PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN PKn MATERI PENGARUH GLOBALISASI

DI LINGKUNGAN SEKITAR

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TYPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 2 DOROKANDANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Supindiyah

Guru Mata Pelajaran PKn di Kelas IV di SD Negeri 2 Dorokandang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Apakah pembelajaran model Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada materi pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang tahun ajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang tahun 2013/2014 sebanyak 36 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. Dengan penerapan pembelajaran cooperative learning type group investigation (GI) pada materi pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang tahun pelajaran 2013/2014. Pada akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata kelas yaitu dari rata- rata tes kondisi awal 5,63 menjadi 7,46 pada siklus I dan menjadi 7,94 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I ada peningkatan 39% dari kondisi awal, sedangkan ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 89% dari siklus I. Dengan demikian sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang mengalami peningkatan Prestasi belajar pada materi pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar.

Kata Kunci: Peningkatan Prestasi Belajar, Cooperatove Learning, Group Investigation


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran PKn khususnya pada materi Pengaruh Globalisasi di ling-kungan sekitar merupakan materi yang menuntut seorang siswa agar mampu men-jelaskan tentang pengertian globalisasi, pengaruh positif dan negatif globalisasi, upaya penanggulangan globalisasi serta sikap dalam menghadapi pengaruh glo-balisasi dilingkungan sekitar.

Untuk menciptakan pembelajaran yang bisa membantu siswa menemukan konsep dan memahami pembelajaran PKn dengan mudah serta meningkatkan kemau-an belajarnya, guru harus berusaha me-milih dan menerapkan model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelom-pok-kelompok kecil. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Cooperative Learning Type Group Inves-tigation (GI). ”Pembelajaran Cooperative muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya”. (Trianto, 2007;41).

Dari model-model pembelajaran Cooperative yang ada, salah satunya model pembelajaran Cooperative Learning Type Group Investigation (GI). Model Coopera-tive Learning Type Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran Cooperative dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 2-6 orang siswa secara heterogen dalam kemampuan akademik, etnik, dan jenis kelamin.

Pembelajaran Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) merupakan strategi pembelajaran konstruktivis. Oleh karena itu, penyajian kelas diupayakan agar siswa aktif membangun pengetahuan-nya sendiri. Pengetahuan selanjutnya diba-ngun oleh siswa dengan cara bekerjasama dengan kelompoknya. Setiap siswa dituntut untuk saling bertanya dan bekerjasama da-lam kelompoknya. Dengan model pembela-jaran GI siswa dapat menerapkan penga-laman dan pengetahuan yang dimilikinya dan menjelaskan pengetahuannya secara terbuka kepada teman-temannya. Kegiatan ini mengajari siswa untuk berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dari guru serta memberi kesempatan kepada siswa yang mengerti untuk saling mengajari dan menjelaskan kepada anggota kelompoknya sehingga dipastikan semua anggota kelompok mengerti dan bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penelitian ini diberi judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Materi Pengaruh Glo-balisasi di Lingkungan Sekitar Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Dorokandang Tahun 2013/2014”..

Rumusan Masalah

Apakah Prestasi Belajar siswa da-lam pembelajaran PKn materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar dapat di-tingkatkan melalui model pembelajaran Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) pada siswa kelas IV SDN 2 Dorokandang Tahun 2013/2014?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan Prestasi Bela-jar siswa dalam pembelajaran PKn materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar melalui model Pembelajaran Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) pada siswa kelas IV SDN 2 Dorokandang Tahun 2013/2014.

2. Tujuan Umum

a. Meningkatkan Prestasi Belajar sis-wa dalam pembelajaran PKn materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar pada siswa kelas IV SDN 2 Dorokandang.

b. Untuk melatih siswa dalam belajar secara berkelompok dan menge-mukakan pendapat dalam berdis-kusi.

c. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar.

TINJAUAN PUSTAKA

Prestasi Belajar

Prestasi Belajar merupakan ke-mampuan, ketrampilan dan sikap sese-orang dalam menyelesaikan belajar. Pres-tasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam belajarnya yang meliputi kemam-puan penguasaan, pengetahuan dan ke-trampilan yang telah diajarkan di sekolah. Dengan melihat hasil dari tes formatif, tes sumatif nilai rapor maka dapat dilihat sejauh mana prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa. Prestasi belajar yang diperoleh merupakan suatu hasil dari perubahan karena belajar.

Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak atau individu dapat dibagi dalam dua bagian, diantaranya:

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual, antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial, antara lain: faktor keluarga atau rumah tangga, guru dan cara mengajar, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

Pembelajaran PKn

Dalam kamus besar Bahasa Indo-nesia Pembelajaran adalah suatu per-ubahan perilaku yang relatif dan merupa-kan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa, siswa di tuntut aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah.

Di sisi lain pembelajaran mempu-nyai pengertian yang mirip dengan peng-ajaran, tetapi sebenarnya mempunyai ko-notasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga da-pat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psiko-motor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi moti-vasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui per-ubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembela-jaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berubah menjadi PKn (PKn) dan dalam Kurikulum 2004 disebut sebagai mata pelajaran Kewarga-negaraan (Citizenship). Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan mata pela-jaran yang memfokuskan pada pembentuk-an diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Di samping itu PKn juga dimaksud-kan sebagai usaha untuk membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hu-bungan antara sesama warga negara mau-pun antar warga negara dengan negara. Serta pendidikan bela negara agar menjadi warga nagara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Oleh karena itu dalam pembelajar-an PKn perlu diberikan pengarahan, mere-ka harus terbiasa untuk mendengar atau-pun menerapkan serta mencatat hal-hal yang berkaitan dengan ilmu PKn, salah satu keberhasilan pembelajaran adalah jika siswa yang diajar merasa senang dan memerlukan materi ajar. Selain itu juga dengan diterapkannya pemberian tugas dengan bentuk portofolio akan dapat mem-berikan diskripsi baru mengenai pembela-jaran PKn, dan hal tersebut juga sebagai penunjang agar siswa tidak merasa kebosanan dalam mengikuti pembelajaran portofolio.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PKn antara lain adalah sebagai berikut:

a. Guru

b. Siswa

c. Sarana dan Prasarana

d. Strategi Pembelajaran

Tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk mengembangkan kemampuan-ke-mampuan sebagai berikut:

a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegara-an.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertang-gung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

c. Berkembang secara positif, dinamis, dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia, agar hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan atau tidak lang-sung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Model Pembelajaran Cooperative Learning

Pembelajaran Cooperative merupa-kan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok kecil, dimana siswa diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelas-kan kepada teman sekelompoknya, meng-hargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu teman yang lemah dalam belajar, dan sebagainya.

Roger dan David Johnson (dalam Anita Lie, 2008: 32-35) mengatakan bahwa tidak semua kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur yang harus diterapkan:

a. Saling ketergantungan positif.

b. Tanggung jawab perseorangan.

c. Tatap muka.

d. Komunikasi antar anggota.

e. Evaluasi proses kelompok.

Model Group Investigation (GI)

Model pembelajaran Cooperative Type GI (Group Investigation) dikembang-kan oleh Shlomo dan Yael Sharan di Uni-versitas Tel Aviv. Stahl (Dalam Syarifuddin) menyebutkan bahwa dalam investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka, baik secara individu, berpasangan maupun dalam kelompok. Setiap kelompok investigasi terdiri dari 2-5 orang, dan akhirnya siswa dapat menggabungkan, mempersentasikan dan mengikhtisarkan jawaban mereka.

Menurut Slavin (Dalam Harmianto) dalam implementasi teknik group investi-gation dapat dilakukan melalui 6 (enam) tahap. Tahapan tersebut adalah: (1) identi-fying the topic and organizing pupils into groups, (2) planning the learning task, (3) carring out the investigation, (4) preparing a final report, (5) presenting the final report, and 6) evaluation.

Kerangka Pikir

Dalam upaya memotivasi, mem-bangkitkan minat dan kepedulian siswa terhadap materi pembelajaran bidang studi PKn. Studi PKn perlu perencanaan pembelajaran yang baik untuk membentuk sumber daya manusia yang memiliki cara berfikir yang sistematis dan logis. Salah satu pokok bahasan dianggap rumit di sekolah dasar khususnya materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar. Siswa di tuntut untuk bisa memahami bagaimana Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar. Hanya dengan menjelaskan materi saja mereka tidak bisa cepat memahami konsep Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar.

Alasan itulah, penulis sebagai pendidik dituntut untuk mampu meningkat-kan Prestasi Belajar siswa melalui metode Group Investigation pada materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar.

Disini sebagai penulis berupaya untuk mempermudah pemahaman siswa mengenal materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar, yaitu dengan pengaruh negatif dan positif globalisasi, upaya pe-nanggulangan globalisasi, dan menentukan sikap dalam menghadapi pengaruh globa-lisasi untuk menciptakan landasan pemikir-an yang mendorong dan mengarahkan siswa untuk lebih banyak mempelajari Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar dengan soal yang berbeda dan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan manemukan fakta, konsep, serta kaidah yang lebih luas dan buku tes pelajaran atau bahan pengajar lainnya. Dapat menjelaskan tugas-tugas pelajaran yang diberikan.

Hipotesis Tindakan

Diduga Prestasi Belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar dapat ditingkatkan melalui model Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) pada siswa kelas IV SDN 2 Dorokandang Tahun 2013/2014.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah Gugus Putri Campa Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah tepatnya di SDN 2 Dorokandang Lasem.

Pelaksanaan penelitian direncana-kan pada semester genap atau semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 bulan. Waktu tersebut dimulai dari tahap laporan sampai selesai kegiatan dua siklus.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa ke-las IV SDN 2 Dorokandang berjumlah 36 orang yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 16 orang perempuan..

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan ran-cangan penelitian tindakan kelas, yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (Siklus) hal ini mengacu pada pendapat MC. Taggart (1998:123) dan Wardani (2007:5) bahwa penelitian tindakan kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Observasi, dan Refleksi.

Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah.

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat diperoleh dengan teknik observasi, catatan harian atau dokumentasi, dan tes akhir pembelajaran. Teknik observasi bertujuan untuk mengamati proses aktivitas guru dan aktivitas siswa selama berlangsung pembe-lajaran. Teknik catatan harian bertujuan untuk mendapatkan data tentang kejadian penting yang berkaitan dengan data. Teknik tes bertujuan untuk mendapat data hasil dari pembelajaran Pengaruh Globali-sasi di Lingkungan Sekitar dengan meng-gunakan pendekatan Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) yang terdiri dari enam tahap.

Instrumen Penelitian sebagai beri-kut:

1. Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran PKn mengenai Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar. Tujuan tindakan observasi adalah untuk memperoleh data perila-ku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran.

2. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawan-cara. Yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wa-wancara ini bisa mengenai pembela-jaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfir-masi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam memahami Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar di kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang.

3. Tes adalah serentatan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk meng-ukur kemampuan siswa. Tes yang di-gunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua yaitu tes tertulis dan tes unjuk kerja. Tes tertulis bertujuan untuk mengetahui pening-katan pemahaman siswa mengenai Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar berupa soal-soal yang harus dijawab. Tes yang kedua yaitu tes unjuk kerja yang bertujuan untuk mengatahui kemampuan siswa dalam memahami Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar yaitu berupa pedoman penilaian unjuk kerja.

4. Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data admi-nistratif dan data statistik, seperti daftar (list) nama-nama siswa dan daftar nilai siswa Kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang Kecamatan Lasem. De-ngan metode ini peneliti mengambil data-data dari tata usaha, pusat statistik maupun dari buku dan maka-lah, serta media massa, seperti majalah, koran jurnal maupun buletin.

Validitas Data

1. Member chek, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pembelajaran.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenar-an data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru dan aspek siswa, menyajikan data, menafsirkan data, dan menyimpulkan. Data aspek aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dianalisis berdasarkan kemunculan indikator. Sedangkan data hasil Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar dianalisis berdasarkan kemampuan mengerjakan tes akhir formatif tiap-tiap akhir siklus satu dan dua.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Deskripsi Per Siklus

1. Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum pelaksana-an tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi guru tanpa menggunakan model (Alat peraga).

Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa kelas IV pada kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar sebelum siklus I (pra siklus) seperti pada tabel 3. Banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal dalam mem-pelajari kompetensi dasar tersebut. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai prestasi belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75.

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 16,7% atau sebanyak 6 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 27,8% atau 10 siswa, dan yang mendapat nilai D (kurang) 44,4% atau sebanyak 16 siswa, sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) 11,1% atau sebanyak 4 siswa.

2. Deskripsi Hasil Siklus I

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 30 anak dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 22 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 5,63 menjadi 7,46. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.

Tabel 11 Perbandingan nilai rata-rata Pra Siklus dan Siklus I

No

Keterangan

Pra siklus

Siklus I

1

Nilai tertinggi

8

9

2

Nilai terendah

4

5

3

Nilai rata- rata

5,63

7,46

Berdasarkan data pada tabel 11 di atas, dapat disimpulkan bahwa Metode Co-operative Learning Type Group Investiga-tion (GI) mampu meningkatkan prestasi belajar, pada kompetensi dasar memberi-kan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya khususnya pada materi pembelajaran pengaruh globalisasi di ling-kungan sekitar. Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 7,46. Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II

3. Deskrsi Hasil Siklus II

Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa Metode Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar PKN, khususnya kompeten-si dasar pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. Untuk lebih jelasnya pada tabel 15 berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II.

Tabel 15 Perbandingan Hasil Nilai Tes Model Siklus I dan Siklus II

No

Hasil Tes

Jumlah Siswa yang Berhasil

Siklus I

Siklus II

1

A (85 -100)

4

12

2

B (75-84)

10

20

3

C (65-74)

12

4

4

D (55-64)

10

0

5

E (< 54)

0

0

Jumlah

36

36

Tabel 16 Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II

NO

Hasil Lambang

Angka

Hasil Evaluasi

Arti Lambang

Pra tindakan

Model Siklus I

Model Siklus II

1

85-100

A

Sangat Baik

4

12

2

75-84

B

Baik

6

10

20

3

65-74

C

Cukup

10

12

4

4

55-64

D

Kurang

16

10

0

5

<54

E

Sangat Kurang

0

0

0

Jumlah

36

36

36

Atas dasar informasi pada tabel 15 dan 16 di atas, dapat disimpulkan bahwa Metode Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) khususnya pada pe-nguasaan kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar ada peningkatan.

Pembahasan

1. Pembahasan Pra Siklus I

Pada awalnya siswa kelas IV, nilai rata- rata pelajaran PKN rendah khususnya pada kompetensi pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. Yang jelas salah satunya disebabkan karena luasnya kompe-tensi yang harus dikuasainya dan perlu daya ingat yang setia sehingga mampu menghafal dalam jangka waktu lama. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 36 siswa terdapat 6 atau 17% yang baru mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 30 siswa atau 83% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar yang telah ditentukan yaitu sebesar 7,5. Sedangkan hasil nilai pra siklus I terdapat nilai tertinggi adalah 8, nilai terendah 4, dengan rata-rata kelas sebesar 5,63.

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.

2. Pembahasan Siklus I

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 4 siswa (11,1%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 10 siswa atau (27,8%), sedangkan dari jumlah 36 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 12 siswa (33,3%), sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 10 siswa (27,8%), sedangkan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%.

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 36 siswa terdapat 14 siswa atau 39% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 22 siswa atau 61% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 9, nilai terendah 5, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 7,46.

Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental. Ada interaksi antar siswa secara individu. Masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjawab, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Ada persaingan positif antar siswa mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan menunjukkan jati diri pada siswa.

Hasil antara kondisi awal dengan siklus I menyebabkan adanya perubahan walau belum bisa optimal, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus I ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau sebelum dilakukan tindakan.

Dari hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan Metode Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) siswa mengalami peningkatan baik dalam mencapai ketuntasan belajar yaitu dari 30 siswa belum tuntas pada pra siklus, dan 14 siswa yang belum tuntas pada siklus I. Sedangkan ketuntasan pada siklus I ada peningkatan sebesar 39% dibandingkan pada pra siklus. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa berpandangan bahwa kegiatan yang bersifat kelompok, penilaiannya juga kelompok.

3. Pembahasan Siklus II

Dari pelaksanan tindakan siklus II dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 33,2% atau 12 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 55,6% atau 20 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 11,1% atau sebanyak 4 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) dan E (sangat kurang) tidak ada. Sedangkan nilai rata-rata kelas 7,94.

Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan ada tugas individual yang harus dipertanggung jawabkan, karena ada kompetisi individu.. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental. Ada interaksi antar siswa secara individu. Masing- masing siswa ada peningkatan latihan bertanya jawab dan bisa mengkaitkan dengan mata pelajaran lain maupun pengetahuan umum, sehingga disamping terlatih ketrampilan bertanya jawab, siswa terlatih berargumentasi. Ada persaingan positif antar siswa untuk mendapatkan prestasi dan penghargaan.

Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I.

Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata- rata kelas. Dari sejumlah 36 siswa masih ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang keempat siswa tersebut harus mendapatkan pelayanan khusus, namun sekalipun 4 siswa ini belum mencapai ketuntasan, di sisi lain tetap bergairah dalam belajar. Sedangkan ketuntasan pada siklus II ada peningkatan sebesar 89% dibandingkan pada siklus I.

Sedangkan nilai tertinggi pada siklus II sudah ada peningkatan dengan mendapat nilai 100 sebanyak 4 siswa, hal ini karena ke-empat anak tersebut disamping mempunyai kemampuan cukup, didukung rasa senang dan dalam belajar, sehingga mereka dapat nilai yang optimal. Dari nilai rata- rata kelas yang dicapai pada siklus II adalah 7,94 ini berarti pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan nilai rata- rata kelas pada siklus I. Secara umum dari hasil pengamatan dan tes sebelum pra siklus, hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode Cooperative Learning Type Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar PKn.

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan telah terjadi peningkatan pemahaman terhadap pengaruh globalisasi di lingkung-an sekitar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Dorokandang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 melalui model Co-operative Learning Type Group Inves-tigation (GI). Peningkatan nilai rata- rata yaitu 5,63 pada kondisi awal menjadi 7,46 pada siklus I dan menjadi 7,94 pada siklus II. Ketuntasan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan 39% dari kondisi awal, ketuntasan siklus II menjadi 89% dari siklus I.

Pada akhir pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa mengenai pemahaman pengaruh globalisasi di ling-kungan sekitar. Dengan menggunakan Co-operative Learning Type Group Inves-tigation (GI) ternyata mampu meningkat-kan prestasi belajar PKn pada kompetensi dasar memberikan contoh sederhana pe-ngaruh globalisasi di lingkungannya de-ngan materi pembelajaran pengaruh glo-balisasi di lingkungan sekitar.

PENUTUP

Simpulan

1. Penggunaan model permainan mistar bilangan maka kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Temengeng Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, dalam me-nyelasikan soal pada materi penjum-lahan dan pengurangan bilangan bulat mengalami peningkatan baik secara kwantitas maupun kwalitas.

2. Guru juga memperoleh pengalaman yang kongkret bersama siswa dalam menerapkan permainan mistar garis bilangan dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Saran-saran

1. Kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 2 Temengeng menyelesaikan soal pada mata pelajaran Matematika perlu diper-tahankan, oleh karena itu guru hen-daknya melaksanakan tindakan-tindak-an perbaikan tersebut di atas bahkan bila memungkinkan dicari alternative lain yang yang dapat menambah kemampuan siswa.

2. Kepada teman guru agar mencari alternative lain model permainan agar pembelajaran senantiasa menyenang-kan.

3. Untuk sekolah agar dapat mendoku-mentasikan segala hasil karya guru termasuk hasil penelitian tindakan ke-las ini, agar dapat dinikmati oleh sesame guru.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Tri. 2006. Terampil PKn 4. Jakarta: Yudhistira.

Mc Tarigan dan Kenmis, S.R.Mc, Taget. 1988.(Hafid 2002:53) The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press.

Mugiati, Titik. 2013. Meningkatkan Prestasi Belajar dan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan Menggunakan Model Jigswa pada siswa Kelas IV SDN 187/I Teratai. Jambi: Universitas Jambi.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PSKGJ FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Supriyanto, Eko dan Kamulyan, Mulyadi Sri. 2012. Inovasi Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS.

Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: PSKGJ FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wahyudi, Agus Budi dan Zabda, Sutan Sahrir. 2011. Strategi Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: PSKGJ FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://nursadi-metode.blogspot.com/2011/04/skripsi-meningkatkan-Prestasi Belajar-belajar.html

http://community.um.ac.id/showthread.php?58944-Kelebihan dan Kekurangan-Cooperative-Learning

http://pustakawawasan.blogspot.com/2011/12/evaluasi-dan-prestasi-belajara.html.

 

http://snartombs.wordpress.com/2009/03/20/pengertiancooperative-learning/