UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KOORDINAT CARTESIUS MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN TANYA JAWAB KELAS VI SEMESTER II

SDN 1 BOGOREJO, JAPAH, BLORA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sarbini

SDN 1 Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar Matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis). Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan rasa antusias siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,Untuk memperbaiki proses Pembelajaran yang ada SDN 1 Bogorejo, Untuk mengidentifikasi dan menganaisis masalah-masalah dalam pembelajaran serta merancang perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas PTK),Untuk memperoleh informasi sejauh mana Teori Bruner dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi menentukan letak titik dalam sistem koordinat kartesius. Pada siklus 1, 24 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 83%. Jadi masih ada 17% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 28 siswa dari 29 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 97% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.

Kata Kunci: Demonstrasi, Tanya Jawab, Titik Koordinat Cartesius

 

BAB I: PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1.     Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan maslaah.

2.     Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dengan membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3.     Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4.     Mengkomunikasikan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjalaskan atau masalah.

5.     Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Namun dalam kenyataannya pencapaian tujuan tersebut menghadapi banyak kendala, sehingga pencapaian prestasi belajar siswa tidak optimal. Mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa dalah matematika. Hal ini menjadi problema tersendiri bagi guru. Dari tahun ke tahun hasil evaluasi siswa hampir dikatakan tidak mengalami perubahan bahkan selalu menempati posisi terendah dalam perolehan rata-rata kelas dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Nilai hasil ulangan matematika menunjukkan hasil yang sangat mengecewakan atau dengan kata lain tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk kompetensi dasar menentukan posisi titik dalam sistem koordinat cartesius. Dari analisis hasil tes formatif yang diperoleh dari 29 siswa kelas VI SDN 1 Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora hanya 14 yang mencapai tingkat penguasaan materi diatas 48% atau melebihi batas tuntas minima yang telah ditentukan.

Identifikasi Masalah

1.     Tingkat pemahaman materi pelajaran matematika masih rendah khususnya dalam menentukan letak titik koordinat.

2.     Siswa kurang aktif dalam menentukan letak titik koordinat.

3.     Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal tentang letak titik koordinat.

4.     Kurangnya kemampuan siswa dalam merespon pertanyan guru.

Analisis Masalah

Dari hasil identifikasi masalah peneliti bersama-sama teman sejawat melanjutkan menganalisis masalah dengan mendiskusikan masalah bersama teman sejawat dapat dirumuskan beberapa penyebab timbulnya masalah pada pelajaran matematika, yaitu:

1.     Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika kurang karena guru terlalu tergesa-gesa dalam menyampakan materi seharusnya dalam penyampaian guru jangan terlalu cepat.

2.     Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran karena guru kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran seharusya guru memilih metode yang tepat sehingga siswa akan tertartik pada materi tersebut.

3.     Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal karena siswa mudah putus asa seharusnya guru memantau siswa selama mengerjakan soal.

4.     Kurangnya kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan guru karena pertanyaan kurang menarik dan guru kuang memberi motivasi siswa.

RUMUSAN MASALAH

1.     Apakah melalui teori Bruner dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa tentang titik koordinat kartesius?

2.     Bagaimana cara penerapan teori Bruner dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa tentang titik koordinat kartesius.

TUJUAN PENELITIAN

1.     Meningkatkan rasa antusias siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2.     Untuk memperbaiki proses Pembelajaran yang ada SDN 1 Bogorejo.

3.     Untuk mengidentifikasi dan menganaisis masalah-masalah dalam pembelajaran serta merancang perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas PTK).

4.     Untuk memperoleh informasi sejauh mana Teori Bruner dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi menentukan letak titik dalam sistem koordinat kartesius.

MANFAAT PENELITIAN

1.     Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan kesulitan dalam pembelajaran tentang menentukan letak titik dalam sistem koordinat kartesius.

2.     Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh dalam meningkatkan anak didiknya. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.

3.     Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam menentukan kebijakan-kebijakan sekolah dengan skala prioritas dalam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Teori Belajar Brunner

Jerome S Brunner dari Universitas Harvard menjadi sangat terkenal dalam dunia pendidikan umumnya dengan pendidikan matematika khususnya ia telah menulis hasil studinya tentang “perkembangan belajar” yang merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi belajar. Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda didalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut didalam pikirannya yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau dikenalnya.

Penerapan Teori Belajar Brunner Dalam Pembelajaran

1.     Tahap 1. setiap kita melakukan pembelajaran tentang konsep, fakta atau prosedur dalam matematika yang bersifat abstrak biasanya diawali dari persoalan sehari-hari yang sederhana (peristiwa didunia sekitarnya) atau menggunakan benda-benda real/nyata/fisik. Kita kenal sebagia model konkrit.

2.     Tahap 2. Setelah memanipulasikan benda secara nyata melalui persoalan keseharian dari dunia sekitarnya, dilanjutkan dengan membentuk modelnya sebagai bayangan mental dari benda atau peristiwa keseharian tersebut, model berupa gambaran dari bayangan. Dikenal sebagai model semi kongkrit atau model semi abstrak.

3.     Tahap 3. Pada tahap ke-3 yang merupakan tahap akhir haruslah digunakan simbol-simbol yang bersifat abstrak sebagai wujud dari bahasa matematika. Dikenal sebagai -5

Metode Demonstrasi (Demonstration Method)

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajara yang relevan dengan pokok bahasan atau meteri yang sedang disajikan. Muhibbin Syah (2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah (2000).

Metode Tanya Jawab

Metode ini dapat dipakai untuk:

a.     Menanyakan kembali pelajaran yang telah diajarkan. Guru bertanya kepada siswa bahan yang telah diterangkan. Contoh: Dimanakah letak titik koordinat “A”?

b.     Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa. Guru betanya, murid menjawab. Diteruskan bertanya lagi dan murid lain diminta menjawab dan seterusnya.

c.     Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa

Dalam hal ini guru memberikan problem dengan menyuruh siswa mengamati gambar Koordinat Kartesius. Kemudian diminta menganalisis dan menyimpulan.

Keunggulan metode tanya jawab adalah:

1.     Siswa lebih aktif karena tidak hanya mendengarkan.

2.     Memberi kesempatan siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui apa yang belum dimengerti siswa.

3.     Guru mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah diterangkan.

Kelemahan metode tanya jawab adalah:

1.     Dengan tanya jawab, pembicaraan kadang-kadang menyimpang dari pokok pembicaraan.

2.     Membutuhkan waktu yang lebih lama.

 

 

 

Teori Yang Mendukung

Teori Piaget:

Menurut Piaget perkembangan kognitif sebagian besar pada seberapa besar anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran diterapkan dalam program-program yang menekankan; pertama, pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan memanipulasi langsung alat, bahan, atau media belajar yang lain. Kedua, peranan guru sebagai seorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar yang luas.

Prestasi Belajar

1.     Prestasi Belajar adalah “Penguasaan Pengetahuan atau Ketrampilan yang dikembangkan oleh pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. (Depdikbud, 1995:787).

2.     Pembelajaran Matematika

Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari Matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa Matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.

Sistem Koordinat Cartesius

Koordinat ini terdiri dari 2 garis saling tegak lurus, yaitu satu mendatar (horizontal) dan yang lain tegak (vertikal). Garis mendatar ini disebut sumbu-x sedangkan garis yang tegak disebut sumbu-y. perpotongan ke dua sumbu tersebut di namakan titik asal (origin) dan diberi tanda 0. Seperti biasanya, titik-titik di sebelah kanan 0 nilainya adalah positif (bilangan-bilangan real positif) sedangkan titik-titik di sebelah kiri 0 dengan bilangan-bilangan real negatif. Demikian pula dengan titik-titik disebelah atas 0 dan di sebelah bahwa 0 masing-masing di kaitkan dengan bilangan-bilangan real positif dan negatif. Oleh kedua sumbu, bidang datar (bidang koordinat) terbagi menjadi 4 daerah (kwadran), yaitu kwadran I, kwadran II, kwadran III dan kwadran IV.

Kerangka Berpikir

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar. Contoh alur kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:

Hipotesa Tindakan     

Berdasarkan uraian dalam tinjauan pustaka yang menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan buku yang dijadikan landasn untuk melakukan penelitian yang diuraikan.Uraian dalam tinjauan pustaka akan kami jadikan dasar untuk meyusun kerangka atau konsep yang digunakan dalam penelitian dari judul Upaya meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Geometri dan Pengukuran dengan metode demontrasi dan Tanya jawab siswa Kelas VI Semester II SDN 1 Bogorejo tahun pelajaran 2016/2017 diajukan hipotesa sebagai berikut: Diduga Penerapan Metode Demonstrasi dan Tanya Jawab dapat meningkatkan hasil belajar matematika dalam Materi Pengukuran dan Geometri pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Bogorejo pada tahun pelajaran 2016/2017.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 13 siswa putra dan 16 siswa putri.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VI semester II SDN 1 Bogorejo tahun pelajaran 2016/2017. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN 1 Bogorejo karena lokasi penelitian berada pada lokasi peneliti bekerja.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap: tahap pra siklus, tahap siklus I dan tahap siklus II, di mana setiap tahapan siklus tersebut masing-masing melalui empat proses yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pembelajaran Awal

Pelaksanaan pembelajaran awal peneliti laksanakan pada hari Senin, 21 Maret 2017 pukul 07.00-08.10 WIB di kelas VI SDN 1 Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora dengan dibantu teman sejawat yaitu Siswati yang bertindak sebagai pengamat. Posisi tempat duduk pengamal dalam pelaksanaan pembelajaran awal ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

 

 

 

Tabel 3 Analisis Hasil Tes Formatif Siswa

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

0

0%

Tuntas

2

85-94

6

21%

Tuntas

3

75-84

8

28%

Tuntas

4

65-74

11

38%

Belum Tuntas

5

55-64

3

10%

Belum Tuntas

6

45-64

1

3%

Belum Tuntas

7

35-44

0

0%

Belum Tuntas

Jumlah Anak

29

100%

 

Siklus 1

Dikarenakan banyak terdapat kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan proses pembelajaran awal, maka pada pelaksanaan siklus 1 peneliti akan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut, diantaranya adalah dengan merumuskan tujuan perbaikan pembelajaran dan dengan membaut indiaktor keberhasilan yaitu berupa data pengamatan tentang keterampilan proses belajar siswa.

Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus 1 peneliti dilaksanakan pada hari Selasa, 4 April 2017 pukul 07.00-08.10 WIB, dengan dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat. Berikut adalah data-data hasil pengamatan pembelajaran Siklus I.

Tabel 8 Analisis Hasil Tes Formatif Siswa Siklus 1

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

3

10%

Tuntas

2

85-94

11

38%

Tuntas

3

75-84

10

34%

Tuntas

4

65-74

5

17%

Belum Tuntas

5

55-64

Belum Tuntas

6

45-64

7

35-44

Jumlah Anak

29

100%

 

Tabel 13 Analisis Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

5

14%

Tuntas

2

85-94

19

66%

Tuntas

3

75-84

4

17%

Tuntas

4

65-74

1

3%

Belum

5

55-64

0

0%

Belum

6

45-64

0

0%

Belum

7

35-44

0

0%

Jumlah Anak

14

100

 

PEMBAHASAN

Tabel 18 Perbandingan Hasil Tes Formatif Siswa Tiap Siklus

Pembelajaran

Jumlah Siswa

Rata-rata

Banyak Siswa

Persentase

Tuntas

Belum Tuntas

Pembelajaran Awal

29

75,17

14

15

48%

Siklus I

29

84,14

24

5

83%

Siklus II

29

88,97

28

1

97%

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data-data yang diperoleh dari pembelajaran awal, siklus I dan siklus II, tindakan kelas yang dilakukan dengan pembelajaran menggunakan penerapan metode demonstrasi dan tanya jawab pada setiap sklus dapat ditarik kesimpulan.

1.     Dengan memilih model pembelajaran yaitu metode demonstrasi dan tanya jawab dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika.

2.     Metode demonstrasi dan tanya jawab dapat meningkatkan ketuntusan belajar siswa dan meningkatkan pemahaman siswa.

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap siklus, mengingat penelitian hanya berjalan dua siklus maka perlu suatu tindak lanjut dan langkah nyata dalam pembelajaran matematika agar tujuan dari pendidikan/kompetensi yang diharapkan tercapai yaitu:

1.     Pilihan modal pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan lingkungan.

2.     Lakukan motivasi-motivasi dalam pembelajaran agar siswa tidka bosan.

3.     Tumbuhkan motivasi dalam setiap pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk, 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hermawan, Asep Herly, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mikarsa, Heri Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Univeritas Terbuka.

Sumantri, Mulyani, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiranatapyra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karso, dkk. 2004. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karim, A. Muchtar, dkk. 2004. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.