Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Cooperative Script
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT
MATERI KECEPATAN DAN DEBIT KELAS VI SDN 2 GONDANG SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Suprapti
SDN 2 Gondang, Kec. Ngawen, Kab. Blora
ABSTRAK
Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar Matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis). Menggunakan metode Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang Pengolahan Data bagi siswa kelas VI SDN 2 Gondang, Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.Manfaat dari cara ini adalah pelajaran lebih hidup, tidak hanya asbtrak secara verbal belaka, siswa dapat memperhatikan melalui visualisasi atau terkaannya dan disaat mendapat penjelasan/ulasan maka timbul dialog dalam dirinya antara lain apa yang diduga atau dipikirkan dengan penjelasan tersebut. Suasana kelas tidak berpusat pada guru melainkan kepada bahan pelajaran. Pada siklus 1, 12 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 71%. Jadi masih ada 29% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 17 siswa dari 17 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.
Kata Kunci: Cooperative Script, Kecepatan dan Debit, Matematika
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang agar siswa termotivasi untuk berpartisipasi aktif. Guru memberikan keluasan kepada siswa untuk membangun kreativitas dan kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik maupun psikologis siswa.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sehingga dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat merancang dan menciptakan suasana belajar yang bermakna agar tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat tercapai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hendaknya guru mendesain dan menentukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk berinteraksi secara kooperatif dan berkompetisi tanpa kehilangan kemandiriann belajar dalam pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu hal penting untuk menentukan maju munduranya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik sebagai subjek dalam pembangunan, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Sekolah ditujukan untuk menjadi tempat diperolehnya pengetahuan, maka kita para guru agaknya harus mengetahui apa yang dimaksud dengan istilah tersebut. Akan tetapi, sama seperti sebagian besar istilah-istilah dasar lain dalam psikologi, gagasan tersebut sepertinya jauh lebih mudah dijalankan daripada dijelaskan. Logika umum memang mengatakan bahwa pengetahuan memang datang dalam berbagai bentuk, dan bentuk-bentuk tersebut bisa saja berbeda, bahkan dalam bentuk yang amat berbeda sehingga mereka layak mendapatkan nama-nama dan penjelasan-penjelasan yang dapat diterima dan diimplementasikan oleh peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha memberikan model pembelajaran yang mampu mengangkat semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi “Kecepatan dan Debit”. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script. Metode Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/materi pelajaran yang diajarkan. Dengan adanya Metode Pembelajaran Cooperative Script ini maka diharapkan mampu meningkatkan kemapuan siswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika materi Kecepatan dan Debit di kelas VI semester I di SDN 2 Gondang.
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) bilangan, (2) geometri dan Pengukuran, (3) pengolahan data. Pendidikan di SD merupakan suatu proses pengembangan kemampuan yang penting bagi setiap siswa. Siswa dapat belajar aktif karena adanya dorongan dan suasana yang kondusif bagi perkembangan dirinya secara optimal.
Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Biasanya ditentukan dengan nilai berdasarkan pengalaman pelaksanaan pembelajaran selama ini. Penulis mengalami/menemui masalah-masalah yaitu banyak siswa dalam pelajaran berlangsung jarang sekali yang berani mengajukan pertanyaan, siswa pasif tidak memberikan tanggapan terhadap penjelasan yang disampaikan guru. Mereka tidak bertanya karena sudah mengerti atau tidak memahami pelajaran ini. Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dan siswa menjadi kurang kondusif. Jadi apa yang direncanakan guru dalam pembelajaran itu tidak berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana efektifitas pelaksanaan metode Metode Pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan hasil belajar Matematika materi Kecepatan dan Debit kelas VI semester I?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka akan ditetapkan tujuan perbaikan sebagai berikut: Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar dalam melaksanakan metode Metode Pembelajaran Cooperative Script pada pelajaran matematika materi Kecepatan dan Debit kelas VI semester I.
Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya sebagai berikut:
Bagi Kepala Sekolah
- Dapat mengembangkan dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik
- Dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan
- Dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik
- Dapat meningkatkan tanggung jawab Guru dan Peserta terhadap tugasnya secara professional.
Bagi Guru
- Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi
- Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
- Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
- Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.
Bagi Sekolah.
- Menciptakan sistem pembelajaran ilmiah, mengerti dan lengkap.
- Ditemukannya salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanan kegiatan belajar.
- Penelitian ini dilakukan sebagai momentum refleksi diri bagi sekolah tempat penelitian, baik sebelum ataupun sesudah adanya penelitian.
Bagi Perpustakaan
Bagi Perpustakaan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian yang akan dilakukan dilakukan oleh peneliti lain dan juga menambah kelengkapan karya ilmiah di perpustakaan.
KAJIAN TEORIDAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Hakekat Belajar
Menurut Moh. Surya (dalam Uno, 2011: 139), menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Thorndike (1998) belajar adalah membentuk pola hubungan antara stimulus dan respon yang diberikan. Thorndike juga berprinsip dalam belajar “lakukan hal yang menyenangkan dan hindari hal yang membosankan” (hukum law of effect). Rasa senang dan puas dapat diperoleh siswa setelah ia mendapatkan pujian atau reward atas prestasi yang dicapai. Kesuksesan yang diraih akan mengantarkannya untuk mendapatkan prestasi yang berikutnya. Belajar akan berhasil jika siswa telah siap melaksanakan kegiatan belajar.Menurut Hamdani (2011: 21), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik.Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan – rangsangan individu yang dikirim padanya oleh lingkungan.
Menurut Sardiman (2012:20), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,denganserangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik jika si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Aisyah (2007:9.18), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan, pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Sedangkan menurut Suprijono (2011:4), belajar adalah perubahan perilaku, proses dan juga merupakan suatu bentuk pengalaman.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda menurut Reigaluth dan Merril (dalam Uno, 2009: 16). Selanjutnya menurut Suprijono (2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Selain beberapa pendapat diatas hasil belajar juga dikemukakan oleh (Anitah, 2009: 2.19), bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.
Selanjutnya menurut Poerwanti, dkk., (2008: 7.5), suatu keberhasilan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil penilaian kita terhadap hasil siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Cooperative Script
Skrip kooperatif: metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan
- Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar:
- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
- Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
- Penutup
Pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk atau model metode pembelajaran kooperatif. Dalam perkembangan pembelajaran Cooperative Script telah mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada intinya sama. Beberapa pengertian pembelajaran Cooperative Script diantaranya adalah skenario pembelajaran kooperatif (Danserau dalam Hadi, 2007). Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas (Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007). Ahli lain mengatakan bahwa model belajar Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Jadi model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing (Alit, 2002:203).
Pembelajaran Cooperative Script adalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi. Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan diatas antara satu dan lainnya dengan maksud yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara-cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa (Brousseau dalam Hadi, 2007). Metode cooperative script merupakan metode pembelajaran yang mengembangkan upaya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Pada metode pembelajaran cooperative script siswa akan dipasangkan dengan temannya dan akan berperan sebagai pembicara dan pendengar. Pembicara membuat kesimpulan dari materi yang akan disampaikan kepada pendengar dan pendengar akan menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok.
Metode Cooperative Script menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Jadi pengertian dari Metode Cooperative Script adalah Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi Pendidikan Agama Islam yang dipelajari(Online, Media pembelajaran dikaitkan-dengan metode cooperative script: 2012).
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VI semester I SDN 2 Gondang tahun pelajaran 2019/2020. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN 2 Gondang karena peneliti mengajar di SDN tersebut.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 September 2019 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 September 2019.
Pihak Yang Membantu Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh teman peneliti, dari SDN 2 Gondang.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 2 Gondang Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 11 siswa putra dan 6 siswa putri.
|
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pra Siklus
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 18% atau 3 siswa. Yang mendapat nilai B (Baik) sejumlah 6 siswa sebanyak 35%, dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 24% atau 4 siswa, dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 0% atau 0 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 0% atau 0 siswa.
Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, diketahui bahwa siswa kelas VI yang memiliki nilai diatas KKM 75 sebanyak 8 siswa, (53%) dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi dasar Kecepatan dan Debit sebanyak 9 siswa (47%)
Siklus 1
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 6 siswa, atau 35% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 6 siswa, atau 35%. Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 5 siswa, atau 29% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 0 siswa,atau 0% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 17 siswa terdapat 12 siswa (71%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 5 siswa (29%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90 terendah 70 dengan nilai rata-rata 82.
Siklus 2
Dari hasil dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 8 siswa, atau 47%. Sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 9 siswa, 53%, dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa, 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 0%.
Berdasarkan data tabel diatas diketahui bahwa siswa yang mencapai Ketuntasan sebanyak 17 siswa (100%) yang berarti sudah terjadi peningkatan. Rata-rata kelas pun menjadi meningkat. Hasil nilai rata-rata siklus II dapat diperjelas dibawah ini.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Tabel Perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II
No | Hasil Angka | Hasil Huruf | Arti Lambang | Pra Siklus | Model Siklus I | Model Siklus II |
1 | 85-100 | A | Sangat baik | 3 | 6 | 8 |
2 | 75-84 | B | Baik | 6 | 6 | 9 |
3 | 65-74 | C | Cukup | 4 | 5 | 0 |
4 | 55-64 | D | Kurang | 4 | 0 | 0 |
5 | ≤ 50 | E | Sangat Kurang | 0 | 0 | 0 |
Jumlah | 17 | 17 | 17 |
Tabel Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata pra siklus siklus I dan siklus II
No | Uraian | Jumlah Siswa | ||
Tuntas | Belum Tuntas | Rata-rata | ||
1. | Pra Siklus | 8 | 9 | 72 |
2. | Siklus I | 12 | 5 | 82 |
3. | Siklus II | 17 | 0 | 92 |
PENUTUP
Simpulan
Penggunaan metode cooperative script dalam upaya meningkatkan hasil belajar Matematika materi Kecepatan dan Debit sangat dibutuhkan agar siswa aktif mengikuti pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Pelaksanaan metode cooperative script dapat meningktkan hasil belajar mata pelajaran Matematika khususnya kompetensi dasar menghitung Kecepatan dan Debit, siswa kelas VI SDN 2 Gondang efektif.
- Tekhnik penggunakan metode cooperative script yang diterapkan juga dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya aktifitas belajar siswa dan juga hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi siswa yaitu pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat dari 12 siswa atau 71% meningkat menjadi 17 siswa atau 100%. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan membangkitkan minat proses pembelajaran yang ditumbuhkan dari siswa yang inovatif.
- Efektifitas metode cooperative script kelas VI semester I dalam meningkatkan hasil belajar telah berhasil. Dari target yang diinginkan yaitu ≥85% dari 17 siswa, yang memperoleh nilai ≥85 sebanyak 17 siswa atau 100%. Karena keefektifitasan sudah terbukti dan disajikan oleh peneliti secara langsung dalam tahapan 2 siklus.
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa penggunaan metode cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas VI SDN 2 Gondang sehubungan dengan penelitian ini maka dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
- Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cooperative script dapat meningkatkan hasil mata pelajaran matematika pada siswa kelas VI SDN 2 Gondang Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora tahun ajaran 2019/2020. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran matematika pada materi yang sesuai dari hasil penelitian, maka penggunaan metode cooperative script dapat dioptimalkan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika.
- Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa dan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhi pembelajaran, yaitu penggunaan metode pembelajaran yang efektif, efesien dan menyenangkan.
Sejalan dengan hal tersebut metode cooperative script merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran matematika materi Kecepatan dan Debit. Keaktifan, partisipasi dan semangat siswa meningkat secara signifikan. Hal tersebut yang seharusnya mulai diperhatikan oleh guru maupun calon guru. Bahwa dengan bekerja sama, diskusi, saling menghargai pendapat merupakan hal penting dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Saran
Saran yang ingin disampaikan oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
- Bagi Guru
Bagi guru sebaiknya dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak bosan dan jenuh. Sebaiknya dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak cepat monoton dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya juga memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru dan hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.
- Bagi Kepala Sekolah
Bagi Kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi para guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik, serta meningkatkan tanggung jawab guru terhadap tugasnya secara profesional.
- Bagi Sekolah
Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.
Aqib, Zainal. 2010. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Aziz. 2009. Problematika Pembelajaran Matematika SD. http://azisgr.blogspot.com/2009/05/problematika-pembelajaran-matematika-sd.html.
Choto. 2010. Hakikat Matematika. http://aanchoto.com/2010/09/hakikat-matematika/.
Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.
Depdiknas. 2007. Standar Isi
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Febrianto, Dian Eko. 2012. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (COOPERATIVE SCRIPT). http://dianeko18.blogspot.com/2012/05/model-pembelajaran-student-teams.html.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hopkins, David. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Karso, dkk. 2009. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)
Muhsetyo, Gatot. Dkk. 2011. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rahajeng. 2011. Kesulitan Belajar Matematika di SD. http://fkip.widyamandala.ac.id/berita/brita-fkip/kesulitan-belajar-matematika. html.
Roestiyah, N.K. 2001-SBM (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.