PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN

DAN SKALA BAGI SISWA KELAS VI

SD NEGERI BANYUDONO PADA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Munarti

Guru Kelas VI SD Negeri Banyudono

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi Perbandingan dan Skala melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran di Kelas VI SD Negeri Banyudono Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VI SD Negeri Banyudono yang berjumlah 17 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil belajar pada Kondisi Awal adalah ketuntasan sebanyak7 siswa (41%) dengan ratarata sebesar 35,74. Hasil belajar pada Siklus I adalah ketuntasan sebanyak 9 siswa (53%) dengan ratarata sebesar 53,82 pada pertemuan pertama dan ketuntasan sebanyak 12 siswa (71%) dengan ratarata sebesar 60,97 pada pertemuan kedua. Hasil belajar pada Siklus II adalah ketuntasan sebanyak 12 siswa (71%) dengan ratarata sebesar 69,26 pada pertemuan pertama dan ketuntasan sebanyak 15 siswa (88%) dengan ratarata sebesar 75,88 pada pertemuan kedua. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran meningkatkan hasil belajar Matematika materi Perbandingan dan Skala.

Kata Kunci:    Problem Based Learning (PBL), Video Pembelajaran, Hasil Belajar, Matematika, Perbandingan dan Skala.

 

PENDAHULUAN

Menurut Santyasa (2008: 3) belajar dimulai dari suatu permasalahan. Polya (dalam Muhsetyo, 2008: 1.20) menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika, sehingga peserta didik mempunyai pandangan dan wawasan yang luas serta mendalam ketika menghadapi suatu masalah.

Menurut Herman (2007: 42) kenyataannya yang terjadi saat ini hasil belajar matematika siswa sangat rendah baik di jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan atas. Rendahnya hasil belajar matematika siswa menurut hasil survei IMSTEPJICA dikarenakan dalam proses pembelajaran matematika guru umumnya berkonsentrasi pada latihan penyelesaian soal. Dalam kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan konsep secara informatif memberikan contoh soal dan latihan-latihan soal. Guru merupakan pusat kegiatan sedangkan siswa dalam pembelajaran cenderung pasif. Siswa hanya mendengarkan, mencatat penjelasan dan mengerjakan soal latihan. Sehingga pengalaman belajar yang mereka dapatkan tidak berkembang.

Hudojo (dalam Saragih, 2007: 33) mengatakan bahwa sikap siswa memandang pelajaran Matematika membosankan, tidak bermanfaat dan sulit dapat jadi karena mereka tidak mengetahui manfaat materi yang dipelajarinya atau mereka tidak dapat melihat keterkaitan materi yang dipelajarinya dengan kondisi nyata yang dihadapinya. Dari pandangan Hudojo ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa saat ini pembelajaran matematika masih menekankan pada perolehan hasil dan mengesampingkan proses. Akibatnya siswa merasa tertekan, jarang mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan yang pasti siswa akan mudah lupa materi yang diberikan guru.

Berdasarkan temuan dokumen dan temuan lapangan Depdiknas mengenai aspek pelaksanaan KBM mata pelajaran Matematika di SD/MI bahwa ada beberapa masalah yang teridentifikasi dan perlu ditangani, diantaranya: 1) Pembelajaran Matematika di kelas lebih banyak mengacu kepada buku pegangan guru, jarang memperluas cakupan materi ke kehidupan nyata, sehingga pelajaran monoton dan terpaku pada apa kata buku; 2) Pelaksanaan KBM masih konvensional dengan metode kurang bervariasi, sehingga partisipasi siswa masih minim; 3) sumber belajar masih terfokus pada buku pegangan dan belum melibatkan penggunaan ICT dan lingkungan.

Permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran matematika di Kelas VI SDN Banyudono, diantaranya 1) pembelajaran kurang diawali dengan masalah nyata dan siswa kurang diarahkan untuk memecahkan soal melalui penyelidikan; 2) pada saat penyampaian materi penggunaan media sangat minim dan kurang menarik, sehingga siswa sama sekali tidak tertarik dan sibuk sendiri dengan kegiatan lainnya; 3) belum digunakan kerja secara berkelompok, sehingga siswa kebingungan saat membuat kelompok dan membuat suasana menjadi gaduh; 4) saat mengerjakan tugas siswa hanya sebagian saja yang mengerjakan, sedangkan yang lainnya bermain sendiri, karena siswa merasa bingung dengan masalah yang dimunculkan dalam soal; 5) pada saat pembelajaran, pembahasan dan menyimpulkan kendali ada pada guru, sehingga siswa minim partisipasi; 6) pemberian motivasi dari guru kepada siswa juga masih minim. Dengan keadaan tersebut, hasil pembelajaran matematika termasuk kurang. Hal ini dibuktikan pada kegiatan ulangan formatif prasiklus, dari 17 siswa, 10 diantaranya (59%) mengalami ketidaktuntasan belajar dengan nilai di bawah KKM, yaitu 62. Hanya 7 siswa (41%) yang mengalami ketuntasan belajar dengan nilai di atas KKM. Nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 80 dengan ratarata 35,74.

HmeloSilver dkk (dalam Eggen, 2012: 307) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi dan pengaturan diri. PBL adalah sebuah cara untuk membuat siswa mengambil alih tanggung jawab dalam pembelajaran mereka sendiri, sehingga keuntungan yang mereka dapat lebih luas cakupannya dan mereka bisa menyalurkan serta menambah kemampuannya seperti kemampuan berkomunikasi, kerja tim serta memecahkan masalah.

Media video pembelajaran adalah media atau alat bantu yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesanpesan pembelajaran, baik dengan menarik yang bisa berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran (Riyana, 2007). Diharapkan video pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka masalah akan dikaji melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan dan Skala bagi Siswa Kelas VI SD Negeri Banyudono Pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung di Kelas VI SD Negeri Banyudono, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian berlangsung pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari tahun 2018.

Subjek penelitian ini adalah 17 siswa yang terdiri dari 11 perempuan dan 6 lakilaki. Subjek penelitian merupakan sumber data, termasuk dokumen yang berkaitan dengan subjek penelitian itu sendiri.

Teknik pengumpulan data penelitian dengan teknik nontes dan teknik tes. Teknik nontes dengan dokumentasi. Teknik tes dengan tes. Teknik analisis data dengan teknik deskriptif komparatif. Sedangkan validasi data penelitian dengan triangulasi teknik dan diskusi dengan teman sejawat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran pada Kondisi Awal adalah 1) pembelajaran kurang diawali dengan masalah nyata dan siswa kurang diarahkan untuk memecahkan soal melalui penyelidikan; 2) pada saat penyampaian materi penggunaan media sangat minim dan kurang menarik, sehingga siswa sama sekali tidak tertarik dan sibuk sendiri dengan kegiatan lainnya; 3) belum digunakan kerja secara berkelompok, sehingga siswa kebingungan saat membuat kelompok dan membuat suasana menjadi gaduh; 4) saat mengerjakan tugas siswa hanya sebagian saja yang mengerjakan, sedangkan yang lainnya bermain sendiri, karena siswa merasa bingung dengan masalah yang dimunculkan dalam soal; 5) pada saat pembelajaran, pembahasan dan menyimpulkan kendali ada pada guru, sehingga siswa minim partisipasi; 6) pemberian motivasi dari guru kepada siswa juga masih minim. Hasil belajar adalah ketuntasan sebanyak 7 siswa (41%) dengan ratarata sebesar 35,74.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dalam kelompok dan pengamatan materi dalam media video. Kemudian siswa dan kelompoknya menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi dalam lembar kerja kelompok. Hasil lembar kerja kelompok dipajang dan dibahas bersama-sama. Hasil belajar adalah ketuntasan sebanyak 9 siswa (53%) dengan ratarata sebesar 53,82 pada pertemuan pertama dan ketuntasan sebanyak 12 siswa (71%) dengan ratarata sebesar 60,97 pada pertemuan kedua.

 

 

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II pada dasarnya adalah sama seperti pembelajaran pada Siklus I. Pembaruan pembelajaran terletak pada frekuensi pengamatan materi dalam media video yang berulang kali dan intensitas belajar dalam kelompok dengan durasi waktu yang lebih lama. Hasil belajar adalah ketuntasan sebanyak 12 siswa (71%) dengan ratarata sebesar 69,26 pada pertemuan pertama dan ketuntasan sebanyak 15 siswa (88%) dengan ratarata sebesar 75,88 pada pertemuan kedua.

Pembahasan

Penerapan Model Problem Based Learning berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran Matematika materi Perbandingan dan Skala pada Siswa Kelas VI SD Negeri Banyudono pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam belajar kelompok, dimana siswa dan kelompoknya mengamati materi dalam media video dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi dalam lembar kerja kelompok.

Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II pada dasarnya adalah sama. Komposisi kelompok tetap sama. Aktivitas belajar juga dengan urutan yang sama. Yang membedakan adalah frekuensi pengamatan materi dalam media video yang berulang kali dan intensitas belajar dalam kelompok dengan durasi waktu yang lebih lama.

Sesuai dengan tindakan dalam pembelajaran tersebut diperoleh hasil belajar yang dianalisis secara lengkap dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Analisis hasil belajar.

No

Nilai

Kondisi Awal

Pert. 1 Siklus I

Pert. 2 Siklus I

Pert. 1 Siklus II

Pert. 2 Siklus II

1

Nilai terendah

0

0

0

10

40

2

Nilai rata-rata

35,74

53,82

60,97

69,26

75,88

3

Nilai tertinggi

80

100

100

100

100

4

Ketuntasan

41%

53%

71%

71%

88%

 

Sesuai dengan analisis hasil belajar tersebut, maka hasil belajar meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan. Sesuai dengan peningkatan hasil belajar tersebut, maka hipotesis tindakan terbukti benar.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pembelajaran meningkatkan hasil belajar Matematika materi Perbandingan dan Skala bagi siswa Kelas VI SD Negeri Banyudono pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil belajar pada Kondisi Awal adalah ketuntasan sebanyak7 siswa (41%) dengan ratarata sebesar 35,74. Hasil belajar pada Siklus I adalah ketuntasan sebanyak 9 siswa (53%) dengan ratarata sebesar 53,82 pada pertemuan pertama dan ketuntasan sebanyak 12 siswa (71%) dengan ratarata sebesar 60,97 pada pertemuan kedua. Hasil belajar pada Siklus II adalah ketuntasan sebanyak 12 siswa (71%) dengan ratarata sebesar 69,26 pada pertemuan pertama dan ketuntasan sebanyak 15 siswa (88%) dengan ratarata sebesar 75,88 pada pertemuan kedua.

 

Saran

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.     Guru sebaiknya mengawali pembelajaran dengan permasalahan yang berkaitan dengan dunia nyata.

2.     Guru sebaiknya membimbing siswa dalam pengamatan terhadap materi yang terdapat dalam media video pembelajaran.

3.     Guru sebaiknya membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja kelompok.

4.     Guru sebaiknya menjalankan tugas sebagai motivator, fasilitator dan mediator dalam pembahasan hasil lembar kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.

Amir. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

—. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Artati. 2011. Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar pada Siswa Kelas III SDN 1 Sendangijo Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tidak diterbitkan.

Aqib. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Satu Nusa.

Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darussaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Djamarah. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen dan Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.

Fachruazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal UPI Edisi Khusus No.1, 7689.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Herman, T. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matemati Siswa SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXVI No. 1, Hal. 4162.

Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kustiono. 2010. Media Pembelajaran: Konsep, Nilai Edukatif, Klasifikasi, Praktek, Pemanfaatan dan Pengembangan. Semarang: UNNES Press.

Muh. Setyo. 2008. Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Munir. 2012. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung: UPI Press.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sadiman. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Saragih. 2007. Penerapan ProblemBased Learning dengan Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Forum Kependidikan, Volume 27, Nomor 1, September 2007.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Santyasa. 2008. Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. Nusa Penida: FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha. Tidak diterbitkan.

Smaldino. 2012. Instructional Technology & Media for Learning. Jakarta: Kencana.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supinah dan Sutanti. 2010. Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Trianto. 2007. Model-model Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.