Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Metode Role Play
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VI SDN 1 PASAR BANGGI PADA SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DENGAN METODE ROLE PLAY
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Maria Aris Wijayanti
Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah 1) mendeskripsikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia di Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan Metode Role Play dan 2) menganalisis hasil belajar peserta didik Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dengan Metode Role Play.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian ini adalah Metode Role Play dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia. Tempat dalam penelitian adalah Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu dalam penelitian ini adalah dua bulan, mulai bulan Oktober sampai bulan November yang bertepatan dengan periode akhir Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak duapuluh sembilan peserta didik. Sumber data dalam penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan teknik tes dan teknik nontes. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Hasil penelitian ini adalah 1) Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dengan Metode Role Play melibatkan peserta didik secara aktif dengan berperan dan mengamati, sehingga pembelajaran konkrit dan menarik, 2) Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dengan Metode Role Play membutuhkan kesesuaian pemeran dengan naskah dan alur cerita, fokus dalam pengamatan, seting meja-kursi melingkar yang teatrikal, penggunaan atribut dalam bermain peran, pemotongan permainan peran permasalahan dalam permainan peran dan dan tindak lanjut dengan tugas individual dan 3) Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dengan Metode Role Play meningkatkan hasil belajar.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Role Play, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan pendidikan demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial dan pendidikan politik. Proses pembelajaran menuntut terlibatnya emosional, intelektual dan sosial dari guru dan peserta didik, sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami (bersifat kognitif), tetapi juga dihayati (bersifat obyektif) dan dilaksanakan (bersifat perilaku).
Mengingat tujuan dari pembelajaran PKn adalah meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pacasila dan budaya bangsa sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab, maka idealnya pembelajaran yang diterapkan harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran yang kondusif akan mampu mencapai tujuan pengajaran dan membantu perkembangan peserta didik dalam internalisasi nilai-nilai secara optimal. Supaya pembelajaran itu kondusif, maka diperlukan pemanfaatan pendekatan, strategi, metode, media dan model pembelajaran yang tepat dan memadai dalam pengelolaan pembelajaran PKn.
Dalam pembelajaran PKn tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia di Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi, peserta didik tidak berminat mengikuti pembelajaran karena pembelajaran membosankan. Selain itu, peserta didik tidak memperhatikan keterangan guru dan membuah gaduh, sehingga kelancaran pembelajaran terganggu. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran masih berlangsung abstrak dan klasikal, sehingga tidak menarik dan tidak efektif. Selain itu, pembelajaran hanya berpusat pada buku teks dan guru sebagai sumber belajar.
Penulis melakukan ulangan harian setelah menyampaikan materi tentang Pemilu. Peserta didik mengerjakan sepuluh soal isian singkat dengan waktu selama tigapuluh lima menit dan dilanjutkan dengan koreksi bersama. Sesuai dengan analisis hasil belajar diketahui nilai rata-rata sebesar 61,72 dan ketuntasan sebesar 48,27%. Hasil belajar termasuk kategori tidak memuaskan karena nilai rata-rata masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah sebesar 65 dan ketuntasan masih di bawah 75%.
Hasil belajar yang tidak memuaskan sesuai dengan kualitas pembelajaran dan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran yang abstrak dan tidak melibatkan peserta didik secara aktif menyebabkan penguasaan materi menjadi lemah dan hasil belajar tidak memuaskan.
Menurut Sagala (2007: 213), Metode Role Play adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan dan mempertontonkan atau mendramatisasi cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Sedangkan menurut Hamdani (2011: 87), Metode Role Play adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik.
Menurut Djamarah, dkk (2006: 100), kelebihan Metode Role Play dalam pembelajaran adalah peserta didik melatih dirinya memahami dan mengingat bahan yang akan diperankan, peserta didik melatih dirinya berinisiatif dan berkreasi, memupuk bakat seni pada diri peserta didik, sehingga akan muncul dan tumbuh bakat seni peran di sekolah, menumbuhkan kerja sama antar pemain, peserta didik terbiasa menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya, membina kemampuan berbahasa lisan yang baik, sehingga mudah dipahami orang lain.
Penelitian Sutino pada tahun 2011 berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Role Play pada Siswa Kelas V SDN 1 Pandak, Sidoharjo, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa Kelas Kelas V SDN 1 Pandak, Sidoharjo, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 21 siswa (7 putra dan 14 putri). Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, tes dan kajian dokumen. Validitas data penelitian dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data dengan model analisis interaktif. Proses penelitian dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian adalah Metode Role Play meningkatkan kualitas proses dan keterampilan berbicara pada siswa Kelas V SDN 1 Pandak, Sidoharjo, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
Sesuai dengan kualitas pembelajaran dan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, maka penulis melakukan tindakan dalam pembelajaran dengan Metode Role Play. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik menjadi pemeran sesuai dengan naskah dan alur cerita yang relefan dengan materi dan peserta didik lainnya menjadi pengamat. Pembelajaran menjadi aktif, nyata dan menarik, sehingga peserta didik berminat dan menguasai materi. Pembelajaran dengan Metode Role Play diharapkan meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran PKn tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Aqib (2009: 12), PTK adalah penelitian yang diadakan di dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Atmadja (2007: 10), PTK adalah cara guru mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran dan belajar dari pengalamannya sendiri.
Tempat dalam penelitian adalah Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang yang beralamat di Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu dalam penelitian ini adalah dua bulan, mulai bulan Oktober sampai bulan November yang bertepatan dengan periode akhir Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak duapuluh sembilan peserta didik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan teknik tes dan teknik nontes. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Penulis menyusun prosedur penelitian selama dua siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I dengan bermain peran di depan kelas. Peserta didik bermain peran sesuai dengan pemahaman dan penghayatan peran menurut naskah dan alur cerita dan peserta didik lainnya cukup fokus mengamati dalam bermain peran. Sesuai permasalahan dalam bermain peran, guru menghentikan permainan peran tersebut.
Pada pertemuan pertama, peserta didik masih canggung dan malu, namun, permainan peran tersebut cukup sesuai. Sedangkan diskusi kelas belum aktif karena peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran yang berbeda ini. Pada pertemuan kedua, peserta didik menjadi lebih berani dan percaya diri dengan pemahaman dan penghayatan peran, bahkan melakukan improvisasi peran tersebut, sehingga permainan peran tersebut sesuai. Begitu juga dengan diskusi kelas cukup aktif karena peserta didik memahami bermain peran yang konkrit dan menarik di depan kelas seperti permasalahan yang benar-benar terjadi dalam kehidupan.
Sesuai dengan analisis data hasil pengamatan, aktifitas belajar peserta didik dalam bermain peran termasuk kategori sesuai. Pembelajaran menjadi konkrit dan menarik dengan bermain peran sesuai permasalahan yang relefan dengan materi.
Sesuai dengan analisis data hasil pengamatan, aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelas termasuk kategori cukup aktif. Frekuensi menjawab dan bertanya hanya termasuk kategori cukup aktif dan frekuensi berpendapat hanya termasuk kategori kurang aktif. Hanya beberapa peserta didik yang terlibat, sehingga peserta didik lainnya cukup memperhatikan.
Hasil belajar pada Siklus I termasuk kategori memuaskan. Hal tersebut sesuai hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata sebesar 68,96 dan ketuntasan sebesar 79,31%. Nilai rata-rata memenuhi KKM sekolah sebesar 63. Ketuntasan hasil belajar lebih dari 75%.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II dengan bermain peran di tengah kelas dengan seting meja-kursi melingkar dan dilengkapi dengan beberapa atribut, yaitu tulisan yang ditempel pada dada dan punggung pemeran, gambar ilustrasi dan meja kursi. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan tugas individual sebagai materi dalam diskusi kelas.
Pada pertemuan pertama, peserta didik lebih percaya diri, sehingga permainan peran tersebut sangat sesuai. Sedangkan diskusi kelas termasuk aktif karena peserta didik belum terbiasa dengan perbedaan pendapat dan permasalahan yang serius. Pada pertemuan kedua, peserta didik semakin percaya diri, sehingga permainan peran tersebut sangat sesuai. Begitu juga dengan diskusi kelas termasuk sangat aktif karena peserta didik memahami perbedaan pendapat dan menghargai perbedaan pendapat benar-benar terjadi dalam kehidupan.
Sesuai dengan analisis data hasil pengamatan, aktifitas belajar peserta didik dalam bermain peran termasuk kategori sangat sesuai. Pembelajaran menjadi konkrit dan menarik dengan seting kelas yang kondusif, dilengkapi beberapa atribut dan improvisasi dalam bermain peran sesuai permasalahan yang relefan dengan materi.
Sesuai dengan analisis data hasil pengamatan, aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelas termasuk kategori aktif. Frekuensi menjawab termasuk kategori sangat aktif karena peserta didik menjelaskan hasil tugas individual tersebut. Sedangkan frekuensi bertanya dan berpendapat termasuk kategori aktif. Peserta didik yang terlibat semakin banyak dan merata.
Hasil belajar pada Siklus II termasuk kategori memuaskan. Hal tersebut sesuai hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata sebesar 80 dan ketuntasan sebesar 89,65%. Nilai rata-rata memenuhi KKM sekolah sebesar 63. Ketuntasan hasil belajar lebih dari 75%.
Pembahasan
Pembelajaran pada Siklus I berlangsung klasikal di depan kelas. Pemeran hanya berdiri dan memerankan sesuai dengan pemahaman dan penghayatan peran menurut naskah dan alur cerita. Peserta didik lainnya kurang fokus dalam pengamatan karena kondisi kelas yang tidak kondusif. Pembahasan dalam diskusi kelas juga berlangsung kurang aktif karena seting kelas dan karakteristik peserta didik.
Pembelajaran pada Siklus II berlangsung teatrikal di tengah kelas dengan seting meja-kursi melingkar dan dilengkapi dengan beberapa atribut, yaitu tulisan yang ditempel pada dada dan punggung pemeran, gambar ilustrasi dan meja kursi. Peserta didik lainnya fokus dalam pengamatan karena kondisi kelas yang kondusif. Pembahasan dalam diskusi kelas juga berlangsung aktif karena permainan peran yang sangat sesuai, seting kelas yang teatrikal dan tindak lanjut dengan tugas individual.
Sesuai dengan data hasil pengamatan aktifitas belajar dan pembahasan, penulis menganalisis aktifitas belajar sebagai berikut:
Tabel 6. Analisis Pengamatan pada Siklus I dan Siklus II.
No |
Aspek Pengamatan |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Kesesuaian pemahaman dan penghayatan peran dengan naskah dan alur cerita |
65 (B) |
87,5 (A) |
2 |
Fokus dalam mengamati bermain peran |
57,5 (C) |
80 (B) |
Rata-rata / Kategori |
61,25 (B) |
83,75 (A) |
|
3 |
Menjawab dalam diskusi kelas |
5,5 (C) |
8,5 (A) |
4 |
Bertanya dalam diskusi kelas |
4,5 (C) |
7,5 (B) |
5 |
Berpendapat dalam diskusi kelas |
2,5 (D) |
6,5 (B) |
Rata-rata / Kategori |
4,16 (C) |
7,5 (B) |
Sesuai dengan tabel di atas, aktifitas belajar peserta didik bermain peran dengan sangat sesuai dengan mengikuti diskusi kelas dengan aktif. Peningkatan aktifitas belajar sesuai dengan perbaikan tindakan dengan seting meja-kursi melingkar yang teatrikal, penggunaan atribut dalam bermain peran dan tindak lanjut dengan tugas individual sebagai materi dalam diskusi kelas.
Pembelajaran dengan Metode Role Play merupakan deskripsi materi secara konkrit dan menarik dengan melibatkan peserta didik secara aktif. Diskusi kelas sebagai tindak lanjut semakin memperkuat penguasaan materi. Diskusi kelas dikembangkan untuk materi lainnya, sehingga pembelajaran menarik dan efektif. Peserta didik memahami materi sesuai dengan permainan peran dan hasil diskusi kelas, sehingga hasil belajar memuaskan.
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menganalisis hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 7. Analisis Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
No |
Aspek Analisis |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai terendah |
40 |
50 |
60 |
2 |
Nilai rata-rata |
61,72 |
68,96 |
80 |
3 |
Nilai tertinggi |
75 |
85 |
100 |
4 |
Tuntas |
14 |
23 |
26 |
5 |
Ketuntasan |
48,27% |
79,31% |
89,65% |
Sesuai dengan tabel di atas, hasil belajar peserta didik memuaskan. Nilai rata-rata memenuhi KKM sekolah sebesar 63. Ketuntasan hasil belajar lebih dari 75%. Bahkan sejak Siklus I, pembelajaran dengan Metode Role Play sudah meningkatkan hasil belajar karena aktifitas belajar beberapa peserta didik dalam diskusi kelas yang cukup aktif memperkuat pemahaman materi. Sedangkan pada Siklus II, pembelajaran dengan Metode Role Play ditindaklanjuti dengan tugas individual, sehingga pembahasan tugas individual dalam diskusi kelas berlangsung aktif dan hasil belajar meningkat. Selain ketuntasan yang sangat tinggi, beberapa peserta didik juga mendapat nilai sempurna.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia di Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan Metode Role Play melibatkan peserta didik secara aktif sebagai pemeran dan pengamat.
2. Hasil belajar peserta didik Kelas VI SDN 1 Pasar Banggi pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dengan Metode Role Play meningkat dengan nilai rata-rata sebesar 80 dan ketuntasan sebesar 89,65%.
Saran
1. Bagi peserta didik supaya percaya diri dalam berimprovisasi peran dan aktif berpendapat dalam diskusi kelas, sehingga permainan peran semakin konkrit dan menarik dan diskusi kelas semakin berkembang dan berbobot.
2. Bagi guru supaya mengembangkan tugas individual dengan mengelompokan penyelesaian masalah, sehingga mendapat penyelesaian masalah yang disepakati oleh semua pihak, dalam hal ini peserta didik.
3. Bagi sekolah supaya menggunakan Metode Role Play dalam pembelajaran lainnya dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan materi, sehingga kualitas pembelajaran meningkat dan tujuan belajar tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Media.
Atmadja, Rochiyati Wira. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, dkk. 2006. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutino. 2011. Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Role Play pada Siswa Kelas V SDN 1 Pandak, Sidoharjo, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
Winataputra, Udin. 2011. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.