Student Facilitator and Explaining Media Pejuang Gatal Meningkatkan Kolaborasi dan Prestasi Belajar
METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
DENGAN MEDIA PEJUANG GATAL
DAPAT MENINGKATKAN KOLABORASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TLAGA
Arif Setiya Pramono
Guru SD Negeri 3 Tlaga UPT Dindikpora Kecamatan Punggelan
ABSTRAK
Kolaborasi dan prestasi siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga pembelajaran Matematika tergolong rendah. Hanya 9 siswa atau 39% yang mencapai ketuntasan belajar dari 23 siswa. Best practice ini dilakukan di kelas III semester 2 SD Negeri 3 Tlaga Kecamatan Punggelan Tahun Pelajaran 2017/2018. Strategi untuk mengatasinya yakni dengan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal. Tujuan best practice adalah meningkatkan kolaborasi dan prestasi belajar IPS materi Jenis-Jenis Uang. Data best practice adalah data tentang kolaborasi dan prestasi belajar. Teknik pengumpulan data melalui metode tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan metode deskriptif komparatif. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil dengan menerapkan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal: kemampuan kolaborasi kategori tinggi berjumlah 20 siswa atau 87%, 1 siswa atau 4,3% kategori sedang, 2 siswa atau 8,7% kategori rendah dan rata-rata 23,3 pada kondisi awal menjadi rata-rata 36 berkategori tinggi pada kondisi akhir. Prestasi belajar IPS kondisi awal rata-rata 64 dengan ketuntasan belajar 39% menjadi rata-rata 92 dengan ketuntasan belajar 91% pada kondisi akhir. Hasil analisis data dan pembahasan hasil best practice sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dapat meningkatkan kemampuan kolaborasi dan prestasi belajar siswa.
Kata kunci: kolaborasi, prestasi belajar, metode Student Facilitator and Explaining, dan media pejuang gatal
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran IPS seringkali diabaikan oleh siswa dikarenakan materinya terdiri dari materi-materi yang memerlukan hafalan semata. Namun hal yang membuat tidak tertarik terhadap mata pelajaran IPS yakni seringkali siswa dijejali materi pelajaran mengakibatkan siswa menjadi bosan. Materi pelajaran IPS yang seharusnya dapat diajarkan dengan mengenal dan mempelajarinya secara langsung namun kenyataannya terkadang siswa hanya mengetahuinya melalui ceramah yang dilakukan guru. Untuk itu perlu adanya terobosan baru agar anak semangat dan termotivasi untuk belajar IPS. Berawal dari ada yang menarik perhatian siswa merupakan hal yang semestinya dilakukan oleh guru. Hal tersebut perlu dilakukan salah satunya degan menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Pendidikan abad 21 yang memiliki ciri-ciri diantaranya adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan pembelajaran menekankan kerja sama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Dalam belajar IPS diperlukan suatu kolaborasi yang menunjukkan kerjasama, dan tanggung jawab terhadap masalah yang sedang dihadapi dan berusaha memecahkan masalah secara bersama-sama. Ada hubungan kerjasama, saling membantu antar siswa sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan karena pada dasarnya siswa membutuhkan bantuan agar dapat membuat mereka memahami masalah atau kesulitan dalam pembelajaran. Dengan berkolaborasi maka akan memahamkan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Dengan berkolaborasi siswa akan terbiasa hidup berdampingan dan bekerjasama sehingga setelah siswa menyelesaikan belajarnya di sekolah mereka akan selalau mengembangkan kolaborasi dalam menghadapi tantangan kehidupan. Menurut UNESCO (1996) dalam Hasan, dkk (2016) ada tantangan universal yang harus dihadapi yang dikenal dengan empat pilar belajar (four pillars of learning), yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk bekerja (learning to do), belajar untuk hidup berdampingan dan berkembang bersama (learning to live together), dan belajar untuk menjadi manusia seutuhnya (learning to be). Pembelajaran IPS belum menggunakan model atau metode pembelajaran yang menarik. Kolaborasi dan prestasi sebagian besar siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga dalam proses pembelajaran IPS tergolong rendah. Studi pendahuluan tentang mata pelajaran IPS. Hasil kolaborasi dan tes prestasi belajar siswa rendah. Hal ini dibuktikan hanya ada 9 siswa atau 39% yang mencapai ketuntasan belajar dari 23 siswa. Sehingga perlu adanya suatu model atau metode dan media/alat peraga yang bisa memotivasi mereka untuk berkolaborasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Metode pembelajaran yang digunakan untuk menarik perhatian siswa untuk berkolaborasi dengan siswa yang lain diantaranya yaitu Student Facilitator and Explaining. Gagasan dasar dari metode pembelajaran ini adalah bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya. Students Facilitator and Explaining merupakan rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2015:228).
Berdasarkan uraian di atas, penulis berusaha untuk melakukan inovasi pembelajaran dalam rangka meningkatkan kolaborasi dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga dengan langkah melakukan Best Practice dengan judul “Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dapat Meningkatkan Kolaborasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 3 Tlaga Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam best practice ini adalah 1) Bagaimana penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dapat meningkatkan kolaborasi siswa terhadap mata pelajaran IPS materi Jenis-Jenis Uang siswa kelas III semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018?; 2) Bagaimana penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Jenis-Jenis Uang siswa kelas III semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018?
TINJAUAN PUSTAKA
Kolaborasi
Kolaborasi adalah bentuk kerja-sama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat (CIFOR/PILI, 2005). Jonathan (2004) mendefinisikan kolaborasi sebagai proses interaksi di antara beberapa orang yang berkesinambungan (http://konselingnur.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_25.html ).
Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha menggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan. Kolaborasi juga dimaknai sebagai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, dan tanggung jawab dimana pihak-pihak yang berkolaborasi memiliki tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat (http://diklat.jogjaprov.go.id)
Berdasarkan pendapat di atas bahwa kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait dalam usaha menggambungkan pemikiran sebagai bentuk kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, dan tanggung jawab yang memiliki tujuan yang sama.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pencapaian seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang berupa nilai, pengakuan, penghargaan, kegairahan untuk menyelidiki atau mengartikan sesuatu. (Pramono, 2018:17).
Menurut Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi) (http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/)
Prestasi belajar siswa adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara. 2009:11). Menurut Hetika ( 2008: 23 ), Prestasi Belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Sedangkan Harjati (2008:43), menyatakan bahwa Prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984: 4), mengemukakan bahwa: Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu (https://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/prestasi-belajar-siswa-pengertian-dan.html)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pencapaian atau kecakapan seseorang yang ditampakkan dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat selama masa tertentu.
Metode Student Facilitator and Explaining
Pengertian Metode Student Facilitator and Explaining
Menurut Anita Lie (2002: 22) metode Student Facilitator and Explaining merupakan metode dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa yang lain. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar (Trianto,2007:41) (http://abdulgopuroke.blogspot.com/2017/03/Model-pembelajaran-student-facilitator-and-explaining.html).
Menurut Suprijono (2009) Student Facilitator and Explaining mempunyai arti metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Student facilitator and Explaining adalah metode yang dilakukan siswa dengan menyampaikan, mengkomunikasikan/ mempresentasikan pendapat kepada siswa yang lain dengan tujuan agar siswa aktif, meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar.
Sintak Metode Student Facilitator and Explaining
Sintak Student Facilitator and Explaining adalah sebagai berikut
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan atau peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran atau acak.
4. Guru menyimpulkan ide atau pendapat siswa
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6. Penutup (Huda, 2015:228).
Kelebihan Metode Student Facilitator and Explaining
Kelebihan Metode Student Facilitator and Explaining antara lain:
1. Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret
2. Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi
3. Melatih siswa untuk menjadi guru, karena siswa diberi kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah didengar
4. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar
5. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan (Huda, 2015:229).
Media Pejuang Gatal
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, dkk, 2014:121). Sedangkan menurut Brigg dalam Ngalimun, dkk (2016:57) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang belajar, misalnya media cetak, media elektronik (film dan video).
Media dijadikan alat bantu untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan adanya media akan menarik perhatian siswa, mengaktifkan siswa sehingga menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik.
Dalam pembelajaran IPS dibutuhkan alat bantu berupa media yang bisa membuat siswa lebih memahami dan menarik perhatian siswa. Selain itu untuk mengurangi penyampaian menggunakan ceramah yang sering dilakukan dalam belajar IPS. Salah satu cara untuk membuat siswa tertarik dan memahami materi IPS yakni materi Jenis-Jenis Uang yakni dengan menggunakan media Pejuang Gatal (Pembelajaran Jenis-Jenis Uang Giral dan Kartal).
PEMBAHASAN
Ide Dasar Rancangan Best Practice
Siswa usia Sekolah Dasar senang sekali menonton tayangan kartun di televisi. Hal ini disebabkan sesuai dengan imajinasi mereka. Sehingga tokoh kartun yang ada di televisi dijadikan alat peraga seperti halnya acara anak kartun “Spongebobâ€. Sesuai dengan imajinasi anak yakni dunia bermain dengan memadukan alat peraga dengan menambahkan pemain kartun Spongebob kemudian bermain mencari, dan menempelkan kartu. Dengan harapan dapat menarik perhatian siswa agar mereka termotivasi dan menyukai proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam hal ini untuk memahami jenis-jenis uang giral dan kartal tidak bisa hanya memperkenalkan dijelaskan dengan ceramah tapi perlu adanya peraga yang bisa membantu peserta didik memahami lebih cepat dan lebih baik. Sehingga dibuatlah alat peraga berupa “Pejuang Gatalâ€. “Pejuang Gatal†merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian siswa dalam belajar IPS. “Pejuang Gatal†adalah pembelajaran jenis-jenis uang giral dan kartal.
Cara pembuatan “Pejuang Gatal†yang terbuat dari kardus bekas dan kertas manila cukup mudah yakni 1) edit gambar dengan laptop sesuai ukuran yang dinginkan, cetak menggunakan printer kemudian potong gambar jenis-jenis uang giral dan kartal, 2) siapkan kardus bekas untuk membuat kartu kemudian buat pola dengan menggunakan pengaris dengan ukuran 13 cm x 10 cm dan potong menurut polanya, 3) tempelkan gambar atau tulisan jenis-jenis uang giral dan kartal ke kardus yang telah dipotong menggunakan lem, 4) pada bagian bawah kartu diberi double tip untuk menempelkan, 5) siapkan kertas buffalo kemudian gunting menurut pola gambar atau tulisan tentang jenis-jenis uang giral dan uang kartal, 6) siapkan kardus bekas berukuran 150 cm x 100 cm rapikan pinggirannya sehingga membuat bangun persegi panjang, 7) buatlah pola tangan Spongebob menggunakan kertas kardus dengan menggunakan spidol atau bulpoin kemudian gunting pola kaki tersebut, 8) buatlah pola kaki Spongebob menggunakan kertas kardus dengan menggunakan spidol atau bulpoin kemudian gunting pola kaki tersebut, 9) tempelkan tangan dan kaki Spongebob pada kertas kardus yang berbentuk persegi panjang, 10) siapkan kertas manila buat pola baju Spongebob dan potong menggunakan gunting, 11) tempelkan baju Spongebob pada kardus menggunakan lem atau double tip, 12) buatlah pola mata dan mulut Spongebob menggunakan laptop dan cetak kemudian potong menurut polanya menggunakan gunting, 13) tempelkan mata dan mulut Spongebob menggunakan lem atau double tip, 14) tempelkan judul alat peraga Uang pada kardus menggunakan lem atau double tip di belakang/punggung Spongebob, 15) tempelkan kertas manila yang telah dibuat tentang jenis-jenis uang giral dan kartal menggunakan lem atau double tip, dan 16) alat peraga di bagian atas diberi kawat dan siapkan benang untuk menggantungkannya.
Sudjana (1991) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut: 1) penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, 2) penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru, 3) media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran, 4) penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa, 5) penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru, dan 6) penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi (Djamarah, dkk, 2014:134).
Media “Pejuang Gatal†ini merupakan salah satu cara guru sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, untuk menarik perhatian siswa untuk belajar sesuai dengan imajinasi anak, termotivasi untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan dapat menanamkan konsep lebih baik, dan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Sehingga dapat mewujudkan belajar yang bermakna bagi siswa dan menghasilkan hasil yang lebih baik. Karena media ini menggunakan tokoh kartun yang sering ditonton oleh siswa. Dengan menggunakan tokoh Spongebob diharapkan siswa lebih mudah untuk mempelajari dan memahami pelajaran sehingga siswa dapat mendapatkan prestasi yang lebih baik pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis uang giral dan kartal Kelas III Sekolah Dasar.
Student Facilitator and Explaining (Shohimin, 2014:183) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. Sedangkan menurut Huda (2013:228) Student Facilitator and Explaining merupakan penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada semua siswa (http://pgsdblog.blogspot.com/2015/10/model-student-facilitator-and-explaining.html).
Pembelajaran dengan Student Facilitator and Explaining dapat memberikan pengaruh kepada interaksi siswa dengan mengungkapkan pendapatnya kepada teman-temannya dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. Dengan memadukan metode Student Facilitator and Explaining dan media Pejuang Gatal diharapkan dapat meningkatkan interaksi siswa, kolaborasi siswa, pemahaman siswa terhadap materi Jenis-Jenis Uang dan meningkatkan prestasi belajar siswa
Prosedur Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan best practice ini dilakukan di SD Negeri 3 Tlaga Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPS. Waktu pelaksanaan best practice sebagai berikut: 1) pertemuan 1 : hari Rabu tanggal 30 Mei 2018; 2) pertemuan 2: hari Kamis tanggal 31 Mei 2018. Kompetensi Dasar: 2.4 Mengenal Sejarah Uang
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan dengan karakteristik siswa memiliki potensi dan kompetensi yang heterogen.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunta, 2002: 107). Pada bagian data dan cara pengumpulannya ini ditujukan dengan jelas data yang akan dikumpulkan yang berkaitan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang akan dipakai sebagai dasar untuk menilai keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Data tersebut akan digali dari berbagai sumber dan jenis data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini. Sumber data pada penelitian best practice ini yang digunakan adalah:
1) Sumber data siswa meliputi: data tentang kemampuan kolaborasi, data tentang prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dan data tentang penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal; 2) Sumber data guru meliputi data keterampilan guru merencanakan perbaikan pembelajaran dan keterampilan melaksanakan perbaikan pembelajaran, proses pembelajaran seperti interaksi pembelajaran, implementasi Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal; 3) Sumber data kolaborator meliputi pengamatan penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dan hasil refleksi bersama guru.
Teknik merupakan cara mengumpulkan data sedangkan alat pengumpulan data merupakan instrumen yang digunakan mengambil data. Banyak cara yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi: teknik tes, teknik pengamatan, teknik wawancara, teknik dan dokumen. Pada penelitian ini teknik dan alat pengumpulan data menggunakan teknik tes, teknik pengamatan dan teknik dokumentasi.
Langkah yang dilakukan dalam menyusun tes prestasi belajar mata pelajaran IPS meliputi: 1) menyusun kisi-kisi, 2) menyusun butir soal, 3) menyusun lembar jawab, 4) menyusun kunci jawaban, 5) menyusun norma penilaian dan tabel penilaian. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar mata pelajaran IPS lembar tes prestasi yang terdiri dari 10 pilihan ganda, dan 5 isian.
Pengamatan yang digunakan dalam best practice ini meliputi pengamatan tentang kemampuan minat, pengamatan tentang penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal, dalam proses pembelajaran dan pengamatan perilaku peserta didik. Langkah yang dilakukan dalam menyusun instrumen kolaborasi meliputi: 1) kisi-kisi, 2) butir pernyataan, 3) lembar angket/questioner. Instrumen yang digunakan untuk mengamati variabel kolaborasi menggunakan lembar pengamatan kolaborasi terdiri dari aspek/indikator, yaitu: 1) Siswa mengerjakan tugas secara bersama-sama, 2) Siswa menyiapkan laporan presentasi secara bersama-sama, 3) Siswa terlibat aktif dalam bekerja kelompok, 4) Siswa bersedia membantu dalam kelompok yang mengalami kesulitan, 5) Siswa bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan, 6) Siswa mengerjakan tugas yang telah dibebankan, 7) Siswa berkesempatan memecahkan masalah yang sama dalam kelompok, 8) Siswa berkesempatan memberikan masukan/pendapat, 9) Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan target kualitas yang telah ditentukan, dan 10) Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan tentang penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dilakukan saat proses pembelajaran yaitu alat penilaian kemampuan guru mengajar APKG 2 terdiri dari 3 aspek, yaitu 1) aspek kegiatan awal, 2) aspek kegiatan inti, 3) aspek kegiatan penutup. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan perilaku peserta didik berupa anekdotal deskripsi pembelajaran penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal terdiri dari perilaku pada proses pendahuluan, proses kegiatan inti dan proses kegiatan penutup.
Dokumentasi yang digunakan dalam best practice ini adalah dokumen tentang kemampuan kolaborasi, prestasi belajar, serta dokumen perangkat pembelajaran. Instrumen yang digunakan untuk menilai perangkat pembelajaran menggunakan alat penilaian kemampuan guru dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran (APKG 1) terdiri dari 6 aspek yaitu: a) menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan, b) mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media dan sumber belajar, c) merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, d) merancang pengelolaan data, e) merencanakan pengelolaan kelas, f) tampilan dokumen rencana pembelajaran.
Dokumen kondisi awal yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal prestasi belajar mata pelajaran IPS mengambil daftar nilai pada kompetensi dasar sebelumnya semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Selain hal tersebut digunakan dokumentasi foto kegiatan pembelajaran. Dokumentasi diambil pada saat pembelajaran berlangsung sebagai bukti fisik kegiatan pembelajaran. Dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini adalah dokumentasi berupa foto. Dalam pengambilan foto pada Best Practice ini, dibantu seorang teman dengan kondisi guru dan siswa dalam keadaan yang sewajarnya atau tidak dibuat-buat. Hal tersebut dilakukan agar pengambilan foto dapat berjalan dengan baik.
Suatu informasi yang akan dijadikan data Best Practice perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan. Pada Best Practice ini validasi data menggunakan data prestasi belajar dan data dokumentasi.
Pada best practice ini analisis data menggunakan 1) analisa data tes prestasi belajar. Analisa tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut menghitung skor yang diperoleh peserta didik dengan norma dan tabel penilaian, menghitung skor tertinggi, terendah, dan median, menghitung ketuntasan belajar siswa, dan menghitung nilai rata-rata dengan rumus; 2) analisa data pengamatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut menghitung skor yang diperoleh peserta didik dengan lembar pengamatan dan menghitung kemampuan kolaborasi dengan rumus: Kemampuan Kolaborasi = jumlah aspek yang muncul dari 10 aspek pengamatan. Jumlah aspek pengamatan 10 butir pernyataan, jika hasil pengamatan skor 10 – 20 kategori kemampuan kolaborasi rendah, skor 21 – 30 kategori kemampuan kolaborasi sedang, dan skor 31 – 40 kategori kemampuan kolaborasi tinggi; 3) analisis dokumentasi, kemampuan awal menggunakan data nilai KD sebelumnya dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut menghitung skor yang diperoleh peserta didik dengan norma dan tabel penilaian, menghitung skor tertinggi, terendah dan median, menghitung ketuntasan belajar siswa, menghitung nilai rata-rata dengan rumus. Hasil tes prestasi belajar dengan analisis statistik deskriptif untuk membandingkan rata-rata tes dengan indikator kinerja, maka digunakan teknik analisis kecenderungan nilai tengah (Central Tendency) yaitu mencari nilai rata-rata (mean).
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan untuk mengetahui sebagian besar kemampuan kolaborasi siswa dalam proses pembelajaran IPS, mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS data yang digunakan analisis best practice ini berupa skor tes prestasi belajar meliputi kognitif berupa data skor kuantitatif. Hasil analisis tes diperoleh skor tertinggi, skor terendah, rerata dan ketuntasan belajar siswa.
Data tentang kemampuan kolaborasi diambil setelah melakukan pembelajaran, instrumen data berupa lembar data pengamatan yang terdiri dari 10 indikator. Dari data diperoleh kemampuan kolaborasi skor 31-40, kategori tinggi, kemampuan kolaborasi skor 21-30 kategori sedang, kemampuan kolaborasi 10-20 kategori rendah. Hasil selengkapnya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar Distribusi Frekuensi Kolaborasi Siswa Kondisi Akhir
Berdasarkan tabel 3.1 di atas kemampuan kolaborasi kondisi akhir diperoleh hasil sebagai berikut: siswa yang memiliki skor rentang data 31–40 termasuk kategori tinggi berjumlah 20 siswa atau 87%, skor rentang data 21–30 kategori sedang berjumlah 1 siswa atau 4,3%, skor rentang data 10–20 kategori rendah berjumlah 2 siswa atau 8,7%, dan skor rata-rata 31. Data Tentang Tes Prestasi Belajar
Setelah pembelajaran berlangsung 2 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis prestasi belajar siswa dengan jumlah soal pilihan ganda 10 butir soal, dan 5 butir soal isian sehingga semuanya sebanyak 15 soal. Jumlah keseluruhan 23 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 8 perempuan. Hasil tes diperoleh data sebagai berikut disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 3.3 Daftar Distribusi Frekuensi Prestasi Kondisi Akhir
Hasil tes prestasi belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut: nilai tertinggi pada rentang data 91 – 100 berjumlah 15 siswa atau 65%, nilai terendah pada rentang data 41 – 50 berjumlah 1 siswa atau 13%, rerata 89 dan ada 2 siswa (9%) yang mendapat skor di bawah ketuntasan belajar minimal (KKM).
Pada kondisi awal 13 siswa kategori rendah dan pada kondisi akhir menjadi tinggal 2 siswa. Kolaborasi kategori sedang data kondisi awal menunjukkan 6 siswa dan pada kondisi akhir menjadi 1 siswa. Kolaborasi kategori tinggi pada data kondisi awal menunjukkan 4 siswa dan pada kondisi akhir mencapai 20 siswa, sehingga sudah mengalami kenaikan yang signifikan.
Selain itu kemampuan prestasi belajar pada kondisi akhir sudah mencapai indikator keberhasilan. Nilai rata-rata sudah mengalami kenaikan signifikan mencapai 89 dan ketuntasan belajar juga mengalami kenaikan signifikan mencapai 91%.
Prestasi belajar IPS pada kondisi awal nilai rata-rata 64 menjadi 91 di kondisi akhir sehingga sudah mengalami kenaikan. Selain itu data nilai terendah ada kenaikan dari kondisi awal 40 menjadi 70.
Berkat intervensi dengan penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal maka kolaborasi dan prestasi belajar mengalami kenaikan signifikan. Hal tersebut dikarenakan Metode Student Facilitator and Explaining (Shohimin, 2014:183) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. (http://pgsdblog.blogspot.com/2015/10/model-student-facilitator-and-explaining.html). Fungsi media bagi guru dan siswa adalah mempermudah guru menyampaikan materi pelajaran, memusatkan perhatian siswa, merangsang keingintahuan siswa, membangkitkan motivasi belajar siswa, dan mencapai ketuntasan belajar siswa (https://www.matrapendidikan.com/2016/06/fungsi-media-bagi-guru-dan-siswa.html). Pemakaian media Pejuang Gatal menarik perhatian siswa, mengaktifkan siswa, meningkatkan kreativitas siswa, siswa lebih memahami materi sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal pada konsep 2.4 Mengenal Sejarah Uang siswa kelas III SDN 3 Tlaga ini menunjukkan adanya kolaborasi dan prestasi yang meningkat hal ini disebabkan adanya perbaikan proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik pembelajaran dengan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal.
Kondisi akhir menunjukkan bahwa hasil pengamatan kolaborasi tinggi siswa sudah mencapai 87% dan hasil tes prestasi belajar mencapai rerata 92 dan ketuntasan belajar 91% sehingga intervensi Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dapat meningkatkan kolaborasi dan prestasi belajar IPS di SD Negeri 3 Tlaga Kecamatan Punggelan. Berdasarkan hasil Best Practice dengan menggunakan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal kondisi siswa menjadi lebih aktif berkolaborasi, saling membantu, saling bekerjasama dan saling menunjang, meningkatkan kreativitas siswa, saling memberikan semangat, termotivasi, dan siswa lebih memahami materi yang diajarkan yakni Jenis-Jenis Uang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal meningkatkan kolaborasi siswa pada mata pelajaran IPS Materi Jenis-Jenis Uang siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 dari kemampuan kolaborasi kategori tinggi berjumlah 20 siswa atau 87%, 1 siswa atau 4,3% kategori sedang, 2 siswa atau 8,7% kategori rendah dan rata-rata 23,3 berkategori rendah pada kondisi awal menjadi rata-rata 36 berkategori tinggi pada kondisi akhir; 2) Penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Materi Jenis-Jenis Uang siswa kelas III SDN 3 Tlaga semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 dari kondisi awal rata-rata 64 dengan ketuntasan belajar 39% menjadi rata-rata 92 dengan ketuntasan belajar 91% pada kondisi akhir.
Saran
Agar mendapatkan hasil yang optimal disarankan untuk penelitian lanjut: 1) teknik pengumpulan data pada indikator analisa hasil tentang kolaborasi dan prestasi belajar IPS materi Jenis-Jenis Uang melalui Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal didapatkan hasil yang belum maksimal, selanjutnya diharapkan dapat menambah indikator agar hasil lebih maksimal; 2) instrumen tes dan lembar observasi yang digunakan dalam best practice ini menggunakan instrumen yang masih sederhana. Untuk selanjutnya disarankan menggunakan instrumen validitas dan reabilitas yang standar.
Untuk penerapan hasil penelitian mengingat penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal dapat meningkatkan kolaborasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS maka guru perlu menerapkan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal di sekolahnya. Sekolah perlu memberikan fasilitas guru agar menerapkan Metode Student Facilitator and Explaining dengan Media Pejuang Gatal sehingga kemampuan kolaborasi dan prestasi belajar siswa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunta, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Awak, Uda. 2016. Fungsi Media Bagi Guru dan Siswa. https://www.matrapendidikan.com/2016/06/fungsi-media-bagi-guru-dan-siswa.html. Tanggal Akses 24 Mei 2018.
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasan, Said Hamid, dkk. 2016. Kebijakan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar. Banten: Universitas Terbuka.
Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurbaiti, Ayu, dkk. 2012. Kolaborasi Dengan Ahli Lain. http://konselingnur.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_25.html. Tanggal Akses 25 Mei 2018.
Pramono, Arif Setiya. 2018. Matematika Hebat: Pembelajaran STAD dan Memedi Sumpek. Jombang: Kun Fayakun.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.2014. Koordinasi dan Kolaborasi Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Aparatur Pemerintahan Tingkat IV. http://diklat.jogjaprov.go.id. Diakses tanggal 10 Februari 2018.
.2015. Pengertian, Langkah-Langkah, Langkah, Kelebihan dan Kekurangan Student Facilitator and Explaining. http://pgsdblog.blogspot.com/2015/10/model-student-facilitator-and-explaining.html. Tanggal Akses 24 Mei 2018.
. 2016. Prestasi Belajar Siswa, Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa. https://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/prestasi-belajar-siswa-pengertian-dan.html. Tanggal Akses 24 Mei 2018.
.2017. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining. http://abdulgopuroke.blogspot.com/2017/03/Model-pembelajaran-student-facilitator-and-explaining.html. Tanggal Akses 24 Mei 2018.