Peningkatan Variasi Gaya Mengajar Melalui Membaca Terpimpin dan Intervisitation
PENINGKATAN VARIASI GAYA MENGAJAR
MELALUI MEMBACA TERPIMPIN DAN INTERVISITATION
BAGI GURU SD NEGERI 2 MLOWOKARANGTALUN
KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Prawoto
SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan gaya mengajar melalui membaca terpimpin dan intervisitation bagi guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun sebanyak 5 guru. Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah memiliki kategori sangat baik dengan skor rata-rata telah mencapai lebih dari 85 (>85), dengan ketercapaian indikator telah mencapai lebih dari 85%, artinya jika semua indikator yang ada telah dilakukan oleh guru dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui membaca terpimpin dan intervisitation dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan terjadi pada semua komponen penilaian. peningkatan nilai rata-rata prasiklus sebesar 6,0 pada siklus I meningkat menjadi 12,0, artinya terjadi peningkatan sebesar 6,0. setelah dilakukan tindakan siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 16,6, artinya terjadi peningkataan sebesar 4,6. Dengan demikian terjadi nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II sebesar 10,6. Prosentasi penguasaan guru terhadap komponen penilaian mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 33,33% menjadi 66,67% atau meningkat sebesar 33,34%, dari siklus I ke siklus II meningkat dari 66,67% menjadi 92,22% atau meningkat sebesar 25,56%, dengan demikian setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan dari prasiklus sebesar 33,33%, pada siklus II meningkat menjadi 92.22% atau meningkat sebesar 58,89%.
Kata kunci: gaya mengajar guru, membaca terpimpin, dan intervisitation
PENDAHULUAN
Guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh guru, untuk itu guru perlu memiliki berbagai variasi gaya dalam mengajar. Sebab pembelajaran yang dilakukan guru dengan monoton, tentunya akan membuat para siswa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Agar proses pembelajaran terjadi interaksi yang menyenangkan bagi siswa, maka guru perlu memiliki keterampilan dalam mengadakan variasi. Artinya guru harus memiliki berbagai cara atau gaya yang bervariasi di dalam melakukan pembelajaran yaitu variasi gaya mengajar guru. Gaya mengajar guru merupakan suatu hal yang penting. Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar, sehingga penggunaan berbagai variasi gaya mengajar sangat diperlukan.
Variasi gaya mengajar dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan perubahan-perubahan yang sengaja diciptakan untuk memberikan kesan yang unik kepada siswa. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan perubahaan penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak Gerak badan dan mimik, pergantian posisi guru, penggunaan media, pemberian tugas, dan melakukan umpan balik.
Karena pentingnya variasi gaya mengajar dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, maka hal tersebut menjadi perhatian peneliti sebagai kepala sekolah. Berdasarkan hasil pemantauan pada akhir semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, diketahui guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan belum memiliki ketrampilan yang baik dalam mengadakan variasi gaya mengajar, hal ini terlihat dari suara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran cenderung monoton, perhatian guru tertuju pada kelompok siswa tertentu, guru terus menerus berbicara tanpa jeda, pada saat menjelaskan posisi guru terpaku pada satu tempat, gerak dan mimik guru terkadang tidak sesuai dengan penjelasan yang disampaikan, selain itu pandangan guru sering tertuju pada papan tulis, artinya tidak tertuju pada siswa.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa dalam menggunakan variasi gaya mengajar, masih terdapat permasalahan yang perlu diperbaiki. Sebab jika permasalahan tersebut dibiarkan, maka pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif, siswa mudah bosan dan kurang tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut, salah satunya dalah melakukan pembinaan guru melalui supervisi klinis dengan teknik membaca terpimpin dan dilanjutkan dengan kunjungan antar kelas (intervisitation). Teknik membaca terpimpin merupakan pembinaan kelompok dengan mengarahkan guru untuk mencari literatur tentang gaya mengajar, teknik ini sangat memungkinkan diterapkan untuk membina guru, mengingat semakin banyaknya fasilitas yang menyediakan informasi tentang gaya mengajar, selain itu, guru adalah sosok yang berpengalaman dalam belajar, sehingga melalui membaca guru akan memperoleh pengatahuan yang banyak. Teori-teori yang diperoleh melalui membaca literatur akan lebih bermakna apabila dipraktikan, dan memperhatikan pelaksanaan variasi gaya mengajar yang dilakukan oleh guru lain, untuk itu sebagai tindak lanjut membaca terpimpin, maka guru diminta untuk mempraktikan di kelas, dan salah satu guru secara bergantian memperhatikan pelaksanaan variasi gaya mengajar yang dilakukan oleh guru lain.
Uraian di atas merupakan gambaran singat upaya peningkatan variasi gaya mengajar bagi guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon. Atas pertimbangan bahwa tindakan yang akan dilakukan tersebut merupakan upaya perbaikan kinerja guru, maka agar tindakan ini lebih efektif, maka tindakan ini dirancang dalam sebuah penelitian tindakan sekolah, dengan judul: PENINGKATAN VARIASI GAYA MENGAJAR MELALUI MEMBACA TERPIMPIN DAN INTERVISITATION BAGI GURU SD NEGERI 2 MLOWOKARANGTALUN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, dan pembatasan masalah seperti tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah membaca terpimpin dan intervisitation dapat meningkatkan variasi gaya mengajar bagi guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningaktan gaya mengajar melalui membaca terpimpin dan intervisitation bagi guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kompetensi Guru
Menurut Purwadarminto (2009: 405) kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi meliputi pengulangan kembali fakta-fakta dan konsep-konsep sampai pada keterampilan motorik lanjut hingga pada perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional.
Kompetensi menurut Uno (2011: 63) adalah karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama. Suparlan (2016: 85) menjelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan.
Variasi Gaya Mengajar
Variasi mengajar adalah salah satu cara membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi, sehingga kegiatan pembelajaran senantiasa berjalan dengan dinamis (Majid, 2013:261). Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2011: 64) variasi mengajar adalah perbuatan guru dalam kelas proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalah proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan penting secara aktif.
Menurut Usman (2009: 84) variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan antusiasme serta penuh partisipasi.
Pembinaan
Pembinaan dengan teknik observational visitation adalah seorang supervisor mengunjungi kelas di mana guru sedang mengajar. Dalam perkunjungan supervisor mengobservasi kegiatan-kegiatan kelas selama pelajaran berlangsung. Hasil observasi itu kemudian dibicarakan bersama-sama guru yang bersangkutan (Sahertian, 2010: 76). Pembinaan menekankan manusia pada segi praktis, pengembangan sikap, kemampuan, dan kecakapan (Hawi, 2013: 74). Menurut Moekijat (2009: 20) pembinaan yang menunjukkan pada setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi dan mempengaruhi sikap. Sikap yang dimaksudkan adalah perubahan positif yang lebih bersifat meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kecakapan.
Membaca Terpimpin
Membaca terpimpin merupakan suatu cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan keprofesionalitasan seorang guru, karena dengan hanya datang ke perpustakaan pada waktu luang dan membacanya dapat menambah pengetahuan tentang profesinya. Sepintas pekerjaan ini sangat mudah namun sejatinya sulit untuk dilaksanakan. Karena secara kejiwaan guru akan dihadapkan pada sikap malas, jemu, merasa sudah puas dengan pengetahuan yang ada dan kurang adanya motivasi baik dari dirinya sendiri maupun organisasi sekolah.
Menurut Harjasujana (2010: 5), membaca adalah kemampuan yang kompleks. Pembaca tidak hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata, melainkan berupaya memahami makna lambang-lambang tertulis tersebut. Rahim (2008: 2), membaca adalah aktivitas rumit yang melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Subyantoro (2011: 9), membaca merupakan keterampilan yang lambat laun akan menjadi perilaku keseharian seseorang. Pembaca memiliki sikap tertentu, pada awal sebelum keterampilan membaca ini terbentuk.
Intervisitation
Sahertian (2012: 98) mengemukakan kunjungan antar kelas merupakan suatu teknik supervisi pengajaran, yang juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara perorangan.Teknik ini dilakukan oleh guru dari kelas yang satu mengunjungi guru dikelas lain yang sedang mengajar dalam satu sekolah. Melalui kunjungan antar kelas ini guru akan memperoleh pengalaman baru tentang proses pembelajaran, pengelolaan kelas, hal ini diperoleh dari teman sejawatnya. Kunjungan antar kelas ini akan lebih efektif jika disertai dengan kesempatan berdialog tentang hal-hal yang menarik perhatian guru tamu dengan guru yang dikunjungi. Pada kunjungan antar kelas ini guru berkesempatan untuk berkunjung berkali-kali dengan mengadakan magang. Guru magang dapat berperan serta secara aktif di kelas sehingga dapat langsung mengalami dan dapat mendiskusikan setiap kegiatan pembelajaran. Langkah supervisi teknik kunjungan antar kelas (intervisitation) terdiri dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut (Sahertian, 2012: 102).
Kerangka Pemikiran
Guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, untuk itu guru perlu memiliki berbagai variasi gaya dalam mengajar. Variasi gaya mengajar dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan perubahan-perubahan yang sengaja diciptakan untuk memberikan kesan yang unik kepada siswa. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan mengubah penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak Gerak badan dan mimik, pergantian posisi guru, penggunaan media, pemberian tugas, dan melakukan umpan balik.
Berdasarkan hasil pemantauan pada akhir semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, diketahui guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan belum memiliki ketrampilan yang baik dalam mengadakan variasi gaya mengajar, hal ini terlihat dari suara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran cenderung monoton, perhatian guru tertuju pada kelompok siswa tertentu, guru terus menerus berbicara tanpa jeda, pada saat menjelaskan posisi guru terpaku pada satu tempat, gerak dan mimik guru terkadang tidak sesuai dengan penjelasan yang disampaikan, selain itu pandangan guru sering tertuju pada papan tulis, artinya tidak tertuju pada siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka perlu adanya tindakan perbaikan melalui pembinaan teknik membaca terpimpin, dan intervisitation, yang dirancang dalam penelitian tindakan sekolah. Melalui pembinaan yang terencana, dalam siklus penelitian, maka pengetahuan dan pengalaman guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar akan semakin bertambah.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: melalui membaca terpimpin dan intervisitation dapat meningkatkan variasi gaya mengajar bagi guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (school action research) merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh pengawas atau kepala sekolah pada saat melaksanakan tugasnya. Penelitian tindakan sekolah ini didesain sesuai dengan model John Elliot. Tujuan penelitian tindakan ini untuk meningkatkan kemampuan guru khususnya guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar. Pelaksanaannya yaitu melalui pembinaan teknik membaca terpimpin dan intervisitation.
Tempat dan Waktu Penelitian
PTS ini dilakukan di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang beralamat di Dusun Karangtalun RT 3/RW 3, Desa Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon. Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018, selama 6 (enam) bulan Januari 2018 sampai dengan Juni 2018.
Subjek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018, sebanyak 5 (lima) guru, yaitu guru kelas satu sampai dengan guru kelas V. Adapun objek penelitian adalah kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung dari peristiwa yang berkaitan dengan ketrampilan guru dalam melakukan variasi gaya mengajar, dengan mengacu pada lembar observasi yang disusun berdasarkan langkah pelaksanaan variasi gaya mengajar yang benar. Hasilnya dinilai dalam lembar observasi. Hasil observasi ini selanjutnya akan dipergunakan guna menata pengembangan perencanaan siklus berikutnya.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan sekolah dimulai dari tahap perencanaan, dilanjutkan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tindakan siklus I, merupakan refleksi dari hasil yang dicapai pada prasiklus, tindakan siklus II, merupakan refleksi dari tindakan siklus I.
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa data digunakan teknik deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran tentang hasil yang dicapai oleh guru setelah tindakan dilaksanakan. Langkah melakukan analisis yaitu dengan melakukan rekapitulasi hasil kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, menghitung skor rata-rata dan prosentase ketercapaian, selanjutnya membandingkan hasil siklus-siklus sebelumnya dan indikator ketercapaian.
Indikator Keberhasilan Penelitian
Tindakan dinyatakan berhasil apabila kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar telah mencapai kategori baik, dengan nilai rata-rata telah mencapai lebih dari 12.1 (>12.1), dengan ketercapaian indikator telah mencapai lebih dari 85%, artinya jika semua indikator yang ada telah dilakukan oleh guru dengan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prasiklus
Kegiatan prasiklus bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang sebenarnya terkait dengan ketrampilan guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mengamati langsung saat guru melaksanakan pembelajaran, dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan awal dilaksanakan mulai tanggal 15 sampai dengan 19 Januari 2018. Hasil pengamatan prasiklus seperti terlampir. Berdasarkan hasil prasiklus tersebut, selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, menghitung jumlah skor, dan prosentase ketercapaian masing-masing indikator, hasilnya seperti terlampir. Dokumentasi kegiatan observasi prasiklus seperti terlihat pada foto terlampir. Ringkasan hasil penilaian ketrampilan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, dapat diketahui bahwa hasil penilaian terhadap 5 (lima) guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar tergolong kurang dengan skor rata-rata sebesar 6.0. Berdasarkan kategorisasi penilaian yang telah ditentukan dari 5 (lima) guru terdapat 3 (tiga) guru yang tergolong kurang, dan 2 (dua) guru tergolong cukup.
Untuk mengetahui sejauh mana guru dapat melaksanakan langkah mengadakan variasi gaya mengajar, dapat dilihat dari prosentase ketercapaian. Prosentase ketercapaian memberikan gambaran berapa prosen guru telah mempu melaksanakan komponen mengadakan variasi gaya mengajar, dengan asumsi semakin tinggi prosentase yang dicapai maka semakin baik pelaksanaan variasi gaya mengajar. Selain itu dengan prosentase ketercapaian maka dapat dianalisis apakah semua komponen langkah pembelajaran sudah dilakukan dengan baik atau belum. Hasil perhitungan prosentase ketercapaian komponen kemampuan guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar menunjukan bahwa rata-rata prosentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 33,33%. artinya saat dilakukan pengamatan awal, guru belum mampu melaksanakan semua indikator variasi gaya mengajar dengan baik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua indikator belum dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka perlu dilakukan upaya perbaikan. Adapun upaya yang akan dilakukan adalah melalui pembinaan teknik membaca terpimpin dan intervisitation, dalam siklus-siklus penelitian mulai dari siklus I, hingga tindakan berhasil. Sebagai tindak lanjut dari hasil penilaian, dan sekaligus untuk menyampaikan informasi tentang tindakan yang akan diambil, maka pada tanggal 22 Januari 2018, peneliti mengadakan rapat dengan guru. Rapat dimulai jam 12:30, sampai dengan jam 14:30 bertempat di ruang kepala sekolah. Daftar hadir rapat penyampaian hasil penilaian prasiklus seperti terlampir. Dokumentasi kegiatan rapat penyampaian hasil prasiklus seperti terlihat pada dokumentasi foto terlampir.
Siklus I
Setelah guru mengerjakan tugas membaca, dan masing-masing guru telah mengunjungi dan dikunjungi, maka mulai tanggal 5 sampai dengan tanggal 9 Februari 2018, sesuai dengan jadwal yang telah disusun, peneliti melakukan observasi. Observasi dimaksudkan untuk menilai peningkatan ketrampilan guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar. Observari dilaksanakan secara langsung, artinya peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran, keberadaan peneliti di dalam kelas sebagai pengamat, bersifat pasif, artinya hanya mengamati tanpa intervensi dalam proses pembelajaran. Selama obervasi berlangsung, peneliti menilai setiap aktivitas guru berdasarkan lembar obervasi yang telah disiapkan sebelumnya, hasil penilaian masing-masing guru seperti terlampir.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya peneliti melakukan rekapitulasi data, menghitung jumlah skor, dan prosentase ketercapaian indikator, hasilnya seperti terlihat pada lampiran. Secara ringkas rekapitulasi data hasil penilaian kinerja guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar menunjukkan bahwa ketrampilan guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar tergolong cukup dengan skor rata-rata sebesar 12,0. Prosentase Ketercapaian komponen/indikator penilaian yang terdiri dari 6 komponen, dari ke 5 guru, hasilnya dapat diketahui skor rata-rata prosentase ketercapaian komponen sebesar 66,67%, dengan skor tertinggi sebesar 73,33%, dan skor terendah sebesar 60,00%. aktivitas guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar seperti terlihat pada foto terlampir.
Berdasarkan hasil penilian terhadap ke lima guru yang dijadikan subjek penelitian, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 12,0 (kategori cukup), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 66,67%. Dibandingkan dengan hasil prasiklus menunjukkan bahwa ketrampilan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar telah menunjukkan adanya perkembangan, namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, hasil tersebut belum indikator kinerja yang ditetapkan, artinya nilai rata-rata yang dicapai oleh guru masih kurang dari 12.1 (≤ 12.0), dan perosentasi masih kurang dari 85%. Sehingga perlu adanya upaya lanjutan dengan mengembangkan rencana siklus I.
Siklus II
Setelah guru mengerjakan tugas membaca, dan masing-masing guru telah mengunjungi dan dikunjungi, maka mulai tanggal 12 sampai dengan 16 Maret 2018, peneliti melakukan observasi. Observasi dimaksudkan untuk menilai peningkatan ketrampilan guru dalam mengadakan variasi gaya mengajar. Observari dilaksanakan secara langsung, artinya peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran, keberadaan peneliti di dalam kelas sebagai pengamat, bersifat pasif, artinya hanya mengamati tanpa intervensi dalam proses pembelajaran. Selama obervasi berlangsung, peneliti menilai setiap aktivitas guru berdasarkan lembar obervasi yang telah disiapkan sebelumnya, hasil penilaian masing-masing guru seperti terlampir.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi data, menghitung jumlah skor, dan prosentase ketercapaian indikator, hasilnya seperti terlihat pada lampiran. Secara ringkas rekapitulasi data hasil penilaian kinerja guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar tergolong baik dengan skor rata-rata sebesar 16,6. Hasil penilaian menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan siklus II nilai masing-masing guru semuanya meningkat, dan telah mencapai kategori baik.
Selanjutnya untuk mengetahui prosentase ketercapaian komponen/ indikator, dilakukan perhitungan dengan menggunaka rumus seperti dikemukakan pada bab III. Hasil perhitungan prosentase ketercapaian komponen penilaian yang terdiri dari 6 komponen, dari ke 5 guru, hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar telah meningkat dibanding dengan siklus I. Artinya pemahaman guru tentang langkah variasi gaya mengajar telah meningkat hingga mencapai prosentasi rata-rata 92,22%.
Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 16,6 (kategori baik), dengan prosentasi ketercapaian komponen rata-rata sebesar 92,22%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, telah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan, dengan demikian tidak perlu dilakukan tindakan berikutnya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan di atas, maka dapat dilakukan analisis data, analisis dilakukan dengan membandingkan hasil penilaian kemampuan guru dan perbandingan prosentasi penguasaan indikator sebagai berikut.
Perbandingan nilai kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar prasiklus dengan siklus I, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar terjadi peningkatan baik secara individu maupun kelompok yang ditunjukkan dengan peningkatan skor rata-rata dari 6,0 menjadi 12,0 atau meningkat sebesar 6,0. Peningkatan skor tertinggi dari 7,0 menjadi 13,0 atau meningkat sebesar 6,0, dan peningkatan skor terendah dari 5,0 menjadi 11,0 atau meningkat sebesar 6,0.
Perbandingan nilai kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar siklus I dengan siklus II, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar terjadi peningkatan baik secara individu maupun kelompok yang ditunjukkan dengan peningkatan skor rata-rata dari 12,0 menjadi 16,6 atau meningkat sebesar 4,6. Peningkatan skor tertinggi dari 13,0 menjadi 17,0 atau meningkat sebesar 4,0, dan peningkatan skor terendah dari 11,0 menjadi 16,0 atau meningkat sebesar 5,0.
Perbandingan nilai kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar prasiklus dengan siklus II, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar dari prasiklus ke siklus II terjadi peningkatan baik secara individu maupun kelompok yang ditunjukkan dengan peningkatan skor rata-rata dari 6,0 menjadi 16,6 atau meningkat sebesar 10,6. Peningkatan skor tertinggi dari 7,0 menjadi 17,0 atau meningkat sebesar 10,0, dan peningkatan skor terendah dari 5,0 menjadi 16,0 atau meningkat sebesar 11,0.
Perbandingan prosentase ketercapaian komponen kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar prasiklus dengan siklus I, dapat diketahui bahwa penguasaan atau pemahaman guru terhadap komponen penilaian variasi gaya mengajar dari prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan baik peningkatan pada setiap komponen maupun komponen keseluruhan yang ditunjukkan dengan peningkatan prosentase ketercapaian rata-rata dari 33,33% menjadi 66,67% atau meningkat sebesar 33,34%. Peningkatan prosentase tertinggi dari 40,00% menjadi 73,33% atau meningkat sebesar 33,33%, dan peningkatan prosentase terendah dari 26,67% menjadi 60,00% atau meningkat sebesar 33,33%.
Perbandingan prosentase ketercapaian komponen kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar siklus I dengan siklus II, dapat diketahui bahwa penguasaan atau pemahaman guru terhadap komponen penilaian variasi gaya mengajar dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan baik peningkatan pada setiap komponen maupun komponen keseluruhan yang ditunjukkan dengan peningkatan prosentase ketercapaian rata-rata dari 66,67% menjadi 92,22%% atau meningkat sebesar 25,56%. Peningkatan prosentase tertinggi dari 73,33% menjadi 93,33% atau meningkat sebesar 20,00%, dan peningkatan prosentase terendah dari 60,00% menjadi 86,67% atau meningkat sebesar 26,67%.
Perbandingan prosentase ketercapaian komponen kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar prasiklus dengan siklus II, dapat diketahui bahwa penguasaan atau pemahaman guru terhadap komponen penilaian variasi gaya mengajar dari prasiklus ke siklus II terjadi peningkatan baik peningkatan pada setiap komponen maupun komponen keseluruhan yang ditunjukkan dengan peningkatan prosentase ketercapaian rata-rata dari 33,33% menjadi 92,22%% atau meningkat sebesar 58,89%. Peningkatan prosentase ketercapaian tertinggi dari 40,00% meningkat menjadi 93,33% atau terjadi peningkatan sebesar 53,33%, dan peningkatan prosentase terendah dari 26,67% menjadi 86,67% atau meningkat sebesar 60,00%. Dengan demikian setelah dilakukan tindakan sebanyak 2 (dua) kali tindakan berupa membaca terpimpin dan intervisitation, kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar dapat meningkat hingga mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, seperti yang dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa melalui membaca terpimpin dan intervisitation dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan terjadi pada semua komponen penilaian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus hingga siklus II. Secara rinci peningkatan nilai rata-rata adalah sebagai berikut: nilai rata-rata prasiklus sebesar 6,0, pada siklus I meningkat menjadi 12,0, artinya terjadi peningkatan sebesar 6,0. setelah dilakukan tindakan siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 16,6, artinya terjadi peningkataan sebesar 4,6. Dengan demikian terjadi nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II sebesar 10,6.
Prosentasi penguasaan guru terhadap komponen penilaian mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 33,33% menjadi 66,67% atau meningkat sebesar 33,34%, dari siklus I ke siklus II meningkat dari 66,67% menjadi 92,22% atau meningkat sebesar 25,56%, dengan demikian setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan dari prasiklus sebesar 33,33%, pada siklus II meningkat menjadi 92.22% atau meningkat sebesar 58,89%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui membaca terpimpin dan intervisitation dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar di SD Negeri 2 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.
Saran-Saran
Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
Sebaiknya sebelum melakukan pembinaan guru, UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon, khususnya Pengawas melakukan monitoring, dan untuk menginventarisasi permasaalahan yang timbul. Sehingga tindakan superivisi yang akan dilakukan selalu berorientasi pada permasalahan yang timbul.
Untuk Kepala Sekolah Lain
Sebaiknya pembinaan guru dilakukan secara terus menerus, berdasarkan permasalahan yang timbul, sehingga pembinaan tidak harus dilakuka secara kelompok, namun dapat dilakukan secara individual sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing guru.
Untuk Guru
Sebaiknya guru selalu meng-update pengetahuannya melalui membaca langsung, baik melalui media cetak maupun elektronik, dan apabila ditemukan pengetahuan yang dianggap baru, dapat didiskusikan dengan guru lain, sebagai kegiatan pengambangan profesionalisme guru.
DAFTAR PUSTAKA
Harjasujana, Akhmad Slamet dan Yeti Mulyati. 2010. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud
Hasibuan, dan Moedjiono, 2011, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hawi, A. 2013. Kompetensi Guru PAI. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Majid, Abdul, 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Moekijat, 2009, Tata Laksana Kantor, Bandung: Mandar Maju
Poerwadarminta, W.J.S. 2009. Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka; Jakarta