STIMULASI MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING KELOMPOK B

DI TK IT UMAR BIN KHATAB

 

Yulailani Nurhana Rofi’ah 1)

Agung Prasetyo 2)

Ismatul Khasanah 3)

1) Mahasiswa PGPAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini didasari pada hasil observasi di PAUD IT Umar Bin Khatab.Pada penelitian ini ditemukan bahwa kemampuan motorik halus yang dimiliki anak masih rendah. Belum berkembangnya kemampuan motorik halus anak seperti menjumput, menabur, mengusap, mengecap. Hal ini dikarenakan kegiatan yang menunjang untuk motorik hanya diberikan satu bulan sekali saja yaitu finger painting.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh peranan finger painting terhadap motorik halus pada anak. Sedangkan fokus dalam peneliti ini kontribusi kegiatan finger painting dalam motorik halus anak kelompok B di PAUD Umar Bin Khatab. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya data dari 30 anak, peneliti mengetahui ada 7 anak yang sudah mampu mencapai semua tahapan motorik halus, 9 anak yang hanya mampu mencapai lima tahapan motorik halus, 7 anak hanya mampu mencapai empat tahapan motorik halus, dan ada 3 anak yang hanya mampu mencapai 3 tahapan motorik halus. Saran yang peneliti berikan sebaiknya orang tua harus selalu mendampingi dan ikut memberikan pembelajaran atau stimulasi secara ulang sesuai dengan yang diberikan pada saat disekolah. Hal tersebut supaya perkembangan anak dapat berkembang sesuai dengan tahapannya.

Kata kunci: finger painting, motorik halus, anak usia dini.

 

PENDAHULUAN

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Menurut Permendikbud 146, 2014:1 (dalam Lisa Amanda Fitriani, 2018). Anak usia dini menurut Yasin Musthofa (2007: 10) adalah manusia kecil sedang mengalami masa kanak- kanak awal, yaitu yang berusia antara 2 sampai 6 tahun, yang tumbuh kemampuan emosionalnya agar setelah dewasa nanti berkemungkinan besar untuk memiliki kecerdasan. Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang dikembangkan melalui PAUD meliputi fisik-motorik, intelektual, moral, emosional, sosial, bahasa, dan kreatifitas (Slamet Suyanto, 2005: 50).

Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan adalah aspek perkembangan motorik. Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, pusat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1997: 150).

Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot besar seperti berjalan, berlari, melompat, dan lain sebagainya, sedangkan motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus seperti mengecap, mengusap, menjumput, menabur, melipat dan lain sebagainya (Slamet Suyanto, 2005: 51).

Pengembangan fisik motorik merupakan salah satu perkembangan kemampuan dasar di TK. Materi kegiatan perkembangan fisik motorik mencakup kegiatan yang mengarah pada kegiatan untuk melatih motorik kasar dan halus, yang terdiri atas gerakan-gerakan jalan, lari, lompat, menempel, menggunting, melipat dan sebagainya. Perkembangan mototrik halus anak dilakukan menggunakan tangan dalam berbagai alat dan media kreatif, misalnya pensil, gunting, tanah liat, plastisin, dan lain-lain (Endang Rini Sukamti, dkk., 2010: 1).

Keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat atau media untuk kegiatan pembelajaran misalnya menggunting, menempel, menulis, menggambar, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang mencakup pemanfaatan tersebut, misalnya dengan teknik finger painting. Menggambar dengan teknik finger painting merupakan salah satu teknik menggambar. Tugas anak adalah membuat bentuk gambar sesuai dengan tema yang disediakan. Teknik finger painting pada anak TK adalah bagaimana menggambar, melukis, mengusap warna pada kertas dengan apa yang telah di sediakan dengan sesuai dengan tema yang ada.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK Umar Bin Khatab Juwana terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan motorik halus yang dilakukan terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok B menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus yang dimiliki anak masih rendah. Belum berkembangnya motorik halus anak seperti menjumput, menabur, mengusap, mengecap, mengecap. Hal ini dikarenakan kegiatan yang menunjang untuk motorik hanya diberikan saat ekstrakulikuler saja yaitu ekstrakulikuler finger painting. Motivasi yang diberikan guru kepada anak dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus juga belum maksimal.Selain itu, anak dalam kegiatan mengecap, dalam bermain warna belum optimal. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah seberapa jauh peranan finger painting terhadap motorik halus pada anak.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang berjudul Stimulasi Motorik Halus Anak melalui Kegiatan Finger Painting Anak Usia 5-6 Tahun, akan menggunakan PAUD IT Umar Bin Khatab Kecamatan Juwana Kabupaten Pati sebagai tempat untuk melakukan penelitian. Selain itu, penelitian dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber data yang ada di TK IT Umar Bin Khatab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiyono, 2015:15).

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu mendeskrispsikan tentang Stimulasi kegiatan finger painting pada anak dii PAUD IT Umar Bin Khatab dilihat dari perkembangan motorik halus pada anak. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara naratif atau dalam bentuk kata-kata, dan menggunakan pertimbangan ingin mendalami secara keseluruhan hubungan-hubungan yang ada dalam kegiatan finger painting selanjutnya menemukan hal-hal baru.Penelitian kualitatif menunjukan pada makna, kedalaman konsep, definisi, ciri, metafora, lambang dan deskripsi sesuatu.ini menggunakan jenis data kualitatif.

Prosedur Pengumpalan Data

Observasi

Penelitian ini menggunakan jenis observasi tersamar. Dalam observasi ini, peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan kepada kepala sekolah, guru, wali kelas, pendidik dan orang tua, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian.Tetapi merahasiakan penelitian ini kepada anak.Jadi anak yang diteliti tidak mengatahui tentang aktivitas peneliti (dalam Sugiyono, 2015:312).

Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interview) melalui komunikasi langsung (Yusuf,2017:372). dalam penelitian ini dilakukan face to faceinterview atau wawancara berhadap-hadapan dengan partisipan.Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara secara mendalam dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumentasi tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif (Yusuf, 2017:371). Dalam penelitian ini metode dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data informasi mengenai sejauh mana peranan motorik halus dalam kegiatan finger painting anak usia 5-6 tahun ditijau dari kegiatan finger painting di PAUD IT Umar Bin Khatab di Kabupaten Pati.

Pengecekan terhadap keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, dan triangulasi data. Namun, dalam penelitian ini, peneliti hanya meningkatkan ketekunan, dan triangulasi data sebagai berikut:

  1. Perpanjangan Pengamatan

Untuk menguju kredibilitas data penelitian.Apabila setelah dicek kembali dilapangan data sudah benar atau sesuai maka pengamatan dapat diakhiri.

  1. Meningkatkan Ketekunan

Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

  1. Triangulasi Data

Kegiatan yang dilakukan untuk menjamin keterpercayaan data yang benar dengan diperoleh dalam penelitian ini, yaitu dengan jalan: (1) triangulasi sumber, yaitu untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu informan dengan informan lainnya. (2) triangulasi teknik yaitu dengan cara mengecek kebenaran data yang diperoleh dari informan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. (3) triangulasi metode yaitu mengecek kebenaran data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan survei.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pertemuan ini anak sangat memperhatikan alat dan bahan yang dibawa oleh peneliti ketika, peneliti menjelaskan peneliti mempersilahkan anak untuk mencoba menggambar sesuai dengan intruksi yang diberikan sesuai dengan tema. Pada pertemuan ini anak bertugas membuat gambar bunga yang dibuat dari teknik mengecap dari botol bekas yang disediakan oleh peneliti dari berbagai bentuk hingga ukuran. Kemudian, anak bisa mengkreasikan batangnya dari stik es krim, dan membuat daun dari krayon yang menggunakan teknik usap abu, kemudian peneliti juga mempersilahkan anak untuk memberikan tambahan sesuai imajinasinya dan sekreatif mungkin.

Manfaat kegiatan finger painting yaitu dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan mengombinasikan warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dan memupuk keindahan.

Perkembangan motorik halus anak sangatlah penting, karena perkembangan motorik halus anak akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis dan kegiatan yang melatih kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus adalah kemampuan untuk menggunakan otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan untuk melakukan tugas tertentu, seperti menulis, menggambar dan melukis. Gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.

Berdasarkan kutipan tersebut peneliti melakukan penelitian di PAUD IT Umar Bin Khatab. Tahapan motorik halus yang muncul pada penelitian yang dilakukan peneliti yaitu: (1) Anak mampu mencoret atau membuat goresan sesuai yang diintruksikan; (2) Anak mampu membuat coretan bangun datar seperti mengambungkan beberapa bangun datar menjadi sebuah gambar rumah; (3) Anak mampu membuat coretan yang sama secara berulang seperti rumput dan gambar burung; (4) Anak mampu membuat coretan garis lurus secara horizontal dan vertikal seperti membuat dinding rumah dan sinar matahari; (5) Anak mampu menulis secara random seperti menulis kelas; (6) Anak mampu menulis namanya sendiri tetapi masih ada beberapa anak yang menuluskan namanya secara terbalik.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka, peneliti menyimpulkan bahwa dalam mengembangkan motorik halus anak, sekolah memberikan pembelajaran kegiatan finger painting sebagai salah satu upaya dalam rangka melatih motorik halus anak sejak usia dini, selalu menyenangkan, motorik anak-anakpun dapat terstimulasi dengan baikkarena dalam finger painting anak menggunakan panca indranya (tangan dalam membuat hasil karya, dimana karya tersebut sesuai dengan imajinasi dan kreativitasnya dalam membuat sebuah bentuk.

Guru menyediakan media tambahan dalam kegiatan ini yaitu diantaranya dengan media botol bekas, krayon dan stik es krim dengan harapan agar anak mau berkreasi dan berekrsporasi terhadap kegiatan finger painting ini. Dalam kegiatan finger painting anak bisa belajar: (1) anak belajar mengembangkan motorik halusnya; (2) anak berani mengembangkan idenya; (3) anak belajar mencoba hal yang baru; (4) anak belajar tentang warna; (5) anak belajar mandiri dan bertanggung jawab atas tugasnya; (6) motorik anak terstimulasi; (7) anak mengembangkan imajinasinya dan menuangkan dalam bentuk karya.

Peneliti mendapatkan hasil penelitian kontribusi finger painting dalam motorik halus anak dengan baik dibuktikan dengan gambar yang dibuat anak selama penelitian berlangsung.

Berdasarkan kesimpulan di atas, agar motorik halus bisa lebih optimal maka peneliti memberi saran:

  1. Anak

Memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi terhadap lingkungan untuk merangsang motorik halusnya.

  1. Guru

Guru lebih mengenalkan media finger painting kepada anak, agar anak lebih mengetahui tentang kegiatan tersebut, dan guru diharapkan bisa memberikan materi pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan perkembangan motorik halus anak dan tumbuh kembang anak.

  1. Sekolah

Memberikan fasilitas kepada guru untuk terus berinovasi dalam kegiatan pembelajaran agar pembelajaran dan perkembangan anak bisa berjalan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Lisa Amanda. 2018. Analisis Kreativitas Pada saat Kegiatan Finger Painting Usia 4-5 Tahun Di PAUD Tunas Jaya. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas PGRI Semarang.

Sugiyono, 2016.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.