UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PADA KOMPETENSI DASAR MENGENAL CARA-CARA

MENGHADAPI BENCANA ALAM

BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI GEGUNUNG KULON REMBANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MELALUI PENGGUNAAN

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Budiharto

Guru Kelas VI di SD Negeri Gegunung Kulon

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah 1). Agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS. 2). Siswa dapat memahami pembelajaran IPS dikelas,dengan metode cooperative model jigsaw. Penelitian ini dilakukan dikelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Semester II tahun 2013/2014, dan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VI yang terdiri dari 10 siswa, dengan dilaksanakannya penelitian menggunakan metode cooperative model jigsaw, diharapkan mampu meningkatkan kegiatan pembelajaran IPS

Kata Kunci: cooperative, learning, jigsaw.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran IPS kelas VI di SD Negeri Gegunung Kulon Rembang dirasa-kan belum optimal dan mengalami bebera-pa kendala. Berdasarkan hasil pengamatan, kelemahan dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Gegunung Kulon Rembang antara lain disebabkan karena a) Guru belum optimal dalam meyakinkan siswa untuk belajar PIPS lebih bergairah dan bersung-guh-sungguh, siswa tidak dibelajarkan untuk membangun konseptualisasi yang mandiri; b) Guru lebih mendominasi siswa (teacher centered). Kadar pembelajaran yang rendah, kebutuhan belajar siswa tidak terlayani; dan c) Guru belum membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokrasi sosial kemasyarakatan dengan melibatkan siswa dan seluruh komunitas satuan pendidikan dalam berbagai aktivitas kelas dan satuan pendidikan

Kelemahan teacher centered tersebut berdampak pada kurang optimal-nya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Kurang optimalnya hasil belajar siswa tersebut diindikasikan dengan belum optimalnya hasil belajar siswa baik dari nilai rata-rata kelas maupun tingkat ketuntasan kelas, khususnya pada siswa kelas VI di semester II tahun pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilaksanakan pada awal semester II, dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan kelas baru mencapai 40%. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh masih di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 65, yaitu baru mencapai 60%. Atas dasar hal tersebut maka siswa kelas VI belum mencapai ketuntasan belajar.

Kondisi tersebut memerlukan suatu upaya perbaikan dalam proses pembela-jaran sehingga penguasaan konsep pada siswa semakin meningkat. Salah satu upaya perbaikan tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning.

Metode pembelajaran cooperative learning jigsaw termasuk faktor yang mem-pengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa, karena pembelajaran cooperative learning jigsaw memiliki kelebihan di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif melibatkan proses pembelajaran secara kooperatif antar siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Rumusan Masalah

1. Apakah metode pembelajaran coope-rative learning jigsaw dapat meningkat-kan pemahaman pelajaran IPS yang bersifat hafalan pada siswa kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Seberapa besar metode tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran IPS?

Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS.

2. Meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

LANDASAN TEORI

Prestasi Belajar

Prestasi merupakan hasil yang didapat oleh seseorang setelah melakukan kegiatan. “Prestasi adalah bukti keberha-silan usaha yang dapat dicapai” (Winkel, 2001: 15). Menurut Pasaribu dan Siman-juntak “Achievement (prestasi) adalah isi dari kapasitas seseorang, yang dimaksud di sini ialah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan atau latihan tertentu” (Pasaribu dan Simanjuntak, 2003: 85). Dari ungkapan tersebut jelaslah bah-wa prestasi akan terjadi, setelah adanya kegiatan tertentu.

Menurut Sutratinah Tirtonagoro (2001: 43) bahwa: “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.”

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001:70) yang dimaksud pres-tasi belajar adalah “penguasaan pengeta-huan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dengan bekerja keras, ulet, tekun, sehingga bisa memberikan kepuasan dan pemenuhan hasrat ingin tahu siswa. Berdasarkan pendapat tersebut jelaslah bahwa prestasi belajar merupakan hasil siswa setelah melakukan suatu proses pembelajaran.

1. Pembelajaran Kooperatif

Hakikat cooperative learn-ing adalah bekerja sama untuk mencapai tujuan (Johnson dan Johnson, 1996: 4). Dalam kegiatan cooperative, individu men-capai tujuan yang menguntungkan untuk dirinya dan juga menguntungkan bagi semua anggota kelompok. Selanjutnya di-katakan cooperative learning adalah suatu bentuk pembelajarna dalam kelompok kecil di mana para siswa bekerja sama untuk memaksimalkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran.

Anita Lie (2004: 29) menjelaskan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian ke-lompok yang dilakukan asal-asal. Pelaksa-naan prosedur model cooperative learn-ing dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Strategi belajar model Jig-saw adalah strategi pembelajaran yang digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian (Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, 2008: 56). Cooperative learning model jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran bahasa Inggris, karena model ini dapat digunakan dalam pengajaran mem-baca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.

Menurut Anita Lie (2004:69), co-operative learning model jigsaw mengga-bungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Pendekatan ini sangat tepat digunakan dalam mata pelajaran bahasa Inggris dan cocok untuk semua kelas/tingkatan. Di lain pihak, Campbell (dalam Sulasmono, 2003: 7) juga mencatat bahwa hasil penelitian tentang belajar kooperatif menunjukkan bahwa metode cooperative learning model jigsaw itu meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa, memperlancar kegiatan belajar, memperbaiki penguatan dan ingatan siswa, dan menghasilkan sikap-sikap positif terhadap belajar.

Kerangka Pemikiran

Pelajaran IPS oleh kebanyakan siswa seringkali menjadi pelajaran yang menjemukan, karena mengandalkan hafalan belaka, sehingga masih terdapat siswa yang memiliki prestasi belajar IPS yang tidak memuaskan. Namun ini bukanlah suatu alasan mengapa prestasi belajar mereka tidak seperti yang diharapkan. Karena pada dasarnya prestasi itu dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah tentang penerapan metode pembelajaran jigsaw.

Hipotesis Tindakan

1. Penerapan metode pembelajaran ko-operatif tipe jigsaw dapat mening-katkan aktivitas belajar siswa Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/ 2014 dalam pembelajaran IPS.

2. Penerapan metode pembelajaran ko-operatif tipe jigsaw dapat mening-katkan hasil belajar siswa Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/ 2014 dalam pembelajaran IPS.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu mulai bulan Januari 2014 hingga Maret 2014.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif, yaitu bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran IPS di kelas VI semester II SD Negeri Gegunung Kulon Rembang. Subjek pelaku tindakan adalah guru kelas mata pelajaran IPS di kelas VI atas nama Budiharto,S.Pd. Subjek pene-rima tindakan adalah 10 orang siswa kelas VI semester II SD Negeri Gegunung Kulon Rembang tahun pelajaran 2013/2014.

3. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus tindakan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah didesian dalam variabel yang diteliti. Untuk melihat aktivitas belajar kelompok siswa dipergunakan observasi. Hasil observasi tersebut sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan prestasi belajar IPS.

Suharsimi Arikunto (2003:83) mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: a) Perencanaan atau planning; b) Tindakan atau acting; c) Pengamatan atau observing; dan d) Refleksi atau reflecting. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data adalah laporan dari peng-amatan pada subyek tertentu. Sumber penelitian adalah siswa kelas VI semester II SD Negeri Gegunung Kulon Rembang tahun pelajaran 2013/2014, dan guru kelas. Jenis data yang didapat adalah data kuantitatif yang berupa nilai prestasi belajar IPS dan data kualitatif berupa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi: a) teknik tes, b) teknik dokumen, dan c) teknik observasi.

Data yang dianalisa adalah data dari aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar IPS siswa yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian tindakan kelas, yang berupa skor aktivitas dan nilai dari masing-masing siswa setiap akhir siklus. Sebagaimana bentuk penelitian ini maka teknis analisis data yang digunakan adalah analisis perbandingan dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa skor aktivitas dan nilai.

Data skor aktivitas dan nilai yang diperoleh akan ditabulasikan secara nominal kemudian ditentukan prosentase-nya. Dari prosentase itu akan dides-kripsikan kearah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa.

4. Validitas Data

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi data. Adapun definisi triangulasi metode menurut Sutopo (2006: 80) adalah “mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda”. Triangulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali informasi dari suatu narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitasnya yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud peneliti. (Sutopo, 2006: 79).

5. Indikator Kinerja Penelitian

a) Siswa dikatakan sudah mencapai ketuntasan belajar apabila sudah memperoleh nilai > 65.0;

b) Siswa secara klasikal dianggap tuntas apabila nilai rata-rata kelas > 65.0; dan

c) Penguasaan penuh secara klasikal tercapai apabila jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > 65 su-dah mencapai > 80% dari jumlah siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran IPS. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

Dalam metode hafalan materi yang diterapkan di SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014, didapat hasil tes sebagai berikut.

Tabel I Hasil Nilai Tes Prasiklus

No

Nama

Skor Pra Siklus

KKM

Pra Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

1.

Dimas Rhohul S

80

2.

Dwi Purwanti

60

3.

Muh. Rizki F

50

4.

Ahmad Sodiqin

50

5.

Akbar Rizky Lirianto

75

6.

Khoirur Rohman

60

7.

Leonardo Ridiq A

50

8.

Ridhwan Hadi Wibowo

50

9.

Tegar Febriansyah

50

10.

Ummu Salamah

60

Jumlah

585

Skor Rata – Rata

58,5

Persentase (%) KKM

20%

Hasil identifikasi terhadap aktivitas belajar siswa pada kondisi awal menun-jukkan bahwa aktivitas belajar siswa dapat dikategorikan rendah. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata aktivitas belajar sebesar 58,5. Dari kondisi tersebut, guru berupaya melakukan perbaikan pembela-jaran agar aktivitas siswa dalam pembela-jaran meningkat. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan dampak proses pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS yang dilakukan.

Aktivitas belajar siswa dari kondisi awal/pra siklus masih rendah dapat dilihat dari table berikut ini:

Tabel II Aktivitas Belajar Pada Kondisi Pra Siklus

No.

Kategori

Pra Siklus

Jumlah Siswa

Persentase

1.

Kurang Aktif

5

50%

2.

Cukup Aktif

3

30%

3.

Aktif

2

20%

Jumlah

10

100%

Skor Rata-rata

58,5

Tabel III

KLP

NAMA SISWA

SKOR

PRA SIKLUS

SKOR SIKLUS I

KKM

SIKLUS I

TUNTAS

TDK TUNTAS

1

Dimas Rhohul S

80

80

Tegar Febriansyah

50

60

Leonardo Ridiq A

50

70

Ridhwan Hadi W

50

65

Ummu Salamah

60

60

2

Akbar Rizky L

75

85

Dwi Purwanti

60

65

Muh. Rizki F

50

60

Khoirur Rohman

60

75

Ahmad Sodiqin

50

60

Jumlah

585

680

Skor Rata-Rata

58,5

68,0

Presentase (%) KKM

20%

60%

Tindakan guru mengimplementasi-kan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS ternyata cukup efektif. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada tindakan pembelajaran Siklus I, yaitu dari pra siklus 58,5 menjadi 68,0 pada siklus I, atau presentase KKM dari 20% menjadi 60%. Aktivitas belajar siswa dari kondisi siklus I terdapat peningkatan dari kondisi pra siklus, dan dapat dilihat dari table berikut ini:

Tabel IV Aktivitas Belajar Pada Kondisi Siklus I

No.

Kategori

Siklus I

Jumlah Siswa

Persentase

1.

Kurang Aktif

3

30%

2.

Cukup Aktif

4

40%

3.

Aktif

3

30%

Jumlah

10

100%

Skor Rata-rata

68,0

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada tindakan pembelajaran Siklus I belum optimal. Untuk itu guru melakukan perbaikan pada tindakan Siklus II. Perbaikan yang dilakukan guru adalah memperbanyak jumlah kelompok sehingga anggota masing-masing kelompok menjadi lebih sedikit. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Tabel V

KLP

NAMA SISWA

SKOR

SIKLUS

I

SKOR SIKLUS

II

KKM

SIKLUS II

T

TDK

T

1

Dimas Rhohul S

80

90

Tegar Febriansyah

60

70

2

Akbar Rizky L

85

100

Ummu Salamah

60

80

3

Khoirur Rohman

75

80

Ahmad Sodiqin

60

65

4

Leonardo Ridiq A

70

75

Muh. Rizki F

60

70

5

Dwi Purwanti

65

70

Ridhwan Hadi W

65

70

Jumlah

680

770

Skor Rata-Rata

68,0

77,0

Presentase (%) KKM

60%

100%

Upaya perbaikan yang dilakukan guru terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada tindakan Siklus II, yaitu dari 68,0 pada tindakan Siklus I menjadi 77,0 pada tindakan Siklus II. Aktivitas belajar siswa dari kondisi siklus II terdapat peningkatan dari kondisi siklus I, dan dapat dilihat dari table berikut ini:

Tabel VI Aktivitas Belajar Pada Kondisi Siklus I

No.

Kategori

Siklus II

Jumlah Siswa

Persentase

1.

Kurang Aktif

1

10%

2.

Cukup Aktif

5

50%

3.

Aktif

4

40%

Jumlah

10

100%

Skor Rata-rata

77,0

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dari kondisi pra siklus hingga tindakan pembelajaran Siklus II selan-jutnya dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:

Tabel VII Aktivitas Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Tindakan Siklus II

No.

Kategori

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah Siswa

(%)

Jumlah Siswa

(%)

Jumlah Siswa

(%)

1.

Kurang Aktif

5

50%

3

30%

1

10%

2.

Cukup Aktif

3

30%

4

40%

5

50%

3.

Aktif

2

20%

3

30%

4

40%

Jumlah

10

100%

10

100%

10

100%

Skor Rata-rata

58,5

68,0

77,0

Nilai Dibawah KKM

8 Siswa

4 Siswa

Nilai Diatas KKM

2 Siswa

6 Siswa

10 Siswa

Gambar 1 Rata-rata skor Prasiklus hingga Tindakan Siklus II

Data peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dari pra siklus hingga tindakan Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram berikut.

Gambar 2 Aktivitas Belajar Siswa Prasiklus hingga Tindakan Siklus II

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS bagi siswa kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Identifikasi terhadap hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran IPS pada kondisi pra siklus diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Hasil ulangan harian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh sebesar 58,0. Nilai rata-rata yang diperoleh ternyata < KKM yang ditetapkan sebesar 65,0.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas dengan nilai > 65.0, baru mencapai 20%. Sisanya sebesar 80% belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM sebesar 65.0.

Berangkat dari kondisi tersebut, maka guru melakukan suatu upaya per-baikan pembelajaran dengan mengguna-kan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Perbaikan yang dilakukan guru adalah memperbaiki proses pembelajaran berupa peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Meningkatnya aktivitas sis-wa dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep sehing-ga hasil belajar siswa ikut meningkat.

Tindakan guru mengimplemen-tasikan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ternyata cukup efektif. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada tindakan pembelajaran Siklus I. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dari 58,5 pada kondisi awal menjadi 68,0 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I. Ditinjau dari ketuntasan belajar, tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 20% pada kondisi awal menjadi 60% pada akhir tindakan Siklus I.

Peningkatan hasil belajar siswa dianggap belum optimal. Hal ini diindi-kasikan dengan belum tercapainya pengua-saan penuh secara klasikal sebesar > 80% yang belum tercapai. Atas dasar hal ini maka perbaikan masih perlu dilakukan pada tindakan siklus berikutnya.

Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II adalah memper-banyak jumlah kelompok sehingga anggota masing-masing kelompok menjadi lebih sedikit. Hal ini diharapkan dapat mening-katkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga penguasaan materi oleh siswa akan semakin baik sehingga hasil belajar semakin meningkat.

Upaya perbaikan yang dilakukan guru terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada tindakan Siklus II. Ditinjau dari nilai hasil belajar, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 68,0 pada akhir tindakan Siklus I meningkat menjadi sebesar 77,0 pada akhir tindakan Siklus II. Ditinjau dari ketuntasan belajar, tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% pada akhir tindakan Siklus I meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.

Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus hingga akhir tindakan Siklus II dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut.

Tabel VIII Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus hingga Akhir Tindakan Siklus II

No.

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah Siswa

(%)

Jumlah Siswa

(%)

Jumlah Siswa

(%)

1.

Tuntas

2

20%

6

60%

10

100%

2.

Belum Tuntas

8

80%

4

40%

0

0%

Jumlah

10

100%

10

100%

10

100%

Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus hingga akhir tindakan Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram berikut.

Gambar 3 Diagram nilai kriteria ketuntasan minimum siswa

Berdasarkan hasil-hasil tersebut selanjutnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran IPS. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan kelas pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Penerapan metode pembelajaran ko-operatif tipe jigsaw dapat meningkat-kan aktivitas belajar siswa Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Se–mester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran IPS. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Skor rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari 58,0 pada pra siklus menjadi 68,0 pada tindakan pembelajaran Siklus I, dan meningkat menjadi 77,0 pada tindakan pembe-lajaran Siklus II.

2. Penerapan metode pembelajaran ko-operatif tipe jigsaw dapat mening-katkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS bagi siswa Kelas VI SD Negeri Gegunung Kulon Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Hal ini ditunjukkan dengan me-ningkatnya tingkat ketuntasan belajar siswa. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 20% pada pra siklus meningkat menjadi 60% pada akhir tindakan Siklus I, dan meningkat lagi menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.

Saran

1. Bagi Siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bah-wa implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu disa-rankan kepada siswa agar dapat lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru Kelas/ Mata Pelajaran.

Bagi guru kelas/ mata pelajaran disarankan untuk mau menggunakan meto-de pembelajaran yang bervariatif yang mampu mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menguasai konsep secara lebih optimal.

3. Bagi Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah disarankan untuk mendorong para guru agar mau meng-gunakan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode pembela-jaran kooperatif tipe jigsaw.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1997. Peranan Suasana Belajar Kooperatif dan Kompetitif dalam Peningkatan Hasil Belajar. Jakarta: Lembaga Penelitian IKIP.

Anita Lie. 2004. Cooperative Learning. “Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas”. Jakarta: Grasindo.

Astuti dan Supriyadi. 2004. Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning. Surakarta: APK Karang-anyar.

Boediono, dkk, 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Depdikbud, 1995. Petunjuk Teknik Mata Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. 1998. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Johnson dan Johnson. 1996. Cooperative Learning, Two Heads Learn Better Than One. Http/www.contexts.org./elib/c.18/Johnson.htm.

Muchtar, S. A. 2006. Pengembangan Berfikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Muhammad Ali. 1998. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Gramedia.

Syafruddin, Moh. 2001. Implementasi Model Cooperative Learning Dalam Pendidikan IPS Di Tingkat Persekolahan. Artikel. http://pipssd.blogspot.com/2001_06_04_archive.html. diunduh pada 2 Agustus 2013.

Winkel, WS. 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

 

Yacobs, E. 1999. Cooperative Learning in Context. An Educational Innovation in Everyday Clasrooms. New York: Albany, State University of New York Press.