UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN PECAHAN MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD KELAS VI SEMESTER II SDN 1 ROWOBUNGKUL KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Endang Yuni Wiji Lestari

SDN 1 Rowobungkul Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

                                                      

                                              ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) untuk mengetahui pelaksanaan upaya meningkatkan hasil belajar matematika, 2) untuk mengetahui metode STAD pada pelajaran matematika, 3) untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan metode STAD guna meningkatkan hasil belajar matematika. Teknik penelitian menggunakan metode STAD diterapkan pada proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 pembelajaran menggunakan metode STAD ternyata masih belum memenuhi harapan peneliti, karena dibuktikan dari hasil penelitian masih ada siswa yang belum tuntas. Maka peneliti melakukakan pembelajaran siklus 2 mulai dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dengan tujuan perbaikan siklus 1 menghasilkan penambahan perbaikan langkah-langkah oleh peneliti pada pembelajaran siklus 2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Belajar siswa Kelas VI Semester II pada mata pelajaran matematika dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode STAD. Peningkatan nilai rata-rata secara berturut-turut dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu: 66,67; 81,67; 89,17. Tingkat ketuntasan belajar matematika siswa kelas VI yang semula pada kondisi awal sebesar 40% menjadi 80% pada siklus I dan dapat ditingkatkan lagi menjadi 100% pada siklus II. Dari hasil siklus 2 semua siswa sudah mendapat nilai tuntas, peneliti sudah mencapai hasil penelitian yang diinginkan dengan menggunakan metode STAD. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi menghitung Pecahan kelas V semester II.

Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Pecahan, Student Teams Achievement Division (STAD)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang agar siswa termotivasi untuk berpartisipasi aktif. Guru memberikan keluasan kepada siswa untuk membangun kreativitas dan kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik maupun psikologis siswa.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sehingga dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran guru harus dapat merancang dan menciptakan suasana belajar yang bermakna agar tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat tercapai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hendaknya guru mendesain dan menentukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk berinteraksi secara kooperatif dan berkompetisi tanpa kehilangan kemandiriann belajar dalam pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha memberikan model pembelajaran yang mampu mengangkat semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi “Mengurutkan bilangan pecahan”. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan menggunakan Student Teams Achievement Divisions (STAD). Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/materi pelajaran yang diajarkan. Dengan adanya Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini maka diharapkan mampu meningkatkan kemapuan siswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika materi Mengurutkan bilangan pecahan di kelas VI semester II di SDN 1 Rowobungkul.

Indentifikasi Masalah

1.     Pendidikan

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.

2.     Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan bagaimana jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru terutama disekolah. Proses pembelajaran yang ada di sekolah tidak pula terlepas dari berbagai masalah-masalah.

3.     Guru

Kompetensi atau kemampuan guru yang kurang memadai menyebabkan kurangnya kinerja guru dalam proses pengajaran kelas. Permasalahan ekonomi kadang juga mengharuskan guru bekerja bukan karena panggilan hati nuraninya sehingga menyebabkan guru tidak mengajar secara profesional tetapi hanya karena kebutuhan ekonominya yang ingin dipenuhi

4.     Siswa

Kurangnya motivasi menyebabkan siswa tidak percaya diri dalam belajar matematika serta mengkonsepkan dirinya tidak mampu dalam matematika sehingga memunculkan rasa takut dan mengaggap matematika itu sulit sebelum mencoba untuk mempelajarinya secara utuh.

5.     Kurikulum

Penggantian kurikulum juga mengganti cara pendidikan pengajar, dan pengajar harus diberi pelatihan terlebih dahulu yang juga menambah biaya pendidikan. Sehingga amat disayangkan jika terlalu sering mengganti kurikulum yang dianggap kurang efektif lalu langsung menggantinya dengan kurikulum yang dinilai lebih efektif.

Analisis Masalah

Berdasakan identifikasi masalah tersebut diatas, penulis menganalisis bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika adalah: pembagian kelompok tidak didasarkan pada kemampuan kognitif, ras dan gender, guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran atau teacher centered, siswa belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kerja kelompok, tidak disampaikan langkah-langkah pembelajaran secara berkelompok, tidak adanya peran siswa sebagai tutor sebaya dalam mempelajari dan menguasai materi pembelajaran secara bersama-sama,dan belum menggunakan media pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada hasil pembelajaran Matematika yang rendah.

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti berupaya untuk meningkatkan pembelajaran Matematika dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “upaya meningkatkan hasil belajar Matematika materi mengurutkan bilangan pecahan dengan Student Teams Achievement Divisions (STAD) kelas VI semester II SDN 1 Rowobungkul tahun pelajaran 2016/2017.

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana efektifitas pelaksanaan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar Matematika materi mengurutkan bilangan pecahan kelas VI semester II?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka akan ditetapkan tujuan perbaikan sebagai berikut: Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar dalam melaksanakan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pelajaran matematika materi mengurutkan bilangan pecahan kelas VI semester II.

Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya sebagai berikut:

1.     Bagi Kepala Sekolah

a.     Dapat mengembangkan dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik

b.     Dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan

c.     Dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik

d.     Dapat meningkatkan tanggung jawab Guru dan Peserta terhadap tugasnya secara professional.

2.     Bagi Guru

a.     Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi

b.     Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

c.     Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.

d.     Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.

3.     Bagi Sekolah.

a.     Menciptakan sistem pembelajaran ilmiah, mengerti dan lengkap.

b.     Ditemukannya salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanan kegiatan belajar.

c.     Penelitian ini dilakukan sebagai momentum refleksi diri bagi sekolah tempat penelitian, baik sebelum ataupun sesudah adanya penelitian.

4.     Bagi Perpustakaan

Bagi Perpustakaan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian yang akan dilakukan dilakukan oleh peneliti lain dan juga menambah kelengkapan karya ilmiah di perpustakaan.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Hakekat Belajar

Menurut Moh. Surya (dalam Uno, 2011: 139), menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran

Gagne dan Briggs (1979) berpendapat Pembelajaran adalah suatu rangkaian kejadian yang mempengaruhi pembelajar sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir yang diharapkan menjadi kebiasaan siswa. Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikasikan, dan bahan ajar yang dikomunikasikan berisi pesan ilmu pengetahuan.

Pembelajaran Matematika

Kata Matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980:148).

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda menurut Reigaluth dan Merril (dalam Uno, 2009: 16). Selanjutnya menurut Suprijono (2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Students Team Achievement Division ( STAD)

Student Teams Achievement Divisions atau disingkat STAD adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mengelompokkan berbagai tingkat kemampuan yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individual (Subadi 2010: 134). Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Eggen dan Kauchak (Trianto 2007: 42) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin 2010: 143).

Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang penelitian yang menghasilkan nilai pembelajaran Matematika masih di bawah harapan guru, dan berdasrkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai pembelajaran yang meningkat.

Penggunaan model pembelajaran STAD diharapkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar pada mata Pelajaran Matematika.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka diperoleh hipotesis tindakan dari penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika di kelas VI SD Negeri 1 Rowobungkul Blora.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Pelaksanaan Penelitian

Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Rowobungkul Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 15 siswa putra dan 5 siswa putri.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VI semester II SDN 1 Rowobungkul tahun pelajaran 2016/2017. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN 1 Rowobungkul karena peneliti mengajar di SDN tersebut.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2017 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 april 2017.

Pihak Yang Membantu Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh teman peneliti, dari SDN 1 Rowobungkul.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran Matematika. Adapun tindakan yang diteliti adalah (1) aktivitas belajar siswa, (2) hasil belajar siswa. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan tahapan pra PTK yang meliputi:

1.     Identifikasi Masalah

2.     Analisis masalah

3.     Rumusan masalah

4.     Rumusan hipotesis masalah

Teknik Analisis Data

Sumber Data

a.     Sumber Data Primer

Dalam penelitian yang merupakan sumber data primer adalah:

1.     Hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika materi Mengurutkan bilangan pecahan.

2.     Hasil belajar siswa pada pembelajaran pembelajaran Matematika materi Mengurutkan bilangan pecahan, setelah guru menyajikan materi menggunakan metode STAD yang meliputi hasil ulangan harian, hasil pelaksanaan tugas, dan nilai porto folio.

 

 

b.     Sumber Data Skunder

Dalam penelitian ini yang merupakan sumber data sekunder adalah hasil pengamatan dari tim kolaborasi (teman sejawat), pada saat pembelajaran Matematika materi Mengurutkan bilangan pecahan dengan metode STAD pada siklus 1 dan siklus 2.

Teknik Pengumpulan Data

a.     Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan Data menggunakan teknik tes, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.

Sudjana (2011: 35) menyatakan bahwa tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan, atau dalam bentuk perbuatan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif. Tes kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

b.     Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data meluputi:

Lembar Tes

Lembar tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa hasil belajar siswa menyelesaikan soal Matematika pada kompetensi “Mengurutkan bilangan pecahan”

Non tes

Lembar non tes meliputi lembar observasi dan dokumentasi yang digunkaan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya yang terkait dengan data-data tertulis tentang karakteristik fisik sekolah SDN 1 Rowobungkul serta Kegiatan perbaikan pembelajaran.

Validasi Data

Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.

1.     Validasi Hasil Belajar

Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas fase validity (tampilan tes) content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi).

2.     Validasi Proses Pembelajaran

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas VI SDN 1 Rowobungkul dan kolaborasi dengan guru kelas.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 40% atau84 siswa. Yang mendapat nilai B (Baik) sebanyak 20% atau sebanyak 4 siswa, dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 10% atau 2 siswa, dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 25% atau 5 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 5% atau 1 siswa.

Dari hasil tes seperti tersebut diatas, sebagian siswa belum mencapai ketuntasan belajar hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel di bawah ini.

Siklus 1

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 10 siswa, atau 50% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 6 siswa, atau 30%.Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 4 siswa, atau 20% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 0 siswa,atau 0% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.

Siklus 2

Yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 18 siswa, atau 90%. Sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 2 siswa, 100%, dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa, 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 0%.

PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Pra Siklus

Model Siklus I

Model Siklus II

1

85-100

A

Sangat baik

8

10

18

2

75-84

B

Baik

4

6

2

3

65-74

C

Cukup

2

4

0

4

55-64

D

Kurang

5

0

0

5

≤ 50

E

Sangat Kurang

1

0

0

Jumlah

20

20

20

 

Tabel 4.2. Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata pra siklus siklus I dan siklus II

No

Uraian

Jumlah Siswa

Tuntas

Belum Tuntas

Rata-rata

1.

Pra Siklus

12

8

70,00

2.

Siklus I

16

4

80,67

3.

Siklus II

20

0

88,67

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.       Pelaksanaan metode STAD dapat meningktkan hasil belajar mata pelajaran Matematika khususnya kompetensi dasar menghitungmengurutkan bilangan pecahan , siswa kelas VI SDN 1 Rowobungkul efektif.

2.       Tekhnik penggunakan metode STAD yang diterapkan juga dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya aktifitas belajar siswa dan juga hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi siswa yaitu pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat dari 16 siswa atau 80% meningkat menjadi 20 siswa atau 100%. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan membangkitkan minat proses pembelajaran yang ditumbuhkan dari siswa yang inovatif.

3.       Efektifitas metode STAD kelas VI semester II dalam meningkatkan hasil belajar telah berhasil. Dari target yang diinginkan yaitu ≥85% dari 20 siswa, yang memperoleh nilai ≥85 sebanyak 20 siswa atau 100%. Karena keefektifitasan sudah terbukti dan disajikan oleh peneliti secara langsung dalam tahapan 2 siklus.

Saran

Saran yang ingin disampaikan oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1.     Bagi Guru

Bagi guru sebaiknya dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak bosan dan jenuh. Sebaiknya dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak cepat monoton dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya juga memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru dan hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.

2.     Bagi Kepala Sekolah

Bagi Kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi para guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik, serta meningkatkan tanggung jawab guru terhadap tugasnya secara profesional.

3.     Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.

Aqib, Zainal. 2010. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Aziz. 2009. Problematika Pembelajaran Matematika SD. http://azisgr.blogspot.com/2009/05/problematika-pembelajaran-matematika-sd.html.

Choto. 2010. Hakikat Matematika. http://aanchoto.com/2010/09/hakikat-matematika/.

Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdiknas. 2007. Standar Isi

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Febrianto, Dian Eko. 2012. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). http://dianeko18.blogspot.com/2012/05/model-pembelajaran-student-teams.html.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hopkins, David. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Karso, dkk. 2009. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)

Muhsetyo, Gatot. Dkk. 2011. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rahajeng. 2011. Kesulitan Belajar Matematika di SD. http://fkip.widyamandala.ac.id/berita/brita-fkip/kesulitan-belajar-matematika. html.

Roestiyah, N.K. 2001-SBM (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

……………………….. 1995. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Online di http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekurangan pembelajaran.html

Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Study Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Suatu Model Pembinaan Menuju Guru Profesional. Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.