UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Erna Ratnasari

Tritjahjo Danny Soesilo

Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menerapkan model Teams Games Tournament (TGT). Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada setiap siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Pandanretno sebanyak 23 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Penelitian terdiri dari siklus I dan siklus II dengan 2 kali pertemuan. Ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus adalah 21,7% siklus I menjadi 73,9% dan pada siklus II menjadi 100%. Dengan hasil tersebut penerapan model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

Kata kunci: Teams Games Tournament (TGT), Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk memajukan pendidikan adalah dengan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, kreatif dan menyenangkan, Sehingga guru harus memiliki kemampuan pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya Untuk mencapai tujuan yang menjadi faktor penentu adalah pembelajaran yang ada di sekolah. Tujuan pembelajaran dapat berupa perubahan diri siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pembelajaran di sekolah harus mampu merubah diri peserta didik. Perubahan tersebut sebagai hasil dari proses belajar. Pembelajaran di sekolah harus bisa mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran Matematika pada kenyataan di sekolah siswa hanya menerima materi sebatas yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif. Kepasifan berdampak kepada jawaban yang sama ketika diberikan permasalahan yang sama serta cenderung mengikuti langkah di buku paket atau cara lain yang telah ada. banyak guru khususnya guru SD dalam mengajar kurang menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi sehingga kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga peserta didik menjadi pasif yang mengakibatkan hasil belajar matematika masih rendah. Seperti yang dijumpai di kelas IV SD Negeri Pandanretno Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang yaitu dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) ada 18 siswa dibawah KKM, ada 5 siswa diatas KKM sedangkan jumlah siswa ada 23 siswa

Berdasarkan rumusan permasalah diatas, maka peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk tujuan meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Pandanretno Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang.

Matematika

Menurut Katili dalam Penawar (2012:21) Matematika adalah ilmu pengetahuan yang paling padat dan tidak mendua arti, karena itulah simbol, notasi dan semacamnya yang padat matematika lama membingungkan, tidak jelas, keliru atau mendua arti, dalam matematika modern hal ini diperjelas; misalnya saja, beda bilangan dan lambangnya, beda antar sisi yang sama dengan sisi ekivalen, beda antara garis dan ruas garis, beda antara bentuk geometri dengan bendanya, beda antara notasi garis dengan notasi ruas garis, beda antara konsep dan peragannya dan lain-lain.

Sedangkan Menurut Sudjono dalam Abdul Halim (2008:19) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang berhubungan dengan yang terorganisasi secara sistematis.Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan diantara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubungan-hubungan, tentu saja diperkirakan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat didalam matematika itu (Herman Hudoyo:123).

Dari beberapa teori yang dikemukakan tersebut, bahwa Matematika adalah ilmu tentang penalaran yang didalamnya terdapat bahasa simbol deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi sehingga diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat didalam matematika itu.

Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik melalui perolehan ilmu pengetahuan penugasan Muhammad Fathurrohman (2015:16). Menurut Utari Sumarmo (2004:5) menyatakan bahwa: Pembelajaran matematika diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis yang meliputi pemahaman, penyelesaian masalah, penalaran, komunikasi, dan koreksi matematis, kritis serta sikap yang terbuka dan objektif. Menurut Dienens (herman Hudojo:2005:71) mengemukakan bahwa belajar matematika melibatkan suatu hierarki dari konsep-konsep tingkat yang lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya

Berdasarkan uraian dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika adalah usaha membimbing peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis yang meliputi pemahaman, penyelesaian masalah, penalaran, komunikasi, dan koreksi matematis, kritis serta sikap yang terbuka dan objektif mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep paling kompleks. Pembelajaran matematika SD memberikan kesempatan kepada peserta didik menyelesaikan masalah dengan strategi sendiri dapat menambahkan rasa tanggung jawab dan kreatifitas. Dengan memiliki rasa tanggung jawab, dapat dikatakan bahwa siswa memiliki kemandirian belajar kemampuan belajar matematika siswa akan berkembang.

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu pembelajara kooperatif dari John Hopkins yang dikembangkan oleh David Devries dan Keith Edwars. Teams Games Tournament (TGT) merupakan suatu tipe pembelajaran yang menekankan siswa belajar dalam kelompok heterogen yang beranggotakan 3 sampai 5 orang. Metode ini memiliki keungguan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu (Robert E. Slavin 2005:13). Komponen-komponen dalam Teams Games Tournament (TGT) yang diungkapkan Robert E. Slavin meliputi presentasi kelas, belajar tim dan turnamen berupa permainan dan diakhiri dengan penghargaan

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) mudah diterapkan, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permaianan dan penguatan (reinforcement). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), memungkinkan siswa dalam belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajaran.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajarn Teams Games Tournament (TGT)

Beberapa Kelebihan model pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) sebagai berikut:

1. Para siswa didalam kelas-kelas yang menggunakan Teams Games Tournament (TGT) memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka daripada siswa yang ada dalam kelas tradisonal

2. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya daripada keberuntungan.

3. Teams Games Tournamet (TGT) meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.

4. Teams Games Tournament (TGT) meningkatkan kooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan non verbal, kompetisi yang lebih sedikit)

5. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.

Sementara itu, kelemahan dari model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa lain.

Langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Adapun langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) (dimodifikasi dari Robert E. Slavin) t sebagai berikut:

1. Presentasi kelas (class presentation), pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik lagi pada saat kerja kelompok.

2. Kelompok (teams), kelompok biasanya terdiri dari 4-6 orang yang anggotanya heterogen. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman sekelompok. Pada tahap ini siswa belajar bersama dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaiakan tugas dan soal yang diberikan. Siswa diberikan kebebasan untuk belajar bersama dan saling membantu dengan teman dalam kelompok untuk mendalami materi pelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dengan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas, serta memandu berfungsinya kelompok belajar.

3. Permainan dan Pertandingan/ kompetisi (Games tournament), guru mengadakan permainan dengan membagi siswa ke dalam meja tournament. Siswa dari masing-masing kelompok bertanding untuk menyumbangkan poin tertinggi bagi kelompoknya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Dalam turnamen ini, siswa yang memiliki kemampuan akademik sedang atau rendah dapat menjadi siswa yang mendapat poin tertinggi dalam kelompok turnamennya.

4. Penghargaan kelompok (team-recognition), dalam pembelajaran kooperatif, pengahargaan diberikan untuk kelompok, bukan individu, sehingga keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan setiap anggotanya. Penghargaan kelompok diberikan atas dasar rata-rata poin kelompok yang diperoleh dari games dan turnamen. Rata-rata poin kelompok yang diperoleh dari games dan turnamen akan digunakan sebagai penentu penghargaan kelompok. Jenis penghargaan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penghargaan kelompok dapat berupa hadiah, sertifikat dan sebagainya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pelaksanaan penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu peneliti bekerja sama dengan guru kelas dalam pelaksanaan tindakan yang direncanakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pandanretno Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 siswa. Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian memiliki dua variabel yang diteliti yaitu variabel bebas (X) adalam Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Kemudian variabel terikatnya (Y) yaitu hasil belajar terhadap Matematika.

Teams Games Tournament (TGT) merupakan pembelajaran yang menekankan siswa untuk bekerja dalam kelompok dan diadakan turnamen. Siswa berperan aktif dalam kegiatan kelompok maupun saat dilakukan turnamen. Tahapan penelitian kelas dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yaitu pada siklus I meliputi 1) Perencanaan, 2)Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Pada siklus II meliputi: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Dalam mengumpulkan data diperlukan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti, yaitu tes, observasi dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data variabel hasil belajar yaitu tes dan non tes. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu uji validitas instrument, uji reliabilitas dan uji taraf kesukaran soal. Uji validitas instrument dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang valid atau tidak valid. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat Arikunto (2006:168) Analisis yang digunakan untuk menguji keabsahan dan kevalidan butir soal adalah menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS. Untuk menentukan bahwa suatu item tersebut dikatakan valid atau tidak valid digunakan sebuah pedoman dari Sugiyono (2010:178) yang menyatakan bahwa dapat digunakan pedoman nilai korelasi positif dan besarnya 0,3 ke atas maka disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas baik. Uji Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajegan, consistency, stability atau dependability. Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan dan ketepatan skor tes

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pembelajaran Matematika siswa kelas IV mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar siswa 62,17 pada kondisi awal atau pra siklus, meningkat menjadi 72,82 pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 87,6 pada siklus II.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulakan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus adalah 21,7% dengan rata-rata 62,17 setelah diadakan penerapan model Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I menjadi 73,9% dengan rata-rata 72,82 dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 100% dengan rata-rata 87,60. Sehingga dengan penerapan model Teams games Tournament (TGT) terbukti dapat meningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Pandanreto Semester II Tahun pelajaran 2016-2017. Berdasarkan simpulan pada penerapan model Teams Games Tournament (TGT), peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan variabel yang berbeda sehingga dapat diperoleh informasi lebih luas mengenai model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Selain itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Tritjahjo Danny Soesilo selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dalam penelitian ini, Bapak Rahmadi selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pandanretno yang telah mengizinkan melakukan kegiatan Penelitian di Kelas IV. Serta Ibu Sri Irmayani selaku guru kelas IV SD Negeri Pandanretno yang telah memberikan kesempatan untuk kegiatan penelitian di kelas IV.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathurrohman, Muhammad.2015.Model-Model Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Hamruni.2012.Strategi dan Model-model Pembelajaran aktif-menyenangkan. Yogyakarta: Investidaya

Heruman.2007.Model Pembelajaran Matematika di sekolah Dasar.Bandung: RemajaRosda Karya.

Isjono.2011.Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Robert E Slavin.2005.Cooperative Learning.Bandung: Nusa Media

Rusman.2010.Model-model Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono dkk.2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung:

Alfabeta

Â