UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

PADA SISWA KELAS IVB SDN BLATAT

KECAMATAN KANGAE KABUPATEN SIKKA

 

Maria Beatrix

Guru di SDN Blatat, Sikka, NTT

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya keterampilan menulis karangan, siswa kelas IVB SDN Blatat yang ditandai dengan persentase siswa yang belum mencapai KKM sebesar 75%. Salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan pendekatan dalam pembelajaran yang dapat memudahkan siswa menulis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dipilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam menulis paragraf yaitu pendekatan saintifik. Penelitian ini dirancang dengan desain penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVB SDN Blatat yang berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, tes, dan catatan lapangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ke 1 mencapai 100% dengan nilai ketercapaian 76. Pada siklus I pertemuan ke 2 mencapai 100% dengan nilai ketercapaian 77. Pada siklus II pertemuan ke 1 keterlaksanaan pembelajaran mencapai 100% dengan nilai ketercapaian mengalami peningkatan menjadi 87,5. Pada siklus II pertemuan ke 2 keterlaksanaan pembelajaran mencapai 100% dengan nilai ketercapaian 88. Hasil catatan lapangan menunjukkan bahwa pada siklus I dan II terdapat kendala. Kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IVB SDN Blatat.

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Keterampilan Menulis Karangan         

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa memiliki peranan sangat penting terhadap pengembangan keterampilan berbahasa siswa. Mulyati (2004:5.1) menyatakan bahwa terdapat empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemerolehan keterampilan berbahasa tersebut bersifat hierarki, yaitu keterampilan bahasa yang satu menjadi dasar pengembangan keterampilan bahasa lainnya. Menurut Tim (2006:6) keterampilan menyimak dan membaca berkaitan dengan peranannya sebagai alat untuk menerima komunikasi, sedangkan berbicara dan menulis berhubungan dengan cara untuk mengekspresikan makna atau arti.

Proses integrasi keempat keterampilan berbahasa dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Tim (2006:195) menyatakan bahwa guru dapat melaksanakan aktivitas information getting melalui membaca dan mendengarkan dan information sharing dalam kegiatan menulis dan berbicara. Kegiatan tersebut memiliki dua manfaat sekalugus, yaitu a) melatih kecermatan siswa dalam menangkap informasi dalam kegiatan membaca atau mendengarkan dan b) siswa terlatih berinteraksi dengan orang lain menggunakan bahasa tulis dan bahasa lisan mereka. Melalui kegiatan membaca, seseorang dapat mempelajari berbagai hal dari suatu tulisan. Informasi yang didapat dari tulisan tersebut dapat memperkaya konsep atau wawasan seseorang sehingga turut berperan saat mengaplikasikan keterampilan bahasanya dalam bentuk tertulis.

Pembelajaran Bahasa Indonesia seperti yang telah dijabarkan dalam kurikulum KTSP 2006 memiliki latar belakang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menimbulkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa memiliki tujuan khusus di antaranya adalah siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; serta memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan (Depdiknas, 2006:317).

Untuk memenuhi tujuan di atas, maka pembelajaran Bahasa Indonesia dirancang untuk bisa memaksimalkan semua keterampilan berbahasa siswa yang meliputi kemampuan: 1) mendengarkan; 2) berbicara; 3) membaca; dan 4) menulis. Masing-masing keterampilan tersebut memiliki karakteristik bentuk kegiatan yang berbeda-beda. Menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif lisan, berbicara merupakan produktif lisan, membaca merupakan reseptif tulis, sedangkan menulis merupakan produktif tulis (Mulyati, 2009:1.10).

Keterampilan menulis memiliki peranan yang penting bagi siswa sekolah dasar. Keterampilan menulis diperlukan siswa dalam mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Di sekolah, keterampilan menulis diperlukan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran seperti mencatat, menyalin, menyusun laporan pengamatan, dan sebagainya. Di kehidupan sehari-hari, menulis diperlukan siswa untuk menulis jadwal kegiatan sehari-hari, catatan pribadi, surat-menyurat, dan lain-lain.

Bell dan Burnaby (dalam Ghazali, 2010:302) berpendapat bahwa menulis adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks, karena penulis harus mengendalikan bahasa pada level kalimat dan tingkatan yang lebih luas dari kalimat. Level kalimat terdiri atas struktur tata bahasa, kosakata, tanda baca, dan ejaan. Pada tingkatan yang lebih luas dari kalimat yaitu mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi menjadi paragraf-paragraf yang kohesif dan koheren. Dari pendapat tersebut, latihan membuat paragraf hendaknya sudah dikenalkan pada siswa kelas rendah sebagai bekal dalam keterampilan menulis karangan pada pembelajaran selanjutnya. Siswa diharapkan mampu menulis paragraf dengan memperhatikan penggunaan tanda baca dan huruf kapital sesuai dengan aturan penulisan bahasa Indonesia.

Salah satu standar kompetensi dalam KTSP pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IV semester 1 adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan. Siswa kelas IV diharapkan mampu menulis karangan sederhana dengan baik dan benar sesuai dengan kompetensi dasar menulis yang harus dicapai yaitu siswa diharapkan mampu menyusun karangan berdasarkan bahan yang tersedia dengan memerhatikan penggunaan ejaan (Depdiknas, 2006:323-324).

Kenyataan yang terjadi di kelas IVB di SDN Blatat, kemampuan menulis siswa tergolong belum maksimal. Nilai kemampuan menulis sebagian besar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia belum mencapai KKM yang ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan observasi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.

Berdasarkan hasil observasi awal, diperoleh fakta bahwa keterampilan siswa dalam menulis karangan masih rendah karena 65% atau 13 dari 20 siswa hasil belajarnya masih di bawah KKM Bahasa Indonesia yang telah ditentukan sekolah, yaitu 75. Adapun kesulitan siswa tersebut terletak pada: (1) penggalian ide dan kesalahan dalam menggunakan tanda baca titik dan koma, (2) siswa belum memahami cara mengembangkan kalimat menjadi sebuah paragraf. Penyebab kesulitan siswa tersebut adalah: (1) guru belum menggunakan pendekatan dalam pembelajaran yang dapat memudahkan siswa menulis, (2) guru tidak memberikan bimbingan ketika siswa menulis, hanya menyuruh siswa segera menyelesaikan tulisannya.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa kelas IVB di SDN Blatat dalam menulis paragraf, maka dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini dianggap tepat karena akan melatih siswa menemukan sendiri dan menerapkan langsung hasil temuannya sehingga pengalaman belajar akan lebih mudah dan lama diingat. Pendekatan saintifik yang akan diterapkan juga akan dipadukan dengan pendekatan terpadu yang telah diterapkan pada pembelajaran kelas IV sesuai KTSP 2006. Dengan begitu penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi latihan bagi siswa dalam mempersiapkan diri mengikuti konsep pembelajaran yang diterapkan pada Kurikulum 2013.

Hosnan (2014:32) menyatakan bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif melalui penguatan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi. Lebih lanjut Hosnan (2014:33) menyatakan bahwa ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran yang dipadukan dengan pendekatan saintifik. Ranah sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Ranah pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Dikaitkan dengan tuntutan standar kompetensi lulusan siswa dalam KTSP, ada kesesuaian dari tiga ranah tersebut dengan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor.

Kemendibud (2013:200) menyatakan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang diterapkan dalam setiap pembelajaran tematik dengan mengedepankan keaktifan siswa untuk berpikir ilmiah dalam pembelajaran. Sementara itu, Hosnan (2014:34) berpendapat pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang dengan tujuan peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran diharapkan dapat mengatasi permasalahan mengenai keterampilan menulis siswa. Melalui pendekatan saintifik, siswa secara aktif mengonstruksi konsep atau teori yang berkaitan dengan cara mengembangkan paragraf beserta pedoman penggunaan tanda baca maupun huruf kapital.

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Miskiyah (2011) dengan judul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Sederhana pada Siswa Kelas III MI Walisongo Gempol Pasuruan”. Penelitian tersebut difokuskan pada upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf dengan menggunakan media gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan menulis dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf pada siswa kelas III di SDN Wonokusumo VI/45 Surabaya. Sehubungan dengan penelitian terdahulu, maka penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf melalui penerapan pendekatan saintifik dengan subjek dan lokasi yang berbeda. Atas dasar itulah peneliti menentukan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IVB SDN Blatat Kabupaten Sikka”

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IVB SDN Blatat Kabupaten Sikka” adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas IVB SDN Blatat (2) Bagaimana hasil belajar keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IVB SDN Blatat dengan menerapkan pendekatan saintifik? (3) Apa saja kendala-kendala yang muncul pada pembelajaran keterampilan menulis paragraf dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SDN Blatat dan bagaimana cara mengatasinya?

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis karangan dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas IVB SDN Blatat (2) Mendeskripsikan hasil belajar keterampilan menulis karangan siswa kelas IVB SDN Blatat dengan menerapkan pendekatan saintifik. (3) Mendeskripsikan kendala-kendala yang muncul pada pembelajaran keterampilan menulis karangan dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas IVB SDN Blatat cara mengatasinya.

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: (1) Bagi Guru: Dapat dijadikan sebagai rujukan/menambah referensi dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf yang efektif dan menyenangkan. (2) Bagi Sekolah: Memberikan referensi pada pihak sekolah untuk menyajikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. (3) Bagi Peneliti Lain: Memberikan referensi pada peneliti lain dalam melakukan kegiatan penelitian yang sejenis.

Sudarwan (dalam Majid, 2014:194) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah ilmiah yang terdiri atas proses pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Selanjutnya menurut Kemendibud (2013:200), pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang diterapkan dalam setiap pembelajaran tematik dengan mengedepankan keaktifan siswa untuk berpikir ilmiah dalam pembelajaran. Sementara itu, Hosnan (2014:34) berpendapat pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan..

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan dengan mengedepankan pola berpikir ilmiah. Prinsip yang diterapkan adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik ini melatih siswa untuk melakukan, berpikir kritis, dan berpikir ilmiah sehingga informasi atau ilmu yang mereka peroleh mudah diingat.

Ada beberapa tujuan penerapan pendekatan saintifik sebagaimana yang dinyatakan oleh Kemendikbud (2013: 208) yaitu: (a) Memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. (b) Mengarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. (c) Melatih peserta didik untuk berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata). (d) Menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerja sama diantara peserta didik dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran dengan penerapan pendekatan saintifik adalah melatih peserta didik untuk berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan, dan mengomunikasikan sehingga peserta didik akan dapat dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan baik.

Kelebihan pendekatan saintifik menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014:194) adalah sebagai berikut: (a) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. (b) Penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (c) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. (d) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran. (e) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespons substansi atau materi pembelajaran. (f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (g) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.

Hosnan (2014:37) menyatakan bahwa pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta, serta membentuk jaringan. Namun pada beberapa materi pelajaran atau situasi tertentu dimungkinkan untuk tidak menerapkan semua langkah tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini langkah pendekatan saintifik yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yakni meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf. Sehingga langkah-langkah pendekatan saintifik yang digunakan meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2007:5). Menurut Haryadi dan Zamzani (1996:9), menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menulis menuntut gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas dan ditata secara menarik.

Menurut Bryne (dalam Haryadi dan Zamzani, 1996:77) menulis pada hakikatnya bukan sekedar melukiskan simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata dan kata-kata tersebut disususn menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Sementara itu, Lado (dalam Tarigan, 2008:22) menjelaskan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Suparno (2011:1.3) mengemukakan bahwa menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah menuangkan buah pikiran dalam bahasa tulis yang hasilnya dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara tidak langsung.

Menurut Suparno (2011:3.16), paragraf dapat didefinisikan sebagai satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat. Berdasarkan pengertian itu, paragraf dapat disebut sebagai untaian kalimat yang berisi sebuah gagasan dalam karangan. Mulyati (2009:5.22) berpendapat bahwa paragraf merupakan bentuk karangan terkecil yang memiliki sebuah gagasan utama, disebut juga topik utama atau pikiran utama, yang disampaikan kepada pembaca melalui serangkaian kalimat. Dalam sebuah paragraf, gagasan utama atau disebut juga pikiran utama atau topik utama dapat dikemukakan dalam sebuah kalimat topik atau disebut juga dengan kalimat utama. Kemudian, kalimat topik tersebut diikuti oleh serangkaian kalimat lain yang disebut kalimat penjelas yang berisi pikiran penjelas, contoh-contoh, atau fakta-fakta.

Di samping pendapat-pendapat di atas, Sulistyaningsih (2008:6) menyatakan bahwa paragraf adalah himpunan kalimat yang mendukung ide. Nur’aini dan Indriyani (2008:36) juga menyatakan bahwa paragraf adalah susunan beberapa kalimat yang mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Paragraf merupakan bagian dari sebuah karangan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Nur’aini dan Indriyani, 2008:10) paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru atau alinea.

Jadi dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa definisi paragraf adalah susunan beberapa kalimat yang mengandung satu ide pokok atau kalimat utama dan diikuti oleh serangkaian kalimat lain yang disebut kalimat penjelas dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (2008:26), penelitian deskriptif dilakukan untuk mengumpulkan informasi data tentang fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan secara cermat, mendalam dan rinci sehingga dapat mengumpulkan data yang sangat lengkap dan dapat menghasilkan informasi yang menunjukkan kualitas sesuatu (Aqib, 2006:15).

Rancangan penelitian ini adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Carr dan Kemmis (dalam Kusuma dan Dwitagama, 2009:8) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran: (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik tersebut, (c) situasi-situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Menurut Trianto (2011:13) PTK merupakan penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut. Maka berdasarkan uraian tersebut rancangan penelitian PTK sesuai diterapkan pada masalah dalam penelitian ini. Selain itu pemilihan metode rancangan penelitian tindakan kelas ini karena: (1) penelitian ini berupaya untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran menulis paragraf siswa kelas III dan (2) penelitian ini berupaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III dalam kemampuan menulis paragraf.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa Kelasa IVB SDN Blatat yang berjumlah 20 siswa dengan rincian laki-laki 11 siswa dan perempuan 9 siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVB karena berdasarkan hasil observasi di kelas tersebut ditemukan masalah dalam pembelajaran menulis paragraf.

Lokasi penelitian ini terletak di SDN Blatat. Alasan peneliti memilih lokasi di SDN Blatat karena mendapat izin dari kepala sekolah untuk melaksanakan PTK. Selain itu, guru kelas IVB merupakan pelaksana pembelajaran yang sedang berusaha menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan dengan tujuan meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa.

Merujuk pada langkah-langkah penelitian tindakan kelas Kemmis dan Taggart maka penelitian ini menerapkan pola spiral refleksi diri yang terdiri atas empat langkah yakni perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Hanya saja, komponen tindakan (action) dengan pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan (Ghony, 2008:65). Penyatuan langkah tersebut karena pada kenyataannya bahwa implementasi tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: (a) Data hasil observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Aktivitas yang diamati yaitu keterlaksanaan tiap-tiap tahap kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pengamatan dilakukan pada setiap siklus tindakan. (b) Data hasil tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar menulis paragraf sederhana dengan memperhatikan ejaan dan pilihan kata yang benar melalui penerapan pendekatan saintifik. (c) Data hasil catatan lapangan berupa kendala-kendala yang dihadapi pada saat penelitian menulis paragraf dengan menerapkan pendekatan saintifik.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi atau pengamatan aktivitas guru dan lembar tes hasil belajar menulis paragraf. Manfaat instrumen penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan keoptimalan pembelajaran menulis paragraf dengan menerapkan pendekatan saintifik. Lembar cacatan lapangan digunakan untuk merekam situasi kelas selama pembelajaran berlangsung. Dari hasil catatan lapangan akan didapatkan data berupa catatan kendala-kendala yang ditemui dalam pembelajaran dan bagaimana cara guru dalam mengatasi kendala tersebut. Catatan ini dibuat oleh peneliti dan teman sejawat peneliti yang telah melakukan pengamatan selama proses pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf dengan menerapkan pendekatan saintifik dipaparkan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut: Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan untuk melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan.

Peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester 1. Standar kompetensi yang ditentukan dalam penelitian ini adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan dan puisi, sedangkan kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

Peneliti menyusun perangkat pembelajaran menulis paragraf dengan menerapkan pendekatan saintifik. Perangkat pembelajaran yang disusun meliputi silabus, RPP, LKS, dan LP yang berkaitan dengan materi menulis paragraf. Adapun komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam menyusun perangkat pembelajaran antara lain adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik, materi ajar, sumber belajar, media pembelajaran, alat evaluasi menulis paragraf berupa LKS dan LP.

Adapun kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama difokuskan pada kegiatan membuat kerangka paragraf, dilaksanakan dengan alokasi waktu 2×35 menit. Pertemuan kedua difokuskan pada kegiatan mengembangkan kerangka paragraf, dilaksanakan dengan alokasi waktu 2×35 menit. Rincian kegiatan pembelajarannya yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru mengecek kesiapan siswa dalam belajar, memberikan apersepsi terkait dengan pembelajaran menulis paragraf, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang ide paragraf dan kerangka paragraf. Kegiatan inti pada pertemuan pertama difokuskan pada kegiatan membuat kerangka paragraf. Kegiatan inti yang dilakukan antara lain guru meminta siswa mengamati gambar yang ditunjukkan, meminta siswa membuat pertanyaan berkaitan dengan gambar yang dtunjukkan, membimbing siswa dalam menentukan ide berdasarkan gambar, membimbing siswa mengidentifikasi isi gambar untuk dibuat kerangka paragraf, memberi contoh cara membuat kerangka paragraf, meminta siswa membuat kerangka paragraf berdasarkan identifikasi gambar melalui LKS 1, membimbing siswa dalam menyusun kerangka paragraf, meminta siswa mengomunikasikan hasil kerangka paragraf yang telah dibuat, membahas dan mengoreksi hasil penyusunan kerangka paragraf yang telah ditampilkan, membimbing siswa memperbaiki kerangka paragraf yang telah dibuat. Adapun kegiatan akhir pada pertemuan pertama yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari, dan yang terakhir menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral dan berdoa. (2) Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru mengecek kesiapan siswa dalam belajar, memberikan apersepsi dengan bertanya jawab untuk mengingatkan pembelajaran pada pertemuan I tentang ide paragraf dan kerangka paragraf yang telah dibuat, menyampaikan tujuan pembelajaran tentang mengembangkan kerangka paragraf. Kegiatan inti pada pertemuan kedua difokuskan pada kegiatan mengembangkan kerangka paragraf. Pada kegiatan inti guru menayangkan dan membacakan contoh paragraf pada siswa, meminta siswa membuat pertanyaan berkaitan dengan paragraf yang ditayangkan, menjelaskan materi mengenai penggunaan tanda baca dan huruf kapital, memberi contoh cara mengembangkan kerangka paragraf menjadi sebuah paragraf, memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai penjelasan guru yang belum dipahami, meminta siswa mengembangkan kerangka paragraf yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya melalui LKS 2, membimbing siswa dalam mengembangkan kerangka paragraf, meminta perwakilan siswa untuk membacakan hasil paragraf yang telah dibuat, membahas dan mengoreksi hasil paragraf yang telah ditampilkan, meminta siswa menyusun paragraf berdasarkan ganbar dengan terlebih dahulu membuat kerangka paragraf melalui Lembar Penilaian. Adapun kegiatan akhir yang dilakukan guru adalah membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan pesan moral dan doa.

Peneliti menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa lembar observasi pelaksanaan pembelajaran beserta deskriptornya, lembar pedoman tes menulis paragraf beserta deskriptornya, dan lembar catatan lapangan untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran. Adapun yang diamati adalah aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf dengan menerapkan pendekatan saintifik.

Peneliti menentukan observer yang bertugas mengamati pelaksanaan pembelajaran dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Adapun yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini adalah guru kelas IVB SDN Blatat. Selanjutnya, peneliti melakukan koordinasi dengan observer. Tujuannya untuk penyamaan persepsi antara peneliti dan observer dengan mendiskusikan langkah-langkah penelitian yang akan digunakan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran menulis karangan dengan penerapan pendekatan saintifik, dapat dikatakan mencapai hasil yang maksimal. Secara keseluruhan siswa mengikuti pembelajaran dengan baik selama pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan dengan menerapkan pendekatan saintifik, persentase keterlaksanaan pada siklus I dan siklus II memeroleh 100%. Hasil tersebut dikriteriakan sangat baik, karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu ≥86% (Ratumanan dan Laurens, 2011:145). Sementara itu nilai ketercapaian pada siklus I yaitu 76 dengan kriteria cukup baik. Namun, nilai ketercapaian pelaksanaan pembelajaran tersebut belum mencapai kriteria yang diharapkan. Setelah ada perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus II, maka nilai ketercapaian mengalami peningkatan sebesar 11,8 menjadi 87,8. Hal ini sesuai dengan pendapat Ratumanan dan Laurens (2011:145) bahwa ketercapaian dikriteriakan baik dan berhasil apabila memeroleh skor ≥75. Data tes menulis karangan diperoleh setelah menerapkan pembelajaran menulis dengan menerapkan pendekatan saintifik.

Pada pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan pendekatan saintifik kendala-kendala yang muncul dapat diatasi dengan baik. Pada siklus I kendala yang bersumber dari guru yaitu suara guru yang kurang keras dalam menjelaskan materi. Selain itu, guru belum bisa mengelola waktu sesuai dengan RPP. Berdasarkan kendala-kendala tersebut cara guru mengatasinya adalah dengan memaksimalkan volume suara sehingga perhatian siswa tercurah pada penjelasan guru. Selain itu, guru juga perlu memperhitungkan waktu dalam setiap kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Pada siklus II kendala yang bersumber dari guru yaitu tulisan guru di papan tulis masih terlalu kecil dan tidak bisa terbaca oleh siswa yang duduk di belakang. Adapun cara guru mengatasi kendala tersebut adalah dengan memperbesar ukuran tulisan di papan tulis dan memastikan semua siswa dapat melihat tulisan guru dengan jelas.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas IVB SDN Blatat yang dilaksanakan sebanyak dua siklus menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik yang dilakukan pada siklus I pertemuan 1 dan 2 lalu siklus II pertemuan 1 dan 2. Pada siklus I pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran mencapai persentase 100% dengan nilai ketercapaian sebesar 76. Pada siklus I pertemuan 2, pelaksanaan pembelajaran mencapai persentase 100% dengan nilai ketercapaian sebesar 77. Sedangkan pada siklus II, terjadi peningkatan dengan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1, mencapai persentase 100% dengan nilai ketercapaian sebesar 87,5. Pada siklus II pertemuan 2, pelaksanaan pembelajaran mencapai 100% dengan nilai ketercapaian sebesar 75.

Hasil belajar menulis karangan siswa kelas IV SDN Blatat juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada data hasil ketuntasan klasikal siswa pada siklus I dan siklus II. Nilai hasil belajar siswa yang tuntas atau mendapat nilai ≥75 pada siklus I sebanyak 18 siswa atau 90% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 76,4. Sedangkan pada siklus II, nilai hasil belajar siswa yang tuntas atau mendapat nilai ≥75 sebanyak 20 siswa atau 100% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 79. Data hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II telah mengalami peningkatan sebesar 10%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis karangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan bagi guru, sekolah, dan peneliti lain sebagai berikut: (1) Guru disarankan supaya penelitian ini dijadikan sebagai alternatif dalam menyajikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif, supaya pembelajaran lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Selain itu, guru juga disarankan untuk memahami dan menguasai pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. (2) Sekolah disarankan memiliki keterbukaan dalam pengembangan pembelajaran. Kepala sekolah hendaknya mendukung setiap inovasi yang ingin dikembangkan oleh guru, serta memberikan penyuluhan kepada guru-guru untuk mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang inovatif dalam rangka peningkatan perbaikan mutu pembelajaran di sekolah. (3) Peneliti lain disarankan agar hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan supaya diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1992. Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Arifin, E.Z. dan Tasai, S.A. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Angkasa.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Ghazali, A. Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Ghony, Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press.

Haryadi dan Zamzani. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Ilmiah. Surabaya: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya.

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas I. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud.

Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Miskiyah, Roichatul. 2011. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Sederhana pada Siswa Kelas III MI Walisongo Gempol Pasuruan. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Mulyati, Yeti, dkk. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Ratumanan, T.G. dan Laurens, T. 2011. Penilaian Hasil Belajar pada Tingkat Satuan Pendidikan; Edisi 2. Surabaya: Unesa University Press.

Rofi’uddin, A. dan Zuhdi, D. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Direktorat Pendidikan.

SDN Menur Pumpungan V. 2013. Dokumen I; Kurikulum SDN Menur Pumpungan V/510 Surabaya. Dokumen tidak dipublikasikan. Surabaya: SDN Menur Pumpungan V/510.

Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks.

Sukino. 2010. Menulis itu Mudah: Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS.

Sulistyaningsih, Mei. 2008. Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suparno dan Yunus, M. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Susilo, Herawati, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Bayumedia Publishing.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori & Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.