Peningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tema Dirku Melalui Metode Artikulasi
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRKU MELALUI METODE ARTIKULASI KELAS I SDN BANDUNGROJO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Endang Puji Astuti
SDN Bandungrojo, Kec. Ngawen, Kab. Blora
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang materi Benda Langit melalui penerapan metode Artikulasi, 2) Untuk mengetahui penerapan metode Artikulasi pada pelajaran IPA materi Benda Langit untuk siswa kelas I semester 2, 3) Untuk mengetahui efektifitas metode Artikulasi terhadap peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi Benda Langit untuk siswa kelas I semester II. Teknik penelitian menggunakan metode Artikulasi diterapkan pada proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 pembelajaran menggunakan metode Artikulasi ternyata masih belum memenuhi harapan peneliti, karena dibuktikan dari hasil penelitian masih ada siswa yang belum tuntas. Maka peneliti melakukakan pembelajaran siklus 2 mulai dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dengan tujuan perbaikan siklus 1 menghasilkan penambahan perbaikan langkah-langkah oleh peneliti pada pembelajaran siklus 2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Belajar siswa Kelas I Semester II pada mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode Artikulasi. Peningkatan nilai rata-rata secara berturut-turut dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu: 71; 82; 90. Tingkat ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I yang semula pada kondisi awal sebesar 58% menjadi 84% pada siklus I dan dapat ditingkatkan lagi menjadi 100% pada siklus II. Dari hasil siklus 2 semua siswa sudah mendapat nilai tuntas, peneliti sudah mencapai hasil penelitian yang diinginkan dengan menggunakan metode Artikulasi. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Benda Langit kelas I semester II.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Bahasa Indonesia, Diriku, Artikulasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Selanjutnya ditegaskan bahwa “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterapilan, kesehatan jasmani dan rohani. Kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. (Pasal 3 UUSPN Tahun 2003). Disisi lain sesuai dengan kenyataan yang ada pada umumnya minat belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SDN Bandungrojo masih rendah, hal ini peneliti buktikan ketika mengajar materi konduktor dan isolator panas. Dalam kegiatan proses belajar mengajar siswa pasif kurang memperhatikan pelajaran,cenderung masa bodoh, tidak berani bertanya ataupun menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil penelitian pristasi belajar pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo menunjukkan bahwa pristasi belajar siswa masih rendah dalam ulangan harian yang diperoleh siswa masih rendah yaitu 50 dengan ketuntasan 58%. Hasil penelitian ini diperoleh oleh peneliti sebagai kepala sekolah untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa, sekaligus dapat memberikan pembinaan kepada guru kelas I di SDN Bandungrojo, sebagai kepala sekolah sangat berguna untuk mengetahui secara langsung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru dan siswa untuk memberikan pengarahan tindakan yang harus dilaksanakan guru karena kekurangan perlu adanya perbaikan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru kelas I agar pristasi belajar yang dilaksanakan memperoleh pristasi belajar yang lebih baik. Disamping untuk memperoleh pristasi belajar siswa yangmeningkat, pengamatan peneliti menunjukkan bahwa kualitas proses belajar mengajar juga masih kurang memadai atau rendah.
Berdasarkan landasan teoritik di muka, maka peneliti melaksanakan tindakan dalam penelitian dengan cara menggunakan model pembelajaran artikulasi untuk meningkatkan pristasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang Tema Tubuhku. Dalam hal ini ditunjukkan oleh 100% siswa telah belajar dengan tuntas. Dengan berlandaskan teori-teori yang sudah dipikir oleh penulis dari kerangka berpikir diatas, diduga melalui model pembelajaran artikulasi dapat meningkatkan pristasi belajar siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Tema Tubuhku.
Rumusan Masalah
- Apakah guru dapat menerapkan Metode Artikulasi dapat meningkatkan kemampuan belajar Bahasa Indonesia tentang Tema Tubuhku siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo, tahun pelajaran 2019/2020 ?
- Apakah guru menerapkan Metode Artikulasi dapat mengembangkan kemampuan belajar siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo tahun pelajaran 2019/2020 ?
- Apakah guru menerapkan Metode Artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Tema Tubuhku siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo tahun pelajaran 2019/2020 ?
Tujuan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka untuk mengetahuai sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan guru dan siswa kelas I yang meliputi ;
- Untuk mengetahui sejauh mana persiapan guru didalam melaksanakan
persiapan pembelajaran.
- Untuk memberikan pembinaan kepada guru sebelum melaksanakan pembelajaran dalam mencapai keherhasilan yang optimal perlunya persiapan yang baik meliputi RPP juga sarana penunjangnya.
- Guru selalu untuk memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
- Guru hendaknya selalu mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh siswa sehingga lebih aktif dalam belajar.
Manfaat Penelitian
Praktis
- Siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan belajar.
- Siswa termotivasi untuk meningkatkan pristasi belajar.
Bagi Guru
- Terjadinya inovasi dalam proses belajar mengajar di kelas.
- Mengubah strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Bagi Sekolah
- Untuk meningkatkan prestasi menjadi sekolah unggulan.
- Meningkatkan popularitas yang menjadi sekolah pilihan masyarakat.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Hakikat Belajar
Dalam hubungan dengan belajar ini, menurut Noehi Nasution (1993.3) menjelaskan bahwa belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri pribadi yang belajar, baik aktual maupun potensial. Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru yang terlaksana pada waktu relatif lama. Perubahan itu terjadi karena usaha.
Sedangkan menurut Muhammad Suryo dan para ahli diatas dapat diketahui bahwa masing-masing ahli mempunyai pendapat atau batasan yang berbeda walaupun demikian masih ada unsur kesamaannya, yaitu:
- Belajar itu akan mencerminkan perubahan sikap dan tingkah laku yang merupakan hasil dari latihan dan pengamatan
- Belajar yang dilakukan oleh setiap individu mengandung proses perubahan bukan hanya proses lahiriyah saja, tetapi juga proses batiniah, perubahan itu harus bersifat positif dalam bentuk perubahan kearah kemajuan yang lebih baik dan lebih sempurna.
- Seorang dikatakan belajar apabila yang bersangkutan sudah dapat memperlihatkan kemajuan jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Dari pengertian tersebut diaas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada latihan atau pengalaman.
Hasil belajar
Kohler juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses rentetan penemuan dengan bantuan, pengalaman-pengalaman yang sudah ada. Manusia belajar memahami dunai sekitarnya dengan jalan mengatur, menyusun kembali pemgalaman-pengalamannya yang banyak dan berserakan menjadi suatu struktur dan kebudayaan yang berarti dan dipahami olehnya.
Metode Artikulasi
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini.
Penelitian yang Relevan
Dari hasil pengamatan nilai ulangan harian dari 22 siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo, rata-rata nilai ulangan harian masih < 75. hal ini dikarenakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang dalam mempersiapkan semua kelengkapan perangkat dalam pembelajaran baik itu sumber dan alat pembelajaran, metode, model dan kesiapan.
Para siswa kebanyakan masih sulit untuk menerima penjelasan dari guru yang bersifat informasi saja dan selanjutnya hanya diberikan tugas secara individu, sehingga jika keadaan ini bila dikembangkan terus-menerus siswa akan sulit untuk memahami konsep dan hasil belajar menjadi buruk.
Melihat keadaan tersebut diatas maka guru sekaligus sebagai peneliti dengan bantuan untuk menjadi pengamat yang sekaligus sebagai komentator setiap tindakan yang dilakukan peneliti mulai dari Rencana Pembelajaran, Persiapan, Kegiatamn Awal, Inti dan akhir. Dari hasil pengamatan teman sejawat ini maka peneliti melakukan pelaksanaan tindakan yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua tahapan atau dua siklus.
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan pada siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo untuk dapat memberikan manfaat bagi siswa perorangan/institusi sebagai berikut; bagi guru dengan penelitian tindakan kelas ini agar guru secara berangsur-angsur dapat menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang bervariasi. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar secara berkelompok.
Kerangka Berpikir
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar dalam memberikan argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menggambarkan menunjukkan dan menjelaskan /hubungan antara variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang peneliti membuat suatu hipotesis: Melalui metode pembelajaran artikulasi dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar Bahasa Indonesia Tema Tubuhku siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo
METODELOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dalam.dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari Juli 2019 s.d bulan September 2019 dan secara terperinci seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Bandungrojo karena kami bertugas sebagai guru dan mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah disekolah tersebut.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo. Yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan untuk memperbaiki prestasi belajar Bahasa Indonesia yang presstasi hasil belajar masih rendah.
Sumber Data
Data penelitian tindakan kelas ini diambil atau dikumpulkan oleh kepala sekolah sebagai peneliti untuk melaksanan pengamtan, kegitan guru dan siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo dokumentasi dan nilai tes formatif.
Jenis Data
Jenis data penelitian ini meliputi:
Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti materi pembelajaran.
Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPA tentang Tema Tubuhku.
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:
Tes tertulis
Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap siklus. nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis.
Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesame pendidik yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kepala sekolah. Observer dan kepala sekolah ikut masuk dalam ruangan kelas, untuk mengamati langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi pendidiknya maupun dari sisi peserta didik. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan, gerakan dan tingkah laku peserta didik maupun langkah-langkah yang diambil oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil refleksi
Refleksi dari teman sejawat sesama pendidik yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kepala sekolah dilksanakan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap: tahap pra siklus (pembelajaran awal), siklus I dan siklus II. Di mana setiap tahapan siklus tersebut masing-masing melalui empat proses yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data dan refleksi. Adapun prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini, peneliti deskripsikan sebagai berikut:
Pembelajaran Awal
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan, peneliti laksanakan pada hari Selasa, 13 Agustus 2019 yang oleh kepala sekolah sebagai peneliti melakukan pengamatan kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlansung. Peneliti melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu berupa lembar pengamatan pelaksanaan prosedur pembelajaran, data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran dan data aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Refleksi pembelajaran awal peneliti laksanakan pada hari Jum’at, 16 Agustus 2019 peneliti mengevaluasi data-data yang telah terkumpul. Dengan melihat data-data tersebut menandakan bahwa selama proses belajar mengajar hasil yang didapat diperoleh kurang maksimal/memuaskan.
Segala masalah kegagalan dan keberhaislan tersebut penelti memberikan masukan dan kepada guru guru kelas I untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan menyusun memperbaiki rencana pembelajaran,sedangkan kepala sekolah selaku peneliti untuk menyiapkan instrumen pengamatan lembar observasi yang digunakan pada kegiatan pembelajarn dilaksanakan untuk mengukur indikator keberhasilan.
Siklus I
Pengumpulan data hasil tes formatif, peneliti laksanakan pada hari Rabu, 28 Agustus 2019 setelah pelaksanaan pembelajaran dan dilanjutkan hari Kamis, 29 Agustus 2019 Melaksanaan analisis hasil pembelajaran dengan dibantu oleh guru kelas I yang menyampaikan materi kepada peserta didik. Data pembelajaran awal diperoleh melalui rekapitulasi hasil lembar kerja siswa, rekapitulasi hasil tes formatif siswa, lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan data aktivitas siswa.
Refleksi pembelajaran awal peneliti laksanakan pada hari Jum’at, 30 Agustus 2019 peneliti mengevaluasi data-data yang telah terkumpul. Dengan melihat data-data tersebut menandakan bahwa selama proses belajar mengajar hasil yang didapat diperoleh kurang maksimal/memuaskan.
Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran awal, maka untuk meningkatkan keberhasilan-keberhasilan dan untuk mengatasi kegagalan-kegagalan seperti yang disebut diatas, maka peneliti perlu melakukan berbagai upaya sebagai berikut, untuk kegagalan dalam proses pembelajaran maka akan peneliti atasi dengan metode demonstrasi dan tanya jawab.
Rencana Perbaikan Pembelajaran yang disiapkan, peneliti laksanakan pada hari selasa, tanggal 3 September 2019 dengan dibantu teman sejawat. Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran II peneliti melaksanakan pada hari Selasa, 3 September 2019. Peneliti melaksanakan perbaikan , agar dapat mengoptimalkan pristasi belajar siswa.
Refleksi pada siklus II peneliti laksanakan pada hari Rabu, 4 September 2019 Instrumen pengumpulan data dan daftar nilai Hasil Evaluasi menunjukkan bahwa prestasi siswa, baik saat mengerjakan lembar kerja siswa maupun saat tes fromatif telah mencapai tingkat ketuntasan minimal. siswa telah memperoleh data yang diperlukan. kualitas pelaksanaan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa dan pola interaksi selama pembelajara telah mencapai kategori diatas cukup baik. Keterampilan proses belajar siswa juga telah mencapai kategori diatas cukup mampu dan hasil tersebut menunjukkan jumlah siswa yang kurang aktif sudah mengalami penurunan. Dengan demikian pembelajaran siklus II telah berhasil mencapai target pembelajaran yang diinginkan peneliti.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Tabel 4.2.Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pra Siklus
Nilai | Frekuensi | Prosentase |
40-50 | 1 | 4% |
51-60 | 6 | 23% |
61-70 | 4 | 15% |
71-80 | 6 | 23% |
81-90 | 9 | 35% |
91-100 | 0 | 0% |
Siklus I
Tabel. 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Bahasa Indonesia Siklus I
Nilai | Frekuensi | Prosentase |
40-50 | 0 | 0% |
51-60 | 0 | 0% |
61-70 | 5 | 19% |
71-80 | 5 | 19% |
81-90 | 7 | 27% |
91-100 | 9 | 35% |
Tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa hasil tes Siklus I
No | Ketuntasan Belajar | Jumlah Siswa | |
Siklus I | |||
Jumlah | Persen | ||
1 | Tuntas | 21 | 81% |
2 | Belum Tuntas | 5 | 19% |
Jumlah | 26 | 100% |
Siklus II
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus II
Nilai | Frekuensi | Prosentase |
45-54 | 0 | 0% |
55-64 | 0 | 0% |
65-74 | 0 | 19% |
75-84 | 11 | 19% |
85-94 | 6 | 27% |
95-100 | 9 | 35% |
Tabel 4.8 Ketuntasan belajar siswa hasil tes Siklus II
No | Ketuntasan Belajar | Jumlah Siswa | |
Siklus II | |||
Jumlah | Persen | ||
1 | Tuntas | 26 | 100% |
2 | Belum Tuntas | – | 0 |
Jumlah | 26 | 100% |
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Pra Siklus
Dalam melaksanakan penelitian Pra Siklus dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Namun masih ada kekurangan dan hasil belum memuaskan untuk itu perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian Pra Siklus adalah sebagai berikut:tes formatif dengan nilai rata-rata 76 dengan ketuntasan baru mencapai 58% sehingga yang belum tuntas 42%.
Siklus II
Dampak yang ditimbulkan dari penerapan metode diskusi dengan penugasan dengan bantuan alat peraga selama dua siklus terhadap pencapaian hasil belajar siswa sangat nampak jelas pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1, 21 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 76%. Jadi masih ada 81% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.
Siklus II
Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 26 siswa dari 26 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.
Pembahasan Antar Siklus
Peningkatan hasil tes formatif perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pra Siklus | Siklus II | Siklus II | |||||||||
Nilai rata- rata | Jumlah siswa | Persen tase | Nilai rata- rata | Jumlah siswa | Persen tase | Nilai rata-rata | Jumlah siswa | Persen tase | |||
Tnts | Blm | Tnts | Blm | Tnts | Blm | ||||||
75 | 15 | 11 | 58% | 84 | 21 | 5 | 81% | 92 | 26 | 0 | 100% |
Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No | Ketuntasan | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II |
1. | Tuntas | 58% | 81% | 100% |
2. | Tidak Tuntas | 42% | 19% | 0% |
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan olehkepala sekolah guna memperbaiki kinerja guru kelas I dalam melaksanakan pembelajaran maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Penggunaan model pembelajaran artikulasi dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo
- Penggunaan metode pembelajaran artikulasi efektif karena dapat meningkatkan pristasi belajar siswa kelas I semester I di SDN Bandungrojo.
- Pemberian lembar kerja untuk melatih siswa kerja kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep Tema Tubuhku.
Saran
Beberapa saran yang diajukan terkait dengan hasil pembelajaran (kesimpulan) diatas adalah:
- Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.
- Guru lebih kreatif dalam menyajikan materi pelajaran dan memberikan latihan-latihan melalui lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.
- Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 1998: 5. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Depdiknas. 2007. Bahan Ajar Pembelajaran IPA SD. Konsorsium PJJ SI PGSD. Depdiknas. Jakarta.
Depdikbud, (1994:6). Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas I SD.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Khaerudin, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasi di Madrasah. Jawa Tengah. Madrasah Development Center (MDC).
Sutrisno, Leo dkk., Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdikmas, Jakarta, 2007.
Suyoso (1998:23), Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP.
Usman, Moh. Uzer dan Setiawan, Lilis (1993:5), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.
Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.
Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.
Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.
Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.