PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR

BAHASA INGGRIS

YANG DIAJARKAN DENGAN METODE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

DALAM STRATEGI PENGAJARAN

COOPERATIVE LEARNING

DENGAN NON COOPERATIVE LEARNING

DI KELAS 4

SD LABORATORIUM SATYA WACANA SALATIGA

Lanny Wijayaningsih

Staf Pengajar Progdi PAUD-FKIP UKSW Salatiga

ABSTRAK

Populasi penelitian adalah siswa kelas 4 SD Laboratorium Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 88 orang. Kelas 4 A sebagai kelas kontrol dengan jumlah 44 orang, dan kelas 4 B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 44 orang.

Masalah penelitian: Adakah perbedaan prestasi belajar Bahasa Inggris yang diajarkan dengan metode Student Team Achievement Division dalam strategi pengajaran Cooperative Learning dengan non Cooperative Learning di kelas 4 SD Laboratorium Satya Wacana Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menentukan pengaruh eksperimen dengan melihat rata-rata hasilnya. Pengumpulan data diperoleh dari hasil post test yang dilakukan pada akhir eksperimen. Instrumen yang digunakan telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Pengolahan data dengan bantuan program SPSS for windows version 12,0 menggunakan analisis uji t.

Hasil penelitian diperoleh tingkat signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari 0,01, maka hal ini berarti ada pengaruh metode STAD dalam strategi pengajaran cooperative learning terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris kelas 4 SD Laboratorium Satya Wacana Salatiga.

Kata kunci: Cooperative learning, prestasi belajar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kurikulum 2004 yang diberlakukan di Indonesia memfokuskan pengajaran dengan orientasi pada kompetensi atau penekanan pada student center (berpusat pada siswa) yaitu suatu usaha agar siswa melibatkan diri secara aktif dalam belajar sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Bila kurikulum memberi tekanan pada perbedaan individual peserta didik dengan pengajaran melalui modul maka dapat terbentuk sikap individualistik pada diri siswa. Siswa jarang diajak untuk belajar bekerjasama, siswa kurang mempunyai kesempatan untuk berinteraksi sosial dengan teman (Ki Supriyoko, Kompas). Kajian Johnson & Johnson (1989) mengatakan bahwa strategi pengajaran cooperative learning mampu menumbuhkan hubungan antar pribadi dalam diri siswa dibandingkan dengan pengajaran non cooperative learning. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian ini menggunakan strategi pengajaran cooperative learning, karena cooperative learning mendasarkan pada pola belajar dengan kerja kelompok sehingga terjadi interaksi sosial dengan teman. Diharapkan strategi pengajaran cooperative learning dapat menutup kelemahan siswa pada aspek berinteraksi sosial serta diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kajian Slavin (1980) menyatakan pola belajar yang menekankan pada interaksi sosial dengan kerja kelompok terbukti mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Randall (1994) menegaskan bahwa dalam kerja kelompok memungkinkan siswa untuk saling mendukung dan memacu siswa aktif dalam memahami dan menguasai materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas 4 SD LAB Satya Wacana Salatiga, yang mengalami penurunan prosentase ketuntasan belajar yang hanya mencapai 50-60%. Dengan Strategi pengajaran cooperative learning ini diharapkan akan dapat melatih aspek keterampilan berkomunikasi siswa dalam mengekspresikan pendapat dan peningkatan prestasi belajar pada pelajaran Bahasa Inggris.

(Cohen, 1978) http://www.co.operation.org/pages/cl-methods.html. Dalam pengajaran kooperatif dapat dikembangkan sikap dan keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, keperca-yaan, dan cara menyelesaikan masalah. Cukup banyak permasalahan yang ada di masyarakat saat ini karena kecenderungan hidup egois makin menambah nilai kemerosotan bersosial untuk berempati dan peduli pada banyak permasalahan yang timbul di masyarakat atau negara ini. Tidak dapat di ingkari bahwa praktik pendidikan mempunyai andil didalam permasalahan kecenderungan individualistik atau egois. Untuk itulah perlu di kembangkan pola belajar secara kooperatif. Melalui proses belajar secara kooperatif akan dapat menumbuhkan rasa bersosial serta mengembangkan sikap demokrasi yang benar. Diharapkan juga dapat mengatasi masalah sosial seperti perbedaan ras, gender, etnik, sosial dan budaya. Maka disarankan strategi pengajaran cooperative learning menjadi satu pilihan yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah. (Sharon, 1980; Slavin, 1991)

Johnson dan Johnson (1995) setelah pengkaji 46 penelitian, menyimpulkan bahwa semua siswa dari berbagai tingkatan (sekolah dasar, menengah, tinggi) yang selalu melakukan kegiatan belajar dengan Cooperative Learning lebih dapat menyelesaikan masalah-masalah secara benar. Slavin (1995) menyatakan bahwa strategi pengajaran Cooperative Learning memberikan pencapaian hasil yang lebih tinggi dari yang non Cooperative Learning.

Astin (1992) melengkapi dengan sebuah kajian di 200 universitas. Disimpulkan bahwa interaksi mahasiswa dengan mahasiswa, dan mahasiswa dengan dosen merupakan prediksi untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik serta perubahan sikap yang positif. Sehingga disarankan untuk menggunakan Cooperative Learning lebih banyak dalam pengajaran diperguruan tinggi.

Dengan mencermati hasil penelitian yang menyatakan Cooperative Learning sebagai suatu strategi pengajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan ada pula yang tidak meningkatkan hasil belajar siswa atau mahasiswa, maka peneliti memilih strategi pengajaran cooperative learning dengan metode STAD untuk dieksperimenkan di SD LAB, khususnya kelas 4 pada pelajaran Bahasa Inggris.

Perumusan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Adakah perbedaan prestasi belajar Bahasa Inggris yang diajarkan dengan metode Student Team Achievement Devision (STAD) dalam strategi pengajaran cooperative learning dengan strategi pengajaran non cooperative learning di kelas 4, SD Laboratorium Satya Wacana, Salatiga?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Bahasa Inggris yang diajarkan dengan metode Student Team Achievement Devision (STAD) dalam strategi pengajaran Cooperative Learning dengan strategi pengajaran non cooperative learning di kelas 4 SD Laboratorium Salatiga.

KAJIAN PUSTAKA

Latar belakang pemikiran strategi cooperative learning yang dikemukakan oleh Dewey tahun 1940 dalam (http://www.csudh.edu/SOE/CL_network/whatis CL.html) mene-kankan bahwa pendidikan seharusnya digunakan sebagai sarana pengajaran bangsa untuk hidup dengan saling bekerja sama dalam situasi demokrasi sosial. Lewin tahun 1930 dalam (http://www.csudh.edu/SOE/CL_network/whatisCL.html) mene-kankan pentingnya dinamika kelompok untuk memahami bagaimana cara memimpin atau memahami anggota-anggota dalam kelompok demokrasi.

Telah lebih dari 20 tahun yang lalu cooperativie learning diulas oleh banyak peneliti diantaranya: David Johnson, Roger Johnson, Robert Slavin, Shlomo Sharon dan Yael Sharon yang menyatakan banyak manfaat yang dapat dipetik dari pengajaran cooperative learning (CL). Strategi pengajaran CL memadukan dua teori yaitu teori Piaget (http://psychology,org/piaget.Html) dan Vygotsky (http://tip.psychology.org/piaget.html).

Kessler (1992) dan Kagan (1988) mendefinisikan bahwa CL merupakan kelompok belajar yang terorganisir demikian sehingga pembelajaran tergantung pada struktur pertukaran informasi secara sosial antar siswa dalam kelompok dan setiap siswa bertangung jawab pada proses pembelajarannya dan dimotivasi untuk meningkatkan proses belajar teman lainnya.

Tabel Perbedaan CL dan non CL

Aspek

Cooperative Learning:

Non-Cooperative learning:

Teaching

1. Student Centered

1. Teacher Centered

Motivation

2. Intrinsic Motivation

2. Extrinsic Motivation

Knowledge

3. Knowledge Construction

3. Knowledge Transmission

Organization

4. Loose, trusting student to do right

4. Structured, social engineer-ing

Pada penelitian ini dipilih metode STAD untuk dieksperi-menkan, karena STAD merupakan salah satu metode yang termudah dan baik bagi guru pemula yang baru mulai mengajarkan dengan strategi pengajaran CL (Slavin, 1996).

Berdasarkan landasan teori Piaget & Vygotsky dan kajian beberapa temuan dari Slavin (1980), Johnson & Johnson (1981), maka penulis berasumsi adanya pengaruh metode STAD dalam strategi pengajaran cooperative learning terhadap prestasi belajar siswa.

Adapun hipotesis empirik dalam penelitian ini adalah: “Adakah perbedaan prestasi belajar Bahasa Inggris yang diajarkan dengan metode STAD dalam strategi pengajaran CL dengan strategi pengajaran non cooperative learning pada pelajaran Bahasa Inggris, kelas 4 SD Laboratorium Satya Wacana Salatiga”. Sedangkan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

H0: mCL ¹ mNCL Artinya ada perbedaan yang signifikan post test kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Bahasa Inggris yang diajar dengan metode STAD dalam strategi pengajaran cooperative learning dengan strategi pengajaran non cooperative learning. Penelitian ini dilakukan di SD Laboratorium Satya Wacana Salatiga. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas 4 yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas 4 A dan kelas 4 B. Kelas 4 A sebagai kelas kontrol diajarkan dengan strategi pengajaran non cooperative learning, sedangkan kelas 4 B sebagai kelas eksperimen diajarkan dengan strategi pengajaran cooperative learning.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pre test dan post test. Pre test dilakukan sebelum memulai eksperimen dengan memberikan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Teknik analisis data menggunakan statistik yang menggu-nakan rumus uji t, dari prestasi bahasa Inggris post test kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Analisis dengan uji t dilakukan dua tahapan analisis yaitu:

1. Menganalisis pre test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan uji t yang independent.

2. Menganalisis post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan uji t yang independent.

Tabel Group Statistics

Kelompok yang diamati

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Nilai Pre-Tes

Kelompok Eksperimen

44

32.5682

19.70780

2.97106

Kelompok Kontrol

44

32.4932

19.55692

2.94832

Group statistics merupakan statistics descriptive. Nilai pre-test untuk kelas treatment sebanyak 44 pengamatan (n), rata-rata 32.5682, standard deviasi 19.70780, standard kesalahan rata-rata 2.97106. Sedangkan nilai pre-test untuk kelas kontrol sebanyak 44 pengamatan (n), rata-rata 32.4932, standard deviasi 19.55692, standard kesalahan rata-rata 2.94832.

Tabel Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

Nilai Pre-Tes

Equal variances assumed

.005

.943

-.018

86

.986

-.07500

4.18566

-8.39583

8.24583

Equal variances not assumed

-.018

85.995

.986

-.07500

4.18566

-8.39583

8.24583

Pada tabel independent samples test, nilai Pre-Test dengan asumsi variansi sama atau homogen diperoleh dari F hitung 0.005 dengan signifikansi 0.943. Berarti data homogen (karena F hitung lebih kecil dari F tabel atau signifikansi diatas 0.05).

HASIL PENELITIAN

Analisis apakah ada perbedaan hasil post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H0:

Tidak terdapat perbedaan nilai post-test yang signifikan antara kelas eskperimen dan kelas kontrol

H1:

Terdapat perbedaan nilai post-test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Pengolahan data dengan SPSS, digunakan uji T-Test (independent sample T-Test).

Tabel Group Statistics

Kelompok yang diamati

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Nilai Post-test

Kelompok Kontrol

44

60.6773

19.95987

3.00906

Kelompok eksperimen

44

75.5295

19.06007

2.87341

Group statistics merupakan statistics descriptive. Nilai post-test untuk kelas eksperimen sebanyak 44 pengamatan (n), rata-rata 75.5295, standard deviasi 19.06007, standard kesalahan rata-rata 2.87341. Sedangkan nilai post-test untuk kelas kontrol sebanyak 44 pengamatan (n), rata-rata 60.6773, standard deviasi 19.95987, standard kesalahan rata-rata 3.00906.

Tabel Independent Samples Test

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

Nilai Post-test

Equal variances assumed

.040

.842

-3.570

86

.001

-14.85227

4.16064

-23.12336

-6.58118

Equal variances not assumed

-3.570

85.818

.001

-14.85227

4.16064

-23.12361

-6.58093

Dalam pengujian hipotesis ini, koefisien signifikansinya 0.001 < 0,01 maka H0 ditolak. Berarti ada perbedaan nyata dan signifikan antara nilai post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada tabel Group Statistics diperoleh nilai rata-rata post test kelas kontrol 60.6777 dan kelas eksperimen 75.5295 dan F hitung 0.040 dengan signifikansi 0.001 < 0.01 berarti ada perbedaan signifikan antara prestasi belajar Bahasa Inggris kelas eksperimen dengan kelas kontrol sehingga ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan cooperative learning daripada yang non cooperative learning

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar dengan metode Student Team Achievement Division dalam strategi pengajaran cooperative learning pada pelajaran Bahasa Inggris siswa di kelas 4B, SD LAB UKSW yang sebagai kelas eksperimen. Penelitian eksperimental ini menggunakan pengolahan dengan uji t dan di peroleh t hitung –3,570 dengan signifikansi 0,001 < 0,01.

Hasil eksperimen yang menunjukkan ada pengaruh penggunaan metode STAD dalam strategi pengajaran cooperative learning terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris, siswa kelas 4 B SD LAB Satya Wacana Salatiga.

Dengan adanya temuan lain dalam eksperimen ini yaitu aspek keterampilan hubungan antar pribadi yang dinilai sebagai faktor penting dalam tercapainya peningkatan hasil belajar siswa maka diperoleh manfaat ganda dari pengajaran cooperative learning dengan metode STAD yaitu melatih siswa untuk berinteraksi sosial dengan mengembangkan sikap saling bekerja sama untuk mencapai sukses bersama, sehingga permasalahan bangsa akan kemerosotan nilai bersosial dan berempati serta sikap individualistis dapat dicegah dan diperbaiki melalui pengajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Rosini B. The effect of cooperative learning methods on achievement; Retention, and Attitudes of Home Economics student in north Carolina. http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JVTE/v13n2/Abu.html (7/10/05).

Bigge, M.L. and Hunt, M.O.1979. Psychological Foundations of Education: An Introduction to Human Motivation and Learning. New York: Harper & Row.

Hornby, A.S. 1974 Oxford Advance Learners Dictionary of Current English Oxford: Oxford University, Press.

Johnson & Johnson. 1987 structuring cooperate Learning: The Method of lesson plans for teacher. Edina, MN: Interaction.

Kagan. 1997 Cooperative Learnings, A Source book of Lesson Plans for Teachers Education’s. Singapore: SEAMEO Regional Language Center.

Kagan Spencer (ed) 1992. & Olsen. About Cooperative. Englewood Cliffs, NJ: prentice Hall Regent.

Kohonen, Viljo 1992. Experimental Language Learning: second Language Learning as Cooperative Learning Education: Cambridge University Press.

Lewin, K 1997. Group Decision and Social Change, in New Comb T, New York: Holt.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning, mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas, Grasindo, Jakarta 2002.

Messier, William P. 2003 Traditional Teaching Strategies versus Cooperative teaching strategies: which can improve Achievement Scores in Chinese middle Schools ? http:dl.aace.org/9710 (21/6/2003)

Nunan, David (ed) 1992. Collaborative Language Learning and Teaching. Cambridge University Press.

Olsen, R.E.W.B & Kagan. S (1992) About Cooperative Learning Inc. Kessler (Ed) Cooperative Language Learning: A Teacher’s resource book (pp.1-30). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Slavin, Robert E 1995 Cooperative Learning Theory, Research, and Practice The United States of America.