UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MELALUI PENERAPAN METODE TANYA JAWAB

BAGI SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 1 GROGOL

PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Ana Irawati

SMP Negeri 1 Grogol

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk: 1) meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Grogol semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 melalui penerapan metode tanya jawab. 2) meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui metode tanya jawab pada mata pelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Grogol Semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah siswa VIII H SMP Negeri 1 Grogol semester 2 tahun pelajaran 2018/ 2019 sejumlah 32 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, teknik observasi, teknik test. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan yaitu membuat perencanaan tindakan penelitian, (2) pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana penelitian, (3) observasi tindakan yaitu mengamati proses pembelajaran dan hasil belajar, (4) refleksi yaitu merefleksi berdasarkan pengamatan pendidikan. Pada kondisi awal belum menerapkan metode tanya jawab sedangkan pada siklus 1 sudah menerapkan metode tanya jawab dan pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran. Pada siklus 2 menerapkan metode tanya jawab dan pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS. Pada siklus 3 menerapkan metode tanya jawab pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil pengamatan dari kondisi awal hingga kondisi akhir yaitu siklus 3 dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari rata rata nilai tes ulangan siswa dari 58, 84 menjadi 76,00 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal dari 32% menjadi 90%. Berdasarkan hasil penelitian dari kondisi awal hingga kondisi akhir yaitu siklus 3 dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar afektif dan pesikomotorik mencapai 96, 7%. Siswa sudah berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa bersikap aktif mau bertanya, dan berani menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk oleh guru. Kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri dan kelompok meningkat.Melalui penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Grogol pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, metode tanya jawab

 

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia indonesia. Untuk kepentingan itu pendidikan merupakan salah satu jalur yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu, diantaranya pendidikan di SMP. Untuk meningkatkan kualitas siswa proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial termasuk salah satu unsur yang perlu penanganan dengan baik. Meningkatnya hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai metode untuk dapat mencapai tujuan pengajaran. Berdasarkan pengamatan guru IPS SMP Negeri 1 Grogol tahun pelajaran 2018/2019 nilai ulangan harian siswa kelas VIII H belum seperti yang di harapkan dimana nilai rata ratanya 58,84. Kenyataan ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap pengajaran yang di sampaikan. Hal ini di akibatkan oleh siswa sendiri yang bermalas malasan karena kurang tertarik terhadap pengajaran yang di sampaikan. Oleh karena itu di perlukan upaya upaya untuk langkah selanjutnya dalam mengoptimalkan pembelajaran yang ada.Siswa mempunyai motivasi dan perhatian yang rendah selama pembelajaran berlangsung. Hal ini tampak dari sedikitnya jumlah siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang relevan yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah melalui penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas VIII H SMP N 1 Grogol pada semester 2 Tahun pelajaran 2018/2019?.,2) Apakah dengan penerapan metode tanya jawab pada mata pelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS bagi siswa kelas VIII H SMP N 1 Grogol pada semester 2 tahun pelajaran 2018/ 2019?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk1) meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas VIII H SMP N 1 Grogol pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 melalui penerapan metode tanya jawab.,2) meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui metode tanya jawab pada mata pelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Grogol semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

Hamalik (2011:21) mengemukakan pendapat tentang belajar sebagai berikut: Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat pelatihan dan pengalaman, bukan semata- mata hasil yang dicapai tetapi proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modivikasi tingkah laku seseorang atau terjadi perkuatan pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya. Perubahan tingkah laku dalam belajar di karenakan adanya latihan dan pengalaman. Pengalaman adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan pengamatannya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. (Slameto,2010:2). Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud belajar adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan pada diri seseorang yang berupa tingkah laku, pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator. Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan “ Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.

Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik”. Sudjana (2009;3) juga mendefinisikan ”hasil belajar sebagai kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. (Sudjana, 2010) proses kegiatan belajar mengajar di sekolah lebih menekankan pada proses dari pada hasil. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa menjadi subyek didik terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga ia betul- betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa menjadi inti dalam kegiatan belajar, sedangkan guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mungkin sehingga siswa tersebut mampu mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik. Secara umum hasil belajar dapat diartikan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Belajar akan mengubah diri seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bias menjadi bisa, dan dari yang tidak biasa menjadi biasa.

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi: Ilmu Sosial (social sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Ridwan, 2007: 3).Dalam Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang isu isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi.

Metode pembelajaran ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. (Sudjana,2005:76). Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar. Dengan penggunaan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab, atau sebaliknya siswa bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan siswa itu” atau metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang di peroleh (Soetomo, 1993: 150). Sedangkan Sudjana (2004:78) mendefinisikan “metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa”. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Metode Tanya jawab merupakan salah satu metode yang memberikan motivasi kepada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan penjelasan atau siswa menjawab selama guru mengajukan pertanyaan. Guru melontarkan metode tanya jawab dengan tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat- ingat tentang materi yang dipelajari. Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari dua pihak baik dari guru maupun siswa. Dalam meningkatkan hasil belajar maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan mengamati siswa dan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan metode tanya jawab. Berdasarkan kajian teori diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut’’melalui penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas VIII H SMP Negeri 1 Grogol pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII H semester 2 SMP N 1Grogol tahun pelajaran 2018/ 2019 yang beralamatkan di Timur Perum Telukan Grogol Sukoharjo. Untuk kelas VIII SMP N 1 Grogol terdiri dari 10 kelas. Siswa kelas VIII H SMP N 1 Grogol pada tahun pelajaran 2018/ 2019 berjumlah 317 siswa. Sedangkan penelitian dilakukan di kelas VIII H dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 14 siswa laki- laki dan 18 siswa perempuan. Alasan peneliti mengambil kelas VIII H berdasarkan hasil observasi awal di SMP N 1 Grogol diperoleh data bahwa pembelajaran IPS di kelas VIII H memiliki indikasi hasil belajar yang rendah dari kelas yang saya ampu. Hal ini terbukti dari rata- rata nilai ulangan harian siswa yaitu 58,84 dengan ketuntasan belajar 32,00%. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS maka dilakukan penelitian melalui penerapan metode tanya jawab. Penelitian ini di laksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018 /2019, yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2019. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo. Siswa yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Grogol berjumlah 32 orang, yang terdiri atas 14 siswa laki laki dan 18 siswa perempuan.

Tindakan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pendekatan dengan model pembelajaran keterampilan proses. Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur siklus, dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Prosedur siklus merupakan prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan beberapa tahapan yang sama, dimana pada tahap selanjutnya dilakukan untuk memperbaiki tindakan pada tahap sebelumnya. Sementara itu, metode deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan kondisi yang ada sesuai dengan realita yang ada secara rinci dan ilmiah dengan analisis tekstual (non matematis) (Akhdinirwanto dan Sayogya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus merupakan alur kegiatan yang pelaksanaanya meliputi empat (4) tahap yaitu: (1) Perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; (4) refleksi. Proses kegiatan yang mencakup 4 tahap tersebut disebut satu siklus.Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan cara:Non Test yaitu: observasi dan dokumentasi.Instrumen penelitian yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi yang diisi oleh observer teman sejawat. Dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang ada untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti RPP dan silabus.Test dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam aspek nilai rata rata dan ketuntasan belajar siswa.

Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif, dimana data yang dihimpun disusun secara sistematis kemudian diinterprestasikan dan dianalisis sehingga dapat menjelaskan pengertian dan pemahaman tentang gejala yang diteliti.Pada penelitian ini menggunakan metode analisis model interaktif, dengan tiga komponen pokok dalam proses analisis data, yaitu: reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan. Indikator kinerja yang merupakan penilaian dalam penelitian ini adalah:1) Kehadiran siswa di kelas: Siswa selalu masuk dan tidak pernah terlambat.,2).Perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran: dalam mengikuti pembelajaran penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat.,3) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas: siswa aktif mengerjakan tugas dari guru dan selesai dengan baik.,4) Menghargai pendapat orang lain: siswa selalu mengahargai pendapat orang lain, tidak ramai sendiri dan mendengarkan pendapat orang lain.,5) Siswa selalu bertanya pada guru.,6) Siswa selalu menjawab pertanyaan dengan benar. Indikator keberhasilan yang dijadikan tolok ukur dalam penelitian ini adalah:1) Sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan siswa yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai 70, atau mencapai ketuntasan 70%. (Mulyasa, 2004: 99) untuk hasil belajar kognitif.,2)Sekurang-kurangnya 75% dari keseluruhan siswa yang ada di kelas tersebut mencapai ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik 70% (Mulyasa, 2004:101).

HASIL

Pada siklus I dalam pembelajaran dengan menerapkan metode tanya jawab nilai rata – rata siswa mencapai 64,53 dengan persentase ketuntasan belajar klassikal adalah 50%

Perbandingan nilai hasil belajar siswa sebelum dan akhir siklus I dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum dan Akhir Siklus I

No Hasil tes Data Awal Setelah siklus I
1

2

3

 

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Rata rata Nilai tes

Persentase ketuntasan belajar secara klasikal

80

30

58,84

32%

85

35

64,53

50%

 

 

 

 

 

 

Dari tabel tersebut terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui perbandingan nilai rata- rata tes siswa sebelum dan sesudah siklus I yaitu dari 58,84 menjadi 64,53 dan ketuntasan belajar secara klasikal meningkat dari 32% menjadi 50%.

Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik Siswa Pada Akhir Siklus I

No Kategori Penilaian belajar Afektif dan Psikomotorik Siswa Jumlah Siswa Persentase (%)
1

2

3

4

Amat Baik

Baik

Kurang

Amat Kurang

8 Orang

10 Orang

12 Orang

25%

31,25%

37,5%

 

Pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik 18 siswa. Dengan demikian ketuntasan klassikal hasil belajar afektif dan psikomotorik pada siklus I adalah 56,25%.Dari hasil tersebut, maka permasalahan pada pelaksanaan siklus I adalah:

1) Dari hasil tes masih ada 16 siswa yang tidak tuntas dari segi kognitif.,2) Ada 12 siswa yang tidak tuntas dari segi afektif dan psikomotoriknya. Dengan demikian proses pembelajaran akan diperbaiki pada siklus II sehingga dapat:1) menuntaskan 16 siswa yang belum tuntas nilai kognitif sehingga rata- rata kelas menjadi meningkat., 2) menuntaskan 12 siswa yang belum tuntas nilai afektif dan psikomotorik.

Pada siklus II, nilai rata – rata siswa mencapai 69,53 dengan persentase ketuntasan belajar klassikal adalah 68,75

Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Akhir Siklus II

No Hasil tes Data siklus 1 Setelah siklus 2
1

2

3

4

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Rata rata Nilai tes

Persentase ketuntasan belajar secara klasikal

85

35

64,75

50%

90

45

69,53

68,75%

 

 

 

Data Hasil Belajar Efektif dan Psikomotor Pada Siklus II

No Kategori Penilaian belajar Afektif dan Psikomotorik Siswa Jumlah Siswa Persentase (%)
1

2

3

4

Amat Baik

Baik

Kurang

Amat Kurang

10 Orang

14 Orang

8 Orang

31,25%

43,75%

25%

 

Pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik 24 siswa. Dengan demikian ketuntasan klassikal hasil belajar afektif dan psikomotorik pada siklus II adalah 75%.Secara keseluruhan hasil pelaksanaan Siklus II adalah sebagai berikut: 1)nilai rerata siswa pada tes evaluasi Siklus II sebesar 69,53 dengan ketuntasan klasikal68,75%.,

2)dari segi kognitif ada 22 siswa yang sudah tuntas belajar dan hasil penilaian afektif dan psikomotorik, sebanyak 24 siswa dinyatakan lulus dan 8 siswa dinyatakan belum lulus atau tidak tuntas. Dari hasil tersebut, maka permasalahan pada pelaksanaan siklus II adalah: 1)dari hasil tes masih ada 10 siswa yang belum tuntas dari segi kognitif.,2) ada 8 siswa yang tidak lulus dari segi afektif dan psikomotoriknya. Dengan demikian proses pembelajaran akan diperbaiki pada siklus III sehingga dapat: 1)menuntaskan 10 siswa yang belum tuntas nilai kogmitif, sehingga rata- rata kelas menjadi meningkat.,2) menuntaskan 8 siswa yang belum tuntas nilai afektif dan psikomotorik.

Pada siklus III nilai rata – rata siswa mencapai dengan persentase ketuntasan belajar klassikal adalah 90,62%.

Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Akhir Siklus III

No Hasil Tes Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
1 Nilai tertinggi 80 85 90 95
2 Nilai Terendah 30 35 45 55
3 Rata-rata nilai tes 58,84 64,75 69,53 76,72
4 Persentase ketuntasan belajar klasikal 32% 50% 68,75% 90,62%

 

Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dengan metode tanya jawab pada siklus III dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotor Pada Siklus III

No Kategori Penilaian belajar Afektif dan Psikomotorik Siswa Jumlah Siswa Persentase (%)
1

2

3

4

Amat Baik

Baik

Kurang

Amat Kurang

13 Orang

18 Orang

1 Orang

40,62%

56,25%

3.12%

 

Pada siklus III siswa yang mencapai ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik 31 siswa. Dengan demikian ketuntasan klassikal hasil belajar afektif dan psikomotorik pada siklus III adalah 96,87%.Secara keseluruhan hasil pelaksanaan Siklus III adalah sebagai berikut:1) nilai rerata siswa pada tes evaluasi Siklus III sebesar 76,72 dengan ketuntasan klasikal 90,62%., 2) Dari segi kognitif, ada 3 siswa yang belum tuntas belajar dan dari hasil penilaian afektif dan psikomotorik, sebanyak 32 siswa dinyatakan lulus dan 1 siswa dinyatakan belum lulus atau tidak tuntas.

SIMPULAN     

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan melalui penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Grogol pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019., Hal ini dibuktikan dengan:

1)Hasil belajar kognitif siswa yaitu terbukti dengan perolehan nilai tes dari masing- masing siklus yang mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata- rata tes siswa mencapai 64,53 pada sikus II mencapai 69,53 sedangkan pada siklus III mencapai 76,72. Ketuntasan klassikal pada siklus I sebesar 50%, pada siklus II sebesar 68,75% dan pada siklus III sebesar 90,62%.

2)Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 18 siswa (56,25%), pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik ada 24 siswa (75%) sedangkan pada siklus III siswa yang mencapai ketuntasan belajar afektif dan psikomotorik ada 31 siswa (96,87%).

DAFTAR PUSTAKA                

Ali, Mohammad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angka

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Hamalik, Oemar. 2011. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Rep. Indonesia, 2017, Ilmu Penegetahuan Sosial Kelas VIII.                  

Konsorsium Sertifikat Guru, 2013, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Ilmu Pengetahuan Sosial

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nur, Muhammad dan Prima Retno Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Surakarta: UNESA.

Priyono, Andreas dan Junaedi. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: DEPDIKNAS.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soetomo. 1993. Dasar – dasar Interaksi Belajar- mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Sudjana, Nana 2017. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana 20014. Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjatmiko. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.