PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA MATERI PEMBUATAN MAKANAN PADA TUMBUHAN HIJAU MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BAGI SISWA KELAS V SEMESTER 1 SD NEGERI PLESAN 01 NGUTER
TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015
Tutik Pristiyanti
SD Negeri Plesan 01 Nguter
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA materi Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau kelas V Semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Plesan 01 Nguter melalui pendekatan ketrampilan proses.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 selama 3 (tiga) bulan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V Semester I di SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 19 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau melalui penerapan ketrampilan proses. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang digunakan, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan;3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi memahami gaya bagi siswa kelas V semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 64.84 pada kondisiawal menjadi 72.89 pada akhir tindakan Siklus I, dan meningkat menjadi 78.58 pada akhir Siklus II. Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami peningkatan, yaitu dari 57.89% pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan meningkat menjadi 68.42% pada akhir tindakan siklus I, dan meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.
Kata Kunci: Prestasi belajar IPA, keterampilan proses
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA khususnya di kelas V Semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Plesan 01 Nguter untuk materi “Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau” belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam standar isi yang dikeluarkan oleh BNSP. Sistem pembelajaran selama ini masih berpusat kepada guru, sehingga pemahaman siswa terhadap fakta-fakta, konsep-konsep dan pembelajaran IPA masih kurang. Hal itu disebabkan siswa kurang terlibat secara proses dan kurang terlatihnya keterampilan intelektual dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dirasakan kurang bermakna. Begitu pun pada saat dilaksanakan ulangan nilainya masih jauh dari standar yang diharapkan.
Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA konsep memahami Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau, khususnya pada siswa kelas V Semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Plesan 01 Nguter. Nilai rata-rata hasil ulangan harian di kelas tersebut baru mencapai 64.84 yang sangat jauh di bawah KKM yang ditetapkan yaitu dengan nilai > 65.0. Ditinjau dari penguasan penuh secara klasikal, tingkat ketuntasan kelas baru mencapai 57.89% dari jumlah siswa. Hal ini diartikan bahwa dari 19 siswa yang ada, baru ada 11 orang siswa yang sudah memperoleh nilai > 65.0
Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran IPA selama ini, ditemukan beberapa hal yang sebenarnya masih dapat dicarikan jalan keluarnya untuk meningkatkan proses pembelajaran tersebut. Untuk menemukan data yang konkret tentang hal ini, maka dirasakan perlu untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guna meningkatkan pemahaman siswa tentang “Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau “ dengan pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas V Semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Plesan 01 Nguter.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka pada kesempatan ini penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembuatan makanan Pada Tumbuhan Hijau melalui Melalui Pendekatan Keterampilan Proses bagi Siswa Kelas V Semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA materi Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau bagi siswa kelas V Semester 1 tahun pelajaran 2014 /2015 di SD Negeri Plesan 01 Nguter?
Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan dan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA materi Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau bagi siswa kelas V Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa memberi masukan bagi siswa bahwa dengan menggunakan metode “Pendekatan Keterampilan Proses“ dapat meningkatkan motivasi siswa selama proses belajar. Manfaat bagi guru menambah informasi mengenai pembelajaran yang bervariatif sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa mereka. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan dalam penggunaan metode “Pendekatan Keterampilan Proses“ mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah serta hasil penelitian ini dapat menambah kekayaan keilmuan bagi perpustakaan sekolah.
KAJIAN TEORI
Pendekatan Ketrampilan dan Proses
Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut (Azwar, 1987:7). . Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan.
Menurut Syamsuar Mochtar (1987:20), pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang siswa serta kegiatan sebagai manusia seutuhnya, yang diterjemahkan dalam kegiatan belajar-mengajar yang memperhatikan perkembangan pengetahuan, (baik sebagai tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya), yang akhirnya semua kegiatan belajar dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreativitas. Sedangkan menurut Cain dan Evan (Patta Bundu, 2006:23) mengemukakan bahwa: Agar sukses dalam pembelajaran IPA maka proses sains yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut: (l) mengobservasi,(2) mengklasifikasi, (3) mengukur, (4) menggunakaan hubungan spasial, (5) mengkomu-nikasikan, (6)memprediksi, (7) menginferensi, (8) menyusun definisi operasional, (9) memformulasi hipotesis, (10) menginter-pretasi data, (11) mengontrol variabel, (12) melakukan eksperimen. Tujuh jenis keterampilan pertama merupakan keterampilan proses dasar (basic skills), sedangkan lima terakhir merupakan keterampilan terintegrasi (integrated skills).
Dalam pedoman pengembangan silabus pembelajaran, ada 6 pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu: (1) Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri). (2) Inkuiri Sains, (3) Konstruktivisme, (4) Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat, (5) Pemecahan Masalah, (6) Pembelajaran IPA yang bermuatan nilai.
Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang siswa sebagai manusia seutuhnya yang diimplementasiakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, dan nilai, serta keterampilan. Menurut Chaerul (Winataputra, 2006: 93) bahwa: ”secara operasional, pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan mengajar yang menekankan pada ketrampilan-ketrampilan yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam rangka memperoleh pengetahuan”. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2003: 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses belajar siswa (learn how to learn). PKP adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan aspek intelektual, sosial, emosional, maupun aspek fisik siswa secara optimal yang bersumber dari kemampuan dasar yang telah ada pada siswa.
Kelebihan dari pendekatan ketrampilan proses antara lain meliputi: 1)merangsang ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah siswa; 2)Siswa akan aktif dalam pembelajaran dan mengalami sendiri proses mendapatkan konsep; 3)Pemahaman siswa lebih mantap; 4)siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran; 5)siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari; 6)melatih siswa untuk berpikir lebih kritis; melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran;7)mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru; dan 8)memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
Jenis- jenis pendekatan keterampilan proses dasar meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, menginferensi, mengkomunikasikan, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.
Tahapan-tahapan umum dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, adalah sebagai berikut: 1)Tentukan kelas, materi pengajaran, dan satuan waktu untuk dibuat rencana pembelajaraannya; 2)Tentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip IPA yang akan dipelajari; 3)Urutkan keterampilan proses yang dimungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan kelas dan materi yang akan diajarkan; 4)Metoda mengajar yang akan digunakan yang cocok untuk mengembangkan keterampilan proses dan konsep atau prinsip yang telah ditentukan; 5)Tentukan pasangan keterampilan proses, metoda, dan konsep atau prinsip yang akan dioperasionalkan dalam pembelajaran.
Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
Pengertian belajar menurut Nasution (2003:39) “Belajar adalah menambah atau mengumpulkan sejumlah pengalaman atau pengetahuan”. Sedangkan menurut Legard, sebagaimana dikutip Nasution (2003: 67) menyatakan bahwa:Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan ilmiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja, buka termasuk hasil belajar.
Pengertian belajar menurut Slameto (1988: 2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.Pengertian belajar menurut Surakhmad, (1995: 57): “Belajar dapat dipandang sebagai proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman-pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan yang diperhatikan adalah pola-pola perubahan tingkah laku selama pengalaman belajar itu berlangsung, karena itulah di tekankan pula perhatian pada daya-daya yang mendominir proses itu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui dan menguasai ilmu pengetahuan, sehingga dapat menerapkannya. Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan dari hasil usaha individu dalam memperoleh kepandaian, ilmu, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, serta segala aspek dalam pribadi seseorang.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa dari tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu prestasi belajar merupakan pencerminan dari pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa tingkah laku tertentu dari siswa. Pengertian prestasi belajar menurut W.J.S. Poerwadarminta (1983: 9) “Prestasi belajar ialah suatu hasil yang telah dicapai, atau suatu yang merupakan hasil dari suatu usaha, maka prestasi belajar merupakan hasil daripada suatu usaha belajar”. Prestasi belajar sebagai hasil dari kegiatan belajar mengajar diperoleh melalui evaluasi hasil belajar atau pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa.
Pengertian prestasi belajar menurut Arifin (2011: 3) “Prestasi belajar berupa kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal”. Pengertian hasil belajar menurut Purwanto (2009: 48) “Hasil belajar adalah prestasi yang digunakan untuk menilai pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu”.
Prestasi belajar siswa Sekolah Dasar meliputi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Perilaku-perilaku tersebut saling pengaruh mempengaruhi dan saling menyempurnakan sehingga menjadi satu kesatuan kemampuan, tidak hanya kemampuan teoretis tetapi juga kemampuan praktis dan disertai kesadaran penuh akan sikap dan nilai-nilai. Semakin tinggi prestasi belajar seseorang semakin besar kemampuan yang dimiliki dari hasil belajarnya, sebaliknya apabila prestasi belajarnya rendah berarti kemampuan yang dimilikinya sebagai hasil belajar siswa yang rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abu Ahmadi (2004: 107), meliputi:“(1) faktor internal: (a) faktor jasmaniah (fisiologis); meliputi: intelektual (kecerdasan, bakat, prestasi) dan non-intelektual (sikap, kebiasaan, minat dan lain-lain); (2) Faktor Eksternal: faktor sosial (sekolah, masyarakat, keluarga), faktor budaya (adat istiadat, pengetaahuan); faktor lingkungan fisik (fasilitas belajar, iklim); faktor spiritual (keimanan). Purwanto (2009: 107), mengemukakan “tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (1) faktor lingkungan; (2) faktor instrumen yaitu faktor yang dirancang dan difungsikan sebagai sarana mencapai tujuan; (3) faktor dalam, yaitu faktor fisiologis dan psikologis”. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan maka faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah (1) faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi faktor lingkungan (baik lingkungan alami maupun non-alami maupun sosial) dan faktor intrumental sebagai sarana untuk mencapai tujuan; (2) faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi kondisi fisik dan psikis.
Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran pada dasarnya adalah merupakan uraian penalaran untuk bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru menggunakan kurikulum sebagai acuan pengembangan materi. Sumber utama materi berupa buku-buku penunjang digunakan oleh guru untuk memberikan materi kepada siswa. Dalam penyampaiannya, guru menggunakan metode bervariasi. Hal ini dimaksudkan agar pengalaman pembelajaran yang diterima siswa menjadi beragam dan suasana pembelajaran lebih menarik. Salah satu metode yang digunakan guru dalam penyampaian pembelajaran adalah menggunakan pendekatan pembelajaran ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA.
Melalui penggunaan metode pembelajaran ini, diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga mutu hasil belajar siswa meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA materi Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau bagi siswa kelas V Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Plesan 01 Nguter, Sukoharjo.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo pada kelas V semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan yaitu dari persiapan penelitian bulan September 2014 sampai dengan penyusunan laporan penelitian bulan Nopember 2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 19 orang siswa
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang paling tepat adalah maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan proses di mana guru bekerjasama dalam mengevaluasi pelaksanaan tugas mengajar yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Kemmis yang dikutip oleh Wiriaatmadja (2006: 64) yang mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu deskripsi secara terinci dan mendalam tentang fenomena yang berhubungan dengan permasalahan pembelajaran IPA materi “Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau” bagi siswa kelas V Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri Plesan 01 Nguter.
Siklus aktivitas dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan, penerapan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan melakukan refleksi dilanjutkan dengan perbaikan atau peningkatan yang diharapkan dapat tercapai.
Desain penelitian tindakan kelas yang dinilai akurat dalam mencapai tujuan tersebut adalah model desain alur dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 65) yang memiliki ciri khas menggunakan model siklus. Setiap siklus terdiri dari dua atau tiga tindakan pembelajaran, sedangkan setiap tindakan pembelajaran mencakup empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi-evaluasi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung baik secara formal maupun informal untuk mengamati tempat atau lokasi sekolah dan berbagai sarana yang dapat digunakan sebagai media peniunjang kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA. Observasi yang dilakukan penulis dilakukan di SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan mengamati secara langsung tehadap peristiwa/ kegiatan pembelajaran IPA meliputi: a) kemampuan guru dalam menjelaskan kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran, b) kemampuan mengembangkan pendekatan, metode dan media dalam pembelajaran IPA c) Penguasaan Kelas d) kemampuan menggunakan alat penilaian.
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip, baik yang dimiliki sekolah, para guru maupun siswa. Kegiatan ini selain untuk mencatat semua arsip dan dokumen juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang kondisi dokumen arsip tersebut, termasuk juga makna yang tersirat. Teknik pemanfaatan dokumen sebagai sumber data penelitian ini sering dikenal dengan istilah content analys.
Tes yang digunakan dalam pengumpulan data berupa tes. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat kompetensi siswa dalam penguasaan konsep IPA materi “Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau .”
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi media. Triangulasi data yaitu teknik triangulasi yang dilaksanakan dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda yaitu guru, kepala sekolah, petugas perpustakaan dan siswa. Triangulasi media yaitu menggali data yang sama dengan menggunakan media pengumpulan data yang berbeda. Melakukan cros chek data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumen.
Mengacu pada model penelitian tindakan yang digunakan, alur pikir dalam penelitian diawali dari diagnosis masalah dan faktor penyebab masalah dalam pembelajaran IPA, dilanjutkan dengan memilih tindakan yang sesuai dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis tindakan, penetapan desain penelitian dan prosedur pengumpulan data, analisis data, dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil tes diperoleh dari nilai ulangan harian yang diperoleh dari 19 orang siswa kelas V Semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan nilai ulangan harian, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh adalah sebesar 40, nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 64.84. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64.84< KKM yang ditetapkan, yaitu sebesar 65.0. Atas dasar hal tersebut, maka siswa kelas V Semester I SD Negeri Plesan 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran IPA materi Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau.
Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, dari 19 siswa yang ada, jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > KKM baru mencapai 11 orang siswa (57.89%). Sisanya sebanyak 8 orang siswa (42.11%) belum mencapai batas tuntas. Dengan demikian, secara klasikal siswa kelas V Semester Ganjil SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 belum mencapai batas tuntas penguasaan penuh secara klasikal yang dipersyaratkan > 80.00%.
Deskripsi Tindakan Siklus
Hasil tindakan Siklus I diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan kedua. Hasil tes menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 60, nilai tertinggi sebesar 90, dan nilai rata-rata sebesar 72.89. Mengingat nilai rata-rata yang diperoleh siswa > KKM sebesar 65.0 maka siswa kelas V Semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 secara klasikal dapat dikatakan sudah mencapai ketuntasan belajar.Ditinjau dari ketuntasan belajar, hasil tes akhir tindakan Siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > KKM adalah sebanyak 13 orang siswa (68.42%), Sisanya sebanyak 6 orang siswa (31.58%) masih belum mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus I dapat diperoleh refleksi hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan keteerampilan proses sebagai berikut: 1)Implementasi metode pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses pada tindakan Siklus I berhasil meningkatkan dampak produk pembelajaran berupa meningkatnya prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebagai dampak produk pembelajaran mengalami peningkatan dari sebesar 64.84 pada kondisi awal meningkat menjadi 72.89 pada akhir tindakan Siklus I. Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami peningkatan, yaitu dari 57.89% pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan meningkat menjadi 68.42% pada akhir tindakan siklus I
Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus I adalah: (a) belum berubahnya pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran berpusat pada siswa; (b) masih rendahnya kemampuan siswa dalam membangun konsep; (c) aktivitas guru dalam dengan pendekatan proses masih belum optimal, yaitu baru mencapai tingkatan ‘cukup baik’; dan (d) ketuntasan kelas secara klasikal dengan nilai rata-rata > 65.0 serta dampak produk berupa penguasaan kompetensi penuh secara klasikal sebesar > 80.00% belum tercapai.
Deskripsi Tindakan Siklus I
Hasil tindakan pembelajaran Siklus II diperoleh dari hasil tes akhir pembelajaran tindakan Siklus II yang dilaksanakan satu minggu setelah pertemuan kedua tindakan Siklus II. Hasil tes menunjukkan adanya peningkatan dalam hal tingkat ketuntasan belajar siswa.
Berdasarkan hasil tes akhir tindakan Siklus II dapat diketahui bahwa terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 68, nilai tertinggi sebesar 100, dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 78.58. Mengingat nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa > KKM yang ditetapkan sebesar 65.00, maka siswa kelas V Semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 secara klasikal sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar. Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar siswa, jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas minimal dengan nilai > 65.00 adalah sebanyak 19 orang siswa (100%), maka tingkat penguasaan penuh secara klasikal sebesar 100% sudah tercapai.
Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus II dapat diperoleh refleksi hasil tindakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran pendekatan proses dalam pembelajaran IPA konsep “Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau” sebagai berikut.
Penggunaan metode pembelajaran dengan pendekatan proses pada tindakan pembelajaran Siklus II berhasil meningkatkan dampak produk pembelajaran berupa meningkatnya prestasi belajar siswa.Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 64.84 pada kondisi awal menjadi 72.89 pada akhir tindakan Siklus I, dan meningkat menjadi 78.58 pada akhir Siklus II.
Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami peningkatan, yaitu dari 57.89% pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan menjadi 68.42% pada akhir tindakan siklus I, dan meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.
Pembahasan Hasil Tindakan
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa ”Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi “Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau Kelas V Semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun Pelajaran 2014/2015” terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Pada kondisi awal, hasil belajar siswa cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata hasil belajar sebesar 64.84 dan tingkat ketuntasan belajar sebesar 57.89%. Kondisi tersebut diindikasikan disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang mampu mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran cenderung bersifat teacher-centered dan didominasi guru.
Guna mengatasi hal tersebut maka guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses. Metode pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuan mereka melalui proses mencari dan menemukan. Penggunaan metode ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan mereka tentang suatu konsep.
Upaya perbaikan yang dilakukan guru cukup berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 64.84 pada kondisi awal menjadi 72.89. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 57.89% pada kondisi awal menjadi 68.42% pada tindakan Siklus I.
Tindakan perbaikan yang dilakukan guru tersebut cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai-rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 72.89 pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 78.58 pada tindakan Siklus II. Adapun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 68.42% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 100% pada tindakan Siklus II.
Langkah perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai hasil refleksi dari evaluasi tindakan pembelajaran pada siklus sebelumnya merupakan upaya guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaan yang kondusif. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam setiap siklus pembelajaran sudah sesuai dengan pandangan Richards, yaitu dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: (1) menetapkan dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran suatu unit; (2) memberikan umpan balik terhadap tujuan-tujuan tersebut; (3) meninjau ulang tujuan pembelajaran secara terus-menerus dan sistematis; dan (4) memberikan umpan balik yang bersifat sumatif terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Langkah tersebut ternyata mampu mendorong siswa untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Dorongan yang diberikan guru dapat menciptakan keberanian dalam diri siswa untuk berinteraksi dalam pembelajaran dan meningkatkan rasa percaya diri siswa. Hal ini dapat mendorong adanya keinginan untuk melakukan suatu usaha dengan melakukan latihan dalam proses belajar pada diri siswa. Dengan demikian maka aktivitas belajar siswa semakin meningkat dalam proses pembelajaran. Meningkatnya aktivitas belajar tersebut pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Program-program yang berhasil dilakukan untuk memelihara tatanan dalam seluruh sistem mencakup empat prinsip yang bersifat proaktif, yaitu: 1) mengembangkan suatu rangkaian koheren perilaku yang diharapkan dilakukan siswa, 2) membekali siswa dengan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan perilaku yang sesuai, 3) secara terus-menerus mengukur keberhasilan pelaksanaan program tersebut, dan 4) menciptakan dan memelihara suatu lingkungan yang positif di mana semua yang disebutkan tersebut di atas dapat berlangsung.
Meningkatnya aktivitas belajar siswa secara otomatis dapat mendorong penguasaan konsep pada siswa. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa siswa akan mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman yang mereka alami dalam belajar. Dengan demikian semakin aktif siswa dalam pembelajaran maka pembelajaran akan semakin efektif, yaitu penguasaan konsep pada siswa akan semakin optimal.
P E N U T U P
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam selama tiga siklus ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi “Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau” bagi siswa kelas V semester I SD Negeri Plesan 01 Nguter UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 64.84 pada kondisi awal menjadi 72.89 pada akhir tindakan Siklus I, dan meningkat menjadi 78.58 pada akhir Siklus II.Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami peningkatan, yaitu dari 57.89% pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan meningkat menjadi 68.42% pada akhir tindakan siklus I, dan meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan ini disarankan setiap kepala sekolah dapat berperan aktif dalam mendukung penerapan pendekatan ketrampilan proses dalam proses pembelajaran IPA karena dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga siswa lebih semangat dalam belajar. Saran bagi guru disarankan dapat menerapkan pendekatan ketrampilan proses dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dengan pembelajaran ini siswa dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonstruksikan pengetahuan mereka serta mengkondisikan kelas sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Saran bagi siswa hendaknya berperan aktif pada proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan keetrampilan proses dalam pembelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi.2004.Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Aizid Rizem. 2011
Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Arikunto S, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 1991.
Azwar S, Test Prestasi, Fugsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, Yogyakarta Liberary, 1987.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dan Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mujiono.
Mochtar, Syamsuar (1987). Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution.(2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar danMengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution. S, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet.II, Bandung: Sinar Baru, 1980.
Purwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN. Balai Pustaka, 1983.
Purwanto.(2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet.I, Jakarta: Bina Aksara, 1988.
Winarno, Surachmad.1995.Metode Penelitian, Bandung: Tarsito
Winataputra, Udin S (2006).”Makna dan Tahap-tahap Proses Belajar” Psikologi. Belajar. Jakarta.
Wiriatmaja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.