Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Team Group Tournament
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI METODE TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT)
MATERI BENDA LANGIT SISWA KELAS I SEMESTER II
SDN SAMBONGREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Endah Hastuti
SDN Sambongrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan upaya meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi Benda Langit melalui penerapan metode Team Group Tournament (TGT), 2) Untuk mengetahui penerapan metode Team Group Tournament (TGT) pada pelajaran IPA materi Benda Langit untuk siswa kelas I semester 2, 3) Untuk mengetahui efektifitas metode Team Group Tournament (TGT) terhadap peningkatan hasil belajar IPA pada materi Benda Langit untuk siswa kelas I semester II.Teknik penelitian menggunakan metode Team Group Tournament (TGT) diterapkan pada proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 pembelajaran menggunakan metode Team Group Tournament (TGT) ternyata masih belum memenuhi harapan peneliti, karena dibuktikan dari hasil penelitian masih ada siswa yang belum tuntas. Maka peneliti melakukakan pembelajaran siklus 2 mulai dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dengan tujuan perbaikan siklus 1 menghasilkan penambahan perbaikan langkah-langkah oleh peneliti pada pembelajaran siklus 2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Belajar siswa Kelas I Semester II pada mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode Team Group Tournament (TGT). Peningkatan nilai rata-rata secara berturut-turut dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu: 71; 82; 90. Tingkat ketuntasan belajar IPA siswa kelas I yang semula pada kondisi awal sebesar 58% menjadi 84% pada siklus I dan dapat ditingkatkan lagi menjadi 100% pada siklus II. Dari hasil siklus 2 semua siswa sudah mendapat nilai tuntas, peneliti sudah mencapai hasil penelitian yang diinginkan dengan menggunakan metode Team Group Tournament (TGT). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Benda Langit kelas I semester II.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Benda Langit, Team Group Tournament (TGT)
BAB I: PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya, Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan untuk membekali kepada siswa agar mempunyai pengetahuan untuk mengetahui berbagai macam kejadian yang ada dimuka bumi yang menyangkut berbagai macam makluk hidup maupun benda tak hidup, yang sangat berguna dan bermanfaat untuk dipelajari yang dapat membantu siswa untuk memahami gejala alam secara mendalam.
Kita dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya siswa untuk penguasaan konsep saja namun secara lebih dalam kita mempelajari cara memanfaakan yang sangat berguna dalam kehidupan kita karena tanpa mempelajari kita itdak akan mengerti sebenarnya kekayaan alam yang terkandung didalam bumi dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia terhadap kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep atau prinsip-prinsipnya saja, melainkan juga suatu proses penemuan baru yang dapat menggali kekayaan alam yang terkandung didalamnya untuk kepentingan manusia.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam untuk menekankan kepada siswa memberikan pengalaman pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan menghasilan penguasaan ilmu pengetahuan yang baru dengan cara melibatkan siswa supaya lebih giat dalam belajar melakukan kegiatan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan untuk mengadakan, melakukan kegiatan percobaan/demonstrasi/permainan akan sangat bermakna bagi para siswa. Teori belajar mengatakan, bahkan belajar yang efektif harus melalui pengalaman. Belajar melalui pengalaman (learning by doing) dalam bentuk eksplorasi dan manipulasi akan menjadikan sesuatu yang dipelajari diingat untuk waktu lama (long term memory). Dalam penelitian ditemukan bahwa seseorang akan mengingat dan menggunakan kembali pengetahuan yang diperoleh, sebelumnya apabila pengetahuan tersebut dihasilkan dari upaya “mengonstruksi†sendiri (Mc. Namara & Helay, 1995).
Rumusan Masalah
1 Apakah guru dapat menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan belajar IPA tentang macam-macam benda langit siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo, tahun pelajaran 2016/2017 ?
2 Apakah guru menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat mengembangkan kemampuan belajar siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo tahun pelajaran 2016/2017 ?
3 Apakah guru menerapkan cooperative learning model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi macam-macam benda langit siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo tahun pelajaran 2016/2017 ?
Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana persiapan guru didalam melaksanakan persiapan pembelajaran.
2. Untuk memberikan pembinaan kepada guru sebelum melaksanakan pembelajaran dalam mencapai keherhasilan yang optimal perlunya persiapan yang baik meliputi RPP juga sarana penunjangnya.
3. Guru selalu untuk memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
4. Guru hendaknya selalu mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh siswa sehingga lebih aktif dalam belajar.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi:
1. Mengembangan model pembelajaran TGT dengan media peta dalam menanamkan konsep berarti Kemampuan utama belajar efektif dapat tercakup.
2. Diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan khususnya bagi siswa.
Praktis
1 Siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuan belajar.
2 Siswa termotivasi untuk meningkatkan pristasi belajar.
Bagi Guru
1 Terjadinya inovasi dalam proses belajar mengajar di kelas.
2 Mengubah strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
Bagi Sekolah
1 Untuk meningkatkan prestasi menjadi sekolah unggulan.
2 Meningkatkan popularitas yang menjadi sekolah pilihan masyarakat.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstrasformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan menyesuaikannya apabila tidak sesuai (Slavin, 1994). Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, maka mereka harus memecahkan masalah, menemukan sendiri segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-idenya.
Salah satu prinsip yang paling penting dalam teori Konstruktivisme adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Peranan penting guru adalah menyediakan suatu suasana dimana siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya di dalam benaknya. Guru dapat memberikan tahap-tahap yang membawa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendapatkan catatan siswa sendiri yang menemukan atau mendaptkan pemahaman tersebut (Slavin, 1994).
Teori Mengajar
Mengajar, dapat diartikan sebagai penciptaan suatu sistem menjalin hubungan interaksi guru dan siswa untuk mendapatkan pristasi belajar yang diharapkan, lingkungan yang mendukung memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi antara lain Kompetensi Dasar yang diinginkan atau dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang akan memainkan peran sertanya dalam hubungan sosial tertentu, bentuk kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang tersedia. Komponen-komponen pada sistem ini saling mempengaruhi serta bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar mengajar memiliki “profil†tertentu. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar mengakibatkan tercapainya tujuan-tujuan belajar yang berbeda berdasarkan minat,kemampuan,dan karakteristik.
TGT (Student Teams Achievement Division).
Langkah-langkah model pembelajaran cooperatif learning tipe TGT adalah:
a. Para siswa di dalam dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mempunyai 3 anggota yang heterogen baik laki-laki dan perempuan.
b. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sesuai dengan perencanaan.
c. Guru membagikan materi pada masing-masing kelompok dan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran melalui tanya jawab dan diskusi antar sesama anggota kelompok.
d. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas yang diwakili satu anak sebagai pelapor.
e. Selanjutnya dari masing-masing kelompok memperhatikan untuk memberikan tanggapan.
f. Selanjutnya guru memberikan kesimpulan dan penegasan dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaan materi kepada siswa secara individu atau kelompok yang mendapat skor tertinggi di beri penghargaan.
Model Pembelajaran Kooperatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah:
a. Bentuk kelompok (jumlah anggota kelompok, tingkat kemampuan anggota kelompok)
b. Konsep dan sub konsep yang akan diajarkan
c. Tugas yang harus dilakukan siswa (misalnya LKS)
d. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
e. Keterampilan dan strategi yang dilatihkan, dan
f. Metode evaluasi yang digunakan
Temuan Hasil Penelitian
Melihat keadaan tersebut diatas maka guru sekaligus sebagai peneliti dengan bantuan untuk menjadi pengamat yang sekaligus sebagai komentator setiap tindakan yang dilakukan peneliti mulai dari Rencana Pembelajaran, Persiapan, Kegiatamn Awal, Inti dan akhir. Dari hasil pengamatan teman sejawat ini maka peneliti melakukan pelaksanaan tindakan yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua tahapan atau dua siklus.
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan pada siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo untuk dapat memberikan manfaat bagi siswa perorangan/institusi sebagai berikut; bagi guru dengan penelitian tindakan kelas ini agar guru secara berangsur-angsur dapat menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang bervariasi. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar secara berkelompok.
Kerangka Berpikir
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar dalam memberikan argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang peneliti membuat suatu hipotesis:
1. Melalui pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament (TGT) meningkatkan kemampuan belajar IPA materi macam-macam benda langit siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo
2. Melalui pembelajaran kooperatif learning model Team Group Tournament (TGT) Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian
Lokasi
Penelitian dilaksanakan di SDN Sambongrejo karena kami bertugas sebagai guru dan mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah disekolah tersebut.
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dalam.dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari Februari 2017 s.d bulan Mei 2017 dan secara terperinci seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo. Yang berjumlah 19 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan untuk memperbaiki prestasi belajar IPA yang presstasi hasil belajar masih rendah.
Teman sejawat
Kami mengadakan penelitian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang kompetensi dasar macam-macam benda langit. Dalam penelitian ini kami juga bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dalam mengambil data dan dokumentasi.
Sumber Data
Data penelitian tindakan kelas ini diambil atau dikumpulkan oleh kepala sekolah sebagai peneliti untuk melaksanan pengamtan, kegitan guru dan siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo dokumentasi dan nilai tes formatif.
Jenis Data
Jenis data penelitian ini meliputi:
Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti materi pembelajaran.
Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPA tentang macam-macam benda langit.
Teknik Pengambilan Data
Tes tertulis
Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap siklus. nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis.
Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesame pendidik yang mengampu mata pelajaran IPA dan kepala sekolah. Observer dan kepala sekolah ikut masuk dalam ruangan kelas, untuk mengamati langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi pendidiknya maupun dari sisi peserta didik. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan, gerakan dan tingkah laku peserta didik maupun langkah-langkah yang diambil oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil refleksi
Refleksi dari teman sejawat sesama pendidik yang mengajar mata pelajaran IPA dan kepala sekolah dilksanakan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
Validasi Data
1. Validasi hasil belajar peserta didik yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok peluang dan berbentuk uraian.
2. Validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan , hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah.
Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:
1. menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.
2. Menganalis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN
Hasil Penelitian Per Siklus
Pembelajaran Awal
Tabel 4.1 Tabel Hasil Analisis Tes Formatif Pembelajaran Awal
Frekuenai perolehan nilai siswa |
Jumlah Siswa |
Banyak siswa |
|||||||||||
60 |
65 |
70 |
75 |
80 |
85 |
90 |
95 |
100 |
T |
% |
B |
% |
|
7 |
|
1 |
|
11 |
|
|
|
|
19 |
11 |
58 |
8 |
42 |
Keterangan:
Jumlah siswa : 19 siswa
Nilai ketuntasan : 75
Siswa tuntas : x 100% = 58%
Siswa tidak tuntas : x 100% = 42%
Siklus I
Tabel 4.2. Hasil analisis tes formatif siklus I
Frekuenai perolehan nilai siswa |
Jumlah Siswa |
Banyak siswa |
|||||||||||
70 |
75 |
80 |
85 |
90 |
95 |
100 |
|
T |
% |
B |
% |
|
|
3 |
– |
13 |
0 |
0 |
0 |
3 |
19 |
16 |
84 |
3 |
16 |
|
|
Keterangan:
Jumlah siswa : 19 siswa
Nilai ketuntasan : 82
Siswa tuntas : x 100% = 84%
Siswa belum tuntas : x 100% = 16%
Siklus II
Tabel 4.3. Tabel Nilai Analisis Tes Formatif Siklus II
Frekuenai perolehan nilai siswa |
Jumlah Siswa |
Banyak siswa |
|||||||||||
60 |
65 |
70 |
75 |
80 |
85 |
90 |
95 |
100 |
T |
% |
B |
% |
|
|
|
|
|
3 |
6 |
|
|
10 |
19 |
19 |
100 |
0 |
0 |
Keterangan:
Jumlah siswa : 19 siswa
Nilai ketuntasan : 75
Siswa tuntas : x 100% = 100%
Siswa belum tuntas : x 100% = 0%
Temuan dan Refleksi
1. Kegiatan Pembelajaran Awal
§ Nilai rata-rata : 71
§ Nilai tertinggi : 80
§ Nilai terendah : 60
§ Siswa tuntas : 11 siswa
§ Tingkat ketuntasan : x 100% = 48%
§ Siswa belum tuntas : 8 siswa
§ Tingkat ketidak tuntasan : x 100% = 42%
Siswa yang mengikuti perbaikan: 8 siswa.
Siswa yang mengikuti pengayaan: 11 siswa.
2. Perbaikan Pembelajaran Siklus I
§ Nilai rata-rata : 82
§ Nilai tertinggi : 100
§ Nilai terendah : 70
§ Siswa tuntas : 16 siswa
§ Tingkat ketuntasan klasikal : x 100% = 84%
§ Siswa belum tuntas : 3 siswa
§ Tingkat ketidak tuntasan : x 100% = 16%
Siswa yang mengikuti perbaikan: 3 siswa.
Siswa yang mengikuti pengayaan: 16 siswa.
3. Perbaikan Pembelajaran Siklus II
§ Nilai rata-rata : 90
§ Nilai tertinggi : 100
§ Nilai terendah : 75
§ Siswa tuntas : 19 siswa
§ Tingkat ketuntasan klasikal : x 100% = 100%
§ Siswa belum tuntas : 0 siswa
§ Tingkat ketidak tuntasan : x 100% = 0%
Siswa yang mengikuti perbaikan: 0 siswa.
Siswa yang mengikuti pengayaan: 19 siswa
Tabel 4.5. Data Ketuntasan Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No. |
Siklus |
Ketuntasan % |
1. 2. 3. |
Pembelajaran Awal Siklus I Siklus II |
58% 84% 100% |
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan olehkepala sekolah guna memperbaiki kinerja guru kelas I dalam melaksanakan pembelajaran maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran cooperatif learning tipe TGT dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo
2. Penggunaan metode pembelajaran cooperatif learning tipe TGT efektif karena dapat meningkatkan pristasi belajar siswa kelas I semester II di SDN Sambongrejo.
3. Pemberian lembar kerja untuk melatih siswa kerja kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi macam-macam benda langit.
Saran
Beberapa saran yang diajukan terkait dengan hasil pembelajaran (kesimpulan) diatas adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.
2. Guru lebih kreatif dalam menyajikan materi pelajaran dan memberikan latihan-latihan melalui lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.
3. Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 1998: 5. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Depdiknas. 2007. Bahan Ajar Pembelajaran IPA SD. Konsorsium PJJ SI PGSD. Depdiknas. Jakarta.
Depdikbud, (1994:6). Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas VI SD.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Khaerudin, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasi di Madrasah. Jawa Tengah. Madrasah Development Center (MDC).
Sutrisno, Leo dkk., Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Depdikmas, Jakarta, 2007.
Suyoso (1998:23), Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP.
Usman, Moh. Uzer dan Setiawan, Lilis (1993:5), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.
Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.
Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.
Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.
Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.