PENERAPAN STRATEGI DIRECT READING THINKING ACTIVITY

UNTUK MENINGKATKAN HASIl BELAJAR KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V

SDN 1 BAKAH TAHUN 2018/2019

 

Kiswati

SDN 1 Bakah Kecamatan Kunduran

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bagi siswa kelas V SDN 1 Bakah tahun pelajaran 2018/2019 melalui strategi Direct Reading Thinking Activity. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Bakah Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 17 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dibagi dalam 2 siklus. Dalam pelaksanaan tindakan, dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis. Hasil penelitian menunjukkan penerapan strategi Direct Reading Thinking Activity dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman bagi siswa kelas V SDN 1 Bakah. Hal ini dapat dilihat dari data yang dihimpun selama penelitian. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal yaitu dari nilai rata-rata 64,71 menjadi 77,65 pada kondisi akhir. Tingkat ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari 47,06% pada kondisi awal menjadi 88,24% pada kondisi akhir.

Kata Kunci: hasil belajar, membaca pemahaman, strategi Direct Reading Thinking Activity

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

Burns, dkk., (dalam Rahim 2007:1) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Belajar membaca merupakan usaha terus menerus yang dilakukan seseorang, dan anak-anak yang menyadari akan tingginya nilai (value) dari kegiatan membaca dalam pribadinya akan lebih giat membaca dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca. Keterampilan membaca dan menulis, terutama keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa di sekolah dasar karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di sekolah dasar dan lingkungan sekitar.

Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yang dalam hal ini juga sebagai guru kelas V SDN 1 Bakah pada pembelajaran sebelumnya, untuk kegiatan membaca cerita di kelas V diperoleh persentase ketuntasan 47,06% (8 siswa) yang mencapai KKM 70 dan sisanya 52,94% (9 siswa) nilainya masih di bawah KKM. Hal tersebut terjadi karena strategi yang digunakan oleh guru di kelas hanya menggunakan buku utama sebagai bahan untuk mengajarkan materi tentang membaca intensif, sehingga secara tidak langsung siswa hanya diminta membaca apa yang ada di buku utama tanpa ada penjelasan lainnya dari guru. Akibatnya siswa juga terlihat kurang antusias dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan strategi Direct Reading Thinking Activity (DRTA).

Strategi Direct Reading Thinking Activity (DRTA) memfokuskan keterlibatan siswa dengan bahan bacaannya. Stauffer (dalam Rahim, 2007:47) juga menjelaskan bahwa guru dapat memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Strategi DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum, yaitu guru mengamati anak-anak ketika mereka membaca dalam rangka mendiagnosis kesulitan dan menawarkan bantuan ketika siswa sulit berinteraksi dengan bahan bacaan.

Dengan strategi ini diharapkan siswa akan dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Devine dalam Ngadiso (2003: 1) memberikan definisi membaca pemahaman adalah proses menggunakan informasi sintaks, semantik, dan retoris yang terdapat dalam teks tertulis yang tersusun dalam pikiran pembaca dengan menggunakan pengetahuan umum yang dimiliki, kemampuan kognitif, dan penalaran. Selanjutnya pembaca merumuskan hipotesis sebagai perwujudan dari pesan yang tersurat dari teks. Definisi Ngadiso tersebut menjelaskan bahwa dalam memahami bacaan, pembaca membangun pengetahuan baru dengan menghubungkan penalaran dan pengetahuan yang telah diketahui.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan strategi Direct Reading Thinking Activity dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia kompetensi keterampilan membaca pemahaman bagi siswa kelas V SDN 1 Bakah tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian adalah; 1) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi Direct Reading Thinking Activity (DRTA) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN 1 Bakah tahun pelajaran 2018/2019; dan 2) Mendeskripsikan hasil belajar membaca pemahaman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi Direct Reading Thinking Activity (DRTA) di kelas V SDN 1 Bakah tahun pelajaran 2018/2019.

Manfaat Penelitian

            Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain:

1.     Meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan berbagai strategi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2.     Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi keterampilan mambaca pemahan.

3.     Meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN 1 Plosorejo Kecamatan Kunduran khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

KAJIAN PUSTAKA

Strategi Direct Reading Thinking Activity

Terdapat beberapa strategi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Tidak terkecuali dalam proses pembelajaran membaca. Pemilihan strategi sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca. Menurut Rahim (2007:36) pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks. Dalam strategi pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat strategi membaca Direct Reading Thinking Activity (DRTA) yang diharapkan mampu menjembatani permasalahan dalam proses belajar membaca. Strategi DRTA ini merupakan penyempurnaan strategi sebelumnya yaitu, Direct Reading Activity (DRA). Melalui strategi DRTA ini, diharapkan tidak hanya mampu mendorong minat baca siswa melainkan siswa dituntut untuk memberikan prediksi dari sebuah cerita dan mengambil kesimpulan dari cerita yang diberikan oleh guru. Menurut Stauffer (dalam Rahim, 2007:47) menjelaskan bahwa guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan strategi ini siswa dituntut menebak jalan cerita melalui gambar yang diberikan oleh guru. Langkah ini merupakan cara guru untuk melatih metakognitif siswa yang berpikir sesuai dengan pikirannya sendiri tanpa dibatasi oleh guru.

Hasil Belajar

Dimyati dan Mujiono (2000:3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran dengan proses evaluasi hasil belajar.

Hal serupa dikemukakan oleh Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang setelah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Bundu, 2006:15).

Surya (2001: 20) mengemukakan selain untuk mengetahui keberhasilan belajar, penilaian ini digunakan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Penilaian ini memiliki arti penting, baik bagi guru maupun siswa. Bagi siswa, penilaian dapat memberikan informasi tentang sejauh mana penguasaan materi yang telah disajikan. Bagi guru, penilaian dapat digunakan sebaagai petunjuk mengenai keadaan siswa, materi yang diajarkan, metode yang tepat dan umpan balik untuk proses belajar mengajar selanjutnya. Nilai yang diperoleh setelah proses belajar mengajar disebut sebagai hasil belajar.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar yang telah dialami siswa baik berupa sikap maupun tingkah laku dan indikator ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini mencakup tiga ranah, yaitu: (a) kognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman (b) afektif meliputi sikap dan partisipasi, dan (c) Psikomotor meliputi keterampilan dan kreativitas.

Membaca Pemahaman

Iskandarwassid, dkk. (2011:245) menyatakan bahwa keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Dikatakan unik karena tidak semua manusia dapat melakukan dengan baik dan benar, walaupun telah memiliki keterampilan membaca, mampu mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan dirinya atau hahkan menjadikannya budaya bagi dirinya sendiri. Dikatakan penting bagi pengembangan pengetahuan karena persentase transfer ilmu pengetahuan terbanyak dilakukan melalui membaca.

Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks (Iskandarwassid, dkk, 2011:246). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memahami atau menangkap gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bahan bacaan dengan benar. Dengan demikian, kegiatan membaca bukanlah suatu kegiatan yang sederhana seperti apa yang diperkirakan oleh siswa atau seseorang yang hanya sekedar membaca. Dalam pambelajaran di sekolah dasar siswa diberikan sebuah teks cerita, lalu membaca, dan setelah itu diukur dengan kemampuan membaca sederet pertanyaan yang disusun mengikuti teks tersebut sebagai alat evaluasi, untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.

Pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian (Soedarso, 2001:58). Untuk memahami itu perlu: (1) menguasai perbendaharaan katanya, (2) akrab dengan struktur dasar dalam penulisan (kalimat, paragraf, tata bahasa).

Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan: (1) mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan ang mudah dipahami, dan (2) mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan menghubungkan pengalaman atau konteks yang dialami.

Pemahaman bacaan merupakan komponen penting dalam suatu aktivitas membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman atas bacaan dapat meningkatkan keterampilan atau kepentingan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan-tujuan tertentu yang telah ditentukan atau hendak dicapai. Menurut Palawija (2008:1), mengemukakan bahwa “…pemahaman merupakan kemampuan untuk membaca dan memahami tulisan”. Hal ini dapat dimaklumi karena pemahaman merupakan esensi dari kegiatan membaca. Dengan demikian, apabila seseorang setelah melakukan aktivitas membaca dapat mengambil pesan dari bacaan, maka proses tersebut dikatakan berhasil. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang setelah melakukan kegiatan membaca tetapi belum dapat mengambil pesan yang disampaikan oleh penulis, maka proses tersebut belum berhasil.

Goodman (dalam Slamet, 2003:78) mengungkapkan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca yang mana proses merekonstruksi pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses-proses pembentukkan dan pengujian hipotesis. Artinya pada saat membaca seseorang melakukan proses penggalian pesan dari teks. Kemudian dengan berinteraksi dengan makna yang terdapat di dalam teks tersebut, pembaca membuat dan menguji hipotesis. Hasil dari pengujian hipotesis tersebut dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan mengenai pesan yang disampaikan oleh penulis.

Devine (dalam Ngadiso, 2003:1) memberikan definisi membaca pemahaman adalah proses menggunakan informasi sintaks, semantik, dan retoris yang terdapat dalam teks tertulis yang tersusun dalam pikiran pembaca dengan menggunakan pengetahuan umum yang dimiliki, kemampuan kognitif, dan penalaran. Selanjutnya pembaca merumuskan hipotesis sebagai perwujudan dari pesan yang tersurat dari teks. Definisi Ngadiso tersebut menjelaskan bahwa dalam memahami bacaan, pembaca membangun pengetahuan baru dengan menghubungkan penalaran dan pengetahuan yang telah diketahui.

Seseorang yang melakukan kegiatan membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan (Rahim, 2007:11). Sim, dkk., (1982:5) menyatakan bahwa tujuan membaca adalah memahami atau menangkap informasi/gagasan penting, mendapatkan ide berdasarkan penjelasan dan contoh, dan membuat prediksi. Apabila dianalisis tujuan membaca Sim, dkk., di atas sejalan dengan pendapat Greane dan Patty sebagaimana dikutip oleh Tarigan (1985:37) bahwa tujuan membaca pemahaman diantaranya: (1) menemukan ide pokok kalimat, paragraf, wacana, (2) memilih butir-butir penting, (3) menentukan organisasi bacaan,(4) menarik kesimpulan, (5) menduga makna dan meramalkan dampak-dampak, (6) merangkum apa yang telah terjadi, (7) membedakan fakta dan pendapat, dan (8) memperoleh informasi dari aneka sarana khusus seperti ensiklopedia, atlas, peta dan sebagainya.

Kerangka Berpikir                     

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 1 Bakah, pada kompetensi membaca pemahaman masih sangat rendah hasil belajarnya. Pembelajaran yang dilakukan guru hanya memberikan bacaan kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca dan memahami isinya. Penerapan strategi Direct Reading Thinking Activity mengharuskan siswa memprediksi dan mengambil kesimpulan dari suatu bacaan. Dengan kegiatan ini minat siswa akan semakin meningkat karena siswa dihadapkan pada suatu kegiatan yang menuntut analisa dan daya imajinasi yang tinggi. Dengan peningkatan minat siswa dalam kegiatan membaca, pemahaman siswa terhadap suatu bacaan akan semakin meningkat.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: penerapan strategi Direct Reading Thinking Activity dapat meningkatkan hasil belajar pada keterampilan membaca pemahaman bagi siswa kelas V SDN 1 Bakah tahun pelajaran 2018/2019.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Bakah Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Waktu penelitian selama 4 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai dengan November 2018 dengan memberikan perlakuan sesuai dengan skenario pelaksanaan tindakan yang telah disusun dan disesuaikan dengan jadwal pelajaran secara rutin. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Bakah tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 17 siswa dengan rincian 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dan tes. Pada kegiatan observasi, peneliti dibantu teman sejawat melakukan pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran. Alat yang digunakan dalam kegiatan observasi adalah lembar observasi. Pada teknik pengumpulan data dengan tes dilakukan di akhir siklus dengan memberikan butir soal kepada siswa. Butir soal yang diberikan terlebih dahulu disiapkan dengan menyusun kisi-kisi sesuai dengan indikator keterampilan membaca pemahaman. Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan yang dijadikan objek penelitian, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini digunakan indikator kinerja. Penelitian ini dianggap berhasil apabila pada kondisi akhir ketuntasan belajar siswa mencapai 80%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Pembelajaran Pra Siklus menunjukkan pemahaman siswa atas bacaan yang dibacanya masih sangat rendah.

Dari data yang dikumpulkan, perolehan nilai dalam tes membaca pemahaman adalah: 1 siswa mendapat nilai 40; 3 siswa mendapat nilai 50; 5 siswa mendapat nilai 60; 4 siswa mendapat nilai 70; 3 siswa mendapat nilai 80; dan 1 siswa mendapat nilai 90. Dari hasil ini diperoleh nilai rata-rata 64,71.

Hasil tes pra siklus di atas bisa dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuntas belajar dan tidak tuntas belajar.

Dari tes kompetensi membaca pemahaman yang dilakukan hanya 8 siswa dari 17 siwa kelas V yang tuntas belajar atau ketuntasan klasikalnya adalah 47,06%. Masih terdapat 9 siswa atau 52,94% yang belum tuntas belajar.

Rendahnya hasil belajar membaca pemahaman karena strategi yang digunakan oleh guru di kelas hanya menggunakan buku utama sebagai bahan untuk mengajarkan materi tentang membaca intensif, sehingga secara tidak langsung siswa hanya diminta membaca apa yang ada di buku utama tanpa ada penjelasan lainnya dari guru. Akibatnya siswa juga terlihat kurang antusias dalam pembelajaran.

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada bulan September 2018. Pembelajaran Siklus I sudah menerapkan Startegi Direct Reading Thinking Activity (DRTA). Dalam Strategi Direct Reading Thinking Activity (DRTA) memfokuskan keterlibatan siswa dengan bahan bacaannya. Siswa terlibat langsung dalam merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara yang berkaitan denga bacaan yang dibaca siswa.

Pada akhir pembelajaran dilakukan ulangan harian untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa setelah diterapkan Strategi (DRTA).

Perolehan nilai dalam ulangan kompetensi membaca pemahaman adalah: 2 siswa mendapat nilai 50; 4 siswa mendapat nilai 60; 5 siswa mendapat nilai 70; 3 siswa mendapat nilai 80; 2 siswa mendapat nilai 90; dan 1 siswa mendapat nilai 100. Dari hasil ini diperoleh nilai rata-rata 71,18.

Hasil belajar siklus I di atas bisa dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuntas belajar dan tidak tuntas belajar.

Dari tes kompetensi membaca pemahaman yang dilakukan, ketuntasan belajar pada siklus I mencapai 64,71% (11 siswa). Sementara 35,29% (6 siswa) masih belum tuntas belajar.

Siklus II

Pada Siklus II yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2018, Peneliti masih menerapkan Startegi Direct Reading Thinking Activity (DRTA). Pada pembelajaran Siklus II siswa tampak lebih aktif. Dengan dilibatkannya siswa dalam menganalisis suatu bacaan membuat sswa merasa tertantang. Siswa berusaha agar hasil yang dicapainya bisa maksimal.

Perolehan nilai dalam ulangan kompetensi membaca pemahaman adalah: 1 siswa mendapat nilai 50; 1 siswa mendapat nilai 60; 6 siswa mendapat nilai 70; 4 siswa mendapat nilai 80; 3 siswa mendapat nilai 90; dan 2 siswa mendapat nilai 100. Dari hasil ini diperoleh nilai rata-rata 77,65.

Hasil belajar siklus II di atas bisa dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuntas belajar dan tidak tuntas belajar.

Dari tes kompetensi membaca pemahaman yang dilakukan, ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 88,24% (15 siswa). Sementara hanya tinggal 11,76% (2 siswa) yang masih belum tuntas belajar

Pembahasan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II, data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif komparatif. Data hasil belajar membaca pemahaman mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, sebelum peneliti menerapkan Strategi Direct Reading Thinking Activity, ketuntasan belajar siswa adalah 47,06% atau 8 siswa tuntas. Pada siklus I, ketuntasan belajar meningkat menjadi 64,71% atau 11 siswa tuntas. Pada siklus II kembali terjadi peningkatan ketuntasan belajar menjadi 88,24% atau 15 siswa tuntas.

Selain tingkat ketuntasan belajar, nilai rata-rata siswa juga mengalami penigkatan pada setiap silus pembelajaran. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa pada kompetensi membaca penahaman adalah 64,71. Pada pembelajaran siklus I,nilai rata-rata menigkat menjadi 71,18. Pembelaaran siklus II kembali dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa menjadi 77,65.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan mulai dari pembelajaran pra siklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Direct Reading Thinking Activity dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia kompetensi keterampilan membaca pemahaman bagi siswa kelas V SDN 1 Bakah tahun pelajaran 2018/2019 dari 47,06% siswa tuntas belajar pada kondisi awal menjadi 88,24% siswa tuntas belajar pada kondisi akhir.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan di atas antara lain:

1.     Dalam menerapkan strategi DRTA untuk meningkatan pemahaman untuk lebih memberikan bimbingan dan arahan step by step secara berulang-ulang, sehingga siswa lebih paham maksud dan arah aktivitas belajar yang dilakukan.

2.     Dalam penerapan strategi DRTA ini, sekolah diharapkan untuk memberikan fasilitas penunjang yang dapat membantu proses pembelajaran.

3.     Bagi peneliti lain yang mencoba menerapkan strategi DRTA, perlu kiranya untuk memperhatikan kendala-kendala di lapangan seperti yang terurai pada pembahasan. Dimana peneliti perlu untuk memperhatikan bagaimana cara memfokuskan dan mempersiapkan siswa agar bisa mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun

 

DAFTAR PUSTAKA

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas

Hamalik, Oemar. 2006. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mujiyanto, dkk. 2000. Statistik. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya

Ngadiso. 2003. Pembelajaran Membaca di SD. Bandung: PT Refika Aditama

Palawija. 2008. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sim, dkk., 1982. Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Slamet. 2003. Teknik menulis dan membaca di SD. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soedarso. 2001. Strategi Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu

Surya HM. 2001. Kapita selekta Kependidikan SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka