UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK

DENGAN MENERAPKAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR

AND EXPLAINING BAGI SISWA KELAS XII MIPA 1

SMA NEGERI 1 CAWAS KABUPATEN KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sigit Waluyo

SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten

 

ABSTRAK

Tujuan pelaksanakan tindakan kelas ini dalah dengan menerapkan metode pelajaran dengan strategi student facilitator and explaining adalah: meningkatkan hasil belajar Seni musik siswa kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan strategi student facilitator and explaining. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Tindakan perbaikan dilakukan dua kali yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 akan dilaksanakan pada bulan April tahun 2018 minggu pertama dan kedua dan siklus kedua dilaksakanan pada bulan April tahun 2018 minggu ketiga dan keempat. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Cawas, Kabupaten Klaten yang berjumlah 31 siswa dengan rincian 10 laki-laki dan 21 perempuan. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian yaitu dengan tes tertulis, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil pengamatan tentang nilai hasil evaluasi pada kondisi setelah pelaksanaan siklus I dan nilai hasil evaluasi setelah pelaksanaan siklus II, dan kemudian direfleksi. Hasil kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi “seni musik tradisional” pada siswa kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kenaikan ketuntasan siswa secara klasikal dari kondisi siklus I sebesar 74,2% siklus II meningkat sebesar 26% sehingga menjadi 100%, dan adanya kenaikan nilai rata-rata, dimana pada siklus I menjadi 79,0 dan siklus II menjadi 90,2 sehingga terjadi kenaikan rata-rata nilai sebesar 12,4%.

Kata kunci: Hasil Belajar Seni Musik dan Strategi Student Facilitator & Explaining

 

Pendahuluan

 Pendidikan di sekolah dikatakan baik jika dilihat dari keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa unsur, di antaranya siswa, guru, kurikulum, metode maupun strategi pembelajaran, dan sarana dan prasarana (media pembelajaran) yang digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi kondisi nyata proses pembelajaran di sekolah tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Proses pembelajaran yang kurang baik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti minat siswa yang masih rendah dalam mengikuti pelajaran, kinerja guru yang kurang maksimal dalam proses pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai dan bervariasi. Berdasar pada standar isi kurikulum KTSP mata pelajaran seni budaya dijabarkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, pada setiap standar kompetensi mata pelajaran seni budaya mencakup kegiatan berapresiasi karya seni dan berekspresi melalui karya seni. Sebagaimana telah diketahui bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mata pelajaran Seni Budaya mencangkup kegiatan berapresiasi karya seni dan berkreasi/ berekspresi melalui karya seni rupa, musik, tari teater (Tim Pustaka Yustisia, 2007: 96).

 Bertolak dari cakupan pelajaran seni budaya, pembelajaran seni musik merupakan salah satu pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi siswa melalui karya seni musik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni musik perlu dikembangkan proses pembelajaran yang mengarah pada pencapaian tujuan dan keberhasilan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi, kreativitas siswa untuk belajar, dan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Musik tradisional adalah musik yang dipengaruhi diposkan oleh adat, tradisi dan budaya ‘masyarakat tertentu.pada umumnya, musik tradisi menjadi milik ‘masyarakat bersama. regular tidak diketahui siapa pencipta dari musik tradisi, baik yang berupa musik instrumental maupun vokal.musik tradisional artikel baru kesederhanaannya merupakan warisan seni budaya leluhur yang memiliki nilai tinggi.karena tingginya seremban musik suami maka musik suami selalu dicintai dan dipertahankan atau dilestarikan diposkan oleh ‘masyarakat. 

. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Cawas diperoleh data bahwa pada pelajaran pendidikan seni musik belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hasil pengamatan penulis terhadap pembelajaran Seni musik di SMA Negeri 1 Cawas menunjukkan proses pembelajaran yang masih pasif dan monoton. Dalam pembelajaran, sedikit aktivitas yang dapat dikerjakan oleh siswa untuk menyelesaikan masalah karena sudah dicontohnya oleh guru melalui power point. Respon siswa terhadap penjelasan guru melalui power point juga masih biasa saja, ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan materi. Padahal dalam suatu proses pembelajaran guru merupakan salah satu unsur penting dalam keberhasilan proses pembelajaran tersebut, tugas guru disini adalah sebagai pengajar dan pendidik. Seperti yang dikatakan oleh Djamarah Syaiful Bahri (2002: 73), bahwa sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak siswa, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina siswa agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri.

 Penyebab lain terjadinya hal di atas adalah pembelajaran berlangsung sesuai keinginan guru, tanpa melihat latar belakang dan kondisi siswa. Pembelajaran sudah menggunakan power point, namun pembelajaran berjalan dengan berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Sebagian besar sudah puas dengan contoh-contoh dari guru pada tayangan power point dan kurang memahami lebih mendalam dengan cara berdiskusi atau bertanya jawab dengan guru atau siswa lain ketika bertemu di kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti memfokuskan penelitian pada apresiasi siswa terhadap makna dan peranan musik tradisional dalam konteks kehidupan budaya masyarakat melalui penerapan strategi belajar yang tidak berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa, artinya dalam pembelajaran siswalah yang aktif dalam pembelajaran. Untuk hal ini Priyatna Prasetyawati (2016) berpendapat bahwa pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional dapat mengakibatkan peserta didik kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik cenderung hanya mendengar dan menerima penjelasan dari guru, dan peserta didik belum dapat mengutarakan pendapatnya secara luas dan terbuka. Selanjutnya Prayitna menjelaskan bahwa pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat mensinergikan peserta didik dengan pengalaman nyata mereka dan menjadikan peserta didik lebih aktif, nantinya peserta didik dapat membangun pembelajaran secara mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

 Berdasarkan uraian di atas, guru memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa yang dapat menggairahkan proses pembelajaran di kelas. Metode yang penulis pilih untuk diterapkan yaitu strategi student facilitator and explaining, dimana pada akhirnya peserta didik sendiri dapat belajar bicara untuk menyampaikan ide, gagasan atau materi kepada teman-temannya (Aqib, 2013: 28). Strategi student facilitator and explaining merupakan metode pembelajaran dimana guru menjelaskan materi secara terbuka lalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan kembali ke rekan-rekannya (Huda, 2014: 228). Dengan penerapan metode ini pembelajaran Seni musik menjadi berpusat pada siswa karena siswa yang aktif menjelaskan materi kepada rekan-rekannya satu kelas, dan guru memfasilitasi siswa dan memotivasi siswa agar pembelajaran tetap kondusif sehinggar tujuan pembelajaran dapat terwujud.

Kajian Teori

Hasil Belajar

 Suprijono (2009: 5), menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, diperoleh karena ada suatu usaha atau adanya suatu proses suatu kegiatan. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar seni musik khususnya pada materi “seni musik tradisional”. Fungsi utama hasil belajar adalah sebagai berikut: (1) Hasil belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa hasil belajar dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu instirtusi pendidikan. Sedangkan indikator ekstern artinya bahwa tinggi rendahnya hasil belajar dijadikan ukuran tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. (2) Hasil belajar indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, (3) Hasil belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah hasil belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan. (4) Hasil belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Artinya keingintahuan manusia pada umumnya merupakan kebutuhan pshikologis yang termasuk kebutuhan vital manusia modern.

Musik Tradisional

 Musik tradisional menurut Sedyawati (1983: 23), yaitu musik yang digunakan sebagai perwujudan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi, sesuai dengan kerangka pola bentuk dan penerapannya berulang-ulang dalam masyarakat. Kemudian menurut Nugroho (2011) mengatakan bahwa musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa musik tradisional adalah adalah musik yang berakar dan berkembang pada tradisi masyarakat disuatu daerah dan memiliki ciri khas seni tradisional.

Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

 Menurut Ahmadi, (2011: 12), strategi pembelajaran adalah rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi belajar merupakan kegiatan pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dan komponen pembentuk instruksional (Mujiono dalam Iskandarwassid, 2008: 8). Jadi strategi pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Iskandarwassid, 2008: 9).

Metode pembelajaran student facilitator and explaining merupakan metode belajar yang memanfaatkan siswa yang telah memahami materi untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya (Huda, 2014: 228). Pada penerapan metode ini siswa belajar menyampaikan ide dan gagasan (Aqib, 2013: 28). Student facilitator and explaining merupakan rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2014: 228).

Metode Penelitian

 Untuk memperoleh data tersebut, teknik yang digunakan adalah; (1) Tes Tertulis. Tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal-soal uraian/ essay buatan guru yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi Seni musik pada materi “seni musik tradisional”. (2) Observasi. Observasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten menggunakan strategi student facilitator and explaining. (3) Dokumentasi. Dokumentasi pada penelitian tindakan kelas ini berupa data siswa kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten, nilai-nilai hasil tes, dan foto-foto pelaksananan penelitian tindakan. Prosedur peneltian dengan langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah dilakukan penilaian terhadap hasil tes tertulis dan hasil pengamatan, kemudian kedua data tersebut dianalisis data dilakukan secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil pengamatan tentang nilai hasil evaluasi pada kondisi setelah pelaksanaan siklus I dan nilai hasil evaluasi setelah pelaksanaan siklus II, dan kemudian direfleksi.

Hasil Penelitian

Kondisi Awal

 Hasil pengamatan penulis terhadap pembelajaran Seni musik di SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten menunjukkan proses pembelajaran yang masih pasif dan monoton. Dalam pembelajaran sedikit aktivitas yang dapat dikerjakan oleh siswa untuk menyelesaikan masalah karena sudah dicontohnya oleh guru melalui power point. Respon siswa terhadap penjelasan guru melalui power point juga masih biasa saja, ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan materi. Penguasaan materi pembelajaran pra siklus bahwa dari jumlah 31 siswa yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 51 sampai 60 sebanyak 21 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 5 siswa, nilai 71-80 sebanyak 1 siswa, tidak ada yang mendapat nilai 81-90 dan tidak ada yang mendapat nilai di atas 91.

Hasil Pembelajaran pada Siklus 1

 Untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian dari siklus 1 sampai siklus akhir, maka dapat disajikan deskripsi data hasil penelitian sebagai berikut.

Perencanaan

 Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah: (1) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses yang meliputi: membuat perencanaan mengajar dan menentukan materi, yaitu dasar Seni musik. (2) Membuat lembar observasi untuk memantau bagaimana berjalannya pembelajaran tindakan kelas dengan menerapkan metode strategi student facilitator and explaining. (3) Membuat alat evaluasi berupa soal-soal dan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya.

Pelaksanaan tindakan

Siklus I dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama siklus I terlaksana pada hari Kamis, tanggal 5 April 2018, pembelajaran berlangsung dengan dimulai setelah seluruh siswa masuk ke kelas, kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu guru menjelaskan sedikit tentang metode belajar yang akan diterapkan kemudian setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar dengan strategi student facilitator and explaining. Setelah itu baru guru menjelaskan sedikit (pokok-pokoknya) tentang materi tentang cara seni musik tradisional. Jumlah subjek penelitian adalah 31 anak, maka ada lima kelompok beranggotakan 4 siswa, dan satu kelompok beranggotakan 5 siswa dengan didampingi 1 siswa telah diplih oleh guru untuk menjadi fasilitator tiap kelompok, pembagian kelompok telah ditentukan sebelumnya oleh guru. Setelah siswa menempatkan diri pada tiap-tiap kelompoknya kegiatan belajar dilaksanakan dengan cara setiap kelompok diskusi tentang Seni musik tradisional dengan didampingi fasilitator yang diambil dari teman sendiri. Permasalahan untuk tiap-tiap kelompok adalah sbb: kelompok 1 membahas tentang makna musik tradisional (tradisional, modern, dan kontemporer, kelompok 2 membahas materi tentang pembagian musik tradisional, kelompok 3 membahas tentang fungsi musik tradisional, kelompok 4 berdiskusi tentang peranan musik tradisional, kelompok 5 berdiskusi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam musik tradisional, dan kelompok 6 berdiskusi tentang hal-hal yang perlu diamati dalam pengakuan musik tradisional. Tugas fasilitator dalam kelompok diskusi, tidak hanya menjelaskan materi kepada anggota kelompok tetapi juga ikut menciptakan suasana belajar yang kondusif, dan melayani pertanyaan atau ajakan diskusi dari anggota kelompok agar materi tentang seni musik tradisional dapat dipahami dengan baik. Fasilitator juga membantu kelompok membuat laporan hasil diskusi kelompok.

Pada pertemuan kedua, yaitu pada hari Kamis tanggal 12 April 2018, kegiatan siswa adalah presentasi hasil diskusi bersama anggota kelompok dan fasilitator. Setelah selesai kegiatan belajar dalam kelompok, semua kelompok menjelaskan/mempresentasi-kan materi yang tadi telah dibahas bersama. Setiap kelompok berkesempatan selama 5-10 menit untuk presentasi di depan kelas bersama fasilitatornya. Pada saat kelompok presentasi di depan kelas, kelompok lain memberikan tanggapan. adaSiklus pertama berakhir ketika kelompok 6 selesai presentasi, kegiatan selanjutnya adalah mendengarkan klarifikasi dari guru. Akhir kegiatan adalah penutup dimana siswa diberikan tes tertulis berupa soal tentang seni musik tradisional.

Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi pada saat pelaksanaan strategi student facilitator and explaining ternyata dengan subjek siswa kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten ini metode cukup mudah dilaksanakan. Siswa terlihat antusias dengan penerapan metode pembalajaran ini, Pada saat pembelajaran berlangsung siswa sedikit ramai karena harus berpindah tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Ruang kelas sedikit ramai karena siswa yang menjadi pendamping adalah teman sendiri sehingga berbeda kalau yang mendapingi itu gurunya sendiri, pada siklus I masing-masing siswa diminta berpendapat masih belum semua siswa berani berpendapat, kalau ada yang berbicara hanya sedikit.

Yang menarik dalam pembelajaran dengan strategi ini ada siswa yang mendahului memberanikan diri berbicara/berpendapat, lama kelamaan satu sama lain mulai berpendapat dengan baik, dan hampir semua anggota menggunakan hak bicaranya untuk berpendapat. Pelajaran dengan strategi student facilitator and explaining membuat siswa dapat mempelajari materi bersama-sama dengan sungguh-sungguh karena semua anggota mendengarkan penjelasan fasilitatornya yang juga temannya sendiri dan fasilitator juga bersedia diajak berdiskusi dengan sabar. Dengan fasilitator dari teman sendiri ini mempermudah siswa berpendapat dengan tenang, tidak grogi dan tidak takut-takut. Begitu pula saat kelompok harus menjelaskan/presentasi materi ke kelompok lain di depan kelas, juga sudah diusahakan dengan baik. Tetapi ketika ada pertanyaan/tanggapan dari anggota kelompok lain belum banyak siswa yang dapat menjawab dengan memuaskan. Secara umum laporan dari teman sejawat, yaitu Bapak Triyono menjelaskan bahwa, pelaksanaan strategi student facilitator and explaining pada siklus I sudah cukup baik. Hasil evaluasi belajar siswa dan keaktifan siswa pada siklus I ini belum mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 80%. Ketuntasan individu sudah dicapai oleh 23 siswa atau 74,2% dari 31 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 79,0 sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya dicapai oleh 74,2% siswa, berarti masih terdapat 8 anak atau 25,8% yang belum mendapatkan nilai dengan kriteria tuntas.

Refleksi

 Refleksi yang dilekukan pada siklus I ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: (1) Untuk siklus selanjutnya waktu perlu diperhitungkan lagi agar waktu kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. (2 Perlu ada pembagian tugas yang jelas dalam berdiskusi seperti siapa ketua dan sekretaris untuk setiap kelompok, supaya hasil dapat ditulis dengan baik dan disampaikan ke kelompok lain menjadi jelas. (3) Siswa sebagai fasilitator dalam pembelajaran sudah lumayan baik namun dalam menjelaskan ke temannya supaya tidak terlalu cepat sehingga apa yang dijelaskan mudah dipahami siswa lain. (4) Guru belum memberikan bimbingan secara merata baik ke kelompok maupun individu, diharapkan pada siklus berikutnya sudah ada pemerataan bimbingan. (5) Dalam berdiskusi masih banyak siswa dan kelompok yang belum sungguh-sungguh dalam membahas materi, dan kurang menghargai fasilitator sehingga pada siklus berikutnya siswa, fasilitator, dan guru perlu bersama-sama menciptakan situasi belajar yang kondusif. (6) Siswa yang belum tuntas belajar individu ada 8 siswa, maka pada siklus 2 perlu diadakan perhatian ekstra terhadap 8 siswa tersebut, tanpa mengabaikan 23 siswa yang telah lolos KKM pada siklus I.

Deskripsi Hasil Pembelajaran Siklus II

 Dengan langkah yang sama, hasil pelaksanaan pembelajaran seni musik pada siklus II dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan strategi student facilitator and explaining pada siklus II sudah lebih baik daripada siklus I. Siswa sudah mulai memahami pelaksanaan pembelajaran dengan strategi student facilitator and explaining ini, sudah tidak ada siswa yang ramai atau mengganggu temannya atau berbicara sendiri, melainkan semua siswa belajar dengan sungguh-sungguh. Masing-masing anggota kelompok sudah bersedia mengemukakan beberapa solusi dalam mengerjakan tugas kelompok, memberikan berpendapat maupun alasannya, kalau ada yang bertanya meminta penjelasan fasilitator berusaha membantu menjawabnya dengan pelan dan teratur. Meskipun yang menjadi fasilitator adalah temannya sendiri, tetapi tetap ada penghargaan ketika fasilitator sedang menjelaskan atau memfasilitasi kelompok. Justru dengan fasilitator temannya sendiri yang merupakan teman sebaya ini yang membuat pembelajaran terlihat santai, damai, karena siswa merasa nyaman sebab yang menjelaskan materi di dalam kelompoknya adalah temannya sendiri. Dalam berpendapat sudah diatur waktunya dengan baik yaitu setiap anak 1 – 2 menit, sehingga tak ada anggota yang tidak berpendapat tentang materi yang dibahas. Penerapan strategi pembelajaran student facilitator and explaining membuat siswa dapat mempelajari materi dengan lebih mudah karena meskipun telah dijelaskan oleh fasilitator, semua anggota kelompok juga mengemukakan pendapat untuk menjelaskan materi kepada anggota yang lain. Begitu pula saat kelompok harus menjelaskan materi ke kelompok lain, juga sudah dilakukan dengan baik. Ketika ada pertanyaan dari anggota kelompok lain, telah banyak siswa yang dapat menjawab dengan memuaskan. Partisipasi siswa sudah baik dimana tidak ada siswa yang hanya diam/pasif dalam pembelajaran. Hasil pengamatan dan nilai hasil evaluasi belajar siswa dalam mengerjakan test siklus II sudah baik. Ketuntasan individu adalah 100% siswa, berarti 31 siswa telah mendapatkan nilai seperti yang diharapkan, yaitu minimal KKM yaitu 70. Dengan melihat hasil ini berarti indikator ketercapaian telah terwujud. Hasil refleksi pada tindakan kelas siklus II dievaluasi bersama eman sejawat/kolaborator dan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Dalam proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang memuaskan. Hal ini terlihat dari lancarnya siswa menjelaskan materi kepada anggota yang lain maupun kelompok lain. (2) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang memuaskan, terlihat dari hasil nilai post test yang menunjukkan nilai minimal 80. (3) Dengan metode pelajaran dengan strategi student facilitator and explaining siswa terlihat aktif dalam pembelajaran. (4) Dengan metode pembelajaran student facilitator and explaining keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat baik di dalam kelompok maupun di depan kelas. (4) Dengan strategi pembelajaran student facilitator and explaining kemandirian siswa dalam mengungkapkan sudah menggunakan kalimat sendiri dan bervariasi, (5) Dengan strategi pembelajaran student facilitator and explaining keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan sudah meningkat, dan (6) Pembelajaran dengan metode pembelajaran student facilitator and explaining pada tindakan kelas siklus II jauh lebih baik dibanding hasil pelaksanaan siklus I. Berdasarkan pengamatan kolaborator dan penulis, secara keseluruhan dari tindakan siklus I sampai tindakan kelas siklus II, usaha untuk mengatasi permasalahan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi seni musik tradisional sudah mengalami perubahan yang positif. Dari pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada materi “seni musik tradisional” siswa setelah mendapatkan pembelajaran melalui penerapan strategi student facilitator and explaining. Hal ini dilihat dari adanya peningkatan nilai yang diperoleh dari tes yang dikerjakan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi “seni musik tradisional” pada siswa kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kenaikan ketuntasan siswa secara klasikal dari kondisi siklus I sebesar 74,2% siklus II meningkat sebesar 26% sehingga menjadi 100%, dan adanya kenaikan nilai rata-rata, dimana pada siklus I menjadi 79,0 dan siklus II menjadi 90,2 sehingga terjadi kenaikan rata-rata nilai sebesar 12,4%.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru, dkk.2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Aqib, Zainal. 2013. Model-model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Priyatna Prasetyawati. 2016. Analisis Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning Dalam Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Sejarah Di SMA Negeri Se Kota Palu. e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 10, Oktober 2016 hlm 130-137.

Sedyawati, Edi. 1983. Seni Dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia