SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SDN 3 KUTOHARJO

DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Pujiati

Kepala SDN 3 Kutoharjo, Kec. Rembang, Kab. Rembang

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis peningkatan kompetensi pedagogik Guru SDN Sukoharjo membantu kesulitan belajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan penerapan supervisi akademik teknik evaluasi diri di Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan. Tempat penelitian ini di SDN Sukoharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian ini pada awal sampai pertengahan Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Subyek penelitian sebanyak 10 orang, terdiri dari 2 laki-laki dan 8 perempuan. Data penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru dalam membantu kesulitan belajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif komparatif. Prosedur dalam penelitian ini adalah Model Siklus.Kompetensi pedagogik guru membantu kesulitan belajar ABK dengan penerapan supervisi akademik teknik evaluasi diri meningkat dari kategori cukup baik menjadi kategori baik. Pada Kondisi Awal, kompetensi pedagogik guru termasuk kategori cukup baik dengan persentase sebesar 10%. Pada Siklus I, kompetensi pedagogik guru termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 70%. Pada Siklus II, kompetensi pedagogik guru termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 100%.

Kata Kunci: Supervisi Klinis, Kompetensi Pedagogik, Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif.

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan bekerja bersama, sehingga memaksimalkan mereka belajar sendiri tanpa keterlibatan guru dan belajar bersama dengan sebaya. Pembelajaran kooperatif tidak sekedar belajar dalam kelompok saja, juga terdapat unsur komunikasi dan interaksi dalam kelompok serta kontribusi terhadap kelompok. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tidak sekedar mengelompokkan peserta didik dalam formasi kelompok tertentu, namun juga ada pertimbangan dalam komposisi tertentu berdasarkan heterogenitas.

Dalam kelas yang besar, pembelajaran kooperatif sangat tepat, baik bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru dan peserta didik, pembelajaran kooperatif sangat tepat mengubah dominasi teacher centered menjadi student centered. Pembelajaran melibatkan peserta didik dalam kelompok dan terjalin interaksi antar peserta didik maupun guru dengan peserta didik. Hal yang demikian tidak terpenuhi dalam pembelajaran klasikal. Untuk menjamin hal tersebut, kompetensi pedagogik dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif harus memadai.

SDN 3 Kutoharjo merupakan salah satu lembaga pendidikan formal di Kecamatan Rembang dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak. Pada Tahun Pelajaran 2019-2020 ini, jumlah peserta didik mencapai dua ratus enam puluh anak yang terbagi dalam delapan rombongan belajar. Setiap kelas, rata-rata terdiri dari tiga puluh dua sampai tiga puluh tiga peserta didik. Jumlah peserta didik termasuk relatif banyak, sehingga menuntut guru untuk terampil dalam pengelolaan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Sesuai dengan tugas baru sebagai Kepala Sekolah, penulis melakukan supervisi terhadap kompetensi pedagogik dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif. Hasilnya adalah kompetensi pedagogik termasuk kategori rendah (D). Tujuh guru atau 63,63% dengan kompetensi pedagogik yang termasuk kategori sedang (C) dan empat guru atau 36,36% kompetensi pedagogik yang termasuk kategori rendah (D). Frekuensi pembelajaran kooperatif termasuk kategori rendah (D), sehingga unsur-unsur lainnya yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif pun dipastikan juga termasuk kategori rendah (D). Padahal pembelajaran kooperatif sangat tepat untuk kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak.

Hasil penelitian oleh Laurensius Waghe menyatakan supervisi klinis oleh kepala sekolah meningkatkan kemampuan guru menggunakan model pembelajaran kooperatif. Kemampuan guru meningkat dari nilai rata-rata sebesar 69,81 menjadi 76,92 dan meningkat lagi menjadi 83,08. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu melakukan supervisi klinis secara berkala terhadap guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis sebagai Kepala Sekolah melakukan supervisi klinis terhadap guru dengan fokus pada pengelolaan pembelajaran kooperatif. Penulis melakukan supervisi klinis sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya frekuensi melaksanakan pembelajaran kooperatif, komposisi anggota dalam kelompok, diskusi anggota dalam kelompok, kerja sama anggota dalam kelompok dan interaksi antara Guru dengan Kelompok. Selain itu, supervisi klinis menyesuaikan dengan jadwal yang ditentukan oleh guru dengan memperhatikan materi. dengan supervisi klinis tersebut diharapkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) dengan lingkup sekolah, sehingga disebut Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Fokus dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru, dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif. Tindakan dalam penelitian ini adalah supervisi klinis. Penulis merupakan supervisor yang melakukan tindakan dalam penelitian.

Tempat penelitian ini di SDN 3 Kutoharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Tempat penelitian merupakan lembaga pendidikan formal dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak, yaitu dua ratus enam ppuluh anak yang terbagi dalam delapan rombongan belajar dengan rata-rata terdiri dari tiga puluh dua sampai tiga puluh tiga peserta didik pada setiap kelas. Tempat penelitian beralamat di Jalan KH. Mansyur No. 9, Kutoharjo RT 01 RW II, Rembang. Waktu penelitian ini pada awal sampai pertengahan Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.

Subyek penelitian ini adalah guru SDN 3 Kutoharjo, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Subyek penelitian sebanyak sebelas orang, terdiri dari tujuh guru kelas dan empat guru mata pelajaran. Subyek penelitian terdiri dari tiga putra putra dan delapan guru putri.

Data penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif. Data penelitian berupa pembelajaran kooperatif oleh subyek penelitian terhadap peserta didik sesuai dengan materi tertentu. Data penelitian termasuk data primer yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian. Data primer berupa data hasil pengamatan terhadap kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif dan data dokumentasi.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik non tes. Teknik non tes dengan pengamatan dan dokumentasi foto. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan aplikasi foto pada handphone.

Teknik analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis interaktif dengan reduksi data, display data dan kesimpulan. Analisis interaktif digunakan untuk data kualitatif. Analisis data berupa deskripsi.
  2. Teknik analisis deskriptif komparatif, yaitu analisis komparatif dengan indikator keberhasilan tindakan. Analisis komparatif digunakan untuk data kuantitatif. Analisis data berupa kategori.

Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori baik (B).
  2. Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori baik (B) memenuhi minimal 80%.

Prosedur dalam penelitian ini adalah Model Siklus dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Prosedur dalam penelitian berlangsung dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Prosedur dalam setiap siklus selama dua minggu terdiri dari tiga tahap yang saling berkelanjutan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Kondisi Awal

Kompetensi pedagogik Guru SDN 3 Kutoharjo dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori rendah (D). Dari sebelas guru, tujuh guru atau 63,63% dengan kompetensi pedagogik yang termasuk kategori sedang (C), empat guru atau 36,36% kompetensi pedagogik yang termasuk kategori rendah (D) dan tidak guru dengan kompetensi pedagogik yang termasuk kategori tinggi (B).

Kompetensi pedagogik Guru SDN 3 Kutoharjo dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori rendah (D) karena frekuensi pembelajaran kooperatif termasuk kategori rendah (D). Dengan frekuensi pembelajaran kooperatif yang rendah tersebut, maka unsur-unsur lainnya yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif pun dipastikan juga termasuk. Padahal pembelajaran kooperatif sangat sesuai dengan untuk kelas besar dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak. Sesuai dengan karakteristiknya, pembelajaran kooperatif tentu saja mempunyai sejumlah kelebihan. Secara lengkap, kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

Kompetensi pedagogik dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori rendah (D). Oleh karena itu, penulis sebagai supervisor melakukan supervisi klinis terhadap guru sebagai subyek penelitian.

Deskripsi Siklus I

Supervisi klinis bersifat individual antara supervisor dengan subyek penelitian. Supervisi klinis sesuai jadwal dan berurutan. Hasil dari supervisi klinis adalah peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif dari kategori rendah (D) menjadi kategori sedang (C).

Dari sejumlah unsur dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif, komposisi anggota dalam kelompok termasuk kategori tinggi (B). Hal tersebut sesuai dengan komposisi kelompok yang terdiri dari empat sampai enam anggota. Sesuai dengan jumlah peserta didik yang relatif banyak, beberapa kelompok terdiri dari tiga anggota dari keseluruhan kelompok yang terbentuk maupun lebih dari tujuh anggota karena disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran.

Sedangkan unsur lainnya dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori sedang (C). Hal tersebut menyebabkan peningkatan peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif tidak optimal walaupun secara keseluruhan mengalami peningkatan.

Sesuai dengan refleksi, maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan pembaruan tindakan. Supervisi klinis pada Siklus II bersifat partisipatif antara supervisor dengan subyek penelitian. Dengan demikian, penulis tidak melakukan supervisi klinis secara individual, tetapi bersama-sama dengan subyek penelitian tertentu yang berpartisipasi.

Deskripsi Siklus II

Supervisi klinis bersifat partisipatif antara supervisor dengan subyek penelitian. Supervisi klinis dilaksanakan oleh supervisor dan subyek penelitian sesuai jadwal dan berurutan. Beberapa subyek penelitian berpartisipasi dalam supervisi klinis tersebut, baik yang belum disupervisi, sehingga menjadi acuan dan pertimbangan dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif maupun yang sudah disupervisi sekedar untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Hasil dari supervisi klinis adalah peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif dari kategori rendah (D) menjadi kategori tinggi (B).

Dari sejumlah unsur dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif, semuanya termasuk kategori tinggi (B). Hal tersebut sesuai dengan pembaruan tindakan dimana subyek penelitian berpartisipasi dalam supervisi klinis. Partisipasi tersebut tidak hanya satu kalim namun hingga dua kali bahkan lebih, khususnya pada kelas paralel maupun kelas yang sama oleh subyek penelitian yang menjadi guru mata pelajaran. Hal tersebut menyebabkan peningkatan peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif menjadi optimal.

Tabel 4.7. Hasil Refleksi pada Siklus II.

No Indikator keberhasilan tindakan Hasil Indikator
1 Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif Kategori baik (B) Kategori baik (B)
2 Kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori baik (B) memenuhi minimal 80% 100% 80%
Keputusan Berhasil

 

Sesuai dengan refleksi, maka penelitian dihentikan pada Siklus II. Supervisi klinis pada Siklus II bersifat partisipatif antara supervisor dengan subyek penelitian berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif.

Pembahasan

Kompetensi pedagogik Guru SDN 3 Kutoharjo dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif termasuk kategori rendah (D). Oleh karena itu, penulis sebagai supervisor melakukan supervisi klinis kepada guru sebagai subyek penelitian. Sesuai dengan karakteristiknya, maka tahap-tahap dalam supervisi klinis menyesuaikan subyek penelitian dan memperhatikan kalender aademik.

Dalam penelitian ini, pertemuan awal untuk menentukan jadwal supervisi klinis dan menyepakati hal-hal yang menjadi aspek dalam supervisi klinis. Sedangkan supervisi klinis dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan mengacu pada aspek pengamatan pada lembar pengamatan. Pada pertemuan balikan adalah menyampaikan hasil supervisi klinis. Tahap-tahap tersebut berlangsung dalam periode dua minggu.

Dalam penelitian ini, supervisi klinis dilaksanakan secara indivual pada Siklus I dan secara partisipatif pada Siklus II. Penulis melaksanakan supervisi klinis secara individual sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai supervisor. Namun tindakan tersebut tidak meningkatkan kompetensi pedagogik guru secara optimal. Oleh karena itu, penulis melaksanakan supervisi klinis secara partisipatif dengan subyek penelitian yang bersifat pilihan dan menyesuaikan dengan jadwal serta tugas masing-masing. Sesuai dengan pembaruan tindakan tersebut, kompetensi pedagogik guru meningkat secara optimal.

Penulis menganalisis kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif secara lengkap dalam grafik dan tabel sebagai berikut:

Sesuai dengan analisis data, peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif adalah optimal. Pada Kondisi Awal, kompetensi pedagogik termasuk kategori rendah (D). Sesuai dengan supervisi klinis yang bersifat individual pada Siklus I, kompetensi pedagogik mengalami peningkatan dan termasuk kategori sedang (C). Kemudian dengan supervisi yang bersifat partisipatif pada Sikus II, peningkatan kompetensi pedagogik semakin optimal dan termasuk kategori tinggi (B).

Peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif memenuhi indikator keberhasilan tindakan, sehingga tujuan penelitian tercaapai dan hipotesis penelitian terbukti benar. Supervisi klinis kepala sekolah meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif dari kategori rendah (D) menjadi kategori tinggi (B).

Menurut Sahertian (2008: 39), prinsip-prinsip dalam supervisi klinis adalah 1) Dilaksanakan berdasarkan inisiatif guru, 2) Terwujudnya hubungan manusiawi yang interaktif dan kesejawatan, 3) Terciptanya suasana bebas mengemukakan apa yang dialami, 4) Obyek adalah kebutuhan profesional guru yang nyata, 5) Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diperbaiki. Dalam penelitian ini, penulis berupaya memenuhi prinsip-prinsip tersebut. Sesuai kompetensi pedagogik dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif yang termasuk kategori rendah (D), maka obyek dalam supervisi klinis adalah pengelolaan pembelajaran kooperatif. Fokus terhadap pengelolaan pembelajaran kooperatif karena sesuai dengan setting penelitian yang merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai jumlah peserta didik yang relatif banyak. Sesuai dengan karakteristiknya, pembelajaran kooperatif adalah tepat untuk jumlah peserta didik yang relatif banyak.

Menurut Pidarta (2009: 130), tahap-tahap dalam supervisi klinis terdiri dari: persiapan, pertemuan awal, proses supervisi dan pertemuan balikan. Dalam penelitian ini, penulis rupaya memenuhi tahap-tahap tersebut. Pada pertemuan awal, penulis melaksanakan dengan rileks dan terbuka serta memberikan kewenangan kepada subyek penelitian menentukan jadwal supervisi klinis sesuai dengan periode tertentu. Pada proses supervisi, penulis melaksanakan pengamatan secara cermat, sistematis dan obyektif sesuai dengan lembar pengamatan dan berdiskusi tentang pengelolaan pembelajaran kooperatif tersebut. Pada pertemuan balikan, penulis menyampaikan hasil supervisi klinis pada tahap akhir masing-masing siklus, bersifat individual dan memotivasi subyek penelitin terus meningkatkan kompetensinya.

Sesuai dengan tindakan dan pembahasan, hasil penelitian ini sebagai berikut:

  1. Supervisi klinis kepala sekolah terhadap Guru SDN 3 Kutoharjo dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif di Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 bersifat individual dan partispatif.
  2. Kompetensi pedagogik Guru SDN 3 Kutoharjo dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif di Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan supervisi klinis Kepala Sekolah meningkat dari kategori rendah (D) menjadi kategori tinggi (B).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah peningkatan kompetensi pedagogik Guru SDN 3 Kutoharjo dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif di Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan supervisi klinis Kepala Sekolah dari kategori rendah (D) menjadi kategori tinggi (B)

 

 

 

 

Saran

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagi guru

Guru mengelola pembelajaran kooperatif dengan metode belajar yang bervariasi, jumlah kelompok yang proporsional, komposisi anggota yang berganti-ganti dan saling berbagai maupun membantu dengan rekan sejawat.

  1. Bagi sekolah

Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran kooperatif, baik fasilitas, media pembelajaran maupun hadiah bagi peserta didik.

  1. Bagi peneliti

Peneliti melaksanakan supervisi klinis kepada guru secara teratur dan berkelanjutan dengan berbagai materi yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi guru.

DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian, Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Waghe, Laurensius. 2018. Penerapan Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Mengggunakan Model Pembelajaran Kooperatif di Sekolah Dasar Katolik Piga Semester Ganjil Tahun 2018/2019. Nusa Tenggara Timur: Ejurnal Imedtech, Vol. 2, No. 2, Hal. 33-45, e-ISSN: 2580-6033.

Peraturan Perundang-Undangan

PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.