UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU

DALAM KEHADIRAN MENGAJAR DIKELAS

MELALUI PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT

DI SD NEGERI 5 SEMBUNGHARJO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Jumadi

SD Negeri 5 Sembungharjo

 

ABSTRAK

Faktor penyebab guru belum mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran dengan tepat adalah kedisiplinan guru belum optimal. Kepala sekolah selaku pembina guru di sekolah gugus menganggap perlu melakukan pembinaan terkait masalah tersebut, agar kualitas pendidikan di sekolah dapat meningkat. Upaya pembinaan yang dilakukan kepala sekolah memilih model pembinaan dengan Reward and Punishment dalam Kedisiplinan di SD Negeri 5 Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan di Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian menggunakan model penelitian tindakan sekolah (PTS) yang dilaksanakan sebanyak 2 Siklus yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Setiap Siklus dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, dimana setiap kali pertemuannya berlangsung pembinaan Reward and Punishment selama 1 jam. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Teknik analisis data menggunakan tehnik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan/ peningkatan kompetensi guru dalam kedisiplinan yang merupakan bagian dari aspek pengelolalan pembelajaran di sekolah. Peningkatan rata-rata kompetensi guru dari praSiklus ke Siklus I sebesar 32%, peningkatan dari pra Siklus ke Siklus I sebesar 55%, peningkatan dari Siklus I ke Siklus II sebesar 23%. Peningkatan ini memberikan makna bahwa kedisiplinan guru di SD Negeri 5 Sembungharjo membaik setelah adanya tindakan sekolah melalui pembinaan kepala sekolah dengan Reward and Punishment pada Kedisiplinan.

Kata Kunci: Pembinaan Kepala Sekolah, Kedisiplinan, Reward and Punishment

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tangung jawab.

Keteladanan guru dapat dilihat dari prilaku guru sehari-hari baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Selain keteladanan guru, kedisiplinan guru juga menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar dan pendidik. Fakta dilapangan yang sering kita jumpai disekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama masalah disiplin guru masuk kedalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran dikelas.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan judul ”Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar Dikelas Melalui penerapan Reward and Punishment di SD Negeri 5 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan”.

Masalah-masalah yang mendasari dari penelitian ini adalah: Masih banyak guru yang datang terlambat ke sekolah, Masih kurangnya disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas, Guru masih sering terlambat masuk kelas. Penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas melalui penerapan Reward and Punishment.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah penerapan Reward and Punishment dapat meningkatkan kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar dikelas?”

Tujuan penelitian ini adalah mencari alternatif pemecahan masalah sebagai upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas melalui penerapan Reward and Punishment. Manfaat dari penelitian ini antara lain bagi kepala sekolah adalah merupakan wujud nyata kepala sekolah dalam memecahkan berbagai masalah disekolah melalui kegiatan penelitian, Bagi guru diharapkan dapat menjadi motivasi guru dalam meningkatkan kedisiplinan dalam kehadiran, Bagi sekolah bisa dijadikan sumbangan dalam mewujudkan budaya sekolah yang dapat mendorong keberhasilan dan peningkatan mutu pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Peran Kepala Sekolah

Berbagai penelitian menunjukkan peran kunci yang dapat dilakukan kepala sekolah agar dapat meningkatkan belajar dan pembelajaran, jelas bahwa kepala sekolah harus berperan sebagai leaders for learning (The Institute for Educational Leadership, 2000). Para kepala sekolah harus mengetahui isi pelajaran dan teknikteknik pedagogis. Para kepala sekolah harus bekerja bersama guru untuk meningkatkan keterampilan. Kepala sekolah harus mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dengan cara-cara yang menumbuhkan keunggulan. Mereka harus berkumpul siswa, guru, orang tua, organisasi-organisasi layanan sosial dan kesehatan.

Budaya Sekolah

Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah. (Akhmad Sudrajat, 2010).

Kedisiplinan

Apabila disiplin guru telah dilaksanakan dengan baik dan kinerja guru juga baik, serta didukung oleh faktor-faktor lain yang mendukung maka akan tercipta kondisi sekolah yang kondusif yang pada akhirnya tujuan sekolah untuk menjadi sekolah yang bermutu akan dapat tercapai Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak (Hasibuan ,1997:212).

Disiplin Kerja

Menurut Nitisemito (1986:199) menyatakan masalah kedisiplinan kerja, merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan menurut Greenberg dan Baron (1993:104) memandang disiplin melalui adanya hukuman. Disiplin kerja, pada dasarnya dapat diartikan sebagai bentuk ketaatan dari perilaku seseorang dalam mematuhi ketentuan-ketentuan ataupun peraturan-peraturan tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan, dan diberlakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan (Subekti D., 1995).

Disiplin waktu dan Administrasi

Patuh pada waktu, tentunya kita sering mendengar kata disiplin waktu. Disiplin memiliki arti demikian ketika kita dihadapkan pada waktu dalam melakukan sesuatu artinya dalam melakukan sesuatu tersebut kita memiliki sebuah tanggungjawab kepada waktu. Contoh realnya seperti ini, sebagai pelajar kita tentu mengetahui jam masuk sekolah kita sehingga kita sebisa mungkin untuk datang ke sekolah lebih awal agar tidak terlambat. Dari contoh tersebut kita dapat mengetahui kalau seorang pelajar yang disiplin itu memiliki tanggung jawab pada waktu yang berupa jam masuk sekolah.

Reward And Punishment

Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Sementara punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang supaya mereka jangan membuat sesuatu yang jahat. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik.

Penerapan lain juga bisa diterapkan bagi karyawan atau aparatur meningkatkan disiplin SDM aparatur yang masih rendah dengan perubahan perilaku yang mendasar. Hal itu terjadi melalui revitalisasi pembinaan kepegawaian dan proses pembelajaran dengan membangun komitmen kuat dalam mengemban tugas sebagai pegawai negeri sipil, disertai pengembangan sistem reward dan punishment yang tepat dan efektif (Bambang Nugroho, 2006).

Kerangka Berfikir

Kedisiplinan guru masih rendah perlu dikembangkan secara terprogram, berkelanjutan melalui reward and punishment yang diharapkan adalah dalam kedisiplinan guru dalam proses kegiatan belajar megajar (KBM). Dengan demikian sistem pemberian reward and punishment bertujuan agar guru di SD Negeri 5 Sembungharjo memiliki komitmen terhadap tugas dan disiplin dalam pelaksanaan tugas. Melalui pembinaan kepala sekolah dengan reward and punishment maka kedisiplinan guru, khususnya dalam keberangkatan akan meningkat.

Hipotesis Tindakan

Melalui pemberian reward and punishmen dalam kedisiplinan guru dapat meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri 5 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Sembungharjo. Penelitian berlangsung dari bulan januari 2018 sampai dengan April 2018, sejak penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini adalah guru SD Negeri 5 Sembungharjo yang berjumlah 6 guru yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Variabel dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) adalah: X          = Pemberian Reward and Punishment, Y    = Kedisiplinan waktu dan kedisiplinan administrasi

Teknik yang digunakan dalam metode pengumpulan data adalah teknik observasi. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini di kembangkan insrumen pedoman observasi dalam Kedisiplinan guru dari awal sampai akhir di setiap Siklus. Pedoman observasi digunakan untuk menggali respon pada guru di SD Negeri 5 Sembungharjo, sedangkan angket digunakan untuk melengkapi data yang digali melalui pedoman observasi.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Kedisiplinan Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Jenis penelitian yang akan digunakan tergolong pada penelitian Tindakan (Action Research) dengan bentuk khusus penelitian tindakan yang dilakukan di sekolah yang lazim disebut penelitian tindakan sekolah. Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian tindakan sekolah yang bersifat kolaboratif dan partisipatoris. Rancangan tindakan dilaksanakan dalam 2 Siklus, dimana masing-masing Siklus akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah pemberian reward and punishment, disiplin waktu dan disiplin adminitrasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan sekolah (PTS) adalah terjadi peningkatan kedisiplinan guru dari praSiklus ke Siklus I dan ke Siklus II, maupun Siklus I ke Siklus II berdasarkan indikator penilaian dengan predikat sangat baik.

 

 

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PraSiklus

Hasil rekapitulasi Penilaian Kedisiplinan guru berdasarkan observasi awal sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat seperti pada tabel berikut.

Tabel 1 Rekapitulasi Penilaian Kedisiplinan Guru pada PraSiklus

No

Kode

Guru

Skor Indikator yang dinilai

Skor

(%)

Ket.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1

RK

0

0

1

1

1

1

0

1

0

0

0

1

0

6

46%

Kurang baik

2

SGM

0

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

0

0

7

54%

baik

3

SK

0

0

1

1

0

1

0

0

1

0

0

0

0

4

31%

Kurang baik

4

HN

0

0

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

3

23%

Kurang baik

5

ISL

0

0

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

3

23%

Kurang baik

6

SL

0

0

1

1

0

1

0

1

0

0

0

0

0

4

31%

Kurang baik

 

Rata-rata

0

0,17

1

1

0,33

1

0,17

0,33

0,17

0,17

0

0,17

0

 

 

 

 

Persentase (%)

0

17

100

100

33

100

17

33

17

17

0

17

0

 

 

 

 

Berdasarkan tabel penilaian kedisiplinan guru dalam disiplin waktu dan administrasi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) pada kondisi awal (praSiklus) kompetensi guru dalam disiplin waktu dan administrasi secara umum (rata-rata) kurang baik dengan skor rerata 35. 2) Guru yang memiliki kedisiplinan waktu dan administrasi baik ada 1 orang yaitu guru berkode SGM yang mencapai skor nilai hingga 54%.

Siklus I

Penilaian kedisiplinan guru pada Siklus I dilaksanakan setelah dilakukan tindakan berupa pemberlakuan reward and punishment yang telah disepakati dalam pembinaan. Hasil rekapitulasi Penilaian Kedisiplinan guru berdasarkan observasi Siklus I dapat dilihat seperti pada tabel berikut.

Tabel 2 Rekapitulasi Penilaian Kedisiplinan Guru pada Siklus I

No

Kode

Guru

Skor Indikator yang dinilai

Skor

(%)

Ket.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1

RK

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

10

77%

Baik

2

SGM

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

11

85%

Sangat Baik

3

SK

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

9

69%

Baik

4

HN

0

0

1

1

1

1

1

1

0

0

0

1

0

7

54%

Kurang baik

5

ISL

0

0

1

1

1

1

1

1

0

0

0

1

0

7

54%

Kurang Baik

6

SL

0

0

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

0

8

62%

Baik

 

Rata-rata

0

0,5

1

1

1

1

1

1

0,5

0,33

0,17

1

0,17

 

 

 

 

Persentase (%)

0

50

100

100

100

100

100

100

50

33

17

100

17

 

 

 

 

Berdasarkan tabel penilaian kompetensi guru dalam kedisiplinan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) kompetensi guru dalam kedisiplinan secara umum (rata-rata) di Siklus I dinilai baik dengan skor rerata 67%. 2) Guru yang memiliki kompetensi sangat baik ada 1 orang yaitu guru berkode SGM, sedangkan 5 guru lainnya mendapat predikat nilai baik.

Siklus I

Kegiatan Siklus II dirancang berdasarkan hasil refleksi Siklus I. Langkah selanjutnya adalah melakukan pembinaan guru tentang penekanan reward dan punishment yang diberlakukan pada siklus II. Hasil rekapitulasi Penilaian Kedisiplinan guru berdasarkan observasi Siklus II dapat dilihat seperti pada tabel berikut.

Tabel 3 Rekapitulasi Penilaian Kedisiplinan Guru pada Siklus II

No

Kode

Guru

Skor Indikator yang dinilai

Skor

(%)

Ket.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1

RK

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12

92%

Sangat baik

2

SGM

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12

92%

Sangat baik

3

SK

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12

92%

Sangat baik

4

HN

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

11

85%

Sangat baik

5

ISL

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

11

85%

Sangat baik

6

SL

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12

92%

Sangat baik

 

Rata-rata

0

0,67

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

 

 

 

 

Persentase (%)

0

67

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

 

 

 

 

Berdasarkan tabel penilaian kompetensi guru dalam kedisiplinan guru diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Kompetensi guru dalam kedisiplinan secara umum (rata-rata) sampai dengan Siklus II dinilai sangat baik dengan rerata skor 90%. 2) Guru yang memiliki kompetensi sangat baik ada 4 orang sedangkan yang berkompetensi baik ada 2 orang.

Pembahasan Hasil Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan sekolah (PTS) ini sangat membantu guru SD Negeri 5 Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan dalam kedisiplinan guru, yang akhirnya guru mampu disiplin dalam tugasnya. Reward dan punishment dikenal sebagai ganjaran, merupakan dua metode yang lazim diterapkan di sebuah organisasi, instansi, atau perusahaan yang menargetkan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari para karyawannya.

Mengingat setiap guru kelas mempunyai permasalahan tentang kedisiplinan, maka materi tataran/latihan atau diskusi yang disiapkan oleh kepala sekolah, perlu ditanggapi dan dikaji secara aktif oleh guru kelas agar segala yang diperoleh lewat kegiatan pembinaan kepala sekolah benar-benar aplikatif dan memenuhi kebutuhan perbaikan kedisiplinan di sekolah khususnya dalam disiplin waktu.

Sesuai dengan pembahasan dimuka, dapat didibuat kesimpulan bahwa melalui pembinaan kepala sekolah dengan pemberian Reward and Punishment dalam program kedisiplinan guru dapat meningkatkan kompetensi guru di SD Negeri 5 Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.

PENUTUP

Simpulan

Pembinaan kepala sekolah dengan Riward and Punishment dalam peningkatan kedisiplinan guru dapat meningkatkan Kompetensi Guru di SD Negeri 5 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian ini memberi informasi, bahwa peningkatan terjadi hampir disemua indikator penilaian. Dari kondisi awal (praSiklus) kompetensi guru dalam kedisiplinan dinilai kurang baik, dan setelah adanya tindakan sekolah dari kepala sekolah dengan Riward and Punishment meningkat menjadi sangat baik.

Saran

Hendaknya guru terus melakukan pengembangan diri dengan meningkatakn kegiatan pelatihan dan belajarnya dalam rangka penguasaan materi, keterampilan, dan pengetahuannya guna meningkatan kinerja profesionalnya sebagai guru; Kepala sekolah sebaiknya melakukan pembinaan secara rutin untuk mengecek / review hal-hal dari pembelajaran di sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan dan kedisiplinan, mana yang sudah baik dan mana yang masih perlu diperbaiki, khususnya dalam kedisiplinan;

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat, (2010) Manfaat Prinsip dan Asas Pengembangan Budaya Sekolah. [OnLine].

Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/manfaat-prinsip-dan asas-pengembangan-budaya sekolah/[06 Oktober 2010]

Amstrong. Michael, (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakrta: Ghalia Indonesia Anwar Prabu Mangkunegara. (1994).

Psikologi Perusahaan. Bandung: PT. Trigenda Karya (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Pujiono, Setyawan. 2008. Desain Penelitian Tindakan Kelas dan Teknik Pengembangan Kajian Pustaka.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta Bambang Nugroho. (2006). Reward dan Punishment. Bulletin CiptaKarya

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas

Hidayat, Sucherli. (1986). Peningkatan Produktivitas Organisasi dan Pegawai Negeri Sipil: Kasus Indonesia, Jakarta: Prisma

Megawangi, Ratna. (2007). Membangun SDM Indonesia Melalui Pendidikan Holistik Berbasis Karakter. Jakarta: Indonesian

Heritage Foundation Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Subagio. (2010) Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran [OnLine].Tersedia:http://subagioubagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam- meningkatkan mutu.html