Peningkatan Pristasi Belajar Matematika Menerapkan Metode Demontrasi Dengan Peraga Gambar
PENINGKATAN PRISTASI BELAJAR MATEMATIKA SIFAT–SIFAT BANGUN RUANG MENERAPKAN METODE DEMONTRASI
DENGAN PERAGA GAMBAR SISWA KELAS VI SEMESTER II
SDN 1 LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Supriyanti
Guru SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian yang dilaksanakan dari bulan Januari 2020 s.d bulan April 2020 memiliki tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar dapat tercapai secara maksimal Hasil belajar pra siklus melalui tes formatif data dari 14 siswa Penggunaan metode demontrasi dengan alat peraga gambar terdapat peningktan hasil belajar pembelajaran matematika kompetensi dasar sifat-sifat bangun ruang prisma segitiga, tabung, balok, kerucut,kubus, siswa kelas VI SD 1 Ledok efektif. Pada pra siklus siswa mencapai ketuntasan 7 siswa 50%,yang belum tuntas 7 siswa 50%,siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa (72%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa (28%), sedangkan kegiatan akhir siklus II sebanyak 14 siswa (100%) dan yang belum mencapai ketuntasan belajar 0 siswa (0%). Nilai rata-rata kelas pra siklus 69,nilai rata-rata siklus I 76 dan nilai rata-rata kelas pada siklus II nilai: 81 Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa tlebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung.semua siswa harus mencapai ketuntasan sekolah menentukan KKM 70
Kata Kunci: Peningkatan Pristasi Belajar Sifat Sifat Bangun Ruang Menerapkan Metode Demontrasi Peraga Gambar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang sangat mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai bagian peran sanagat penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan pola pikir manusia untuk berpandangan luas. matematika perlu diberikan pada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali dengan kemampuan dapat berfikir secara logis, analis, sistematis, kritis dan kreatif,sehingga bekal masa depan, perlunya mendapatkan bekal yang cukup untuk mengahadapi masalah membutuhkan pengetahuan ketrampilan,yang cukup memadai,maka perlu belajar semangat tinggi. Kompetensi diperlukan supaya siswa tumbuh kemampuan, mengembangkan cara pola berfikir,sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal sesuai harapan guru,sekolah,orang tua dan masyarakat.namun guru mempunyai harapan akan tetapi,tidak terpenuhi karena kenyataan ketika memberikan tes formatif,hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah
Pada kenyataan matematika seringkali dirasakan paling sulit sebagian besar siswa, sehingga cenderung kurang senang tidak jarang siswa memandang sebagai momok yang menakutkan. dalam pembelajaran matematika banyak guru mengeluhkan rendahnya kemampuan belajar memahami konsep matematika masih kurang. terlihat banyak kesalahan siswa sehingga mengakibatkan terjadi kesalahan dalam mengerjakan soal, yang menghasilkan rendahnya hasil belajar siswa baik dalam ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester,maupun ujian akhir sekolah guru sebenarnya berusaha,memberikan materi,sesuai program yang sudah tersusun,maka untuk dapat memperhatikan kekurangan ketika menyajikan materi pelajaran,kepada siswa
Dari data yang diperoleh rendahnya kemampuan dan hasil belajar masih perlu guru kelas memperhatikan semua kekurangan yang perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran melaui penyusunan rencana program pembelajaran yang lebih baik perlu dipersiapkan sebelumnya,sumber bahan,materi,metode,sudah dipersiapkan memberikan apersepsi, sebagai umpan balik kepada siswa supaya dapat mengingat kembali materi yang sudah dipelajari maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas direncanakan dua siklus semua siswa sudah dapat mencapai keberhasilan yang diharapkan berjudul Peningkatan Pristasi Belajar Matematika Sifat- Sifat Bangun Ruang Menerapkan Metode Demontrasi Menggunakan Peraga Gambar Siswa Kelas VI Semester II SDN 1 Ledok menentukan KKM 70
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka sebagai guru menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1 Apakah guru menerapkan metode demontrasi dengan alat peraga gambar terdapat peningkatan kemampuan memahami sifat- sifat bangun ruang dalam pembelajaran matematika siswa kelas VI semester II SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2019/2020 ?
2 Apakah guru menerapkan metode demontrasi dengan alat peraga gambar terdapat peningkatan pristasi belajar subtema sifat- sifat bangun ruang pembelajaran matematika siswa kelas VI semester II SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2019/2020
3 Apakah guru menerapkan metode demontrasi dengan alat peraga gambar terdapat peningkatan kemaampuan dan pristasi belajar sifat- sifat bangun ruang pembelajaran matematika siswa kelas VI semester II SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2019/2020 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan pembelajaran menerapkan metode demontrasi dengan alat peraga gamabar memperlihatkan proses terjadinya sesuai dengan materi diajarkan,cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami dalam pembelajaran mempunyai dampak yang ingin dicapai siswa kelas VI SDN 1 Ledok terdapat:
- Peningkatan kemampuan siswa dalam memahami sifat -sifat bangun ruang untuk dipahami dalam pembelajaran mempunyai dampak yang positif
- Peningkatan pristasi hasil belajar siswa kelas VI semester II SDN 1 Ledok sifat-sifat bangun ruang.
- Menjelaskan sifat-sifat setiap bangun ruang yang dipelajari mencapai hasil minimal yang dpersyaratkan.
- Memperagakan setiap bangun ruang menggunakan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran.
Manfaat Penelitian
Manfaat secara psikologis penerapan metode demontrasi yang diharapkan dapat dicapai adalah:
Perhatian siswa lebih dipusatkan waktu pembelajaran proses belajar lebih terarah pada materi yang dipelajari.pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. yang lain penelitian dilaksanakan agar bermanfaat dari berbagai pihak
Bagi Siswa
Mendapatkan pemahaman yang lebih kongkrit tentang sifat-sifat bangun ruang, sehingga kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh terdapat peningkatan sesuai yang diharapkan kesuksesan dalam kegiatan belajar mengajar.
Bagi Peneliti
Mengembangkan Profesional guru untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar mengalami kesulitan pembelajaran matematika materi memahami sifat-sifar bangun datar.
Bagi Guru yang lain
Penelitian dilaksanakanndapat menambah pengalaman yang pada suatu saat juga melaksanakan penelitian dalam mengembangkan tugas profesinol guru untuk melaksanakan penelitian yang sama sehingga memiliki gambaran dalam penetian.
Bagi sekolah
Hasil laporan penelitian selain untuk mengembangkan tugas professional guru juga dapat menambah referensi buku perpustakaan sekolah yang dijadikan sebagai bahan kajian bagi pendidik dan tenaga kependidikan menambah wawasan lebih luas penelitian, semakin banyak buku diperpustakaan membuka peluang luang lebih luas dalam kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan.
Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang hasil penelitian sehingga pembaca mengembangkan pengengetahuannya untuk melaksanakan kegiatan penelitaian tindakan yang sangat berguna dalam memperoleh angka kridit.
Bagi Pendidikan Secara Umum
Hasil penelitian dapat berpengaruh secara luas terhadap peningkatan mutu pendidikan dijadikan acuan untuk mengembangkan pola pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tingkat kemampuan siswa.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Metode demontrasi adalah guru ketika memberikan,pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh siswa secara nyata menggunakan,alat peraga gambar atau tiruannya untuk dimengerti tingkat pemahaman materi yang disajikan(Syaiful, 2008: 210)
Metode demontrasi merupakan mengajar memeragakan aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:19)
Menurut Syaiful BahriDjamarah (2000:2 metode demontrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Menurut Syaiful (2008: 210) metode demontrasi lebih sesuai untuk mengajarkan pelajaran yang merupakan suatu gerakan suatu proses maupun yang bersifat rutin.metode demontrasi memberikan kesempatan mengembangkan kemampuan mengamati yang terlihat proses mengambil kesimpulan,sehingga guru mengetahui tingkat pemahaman sehingga perlu memperhatikan.
Menurut Syaiful Bahri (2008:211) kelebihan dan kekurangan metode demontrasi adalah sebagai berikut: Kelebihan metode demontrasi perhatian siswa dapat dipusatkan pada materi yang dipelajari dapat lebih maksimal sehingga yang penting dapat diamati secara cermat perhatian lebih mudah dipusatkan
Penelitian Yang Relevan
Menggunakan komponen sarana pembelajaran merupakan serangkaian alat bantu penggunaanya harus dipadukan saling dibutuhkan, tidak dapat dipakai secara terpisah.,maka siswa hendaknya mampu,mengenal yang sesuai menguraikan alat peraga tersebut dengan benar merawatnya supaya tahan lama dan tidak rusak, harus melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dengan harapan proses kegiatan siswa secara benar dirasakan, dengan selalu menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi berarti guru untuk mencurahkan kemampuan dalam proses belajar mengajar pada siswa yang sangat diperlukan pelaksanaan pembelajaran, Materi sifat-sifat bangun ruang dapat menggunakan secara tepat dalam memperagakan sehingga tumbuh motivasi yang kuat untuk belajat,dapat mencapai hasil belajar secara maksimal pada setiap siswa.
Kerangka Berfikir
Guru yang melaksanakan penelitian menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:
- Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran masih secara konvensional maka kemampuan belajar siswa masih rendah
- Guru menerapkan metode demontrasi dengan alat peraga gambar terdapat peningkatan hasil belajar siswa.
3 Guru menerapkan metode demontrasi dengan peraga gambar terdapat adanya peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang diatas maka, peneliti menyusun hipotesis tindakan sebagai berikut:
- Diduga melalui penerapan metode demontrasi dengan media gambar terdapat peningkatan kemampuan dalam memahami materi sifat-sfat bangun ruang dalam pembelajaran matematika siswa kelas VI semester II di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2019/2020.
- Diduga melalui penerapan metode demontrasi dengan media gambar terdapat peningkatan kemampuan belajar siswa materi sifat -sifat bangun ruang dalam pembelajaran matematika siswa kelas VI semester II di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2019/2020.
3 Diduga dengan penerapan metode demontrasi dengan media gambar terdapat Peningkatan kemampuan hasil belajar siswa materi sifat-sifat bangun ruang pembelajaran matematika siswa kelas VI semester II di SDN 1 Ledok tahun pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Seting Penelitian
Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal pelajaran.penelitian di SDN 1 Ledok karena yang bersangkutan sebagai guru bertugas mengajar di sekolah tersebut dan kebetulan guru yang mengadakan penelitian mengajar kelas VI sehingga mempermudah mendapatkan data yang diperlukan baik melalui observasi,wawancara maupun melalui ulangan tes formatif yang berguna untuk mengetahui sejauh mana materi dapat dikuasai oleh siswa.
Subyek Penelitian
Dalam penelitian yang dijadikan subyek adalah semua siswa kelas VI yang akan observasi dilaksanakan perbaikan pembelajaran karena pada kondisi awal hasil belajar siswa masih sangat rendah. Sebagai obyek adalah untuk peningkatan hasil belajar matematika melalui metode demontrasi dengan peraga gambar. penelitian yang dijadikan subyek siswa kelas VI semester II di SDN 1 Ledok jumlah 14 siswa yang terdiri 6 siswa laki-laki dan putri 8 siswa perempuan,
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek penelitian. Data dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil obsevasi, dokumentasi dan hasil tes formatif diperoleh setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dari materi pokok Sifat-sifat Bangun ruang. Selain siswa sebagai sumber data. Penulis juga dibantu teman sejawat sesama guru kelas untuk melaksanakan pengamatan dan mencatat kekurangan yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan Data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis ini digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi sifat-sifat bangun ruang. Sedangkan teknik non tes meliputi tehnik observasi dan dokumentasi, observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Kemampuan mencari sifat-sifat bangun ruang khususnya prisma dan tabung dengan memanfaatkan alat peraga pada matematika. Pada siklus I dan siklus II, sedangkan tehnik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran matematika.
Validasi Data
Validasi data meliputi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran. Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes) content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi).
Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yang meliputi:
- Analisis deskriptif pemanfaatan alat peraga untuk dapat hasil belajar dengan cara membandingkan dengan hasil belajar.yang diperoleh pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pembelajaran matematka pada siklus I dan siklus II.
- Analisis Deskriptif Kuantitatif hasil obervasi dengan cara membandingkan hasil obervasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.
Indikator Kinerja
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dianalisis meliputi pengamatan, wawancara, kajian dokumen, angket, dan test formatif masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini:
Pengamatan yang pengamat lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Wawancara dilakukan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika, Wawancara dengan guru dilakukan saat pembelajaran
Prosedur Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan 4 tahapan: merencanakan tindakan (planning), melakukan tindakan (acting), pengamatan (observing), merefleksi tindakan (reflecting) dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus
Kegiatan pembelajaran sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas, guru mengajar masih secara konvensional, hanya menstranfer ilmu kepada siswa, sehingga pasif, kurang kreatif, bahkan cepat bosanhasil tes formatif masih rendah jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 3 siswa atau 21% yang mendapat nilai B (Baik) sebanyak sebanyak 4 siswa atau 29%, yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa atau 29%, dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 3 siswa atau 21% sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 0 siswa atau 0%.nilai tertingg 90 dan nilai terendah 50,nilai rata-rata 69.
Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran menerapkan metode demontrasi dengan peraga gambar siswa diberikan kesempatan untuk memperagakan,dapat memudahkan memahami sifat-sifat bangun ruang yang dipelajarai, akhir kegiatan diberikan tes formatif hasil tes formatif menunjukkan hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 5 siswa, atau 36% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 5 siswa.,atau 36% Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 4 siswa, atau 28% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 0 siswa,atau 0% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dan nilai rata-rata 76.
Diskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Pembelajaran menerapkan metode demontrasi dengan peraga gambar siswa diberikan kesempatan untuk memperagakan,dapat memudahkan memahami sifat-sifat bangun ruang pembelajaran dapat diketahui yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 6 siswa,atau 43%. Sedangkan yang terbanyak yang mendapat nilai baik (B) adalah 8 siswa,57%, dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa, 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 0%. Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 ketuntasan belajar sudah lebih baik dapat ditabulasikan nilai rata-rata 81.
Pembahsan
Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus
Proses pembelajaran menunjukkan siswa masih pasif, karena tidak diberikan respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan kurang berhasil,dapat terlihat dari hasil tes formatif,dilakukan penilaian,merupakan kegagalan daari beberapa penyebab dan permasalahan perlu dilakukan perubahan lebih mendasar,dari sisi siswa harus dilakukan tindakan cara belajar memahami sifat-sifat bangun ruang.guru untuk memperbaiki penyampaian materi kepada siswa memberikan penekanan yang lebih kuat supaya tumbuh motivasi belajar
Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Proses Pembelajaran sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan kelompok dilaksanakan keaktifan belajar sudah adanya perubahan,saling komunikasi maka prestasi nilai yang didapat secara kelompok terlihat lebih baik.dari hasil pengamatan yang telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental maupun motorik, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan peragaan sudah terdapat kecermatan dan ketepatan. Adanya interaksi antar siswa secara individu maupun kleompok serta antar kelompok, masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjawab antar kelompok, sehingga ketrampilan tanya jawab. terjalin kerja sama inter dan antar kelompok, adanya persaingan positif kelompok mereka saling berkompetensi untuk memperoleh penghargaan dan penunjukkan untuk jati diri pada siswa
Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Hasil kegiatan terdapat perubahan ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar, dari hasil tes akhir ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar Dengan melihat perbandingan hasil tes formatif ada peningkatan yang cukup siknifikan, dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata. Dari sejumlah 14 siswa semua sudah mencapai ketuntasan, harus mendapatkan perhatian, namun sekalipun mencapai ketuntasan, sudah maksimal bergairah dalam belajar supaya ketuntasan belajar dari materi yang lain mendapatkan hasil maksimal.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh guru kelas VI terhadap siswa dapat kesimpulan:
- Penggunaan metode demontrasi dengan alat peraga gambar terdapat peningktan hasil belajar pembelajaran matematika kompetensi dasar sifat-sifat bangun ruang prisma segitiga, tabung, balok, kerucut,kubus, siswa kelas VI SD 1 Ledok efektif.
- Pada pra siklus siswa mencapai ketuntasan 7 siswa 50%,yang belum tuntas 7 siswa 50%,siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa (72%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa (28%), sedangkan kegiatan akhir siklus II sebanyak 14 siswa (100%) dan yang belum mencapai ketuntasan belajar 0 siswa (0%).
- Nilai rata-rata kelas pra siklus 69,nilai rata-rata siklus I 76 dan nilai rata-rata kelas pada siklus II nilai: 81 Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa tlebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Saran
Pembelajaran mengenal sifat-sifat bangun ruang (tabung, limas, prisma tegak, kerucut) sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk peningkatan hasil belajar, kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang:
- Guru hendaknya berusaha untuk mengembangkan sikap kreatif kepada siswa yang menjadi tanggungjawabnya. untuk selalu bertanya pada guru sesuai materi yang diterangkan jika ada materi pelajaran yang belum di mengerti.
- Guru berusaha untuk pembangkitan menumbuhkan semangat siswa baik untuk giat belajar dan bertanggungjawab terhadap tugasnya berlatih mengerjakan soal-soal untuk melatih kecerdasannya.
- Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas supaya pembelajaran berjalan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.
Arif, Tiro. 1985. Penguasaan Konsep Pecahan. Ujung Pandang.
Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahri Syaiful & Zain Aswan (2005) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.
Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.
Maier, Herman. 1985. Konpendium: Diktaktik Matematika. Bandung CV. Remaja Karya.
Moesono, Djoko dan Siti M. Amin 1997. Matematika 6 Mari Berhitung. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Subana, M. Marsetyo Rahadi dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setya.
Sudjono, 1996. Metode Statiska. Bandung. Penerbit Tarsito.
Sudjono, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sagala Syaiful (2006) Konsep dan Makna Pembelajaran Jakarta: Alfabeta.
|
Syah Muhibbin (2003) Psikologi Belajar Jakarta: Raja Grafindo Persa