Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GERAK BENDA MELALUI METODE
COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SDN 2 TALOKWOHMOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Sri Kiswati
SDN 2 Talokwohmojo, Ngawen, Blora
ABSTRAK
Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan IPA sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi IPA. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran IPA terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA dengan diterapkannya pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Cooperative Learning Tipe STAD terhadap motivasi belajar IPA. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA setelah diterapkannya pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar IPA setelah diterapkan pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2015/2016 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari Pra siklus sampai siklus II yaitu, pra siklus (67%), siklus I (89%), siklus II (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas III serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPA.
Kata Kunci: IPA, Cooperative Learning Tipe STAD
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas III Semester II SDN 2 Talokwohmojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dalam ulangan harian (nilai rata-rata pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 adalah 65 dengan ketuntasan 70%). Hasil penelitian ini diperoleh oleh penulis yang sekaligus sebagai guru kelas III SDN 2 Talokwohmojo dan juga sebagai peneliti dalam laporan ini. Disamping hasil belajar siswa, pengamatan peneliti atau penulis menunjukkan bahwa kualitas proses belajar mengajar juga masih kurang memadai atau rendah. Beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas proses belajar mengajar antara lain:
1. Masih kurang memadainya sarana dan prasana tempat belajar, khususnya meja-meja dan kursi kelas III untuk belajar diskusi kelompok.
2. Masih terbatasnya alat-alat praktikum.
3. Masih rendahnya partisipasi siswa-siswa dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan kurang aktifnya siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran.
4. Motifasi siswa yang masih rendah, ditandai dengan masih banyaknya siswa yang masih terlambat, tidak mengerjakan tugas, bermain sendiri dalam kelas.
Identifikasi Masalah
Dari hasil penelitian, dapat diidentifikasikan masalah yang dihadapi, yaitu:
1) Mengapa nilai ulangan harian siswa kelas III Semester II dalam mata pelajaran IPA pada materi Gerak Benda kurang bagus?
2) Apakah saya sebagai guru sekaligus peneliti sudah menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi Gerak Benda Kelas III Semester II SDN 2 Talokwohmojo
3) Mengapa siswa kurang aktif dalam mengikuti mata pelajaran IPA?
Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah terindetifikasi, maka ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA pada materi Gerak Benda siswa Kelas III Semester II SDN 2 Talokwohmojo
Rumusan Masalah
Apakah melalui metode cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 2 Talokwohmojo pada tahun pelajaran 2015/2016?
Pemecahan Masalah
Berdasarkan landasan teoritik di muka, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: dengan menggunakan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA tentang Gerak Benda. Dalam hal ini ditunjukkan oleh 85,7% siswa telah belajar dengan tuntas. Dengan berlandaskan teori-teori yang sudah dipikir oleh penulis dari kerangka berpikir diatas, diduga melalui model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar kelas III mata pelajaran IPA pada materi Gerak Benda. Berikut ini penulis sajikan diagram alir dari pemecahan masalah:
Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA bagi siswa SD pada umumnya.
2) Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan hasil belajar dan kualitas proses belajar mata pelajaran IPA pada materi Gerak Benda bagi Kelas III Semester II SDN 2 Talokwohmojo pada tahun pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi:
1) Manfaat untuk siswa adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 2 Talokwohmojo pada mata pelajaran IPA materi Gerak Benda.
2) Manfaat untuk guru adalah memperdalam pemahaman dan penggunaan tentang model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dan menguasai teknik dalam pelaksanaanya.
3) Manfaat untuk sekolah adalah meningkatkan pembelajaran karena adanya inovasi model pembelajaran dengan menggunakan cooperatif learning tipe STAD sehingga berdampak pada peningaktan kualitas out put dan out came sekolah.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 1994). Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-idenya.
Salah satu prinsip yang paling penting dalam teori Konstruktivisme adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Peranan penting guru adalah menyediakan suatu suasana dimana siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya di dalam benaknya. Guru dapat memberikan tahap-tahap yang membawa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendapatkan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendaptkan pemahaman tersebut (Slavin, 1994).
Teori Mengajar
Mengajar, dapat diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi antara lain Kompetensi Dasar yang diinginkan atau dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang akan memainkan peran sertanya dalam hubungan sosial tertentu, bentuk kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang tersedia. Komponen-komponen pada sistem ini saling mempengaruhi serta bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar mengajar memiliki “profil†tertentu. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar mengakibatkan tercapainya tujuan-tujuan belajar yang berbeda.
STAD (Student Teams Achievement Division).
Ada empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran kooperatif (Abdurrahman dan Bintoro, 2000 dalam Nurhadi, 2003), yakni salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Stavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang yang paling sederhana dan paling
Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang bermuara pada pendekatan konstruktivisme. Model pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama, saling menumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu dan kelompok (Slavin, 1991). Model pembelajaran ini berpandangan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya (Slavin, 1994).
Temuan Hasil Penelitian
Dari hasil pengamatan nilai ulangan harian dari 18 siswa kelas III SDN 2 Talokwohmojo, rata-rata nilai ulangan harian masih < 75. hal ini dikarenakan karena guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang dalam mempersiapkan semua kelengkapan perangkat dalam pembelajaran baik itu sumber dan alat pembelajaran, metode, model dan sebagianya.
Para siswa kebanyakan masih sulit untuk menerima penjelasan dari guru yang bersifat informasi saja dan selanjutnya hanya diberikan tugas secara individu, sehingga jika keadaan ini bila dikembangkan terus-menerus siswa akan sulit untuk memahami konsep dan hasil belajar menjadi buruk.
Melihat keadaan tersebut diatas maka guru sekaligus sebagai peneliti dengan bantuan untuk menjadi pengamat yang sekaligus sebagai komentator setiap tindakan yang dilakukan peneliti mulai dari Rencana Pembelajaran, Persiapan, Kegiatamn Awal, Inti dan akhir. Dari hasil pengamatan teman sejawat ini maka peneliti melakukan pelaksanaan tindakan yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua tahapan atau dua siklus.
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan di kelas ini yang dilakukan di kelas III SDN 2 Talokwohmojo memberikan manfaat bagi perorangan/institusi sebagai berikut; bagi guru dengan penelitian tindakan kelas ini guru secara berangsur-angsur dapat menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang bervariasi. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar secara berkelompok.
Kerangka Berpikir
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Hipotesis Penleitian
Diduga metode cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang gerak benda pada siswa kelas III semester II di SDN 2 Talokwohmojo pada tahun pelajaran 2015/2016
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian
Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Kelas III Semester II SDN 2 Talokwohmojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2015/2016
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dalam tahapan Pra siklus.dilaksanakan tanggal 12 Januari 2016 Siklus I dilaksanakan tanggal 1 Februari 2016 dan Siklus II dilaksanakan tanggal 1 Maret 2016.
Mata Pelajaran
Penelitian ini dilakukan pada waktu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan tema tentang Gerak Benda kelas III semester II di SDN 2 Talokwohmojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2015/2016.
Kelas dan Karakteristik Siswa
Penelitian dilakukan di Kelas III dimana jumlah siswa terdiri dari 18 siswa dengan perbandingan 4 putri dan 4 putra dengan karakteristik siswa mayoritas kehidupan dari kalangan Petani dengan tingkat kemampuan ekonomi dan kepandaian siswa rata-rata kurang.
Sumber Data
Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan siswa Kelas III semester II tahun 2015/2016 SDN 2 Talokwohmojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
Jenis Data
Jenis data penelitian ini meliputi:
Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti materi pembelajaran.
Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPA tentang Gerak Benda
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:
Tes tertulis
Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis.
Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesame pendidik yang mengampu mata pelajaran matematika dan kepala sekolah. Observer dan kepala sekolah ikut masuk dalam ruangan kelas, untuk mengamati langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi pendidiknya maupun dari sisi peserta didik. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan , gerakan dan tingkah laku peserta didik maupun langkah-langkah yang diambil oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil refleksi
Refleksi dari teman sejawat sesama pendidik yang mengajar mata pelajaran matematika dan kepala sekolah dilksanakan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
Validasi Data
Validasi data pada penelitian ini meliputi:
1. Validasi hasil belajar peserta didik yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok peluang dan berbentuk uraian.
2. Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan , hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah.
Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:
1. Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.
2. Menganalis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Per Siklus
Pembelajaran Awal
Pelaksanaan
Tatap muka pada pembelajaran awal dengan RPP tentang materi Gerak Benda.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran penguasaan metode Cooperative Learning Tipe STAD dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS) adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa.
2. Secara kelompok siswa berkompetensi membuat gambar bidang energi dari gerak benda, kelompok yang selesai lebih dahulu kemudian mengamatinya.
3. Secara kelompok siswa mencari dan menemukan perbedaannya bidang gambar energi dari gerak benda dengan panduan lembar kerja siswa (LKS).
4. Secara kelompok siswa berdiskuis menyelesaikan LKS.
5. Secara kelompok siswa bertanya jawab antara kelompok untuk memperesntasikan hasil kerjanya.
6. Kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi menapat hadiah.
7. Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipalajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.
8. Guru menilai hasil evaluasi
9. Guru memberikan tindak lanjut.
Sekilas gambaran proses pembelajaran awal, guru masih menstranfer materi pada siswa, tapi siswa secara aktif berkerja sama dalam kelompok untuk mencari materi serta mendiskuiskannya. Siswa tampak aktif dan bergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk berkompetensi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan Lembar Kerja Siswa suasana pembelajaran lebih menyenangkan, nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti pelajaran.
Pembahasan
Pra Siklus / Pembelajaran Awal
Hasil Belajar
Tabel 4.7. Nilai Tes Pra Siklus
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
|
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
3 |
17% |
|
2. |
75-84 |
B |
Baik |
9 |
50% |
|
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
4 |
22% |
|
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
1 |
6% |
|
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
1 |
6% |
|
Jumlah |
18 |
100% |
||||
Siklus 1
Tabel 4.10. Hasil Belajar Siklus I
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
|
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
10 |
56% |
|
2. |
75-84 |
B |
Baik |
6 |
33% |
|
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
1 |
6% |
|
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
1 |
6% |
|
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
0 |
0% |
|
Jumlah |
18 |
100% |
||||
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A 1 siswa atau 56% , sedangkan yang mendapat nilai B siswa 6 (33%) sedangkan yang mendapat nilai C 1 siswa (6%) yang mendapat nilai D 1 siswa (6%) sedangkan yang mendapat nilai E 0 siswa atau 0%.
Siklus 2
Tabel 4.13. Hasil Belajar Siklus II
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persen |
|
1. |
85-100 |
A |
Sangat baik |
15 |
83% |
|
2. |
75-84 |
B |
Baik |
3 |
17% |
|
3. |
65-74 |
C |
Cukup |
0 |
0% |
|
4. |
55-64 |
D |
Kurang |
0 |
0% |
|
5. |
< 54 |
E |
Sangat Kurang |
0 |
0% |
|
Jumlah |
18 |
100% |
||||
Peningkatan hasil tes formatif perbaikan pembelajaran IPA Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.16 Grafik Pembelajaran IPA Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
PRA SIKLUS |
Siklus I |
Siklus I I |
|||||||||
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata- rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
Nilai rata-rata |
Jumlah siswa |
Persen tase |
|||
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
Tnts |
Blm |
||||||
77 |
12 |
6 |
67% |
85 |
16 |
2 |
89% |
91 |
18 |
0 |
100% |
Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 77 Siklus I mengalami peningkatan menjadi 85 dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 91. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 67%, Siklus I menjadi 89% dan Siklus II 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pelajaran IPA siswa kelas III SDN 2 Talokwohmojo Beberapa indikator terjadinya peningkatan kualitas proses belajar mengajar tersebut adalah:
a) Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
b) Peningkatan kerja sama dalam kelompok dan tidak tampak sikap individual.
2. Penggunaan metode pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa kelas III SDN 2 Talokwohmojo
3. Pemberian lembar kerja tiap kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi Gerak Benda.
4. Pujian atau penguatan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.
2. Guru lebih kreatif dalam memberikan latihan-latihan pada lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.
3. Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.
Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.
Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.
Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.