BAJO KECAMATAN KEDUNGTUBAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Soleman

SD Negeri 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat didefinisikan sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Apabila guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan guru adalah menggunakan pendekatan kontekstual. Subjek dalam penelitian siswa kelas VI SDN 1 Bajo tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 17 siswa yaitu 9 laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Pada kondisi awal pembelajaran masih terdapat 17 siswa yang nilainya di bawah KKM yang ditentukan yaitu 60.Dari hasil analis didapatkan bahwa Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai siklus II yaitu, pra siklus (47,06 %), siklus I (70,59 %), siklus II (100 %).Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi perkembangbiakan hewan dan tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.

Kata Kunci :Hasil belajar IPA,Pendekatan kontekstual

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena alam,sehingga IPA juga diajarkan untuk siswa SD guna meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan.Menurut Liang Gie (dalam Pengembangan IPA SD;2007:13), pengetahuan pada dasarnya adalah seluruh keterangan dan gagasan yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu gejala yang bersifat ilmiah,sosial maupun keterangan.

Pembelajaran sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dalam suatu pembelajaran terdiri dari perangkat pembelajaran yang saling berkaitan dan bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perangkat pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan peserta didik dalam melakukan proses belajar.

Puskur-Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting karena IPA dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secaralogis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan IPA harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat didefinisikan sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai proses terdiri atas berbagai produk keterampilan, yaitu keterampilan proses dasar seperti mengamati dan mengukut, serta keterampilan proses terpadu meliputi: merumuskan masalah, menarik kesimpulan dan sebagainya. Sementara itu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sikap menuntut siswa untuk memiliki sikap ilmiahnya seperti jujur, teleiti, kritis mampu bekerja sama dan sebagainya.

Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari berbagai permasalahan, diantaranya adalah rendahnya hasil belajar siswa dan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015 . Hal ini terbukti ketika siswa disuruh bertanya tidak ada yang mengacungkan jarinya untuk bertanya, berarti siswa sudah jelas semua. Padahal dalam kenyataan ketika guru memberikan soal ulangan harian nilai 9 siswa masih di bawah KKM.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai. Apabila guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik.Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan guru adalah pendekatan kontekstual.

Peneliti menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas VI SDN 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015 supaya pretasi belajar siswa dapat meningkat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas VI SDN 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

1.     Bagi Sekolah

Penelitian ini membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

2.     Bagi Guru

a.     Untuk meningkatkan hasil belajar IPA diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual.

b.     Untuk meningkatkan keaktifan,kreatifitas siswa dalam pembelajaran diharapkan menerapkan pendekatan kontekstual.

c.     Untuk memperoleh jawaban yang tepat,sesuai dengan tujuan penelitian disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

d.     Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan pendekatan kontekstual pada materi perkembangbiakan makhluk hidup.

3.     Bagi Siswa

a.     Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau pemikiran pada proses pembelajaran,sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

b.     Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

a.     Hasil penelitian ini diharapkan dapat mningkatkan mutu pendidikan IPA melalui pendekatan kontekstual.

b.     Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi peneliti yang akan datang.

c.     Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran berupa pergantian dari paradigma mengajar menuju ke paradima belajar yang mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.

d.     Melalui pendekatan kontekstual kemampuan siswa dapat meningkat sehingga prestasi belajar siswa dalam belajar IPA bisa optimal.

KAJIAN TEORI

Prestasi Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh suatu pengetahuan.Piaget (dalam Dimyati,Mudjiono,2006:13) berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya dan lingkungan tersebut mengalami perubahan sehingga fungsi intelek semakin berkembang.Menurut pendapat winkel (1996:53)”Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,pemahaman,keterampilan dan nilai sikap.

Pretasi terdiri atas dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut Arifin (2012:3) berpendapat yang dimaksud prestasi adalah : ”Kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.” Sedangkan Winkel (1991:36) mengemukakan : ”Belajar dirumuskan sebagai suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan , keterampilan dan nilai sikap.”

Dahar (1998: 78) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat prestasi belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum.

Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (sub formatif) dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud prestasi belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para siswa, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Tujuan dilakukan ulangan harian adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam melakukan aktifitas tertentu yang mengakibatkan perubahan perbuatan sebagai akibat pengalaman.

Ilmu Pengetahuan Alam

Alam ini penuh dengan keragaman,tetapi juga penuh dengan tatanan. Ilmu Pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat hidup di alam ini (Srini M.Iskandar,1996:1)

Dalam buku Pengembangan Pembelajaran IPA SD, Leo Sutrisno,dkk (2007:1-19), secara ringkas dapat dikatakan IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true),dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth).Jadi IPA mengandung tiga hal : proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul). Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari 2002: 7) adalah sebagai berikut: (1) kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka; (2) observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya; (3) ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat; (4) progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.

Pendekatan Kontekstual

Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah strategi pembelajara yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (wina Sanjaya,2007:253).Belajar dalam konteks CTL buka hanya sekedar mendengarkan dan mencatat,tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung (Wina Sanjaya, 2007:253).Melalui proses pengalaman itu diharakan perkembangan siswa terjadi secara utuh,yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitifsaja,tetapi juga aspek afektif danjuga psikomotorik.

Nurhadi (2003:13) menyatakan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas,sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri,sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Menurut Johnson (dalam Nurhadi: 2003:12) merumuskan pengertian CTL merupakan suatu proses pendidikan yang membantu siswa melihat akna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari,yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya,sosialnya,budayanya.Untuk mencapai tujuan tersebut,system CTL akan menuntun siswa melalui delapan komponen utama CTL yaitu melakukan hubungan yang bermakna,mengerjakan pekerjaan sendiri,bekerja sama,berpikir kritis dan kreatif,mencapai standart yang tinggi.

Dari berbagai pengertia di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi atau pendekatan kontekstual merupakan strategi pendekatan yang mengaitka dunia nyata ke dunia abstrak yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Menurut Nurhadi (2003:35) ciri-ciri pembelajaran kontekstual meliputi: 1)siswa secara aktif terliat dalam proses pembelajaran 2) Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi,saling mengoreksi.3) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan.4) Perilaku dibangun atas kesadaran diri.5) keterampila dikembangkan atas dasar pemahaman.6) Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri.

Selain itu,menurut Sugiyanto (2007:8) ciri-ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual meliputi:1)Pengalaman nyata,2)Kerja sama,saling menunjang.3)Gembira,belajar dengan bergairah,4) Pembelajaran dengan terintegrasi.5)Menggunakan berbagai sumber,6)Siswa aktif dan kritis,7)Menyenangkan dan tidak membosankan,8)sharing dengan teman,9)Guru kreatif.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: jika digunakan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran IPA maka prestasi belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas VI SDN 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Karena peneliti merupakan guru kelas VI di SDN 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.

Penelitian dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 selama 6 bulan dengan rincian sebagai berikut : a. Bulan Juli digunakan untuk menyusun proposal Penelitian Tindakan kelas (PTK). b. Bulan Agustus digunakan untuk menyusun instrument penelitian. c. Bulan September digunakan untuk penyusunan tindakan siklus I dan siklus II. d. Bulan Oktober digunakan untuk analisis data. e. Bulan Nopember digunakan untuk pembahasan/diskusi f. Bulan Desember digunakan untuk menyusun laporan dan hasil kegiatan.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI dengan jumlah 17 siswa.Siswa laki-laki 9 siswa dan perempuan 8 siswa .Karakteristik siswa kelas VI SDN 1 Bajo dalam mengikuti proses pembelajaran IPA masih kurang aktif. Banyak anak yang terkesan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar IPA mereka rendah, terbukti pada hasil evaluasinya dari 17 siswa hanya 8 anak atau sekitar 47,06 % yang nilainya dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu 60.

Untuk mendapatkan data siswa, peneliti menggunakan teknik observasi, angket, dan tes tertulis pada akhir pertemuan pembelajaran.Untuk alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, soal tes tertulis, dan angket Hasil siswa. Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran serta peran aktif siswa.Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan metode. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mencakup dua siklus. Setiap siklus, terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Siklus I bertujuan untuk mengetahui pembelajaran IPA dengan model menggunakan metode dalam tindakan awal dan sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Sementara itu, siklus II merupakan perbaikan dari siklus I yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar anak dalam mempelajari struktur akar dan fungsinya dengan metode yang sama setelah dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripi data Pra Siklus

Data Keaktifan Siswa Dalam Belajar IPA

Rendahnya keaktifan siswa dalam bertanya dan rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 1 Bajo Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti ketika siswa disuruh bertanya tidak ada yang mengacungkan jarinya untuk bertanya, berarti siswa sudah jelas semua, padahal dalam kenyataan ketika guru memberikan soal ulangan harian nilai 9 siswa masih dibawah KKM.

Diskripsi Data Hasil Belajar IPA

Guru dalam menyampaikan materi bangun ruang ini menggunakan metode ceramah sehingga ketika guru menyampaikan materi ini siswa ada yang bicara dengan temannya sendiri ada siswa yang memegangi rambutnya, ada yang bermain bolpoinnya sehingga perhatian siswa tidak fokus pada materi yang disampaikan gurunya.Dari 17 siswa hanya ada 8 siswa yang nilainya tuntas KKM.Jadi keberhasilanya hanya 47,06%.

Diskripsi Data Siklus I

Data prestasi belajar IPA siklus I

Pada siklus I hasil belajar IPA siswa meningkat dari kondisi awal hanya ada 8 siswa yang tuntas pada siklus ini 12 siswa tuntas KKM.

 Berdasarkan kondisi awal nilai rata-rata ulangan harian adalah 62,72 sedangkan pada siklus I nilai rata-rata ulangan harian adalah 74,6 apabila dibandingkan,nilai ulangan harian pada siklus I mengalami peningkatan dengan tingkat ketuntasan 70,59%.

Hasil yang dicapai sesuai dengan usaha yang telah dilakukan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, namun perlu ditingkatkan lagi.

Diskripsi Data Siklus II

Hasil pengamatan hasil belajar IPA siswa siklus II

Pada siklus II ini nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari siklus I. pada siklus I nilai rata-rata siswa 74,6 sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya menjadi 91,11. Dari 17 siswa semua tuntas KKM. Jadi pada siklus II tingkat ketuntasanya mencapai 100%.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (47,06 %), siklus I (70,59 %), siklus II (100 %).

Saran

1.     Bagi Siswa

perlunya penggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar IPA SDN 1 Bajo semester I tahun pelajaran 2014/2015.

2.     Bagi Teman sejawat

perlu penggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar IPA SDN 1 Bajo

3.     Bagi Sekolah

perlu melengkapi alat peraga lain yang kemungkinan dibutuhkan dalam pembelajaran;

4.     Bagi perpustakaan

hasil penelitian harus diarsipkan untuk dijadikan literature supaya bisa dijawab teman sejawat.

DAFTAR PUSTAKA

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

 Dimyanti dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

 Winkel, W. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia

 Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.

 Srini M Iskandar. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : CV Maulana.

 Leo Sutrisno dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdiknas : Dirjendikti.

 Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta : Prenada Media

Nurhadi, 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang, Surabaya

 Sugiyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : UNS Press.