UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP KANISIUS GIRISONTA BERGAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sugesti Lativa Andary

Sunardi

Pendidikan Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas VII A SMP Kanisius Girisonta Bergas, melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Dengan model Numbered Head Together, siswa akan bekerja dan mengalami bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa semata sehingga pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna . Penelitian ini dilakukan di SMP Kanisius Girisonta Bergas dengan subyek yang diteliti adalah kelas VII A Semester II tahun ajaran 2016/2017. Klasifikasi hasil observasi siswa diambil dengan metode deskriptif kualitatif. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan tehnik deskriptif komparatif, yaitu mengolah data yang sudah terkumpul mulai dari prasiklus, siklus I, siklus II, kemudian membandingkannya, sehingga tampak peningkatan atau keberhasilan embelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil penelitian terdapat peningkatan dari prasiklus yang rata-rata klasikalnya 67,5 pada siklus I meningkat menjadi 75,58 dan siklus II menjadi 85,77 setelah menggunakan model Numbered Head Together (NHT). Presentase ketuntasan klasikal mengalami peningkatan sebesar 100%. Berdasarkan hasil diatas ditekankan agar seluruh siswa aktif dan dapat bekerjasama baik dengan siswa maupun siswa dengan guru dalam pembelajaran IPS, sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar sesuai yang diharapkan.

Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Model Numbered Head Together, IPS

 

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh sebab itu, perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun kompetensi peserta didik, konsep pendidikan terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena peserta didik harus mampu menerapkan apa yang dipelajari disekolah untuk menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari, baik saat ini atau di masa yang akan datang.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran IPS seperti yang tertuang pada Kurikulum SMP Kanisius Girisonta Bergas, dilaksanakan secara terpadu yang terdiri atas gabungan kajian Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi. Demikian juga proses pembelajaran yang masih bersifat konfensional sehingga hasil belajar siswa tergolong rendah seperti yang terjadi pada kelas VII A SMP Kanisius Girisonta Bergas. Hal ini tercermin dari hasil rekap nilai IPS kelas VII A semester 2 tahun pelajaran 2016/2017, menunjukkan bahwa 50% dari jumlah siswa 26 yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat kemampuan rata-rata yang ditetapkan oleh sekolah tersebut minimal 70.

Peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada kelas VII A SMP Kanisius Girisonta Bergas agar dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan pengamatan selama ini rendahnya hasil belajar IPS pada siswa kelas VII A dapat diidentifikasi yang disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya : siswa cenderung pasif dan pembelajaran masih terpusat pada guru. Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas maka permasalahan peneliti akan dirumuskan sebagai berikut : “Apakah dengan melalui pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VII A SMP Kanisius Girisonta Bergas tahun pelajaran 2016/2017 dapat meningkatkan hasil belajar IPS?”

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2010:57) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, prosedur, dan perlengkapan. Suatu kombinasi tersebut saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusia yang terlibat dalam pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Unsur materia antara lain adalah buku, papan tulis, dan kapur. Unsur fasilitas dan perlengkapan antara lain mencakup ruangan kelas dan perlengkapan. Unsur yang terahir adalah prosedur, prosedur dapat meliputi jadwal dan model penyampaian informasi.

Isjoni (2010:14) menyatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan suatu kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisien dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah guru dan siswa yang berinteraksi edukatif antara yang satu dengan yang lainnya.

Karakteristik Belajar Siswa

Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang siswa tersebut oleh Deporter (Sanjaya,2006 : 260) dinamakan sebagai unsur modalitas belajar. Menurutnya ada tiga tipe belajar siswa, yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestesis. Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, artinya siswa akan lebih cepat belajar dengan cara menggunakan indra penglihatannya. Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat pendengarannya, sedangkan tipe kinestesis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.

Hasil Belajar

Suprijono (2012:5) berpendapat bahwa hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan ktrampilan. Dimyati dan Mudjiono (2010:210) menjelaskan bahwa hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru. Sudjana (2011:22) memberikan pengertiah bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang mengacu pada perubahan tingkah laku yang mengacu pada bidang afektif, kognitif, dan psikomotorik. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru sehingga terdapat perubahan tingkah laku dari siswa tersebut.

Model pembelajaran NHT

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersamaan adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim (2000:25) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Head Together (NHT) yaitu :

a)    Hasil belajar akademik struktural bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

b)    Pengakuan adanya keragaman bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

c)     Pengembangan ketrampilan sosial bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Ketrampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dll.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Supardi (2011:192) pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, mengenali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Disini sangtat jelas bahwa dengan pembelajaran secara terpadu sangat memungkinkan timbulnya pemikiran kritis dari siswa terhadap fenomena yang terjadi di lingkungan mereka.

Somantri (2001) menjelaskan bahwa IPS merupakan perpaduan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora termasuk didalamnya agama, filsafat dan pendidikan, bahkan juga menyangkut aspek-aspek ilmu kealaman dan teknologi.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SMP Kanisius Girisonta Bergas pada kelas VII A mata pelajaran IPS yang dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Mei. Penelitian pada siklus I dilakukan pada tanggal 7 April 2017 dengan materi pembelajaran kehidupan manusia pada masa praaksara. Pada siklus I ini, proses pembelajaran sudah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).Pada siklus II dilakukan pada tanggal 19 Mei 2017 yang juga menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) tetapi dengan materi yang berbeda yaitu peran kewirausahaan dalam masyarakat ekonomi Indonesia.

 

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan, dan merupakan cara memperoleh data yang bersifat langsung.

Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan melakukan kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Komparatif, yaitu mendeskripsikan dan membandingkan antar prestasi dan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, dengan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus I dan siklus II, kemudian membandingkannya, sehingga tampak peningkatan atau keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.

Indikator Keberhasilan

Adapun yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian in adalah, peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan batas kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan yakni (KKM=70). Tingkat keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dikatakan berhasil.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengingat kondisi peserta didik di sekolah SMP Kanisius Girisonta Bergas kelas VII A semester II tahun 2016/2017, menunjukan bahwa belum semua siswa mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dari 26 siswa, ada 13 siswa yang belum mencapai KKM (KKM 70) . Hal ini dikarenakan siswa kelas VII A kurang aktif dalam proses belajar mengajar.

Kondisi seperti ini tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut – larut. Maka berbagai upaya dilakukan guna meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Perolehan hasil belajar siswa kelas VII A pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal 67,5, nilai terendah 60, nilai tertinggi 80 dan ketuntasan klasikal 50%. Berdasarkan tabel 1, kondisi awal ini belum menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), yang menyebabkan kemampuan siswa dalam memahami dan mempelajari pelajaran IPS kurang maksimal. Dari tabel di atas dapat diperoleh data bahwa siswa yang sudah tuntas sesuai KKM (70) pada ulangan semester genap tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 13 siswa yang tuntas, sedangkan yang belum tuntas 13 siswa dari 26 siswa kelas VII A.

Pada siklus I pelajaran IPS dengan pokok pembahasan Kehidupan Manusia Pada Masa Praaksara, sudah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).Siklus I ini dilakukan pada tanggal 7 April 2017, Hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I.

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan pokok pembahasan Kehidupan Manusia Pada Masa Pra aksara, sudah menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) . Hasil belajar pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan dalam hasil belajar. Pada Prasiklus nilai rata-rata 67,5 mengalami peningkatan rata-rata klasikal pada siklus I menjadi 75,58 . Presentase ketuntasan pada prasiklus hanya 50% dan pada siklus I naik menjadi 76,92% dengan peningkatan 26,92%.

Sesuai dengan hasil refleksi siklus I di atas maka diadakan perbaikan tindakan kelas siklus II pada mata pelajaran IPS materi Peran kewirausahaan dalam masyarakat ekonomi Indonesia di kelas VII A SMP Kanisius Girisonta Bergas semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Siklus II ini dilakukan pada tanggal 19 Mei 2017. Pada siklus ini guru memfokuskan dalam peningkat proses pemebelajaran dan berperan sebagai pembimbing terhadap siswa.

Berdasarkan penelitian pada siklus II ini, subyek yang mengikuti proses belajar mengajar sebanyak 26 siswa keseluruhan siswa yang ada di kelas VII A. Hasil belajar siswa pada siklus II tampak adanya peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus ini dari total keseluruhan siswa nilainya mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.

Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata klasikal 85,77 terdapat peningkatan 10,19 dibandingkan pada siklus I yaitu 75,58. Presentase ketuntasan siklus II 100% naik 23,08 % dari presentase ketuntasan pada siklus I yaitu 76,92% dari 26 siswa di kelas VII A pada siklus ke II 26 siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM=70).

Perolehan nilai siklus I yang ditunjukan pada grafik 3, untuk rata-rata klasikal adalah 75,58 dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata klasikal 85,77. Nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan siklus II adalah 95, sedangkan nilai terendah dari siklus I adalah 60 menjadi 75 pada siklus II. Presentase ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I 76,92% dan siklus II menjadi 100%.

Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) telah mengalami peningkatan. Hasilnya dapat ditunjukan oleh nilai yang sudah diperoleh .

 

Pada grafik 4, menunjukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada prasiklus dan siklus I yaitu 67,5 menjadi 75,58 dengan presentase 8,08 angka. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I ke siklus II yaitu 75,58 menjadi 85,77 dengan presentase naik 10,19 angka. Nilai terendah pada siklus I ke siklus II yaitu 60 dan siklus II 75 dengan presentasi naik 15 angka . Nilai tertinggi prasiklus ke siklus I naik 10 angka dari 80 ke 90, dan nilai tertinggi siklus I ke siklus II yaitu 90 ke 95 dengan presentase naik 5 angka . Ketuntasan klasikal kelas VII A tiap siklus mengalami peningkatan.

 

Dilihat dari presentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 50% menjadi 76,92% pada siklus I dan siklus II yaitu 100%. Hal ini dapat menunjukan bahwa penerapan pembelajaran dengan model Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A pada mata pelajaran IPS di SMP Kanisius Girisonta Bergas.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas VII A SMP Kanisius Girisonta Bergas dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) . Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai rata-rata klasikalnya buktikan dari hasil pra siklus 67,5 dan siswa yang memenuhi nilai KKM ada 13 siswa atau sebesar 50% dari total jumlah siswa. Pada tindakan siklus 1, jumlah nilai rata-rata kelas adalah 75,58 dan siswa yang memenuhi KKM sebanyak 20 siswa atau mencapai 75,58%. Pada tindakan siklus 2, jumlah nilai rata-rata kelas adalah 85,77 dan siswa yang memenuhi nilai KKM sebanyak 26 siswa atau mencapai 100% dari total 26 siswa. Dalam penelitian ini semua siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM 70).

Saran

Hasil penelitian ini di rekomendasikan bagi :

a)   Bagi pihak sekolah diharapkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai guna mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.

b)   Bagi Guru mata pelajaran IPS diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya memberikan materi saja melainkan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat memahami materi dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

c)   Bagi siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar dengan memperhatikan materi yang diajarkan sehingga hasil belajar siswa meningkat.

d)   Hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan untuk diterapkan di kelas IPS SMP Kanisius Girisonta Bergas.

Daftar Pustaka

Rohman, Arif. (2011). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Laksbang Mediatama

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J.(2005). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Nana Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.

Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

Ibrahim, M ,dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Pres

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group