Peningkatkan Hasil Belajar Melalui Desain Pembelajaran Inkuiri
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI TERMOKIMIA MELALUI DESAIN PEMBELAJARAN INKUIRI
BAGI SISWA KELAS XI IPA 2 MAN SUKOHARJO
PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Siti Sholikhah
MAN Sukoharjo
ABSTRAK
Garda terdepan mengenai pendidikan selalu diarahkan kepada guru. Guru selalu dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam operasionalisasi pendidikan ditingkat sekolah. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kimia materi termokimia melalui pembelajaran model inkuiri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Rumusan penelitian tindakan kelas ini untuk mengungkap penerapan pembelajaran Inquiry terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia materi termokimia. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI IPA 2 Semester 1 MAN Sukoharjo. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model Inkuiri memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi termokimia yang telah disampaikan guru selama tindakan (ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yaitu masing-masing 55, 00%, 77, 00%, dan 87, 00%. Pada tindakan siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu diatas 85, 00% sebesar 87, 00%. Hasil analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model Inkuiri. Penemuan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Analisis ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut adalah dari 69 di prasiklus menjadi 75 di siklus 1 dan 80 di siklus 2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Kimia dengan pembelajaran Inkuiri yang paling menonjol adalah mencapai skor 80 dengan kategori aktif pada tindakan siklus 2. Simpulan penelitian ini adalah penerapan pembelajaran model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar terbukti secara efektif diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran kimia materi termokimia dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 Semester 1 MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019. model belajar inkuiri pada pembelajaran mata pelajaran kimia di MAN Sukoharjo, ternyata tepat dan hasil perolehan nilai siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan belajar siswa sehingga mampu menunjukkan peningkatan dari siklus I dengan rata-rata nilai 75,00 dengan ketuntasan belajar mencapai 77% pada siklus II dengan rata-rata nilai 80,00 dengan ketuntasan belajar mencapai 87%.
Kata Kunci: pembelajaran inkuiri, hasil belajar, termokimia
PENDAHULUAN
Upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab para pakar, birokrat dan politisi saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab guru dan orang yang berkiprah di bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu sebagai praktisi dan pemerhati bidang pendidikan dan pengajaran perlu memikirkan dan mengambil langkah guna ikut berkiprah dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pembaharuan-pembaharuan strategi dalam pembelajaran.Pembaharuan strategi pembelajaran dengan proses pembelajaran dikelas yang dilaksanakan guru banyak menghadapi hambatan yang kadang tidak sesuai dengan kesempurnaan teori yang ada yang seolah-olah sangat mudah untuk dapat diterapkan di kelas pada saat proses pembelajaran.
Fenomena-fenomena tersebut menjadikan tantangan bagi peneliti untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam proses pembelajaran agar dapat menghasilkan suatu prestasi belaiar yang optimal. Perubahan proses pembelajaran tersebut dengan menawarkan suatu strategi pembelajaran inquiry sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, yang pada akhimya dapat meningkatkan prestasi belajar. Model pembelajaran Inkuiri merupakan salah satu komponen dan penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Leaming), yang berarti menemukan. Menurut Nurhadi (2002) menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching And Leaming). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.Strategi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa akan menurunkan minat belajar siswa, sehingga motivasi belajarpun akan menurun dan pada akhimya prestasi belajarpun tidak akan didapatkan hasil optimal.
Pembelajaran kimia yang dajarkan bagi peserta didik di tingkat SMA/MA di jurusan IPA ini masih banyak yang beranggapan termasuk materi yang sulit, karena materi pembelajaran kimia itu identik dengan reaksi, senyawa, hitungan-hitungan yang sulit, dan sebagainya. Hal ini tercermin pada peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Sukoharjo saat awal pembelajaran kimia di semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 pada saat guru merefleksi materi kelas X ternyata siswa sangat tidak responsif, padahal banyak materi-materi di kelas X yang nantinya berhubungan dengan materi di kelas XI, refleksi kembali dilakukan dan diupayakan guru dengan tujuan materi-materi tersebut untuk dapat diingat kembali agar tidak terlalu sulit pada saat proses pembelajaran materi kelas XI yang masih ada kaitannya dengan materi kelas X. Materi tentang termokimia ini secara garis besar akan membahas tentang reaksi termokimia dan perubahan entalpi, macam-macam perubahan entalpi dan penentuan perubahan entalpi reaksi. Berdasarkan hasil evaluasi ulangan harian yang ada, ternyata perolehan nilai masih sangat jauh dari nilai KKM Kimia yaitu 75, padahal standar nilai KKM ini menjadi penting sebagai wujud dari keberhasilan dari proses pembelajaran. Ada kebiasaan perilaku yang dilakukan siswa di kelas XI-IPA2, yaitu setiap kali tatap muka di kelas selalu diingatkan tentang komitmen bersama yang sudah disepakati yaitu agar dibiasakan “tidak ada dusta diantara kita” sebagai slogan kejujuran dalam keseharian, artinya apabila dalam proses pembelajaran ada materi yang dirasa sulit saat guru menyampaikan, maka peserta didik diharapkan tidak merasa sungkan dan takut untuk bertanya. Jangan berdusta menyatakan “bisa dan mampu” dengan perilaku diam, tetapi berkatalah jujur pada guru apabila memang belum jelas dengan cara bertanya.
Pujirahayu (2011) yang melakukan penelitian berjudul “Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Termokimia Kelas XI IA Semester 1 di SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011” menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Divisions disertai eksperimen dan catatan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi termokimia. Nurullah (2014: 50-61) melakukan penelitian tentang “Penerapan pendekatan inkuiri dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep larutan asam basa” menyatakan bahwa hasil indikator yang diharapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 75% siswa memiliki nilai di atas KKM sekolah namun pada siklus ini hanya mencapai 46,6% siswa yang mencapai KKM. maka perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar maka indikator yang diharapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 75% siswa memiliki nilai di atas KKM sekolah dan pada siklus II ini presentase siswa yang mencapai KKM adalah 80%.
Penelitian–penelitian yang sama telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “ Peningkatan Hasil Belajar Tentang Termokimia melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPA-2 MAN Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019”. Penelitian ini akan mendeskripsikan suatu upaya meningkatkan motivasi belajar Penelitian Tindakan (action research) tentang termokimia melalui model pembelajaran inkuiri yang dilakukan pada siswa MAN Sukoharjo kelas XI IPA-2 Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 pada salah satu materi pada pelajaran Kimia. Apakah dengan model pembelajaran inkuiri (menemukan) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA-2 semester 1 MAN Sukoharjo dalam belajar mata pelajaran kimia pokok bahasan termokimia. Suatu tantangan proses pencapaian tujuan pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo di era global saat ini, untuk menghasilkan mutu pembelajaran yang optimal.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah proses pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri Dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 MAN Sukoharjo? (2) Seberapa Peningkatan Hasil Belajar Tentang Termokimia untuk Siswa Kelas XI IPA-2 MAN Sukoharjo Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri? (3) Bagaimanakah perubahan perilaku Siswa Sebagai Dampak atas Peningkatan Hasil Belajar Tentang Termokimia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri pada peserta didik Kelas XI IPA 2?
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), yaitu Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif, artinya penlitian ini dilakukan melalui pengumpulan data hasil penelitian berupa hasil tes dan nontes, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA 2 MAN Sukoharjo. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan yaitu semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Dalam penelitian tindakan ini pendidik berlaku sebagai peneliti sehingga penanggung jawab penuh penelitian ini adalah pendidik itu sendiri. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan di kelas dan refleksi
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Sugiarti (1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti sangat diperlukan karena peneliti bertindak sebagai desainer tindakan, observer, explainer dan pengumpul data. Peneliti membuat desain pembelajaran selama berlangsung penelitian. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas, para observer atau kolaborator dari satu rumpun dan guru lain dilibatkan untuk memberikan masukan hasil penelitian sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran.Teknik dan alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut (1) Test dan non test yang digunakan untuk mengetahui perubahan hasil belajar dari konsep yang telah diajarkan dalam bentuk soal pilihan ganda (2) Dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar dari daftar nilai ulangan harian dan buku pekerjaan rumah.
Alat/instrumen pengambil data yang digunakan untuk observasi kegiatan penelitian ini melibuti beberapa bentuk instrumen seperti, Pedoman wawancara siswa untuk mengetahui dampak tindakan, lembar observasi aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar untuk melihat aktivitas siswa dan guru, seperangkat tes, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar akibat tindakan kelas, angket untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar,catatan lapangan oleh kolaborator.
TEKNIK ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik juga untuk memperoleh respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes dan non tes pada setiap akhir putaran. Penelitian ini dinyatakan berhasil bila pembelajaran mata pelajaran kimia materi termokimia dengan model pembelajaran model inkuirii dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 2 dalam menguasai dan memahami indikator pencapaian kompetensinya. Keberhasilan lain yang ingin dicapai adalah pada akhir penelitian jumlah siswa kelas X IPA 2 MAN Sukoharjo yang menguasai konsep termokimia dengan baik dan mengalami peningkatan secara nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh dua indikator kinerja yaitu: sekurang-kurangnya 85% peserta didik kelas XI IPA 2 MAN Sukoharjo mendapat nilai hasil test 75 dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar meningkat.
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan pada kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu desain pembelajaan dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA-2 MAN Sukoharjo pada mata pelajaran Kimia pokok Bahasan Termokimia”.
HASIL BELAJAR
Pelaksanaan model inkuiri pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti menunjukan proses peningkatan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik. Hasil statistik penelitian ini bisa peneliti perbandingkan dari kondisi awal dengan 2 kali siklus tindakan yang dilakuakan. Adapun deskripsi pembahasan tiap siklus dan antarsiklus penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Deskripsi antara Kondisi Awal dengan Siklus 1
Hasil pelaksanaan model pembelajaran inkuiri siklus 1 dibandingkan dengan prasiklus pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 67 menjadi 72 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 22% dari 55% menjadi 77% dimana sebanyak 24 anak dari 31 siswa nilainya sudah tuntas tetapi ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena masih di bawah 85%. Dalam kegiatan pembelajaran partisipasi aktif dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dari skor 56 menjadi 69 meningkat sebesar 13 poin masuk dalam kategori aktif. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dalam hal memberikan motivasi belajar dan pembimbingan siswa dalam pembelajaran serta pemanfaatan alokasi waktu yang lebih akurat.
- Deskripsi antara Siklus 1 dengan Siklus 2
Hasil pelaksanaan model pembelajaran inkuiri siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1 pada penelitian tindakan ini menunjukan hasil yang meningkat. Nilai rata rata siswa meningkat dari 72 menjadi 77 sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 10% dari 77% menjadi 87% dimana sebanyak 27 anak dari 31 siswa nilainya sudah tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai karena mencapai 85%. Dalam pembelajaran keaktifan dan keterlibatan siswa menunjukan peningkatan dibandingkan dari prasiklus, siklus I mengalami skor keaktifan siswa meningkat dari 69 menjadi 80. Dilihat dari kompetensi pedagogik guru menunjukan peningkatan ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa yang lebih efektif dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Kemamapuan memotivasi dan membimbing siswa dalam pembelajaran jauh lebih optimal dengan akurasi alokasi waktu pembelajaran yang lebih akurat sehingga secara kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah termasuk kategori baik. Data nilai dan ketuntasan hasil belajar antarsiklus. Adapun data dari kondisi awal sampai dengan siklus II ditunjukan pada tabel sebagai berikut:
Tabel Hasil Belajar dan Ketuntasan Antarsiklus
No | Hasil Tes | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1 | Rata-rata | 69 | 75 | 80 |
2 | Nilai Tertinggi | 79 | 80 | 90 |
3 | Nilai Terendah | 49 | 65 | 70 |
4 | Ketuntasan | 55 | 77 | 87 |
Penelitian ini juga meghasilkan data skor keaktifan belajar siswa antarsiklus, adapun data skor keaktifan siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 ditunjukan pada tabel sebagai berikut:
Tabel Skor Keaktifan Siswa Antarsiklus
Aspek | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
Keaktifan Siswa | 56 | 69 | 80 |
PEMBAHASAN
- Ketuntasan belajar Siswa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model Inkuiri/penemuan memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi termokimia yang telah disampaikan guru selama tindakan (ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yaitu masing-masing 55, 00%, 77, 00%, dan 87, 00%. Pada tindakan siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai yaitu diatas 85, 00% sebesar 87, 00%
- Hasil Belajar dan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model Inkuiri. Penemuan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus tindakan yang dilaksanakan yaitu dari 69 di prasiklus menjadi 75 di siklus 1 dan 80 di siklus 2.
- Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kimia dengan pembelajaran model Inkuiri / Penemuan yang paling menonjol adalah siswa lebih aktif dan antusias terhadap penjelasan guru, dan debat diskusi antar siswa dan antara siswa dengan guru berlangsung dengan baik. Hasil skor instrumen pengamataan aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai skor 80 dengan kategori aktif pada tindakan siklus 2. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas dan antusias siswa dapat dikategorikan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas guru selama pembelajaran melalui model inkuiri berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru selaku fasilitator yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik, evaluasi, tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas di atas sudah baik. Hasil pengolahan Instrumen kinerja guru dalam pembelajaran dalam bentuk angket pengamatan oleh observer juga mencapai skor 80% dengan kategori baik hal ini berarti bahwa kualitas belajar mengajar yang dilaksanakan guru sudah dalam kualitas yang baik.
SIMPULAN
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan meningkatkan:
- Pembelajaran inkuiri yang efektif dapat diterapkan dalam mata pelajaran kimia materi termokimia kelas XI IPA 2 Semester 1 MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019.
- Hasil belajar dan kemampuan belajar siswa sehingga mampu menunjukkan peningkatan dari siklus I dengan rata-rata nilai 75,00 dengan ketuntasan belajar mencapai 77% pada siklus II dengan rata-rata nilai 80,00 dengan ketuntasan belajar mencapai 87%.
- Kemampuan siswa serta partisipasi dan prestasi yang dicapainya, telah terwujud sehingga perubahan sikap siswa yang nampak semakin semangat dan semakin aktif pula dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran kimia dengan materi pokok termokimi
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri, W. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Atik, Puji Rahayu 2011. Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Termokimia Kelas XI IA Semester Gasal di SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Gulo. W. 2002. Metode Penelitian.Jakarta: PT.Grassindo.
Nurhadi, dan Senduk, G., A., 2003 Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Malang.
Nurullah, Husnawati. 2014. Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Siswa Pada Konsep Larutan Asam Basa. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Slameto. 1995. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta Edisi Revisi.
Sugiarti, Titik. 1997. Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit: Alfabeta Bandung.
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Suryabrata, S.1993. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV Rajawali.
Susilo, Herawati, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Malang: Bayu Media.
Syaodih, Nana S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda karya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: Kencana Perenada Media Guru.
Umaedi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Jendral Pendidikan Pertama.
Uno. B Hamzah.2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuriah, N., 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing.