PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS AWAL

MENYUSUN RPP TEMATIK MELALUI WORKSHOP DAN

SUPERVISI KLINIS DI GUGUS R.A. KARTINI UPT DINDIKPORA KECAMATAN BANJARNEGARA SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Heri Nurwantoro

Pengawas TK/SD UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara

Kabupaten Banjarnegara

 

ABSTRAK

Melaksanakan proses pembelajaran merupakan tugas utama seorang guru. Kemampuan guru melakukan pembelajaran dimulai dari persiapan yang dilakukannya. Semakin baik persiapan yang dilakukan akan semakin baik pula kegiatan pembelajaran yang dikelolanya. Menurut peneliti, workshop dan supervisi klinis sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Tematik, karena guru akan mendapatkan bimbingan secara teknis dan pengetahuan konseptual. Penelitian tindakan sekolah ini sebagai upaya penulis meningkatkan kemampuan guru kelas awal dalam merancang pembelajaran khususnya kemampuan menyusun RPP Tematik di Gugus R.A. Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara, melalui workshop dan Supervisi Klinis selama 2 siklus berkelanjutan. Masing-masing siklus dilakukan melalui 4 tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penulis melakukan pembimbingan secara klasikal, kelompok kecil, dan secara individual. Berdasarkan hasil penelitian selama 2 siklus, workshop dan supervisi klinis ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan pada setiap akhir siklus. Komitmen Guru dalam mengikuti workshop dari 64, 86% menjadi 88,11%. Kualitas RPP Tematik dari kondisi awal sebelum tindakan sebesar 62%, setelah tindakan siklus I menjadi 70%, dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 76%. Sedangkan penilaian RPP Tematik per sekolah per guru dari kondisi awal yang bemperoleh nilai dan nilai A sebesar 13,51%, setelah tindakan siklus I menjadi 40,54%, dan setelah tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 86,48%. . Untuk itu dapat disimpulkan bahwa workshop dan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru kelas awal dalam menyusun rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik

Kata Kunci: Kemampuan Guru , RPP Tematik, Workshop, Supervisi Klinis

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

RPP adalah perangkat pembelajaran yang amat penting bagi seorang guru. Persiapan mengajar yang baik akan menuntun guru melakukan pembelajaran yang baik pula. Ini sejalan dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.

Sejak diberlakukannya kurikulum KTSP 2006 untuk pembelajaran di kelas 1 sampai kelas 3 harus dilakukan secara tematik dan holistik. Ditambah dengan berlakunya kurikulum 2013 bahwa di Sekolah Dasar harus dilakukan secara tematik kecuali mata pelajaran tertentu seperti Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan serta Matematika.

Dari pernyataan di atas mensyaratkan bahwa persiapan mengajar sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Persiapan mengajar yang dilakukan guru dimulai dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Mengajar (RPP). RPP merupakan pedoman guru dalam proses pembelajaran. RP yang disusun guru harus baik agar pembelajarannya juga baik.

Namun kenyataan yang ada di sekolah, tidak semua guru mampu membuat perencanaan pembelajaran seperti yang diatur dalam permendikbud nomor 22 tahun 2016, tentang standar proses. Selama ini masih banyak guru menggunakan RPP dari beberapa penerbit dan ada pula yang hanya kopi paste milik orang lain.

Dari 6 Sekolah Dasar di Gugus R.A. Kartini dari jumlah guru 37 orang yang terdiri dari guru kelas I sampai dengan kelas IV yang menerapkan RPP Tematik hasilnya masih cukup memprihatinkan. Kondisi ini tentunya tidak boleh dibiarkan. Karena proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru harus dirancang sendiri oleh guru yang bersangkutan, yang disesuaikan dengan kondisi anak, lingkungan dan tingkat kesulitan materi.

Rerata nilai RPP Tematik guru baru C (cukup) dengan skor nilai 62. Dari 11 aspek baru 3 yang memperoleh nilai baik. Itu dikarenakan hanya mengopi dari Permendiknas atau Permendikbud tentang Standar Isi. 5 aspek penilaian RPP Tematik mendapat nilai cukup dan 3 aspek masih memiliki nilai kurang.

Guru kelas di 6 sekolah yang mendapat nilai baik baru 13,5%. Dan selebihnya sebanyak 86,5 % guru masih memperoleh nilai cukup. Menyadari kondisi yang ada, penulis mencoba mengurai keterbatasan guru dalam hal pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan melakukan Workshop dan Supervisi Klinis. Dengan kegiatan Workshop dan Supervisi Klinis tersebut penulis berharap dapat meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP Tematik.

Penulis melakukan tindakan Workshop dan Supervisi Klinis untuk penelitian ini hanya terfokus pada 6 SD se Gugus R.A. Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara yang merupakan daerah binaan kami. Penulis menganggap semua dan semua guru di sekolah butuh penanganan dalam menyusun RPP Tematik. Namun kegiatan penelitian ini difokuskan pada guru kelas 1 sampai dengan kelas 4 agar lebih berhasil guna dan efektif.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah:“Bagaimana Peningkatan Kemampuan Guru Kelas Awal dalam Menyusun RPP Tematik melalui Workshop dan Supervisi Klinis di Gugus R.A Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?”

Tujuan Penelitian

Tujuan pada Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah: untuk meningkatkan Kemampuan Guru Kelas Awal dalam Menyusun RPP Tematik melalui Workshop dan Supervisi Klinis di Gugus R.A Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

 

LANDASAN TEORI

Kemampuan Guru

Kemampuaan guru atau sering diartikan dengan kompetensi guru, dapat dilihat daari kinerjanya. Kinerja menurut Gibson, J.L.dkk (1996) adalah perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam mengerjakan suatu tugas yang dibebankan. Kinerja adalah ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menghasilkan sesuatu.

Dalam bidang pendidikan, kinerja personil dalam konteks ini adalah guru selalu menjadi perhatian karena guru merupakan faktor penentu dalam meningkatkan prestasi belajar dan berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara rutin dan terprogram dalam usaha meningkatkan kualitas mengajar dan kesempatan belajar bagi siswa. Untuk itu dituntut adanya inovasi dalam pengelolaan kelas. Guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar harus penuh inisiatif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar, karena gurulah yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama keadaan anak dengan segala latar belakangnya. Tolok ukur utama dalam menilai guru adalah kualitas kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas, kegiatan itu disebut juga kinerja guru.

Tugas guru sebelum mengajar adalah bagaimana merencanakan suatu sistem pengajaran yang baik. Tugas guru saat mengajar adalah menciptakan suatu kondisi pengajaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Sedangakan tugas guru setelah mengajar adalah bagaimana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukan dan mengadakan perbaikan. Ketiga tugas besar ini saling berhubungan dalam mencapai efektifitas dan efisien pengajaran.

RPP Tematik

Menurut BSNP (2006:12) untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.

Workshop

Workshop juga dikenal dengan nama lokakarya yang berarti kegiatan dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dengan cara mencari solusi, saling bertukar pikiran/ pendapat antara satu dengan yang lainnya. Bisa dibilang workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam ruang lingkup kecil.

Workshop bisa berjalan efektif maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan materi atau subtansi yang akan dibahas,bersifat praktis, dan tidak terlepas dari kajian teori. b) Menentukan peserta yang terkait dengan materi yang dibahas; Menentukan penyaji yang membawakan kertas kerja.

 

 

Supervisi Klinis

Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar dan mengajar (Sahertian, 2000: 17). Sementara Mulyasa (2006: 111) menegaskan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah.

Teknik supervisi dapat dibedakan menjadi dua macam. Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik yang dilkasanakan untuk seorang guru secara individu dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu guru (Aqib Zaenal, 2007: 198).

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. supervisi klinis adalah proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses pembimbing dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ‘ Kemampun Guru Kelas Awal di Gugus R.A. Kartini dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, akan meningkat setelah dilakukan workshop dan supervisi klinis..

METODE PENELITIAN

Subjek dan Setting Penelitian

 Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru SD Negeri kelas awal yaitu kelas I, II, III dan IV di Gugus R.A. Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, sejumlah 37 orang.

Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Desember 2016.

Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Gugus R.A. Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara.

Teknik dan Analisis Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan secara langsung oleh peneliti berkolaborasi dengan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah . Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, wawancara dan penilaian produk guru berupa RPP Tematik.

Setelah seluruh data penelitian berhasil dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan analisis data tersebut. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif sangat sederhana yaitu dengan menentukan persentase (%) guru dalam mengikuti workshop dan penilaian produk RPP Tematik. Untuk penilaian dalam mengikuti workshop menggunakan rumus sebagai berikut :

Persentase (%) = Jumlah guru yang mengikuti workshop dengan benar

                                    Jumlah total subjek penelitian

Berdasarkan tingkat persentase (%) yang diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu : kurang, cukup, baik, dan amat baik.

Penilaian produk RPP dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase (%) = Jumlah nilai perolehan penilaian RPP

 Jumlah maksimal penilaian RPP

Berdasarkan tingkat persentase (%) yang diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu RPP Tematik yang nilaianya: kurang, cukup, baik, dan amat baik.

Prosedur dan Indikator Kinerja.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu diawali dari refleksi awal kemudian dilanjutkan siklus pertama dan kedua. Dengan setiap siklus meliputi empat tahap secara berkesinambungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kedua siklus itu ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Tematik. Desain penelitian tindakan sekolah (PTS) ini mengikuti model Kewin yang ditafsirkan oleh Kemmis and Taggart (1994) dalam Mulyasa (2009 : 190)

Keseluruhan data yang terkumpul, selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

1.     Terjadi peningkatan komitmen guru mengikuti workshop sebesar 28 orang guru atau sebesar 75% dalam menyusun Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik

2.     Terjadi peningkatan kualitas Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik yang dibuat oleh guru dengan ketuntasan 75 %

3.     Meningkatnya pemahaman guru akan arti pentingnya Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik demi perbaikan proses pembelajaran dengan ketuntasan 75%

4.     Meningkatnya kinerja guru sehingga berimbas pada meningkatnya mutu pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya nilai Ulangan Akhir Semester I

 

 

 

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Proses Peembelajaran yang baik sangat ditentukan oleh guru yang mengampunya. Seorang guru yang ideal seharusnya melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan melakukan tindak lanjut pembelajaran. Dalam hal perencanaan pelaksanaan pembelajaran, seorang guru harus merancang dengan tepat sehingga pembelajaran yang akan dilakukan berhasil maksimal.

Namun kenyataan menyebutkan, bahwa masih banyak guru yang belum menyusun RPP dengan baik. Pembelajarannya tidak dirancang sebagaimana mestinya. Guru menggunakan RPP bukan susunannya sendiri yang mungkin dibuat oleh orang tidak kompeten dalam merancang pembelajaran. Banyak guru yang masih menggunakan rancangan orang lain dengan memfoto kopi atau mengadopsinya.

Dari 6 Sekolah Dasar yang ada di Gugus R.A. Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara dapat dikemukakan bahwa RPP Tematik yang dimiliki pada awal semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 memiliki kualitas seperti tertera pada tabel berikut ini:

Tabel Kualitas RPP Tematik Guru Kelas Awal Gugus R.A. KartininDilihat dari Aspek Penilaian

No.

Aspek Penilaian

Hasil penilaian dalam %

Sebutan

Ket

1

Identitas

80

B

A = 86 -100

2

Standar Kompetensi

80

B

B = 71 – 85

3

Kompetensi Dasar

80

B

C = 56 – 70

4

Indikator Capaian

63

C

D < 56

5

Tujuan Pembelajaran

52

D

 

6

Materi Pembelajaran

22

D

 

7

Metode Pembelajaran

56

C

 

8

Nilai Karakter

69

C

 

9

Kegiatan Inti

64

C

 

10

Sumber Belajar

68

C

 

11

Teknik Penilaian

50

D

 

Rerata

62

C

 

 

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada data awal penyusunan RPP Tematik oleh guru masih berkualitas sangat rendah. Terbukti baru memiliki kualitas rata-rata 62%, masih ada 3 aspek berkualitas D yaitu tentang penusunan tujuan pembelajaran (52%), penyusunan materi pembelajaran (22%) dan teknik penilaian (50%).

Khusus untuk 3 aspek sudah berkualitas baik yaitu identitas RPP (80%), Standar Kompetensi (80%), dan Kompetensi Dasar (80%). Ketiga aspek merupakan komponen wajib yang ada dalam standar isi, sehingga guru tinggal menyalin ke dalam RRP Tematiknya. Maka analisis kategorial dari data kuantitatif dapat dideskripsikan secara kualitatif masuk pada kategori cukup.

Apabila ditinjau per sekolah masih ada ada 50% atau 3 dari 6 sekolah yang nilai kualitas RPPnya masih cukup (C ). Dari jumlah guru 37 orang baru 5 orang atau 13,5% yang kualitas RPPnya baik. Untuk lebih rincinya dapat terlihat dalam table sebagai berikut:

 

 

Tabel Kualitas RPP Tematik Per Sekolah Per Guru

No.

Sekolah

Guru Kelas I-IV

Nilai Sebutan

Ket

A

B

C

 

1

SDN 1 Kutabanjarnegara

7

1

6

 

2

SDN 2 Kutabanjarnegara

4

4

 

3

SDN 3 Kutabanjarnegara

8

2

6

 

4

SDN 1 Semarang

10

10

 

5

SD Muh. 2 Banjarnegara

4

4

 

6

SD Kristen Debora

4

2

2

 

Jumlah

37

5

32

 

Prosentase

 

0

13,5

86,5

 

   

Hasil data awal terhadap kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, berdasarkan dokumen RPP Tematik yang sudah ada, belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan.

Pembahasan Hasil Penelitian.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada siklus I dapat dikatakan belum berhasil. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni komitmen guru mengikuti workshop sebesar 28 orang guru atau sebesar 75% , kualitas penyusunan RPP Tematik sebesar 75%, dan kemampuan guru menyusun RPP Tematik dengan nilai minimal sebesar 75%. Ketidak berhasilan ini disebabkan oleh beberapa kendala yang berasal dari guru maupun peneliti. Kendala-kendala ini menjadi perhatian serius dan akan diperbaiki sehingga tidak menggangu pelaksanaan penelitian pada siklus II.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada siklus II dapat dikatakan sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni komitmen guru mengikuti workshop sebesar 88,11 % > 75% dan kemampuan guru menyusun RPP sebesar 86,48% > 75%. Serta kualitas RPP Tematik sebesar 76% > 75 %. Keberhasilan ini disebabkan oleh beberapa perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan selama workshop dan model pembimbingan penyusunan RPP Tematik melalui supervisi klinis secara berkesinambungan yang dilaksanakan oleh peneliti. Perbaikan ini menjadi pendukung yang berdampak positip terhadap pemahaman guru dalam menyusun RPP.

Selanjutnya hasil refleksi akhir dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan guru kelas awal dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Hal ini jelas terlihat mulai dari kondisi awal, perubahan peningkatan pada siklus I, dan peningkatan pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini:

1.     Komitmen guru mengikuti workshop penyusunan RPP Tematik.

2.     Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik

3.     Kualitas RPP Tematik Per Sekolah Per Guru

Komitmen guru dalam mengikuti workshop penyusunan RPP Tematik dapat dilihat pada tabel berikut:

 

 

Tabel Rekapitulasi hasil pengamatan komitmen guru mengikuti workshop Siklus I dan siklus II.

No

Indikator Yang Diamati

Peningkatan antar Siklus dalam %

Siklus I

Siklus II

Peningkatan

1.

Kesanggupan mengikuti workshop

59.46

81.08

21.62

2.

Ketekunan melaksanakan workshop

72.97

89.19

16.22

3.

Semangat mengikuti workshop

75.68

91.89

16.22

4.

Aktif mengikuti workshop

56.76

78.38

21.62

5.

Kesanggupan menindaklanjuti hasil workshop

59.46

100.00

40.54

Prosentase

64.86

88.11

23.24

 

Dari tabel tersebut nampak bahwa terjadi peningkatan komitmen guru dalam menyusun RPP Tematik pada Guru se- Gugus R.A. Kartini, dari kondisi siklus I sebesar 64,89%, setelah tindakan siklus II menjadi 88,11%, sehingga terjadi peningkaant sebesar 23,24 %.

Untuk kualitas penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik mulai dari kondisi awal, setelah tindakan siklus I dan siklus II dapat dipaparkan dalam tabel berikut ini:

Tabel Kualitas RPP Tematik dari Aspek Penilaian Antar Siklus

No.

Aspek Penilaian

Hasil penilaian dalam %

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai

Sebutan

Nilai

Sebutan

Nilai

Sebutan

1

Identitas

80

B

80

B

80

B

2

Standar Kompetensi

80

B

80

B

80

B

3

Kompetensi Dasar

80

B

80

B

80

B

4

Indikator Capaian

63

C

70

C

81

B

5

Tujuan Pembelajaran

52

D

65

C

78

B

6

Materi Pembelajaran

22

D

60

C

71

B

7

Metode Pembelajaran

56

C

66

C

70

C

8

Nilai Karakter

69

C

72

B

75

B

9

Kegiatan Inti

64

C

66

C

78

B

10

Sumber Belajar

68

C

69

C

71

B

11

Teknik Penilaian

50

D

59

C

68

C

Rerata

62

C

70

C

76

B

 

Dari tabel di atas terlihat bahwa kualitas RPP Tematik yng disusun olh Guru Kelas I sampai dengan Guru Kelas IV Gugus R.A. Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara yang semula pada pra Siklus 62%, setelah dilakukan tindakan pada Siklus I menjadi 70% dan akhirnya setelh Siklus II menjadi 76%. Ini membuktikan terjadi peningkatan kualitas penyusunan RPP Tematik oleh guru menjadi berkualitas lebih baik yaitu naik sebesar 14% dari kondisi awal.

Untuk kualitas sebutan, yang semula RPP Tematik berkualitas C, setelah dilakukan tindakan dua kali menjadi berkualitas B. Dari semula ada 3 aspek berkualitas D, 5 aspek berkualitas C dan 3 aspek berkualitas B, menjadi 9 aspek berkualitas baik yaitu identitas RPP (80%), Standar Kompetensi (80%), Kompetensi Dasar (80%), Indikator Capaian (81%), Tujuan Pembelajaran (78%), Materi Pembelajaran (71%), aspek Nilai Karakter (75%), Kegiatan Inti (78%), dan aspek sumber belajar (71%) . dan tinggal 2 aspek berkualitas C yaitu metode pembelajaran dan teknik penilaian.

Selanjutnya untuk kualitas RPP per sekolah per guru dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Kualitas RPP per sekolah per guru dari data awal sampai siklus II

NO

SEBUTAN

REKAP NILAI RPP PER SEKOLAH PER GURU DALAM PROSEN

PRASIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

1

A

0

0

13.51

2

B

13.5

40.54

72.97

3

C

86.5

59.46

13.51

 

 

100

100

100

 

Dari tabel di atas, jelas terlihat bahwa peningkatan kualitas RPP Tematik yang semula belum ada yang bernilai A, setelah siklus II ada 13,51%. Nilai B yang semula 13,5% menjadi 72,97% dan yang bernilai C yang semula 86,5%, setelah Siklus II tinggal 13,51%.

Dari ketiga pembahasan tersebut di atas membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan 2 kali yaitu melalui workshop dan supervisi klinis dapat meningkatkan kualitas RPP Tematik Gugus R.A. Kartini UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

P E N U T U P

Simpulan

Dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Workshop dan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan RPP Tematik. 2)Peningkatan kinerja guru membuat RPP Tematik adalah salah satu cara meningkatnya kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Saran

Bagi sekolah:

 Agar menciptakan pembelajaran yang PAKEM, yang didukung dengan perangkat pembelajaran yang baik

Bagi Kepala Sekolah:

 Dalam melakukan tugas, pokok dan fungsi Kepala Sekolah, terutama supervisi kelas harus dilakukan tanpa menakutkan bagi guru tetapi perlu diciptakan rasa rindu dan menyenangkan bagi guru.

Bagi guru:

 Senantiasa meningkatkan wawasan dan kesadaran guru akan tugasnya, terutama dalam hal menyusun RPP, sehingga termotivasi meningkatkan kinerjanya.

Bagi peserta didik:

 Meningkatkan belajarnya dengan memperoleh dan mengalami pembelajaran yang baik sehingga mampu mengembangkan potensinya untuk meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal dan Rohmanto E. 2007. Membangun Profesional Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

            Jakarta: Depdiknas.

 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

 2007. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.

             . 2009. Dimensi Supervisi Akademik. Jakarta: Dirjen PMPTK.

 2016. Permendibud RI No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Jakarata: Depdiknas.

Glickman, C.D. (1990).Supervision of Instruction: A Developmet approech (2nd.) Boston: Allyn and Bacon.

Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.