UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
MATERI
INTEGRASI NASIONAL MELALUI METODE
Ba Li Ta A Si BAGI SISWA KELAS X MIPA 5 SMA NEGERI 1 KAYEN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Tri Mulyono

Guru PPKn SMA N 1 Kayen

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui melalui metode Ba Li Ta A Si dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat: (1) meningkatkan aktivitas siswa; (2) meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2020, dengan subjek penelitian siswa Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Kayen. Teknik pengumpul-an data menggunakan pengamatan aktivitas siswa oleh guru, diri sendiri dan teman sejawat, sedangkan untuk hasil belajar menggunakan tes hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam bentuk pilihan ganda. Analisis data berupa deskriptif komparatif, dengan membandingkan proses belajar dan hasil belajar pada kondisi awal, dan siklus I serta siklus II. Berdasarkan penelitian ini, bahwa dengan penggunaan metode Ba Li Ta A Si dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan telah menunjukkan proses dan hasil yang meningkat, yaitu: (1) dari perbandingan kondisi awal, siklus I dan siklus II diperoleh fakta adanya peningkatan keaktifan siswa dari kondisi awal 31,25, siklus I 71,74 dan pada siklus II meningkat menjadi 89,52 ; (2) dari pengamatan terhadap hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, diperoleh fakta adanya peningkatan rata-rata hasil belajar. Pada kondisi awal rata-rata nilai hasil belajar mencapai 68, dan pada siklus I mencapai 78,00 sedangkan pada siklus II mencapai 88,38 ; (3) dari pengamatan terhadap hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, diperoleh fakta adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa. Pada kondisi awal ketuntasan belajar siswa mencapai 7 siswa atau sekitar 21,88%, dan pada siklus I mencapai 14 siswa atau sekitar 43,75% sedangkan pada siklus II mencapai 30 siswa atau sekitar 93,75%..

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Ba Li Ta A Si

 

PENDAHULUAN

Siswa kelas X. MIPA 5 SMA Negeri 1 Kayen pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dari pengamatan dan hasil ulangan harian di peroleh data bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajarnya termasuk dalam kategori rendah, dimana rata-ratanya baru mencapai 68, masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yakni 76, sehingga sebagian besar harus melalui remidial.

Hal ini diduga terjadi karena siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran pendidikan pancasila kurang penting, karena tidak termasuk dalam mata pelajaran ujian nasional, dan asumsi kebanyakan siswa mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran hafalan yang membosankan disamping itu penerapan model pembelajaran yang cenderung teacher centered learning, dimana siswa lebih banyak bersikap pasif, mereka lebih banyak menerima informasi dari guru dalam bentuk ceramah, dan tanya jawab, sehingga tidak ada upaya dari siswa untuk mengembangkan materi yang diterimanya..

Di dalam proses pembelajaran aktivitas siswa sangat diperlukan untuk melahirkan motivasi yang tinggi dan keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru, agar siswa tersebut mampu melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang bersifat interaktif. Aktivitas siswa merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam kelas pada saat proses pembelajaran yang menghasilkan suatu perilaku yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan kata lain siswa dituntut untuk aktif dalam menangkap/menerima materi pelajaran dengan cara, aktif pada saat proses pembelajaran, aktif membaca ketika diberi kesempatan membaca, aktif mengacungkan tangan saat guru memberi pertanyaan, aktif memberikan pendapat ketika diberi kesempatan mengeluarkan pendapat, dan aktif bertanya ketika diberi kesempatan bertanya. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan tidak terlepas dari bagaimana cara atau strategi guru itu untuk mengaktifkan siswanya dalam kelas, dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. (wina sanjaya: 7) Untuk itu aktivitas belajar siswa sangat penting di tingkatkan dalam proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara siswa dan guru yang akan menambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam materi yang diberikan.

Dari latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah melalui metode Ba Li Ta A Si dalam meningkatkan aktivitas belajar? (2) Apakah metode Ba Li Ta A Si dalam meningkatkan hasil belajar siswa.?

LANDASAN TEORI

Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa, pembelajaran berikutnya akan dilakukan dengan Metode Pembelajaran Ba Li Ta A Si dengan pertimbangan Model Pembelajaran Ba Li Ta A Si adalah suatu tipe pembelajaran berbasis Cooperative Learning, dengan menggunakan langkah-langkah inti Ba: membaca, siswa diberikan kesempatan membaca materi pelajaran, Li: melihat, siswa melihat/menyimak tayangan berita yang berkaitan dengan materi, Ta: bertanya siswa melakukan identifikasi masalah dengan membuat pertanyaan berkaitan dengan materi ataupun masalah/ kasus yang berhubungan dengan materi. A: analisa, siswa menganalisa permasalahan berdasar pertanyaan atau masalah yang diajukan dan Si: presentasi, siswa mengkomunikasikan hasil analisanya terhadap permasalahan yang ada dengan melakukan presentasi. Diharapkan dengan metode ini pembelajaran berlangsung dinamis, aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa meningkat dan pada akhirnya hasil belajarnya meningkat.

Di dalam menerapkan metode Ba Li Ta A Si dengan siklus 1 yaitu: kelas dibagi dalam 4 (empat) kelompok besar dengan masing-masing kelompok beranggotakan 8 orang. Semua kelompok membaca materi yang dipelajari, melihat/menyimak tayangan, melakukan identifikasi masalah dengan membuat pertanyaan/kasus terkait dengan materi, menganalisa permasalahan dengan berdiskusi setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisa/diskusinya. Pada materi ke tiga yaitu siklus 2: kelas dibagi dalam 8 kelompok kecil dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Semua kelompok membaca materi yang dipelajari, melihat/menyimak tayangan, melakukan identifikasi masalah dengan membuat pertanyaan/kasus terkait dengan materi, menganalisa permasalahan dengan berdiskusi setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisa/diskusinya.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara mandiri dengan tidak menggunakan populasi, sample, dan teknik sampling tetapi menggunakan subjek penelitian. Subjek penelitian disini merupakan sampel sekaligus populasi dan merupakan subjek yang akan dijadikan sasaran penelitian, dan dijadikan bahan pengambilan data informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 5 Semester 2 SMA Negeri 1 Kayen tahun pelajaran 2019/2020, yang berjumlah 32 siswa, terdiri atas 23 anak perempuan dan 9 anak laki-laki

Ada 3 (tiga) sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar pada kondisi awal, data aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar pada kondisi siklus I, dan data aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar pada kondisi siklus II.

Pada kegiatan pengumpulan data ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan peneliti antara lain teknik dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data sehingga diperoleh data yang sebenarnya. Alat ukur yang digunakan haruslah valid dan reliabel. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi dan teknik tes hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Adapun instrumen yang digunakan terdiri dari ;

  1. Observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

Observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, yaitu pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, diri sendiri dan teman sejawat menggunakan lembar observasi atau lembar pengamatan yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang ada dalam landasan teori, dituangkan dalam blangko observasi/pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran.

  1. Tes hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes obyektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan rancangan pembelajaran dan kisi-kisi tes. Kisi-kisi dalam tes ini dibuat berdasarkan silabus yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Hasil tes ini digunakan untuk mengambil data pencapaian hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Siklus I dan Siklus II.

Validasi data perlu dilakukan dalam sebuah penelitian, untuk menguji validitas dari data yang diperoleh adalah benar-benar valid. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2017:330).

Untuk data aktivitas siswa dalam pembelajaran, peneliti menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan hasil observasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh guru, siswa sendiri dan teman sejawat, dan dengan menggunakan uji validitas isi atau validitas content, dimana instrumen observasi yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang ada dalam landasan teori, dituangkan dalam blangko pengamatan. Sedangkan untuk data hasil belajar dengan membandingkan hasil tes belajar yang diperoleh dengan teknik tes tertulis pada kondisi awal, pada kondisi siklus pertama dan pada kondisi siklus kedua. Agar butir soal yang dibuat valid diuji dengan menggunakan uji validitas isi atau validitas content, dimana isinya disusun berdasarkan sistem penilaian, tujuan pembelajaran dan silabus mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang dituangkan dalam kisi-kisi soal.

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan data kuantitatif yang didapat. Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah hasil observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan hasil observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus I, kemudian hasil observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus I dibandingkan dengan hasil observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus II, serta hasil observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan hasil observasi/pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum penelitian ini dilakukan, hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati termasuk kategori rendah. Hal ini didasarkan atas capaian hasil ulangan harian yang dapat dilihat dari daftar nilai siswa kelas tersebut. Rata-rata nilai ulangan harian I adalah 68 dengan nilai terendah 56 dan nilai tertinggi 88. Nilai terbanyak ada pada rentang 65 sampai dengan 72. Siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 7 siswa, rata-rata nilai ulangan harian II adalah 67,43 dengan nilai terendah 57 dan nilai tertinggi 90. Nilai terbanyak ada pada rentang 63 sampai dengan 70. Siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 8 siswa. Dilihat dari rata-rata nilai, ulangan harian I lebih tinggi dari rata-rata nilai ulangan harian II, hal ini dapat dipahami karena materi kompetensi dasar ke dua menuntut pemahaman yang lebih dibandingkan dengan materi kompetensi dasar pertama. Secara tabel data hasil ulangan harian pada kondisi awal sebagai berikut ;

NO URAIAN NILAI ULANGAN HARIAN I NILAI ULANGAN HARIAN II
1 AKTIVITAS 31,25 28,12
2 TERTINGGI 88 90
3 TERENDAH 56 57
4 RATA-RATA 68 67,43
5 TUNTAS 7 8
6 TIDAK TUNTAS 25 24

Tabel 1: Aktivitas siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, tuntas dan tidak tuntas KKM pada kondisi awal

 

 

Deskripsi Hasil Siklus I

Siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi. Hasil pengamatan terhadap proses belajar siswa pada siklus I, selain keaktifan siswa meningkat, juga ditemukan hal-hal berikut (1) Kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan masih kurang maksimal. (2) Ada kelompok yang berselisih dalam menjawab pertanyaan, (3) Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan menggunakan instrument tes terjadi peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ;

NO URAIAN NILAI AWAL SIKLUS I
1 AKTIVITAS 31,25 71,74
2 TERTINGGI 88 90
3 TERENDAH 56 64
4 RATA-RATA 68 78
5 TUNTAS 7 14
6 TIDAK TUNTAS 25 18

Tabel 2: Aktivitas siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, tuntas dan tidak tuntas KKM pada Kondisi awal dan Siklus I

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil pengamatan terhadap proses belajar siswa pada siklus II, selain keaktifan siswa, juga ditemukan hal-hal berikut ;(1) Kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan semakin baik (2) Tidak ada lagi kelompok yang berselisih dalam menjawab pertanyaan (3) Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen tes terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat pada table:

NO URAIAN SIKLUS I SIKLUS II
1 AKTIVITAS 71,74 89,52
2 TERTINGGI 90 96
3 TERENDAH 64 72
4 RATA-RATA 78,00 88,38
5 TUNTAS 14 30
6 TIDAK TUNTAS 18 2

Tabel 3 Aktivitas Siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, tuntas dan tidak tuntas KKM pada Siklus I dan Siklus II

Ada beberapa fakta yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu Perbandingan kondisi awal, siklus I dan siklus II diperoleh fakta adanya peningkatan keaktifan siswa dari kondisi awal 31,25, siklus I 71,74 dan pada siklus II meningkat menjadi 89,52. Dari pengamatan terhadap hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, diperoleh fakta adanya peningkatan rata-rata hasil belajar. Pada kondisi awal rata-rata nilai hasil belajar mencapai 68, dan pada siklus I mencapai 78,00 sedangkan pada siklus II mencapai 88,38. Peningkatan ini diantaranya disebabkan adanya peningkatan aktifitas siswa dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Secara singkat gambaran peningkatan hasil belajar

Dari pengamatan terhadap hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, diperoleh fakta adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa. Pada kondisi awal ketuntasan belajar siswa mencapai 7 siswa atau sekitar 21,88%, pada siklus I mencapai 14 siswa atau sekitar 43,75% sedangkan pada siklus II mencapai 30 siswa atau sekitar 93,75%.

SIMPULAN

Bagi siswa kelas X. MIPA 5 SMA Negeri 1 Kayen pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 penggunaan metode Ba Li Ta A Si terbukti memiliki kelebihan dan ternyata dapat meningkatkan; (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar meningkat. Pada kondisi awal keaktifan siswa sebesar 31,25, pada siklus I = 71,74 dan pada siklus II = 89,52; (2) Hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dilihat dari rata-rata nilai, dimana pada kondisi awal rata-rata nilai mencapai 68, pada akhir siklus I mencapai 78,00 dan pada akhir siklus II sebesar 88,38; (3) Seiring dengan peningkatan hasil belajarnya, maka siswa yang dapat mencapai batas tuntas sesuai dengan KKM juga mengalami peningkatan, terbukti pada kondisi awal, siswa tuntas baru mencapai 7 siswa atau 21,88% pada siklus I mencapai 14 siswa atau sekitar 43,75% dan pada siklus II mencapai 30 siswa atau sekitar 93,75%.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Abror, 1993. Belajar dan Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anita Lie, 2009, Model-model Pembelajaran Siswa Aktif, Jakarta Kencana Media

Anwar Jasin, 1996. Proses Belajar Mengajar yang Effektif, Bandung Remaja Rosdakarya

Depdikbud, 2013, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 tahun 2013 tentang Kurikulum SMA, Jakarta, Depdikbud

Gledler, Margaret. 1991. Learning and Instruction. New York: MacMillian Publishing Company.

Nana Sudjana. 2006, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung:Sinar Baru. Algesindo Offset

Moleong. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Saifudin Azwar, 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Saiful Bahri Djamariah, 1996. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Suharsini Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta.

Suharsini Arikunto, 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi), Jakarta:Bumi Aksara

Toeti Soekamto, Udin Saripudin Winataputra. 1996. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta: PAU-PPAI.