UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN MENJAWAB PERTANYAAN DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL STAD

LEWAT PEMBERIAN VOUCHER MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP BAGI SISWA KELAS VIII A

SMP NEGERI 2 PRINGAPUS SEMESTER GASAL 2015/2016

Kusmadi

Guru SMP Negeri 2 Pringapus Kabupaten Semarang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS. Di SMP N 2 Pringapus. Dalam kondisi awal keaktifan dalam partisipasinya menjawab pertanyaan masih tergolong rendah hanya 13,9%, sedang 86,1% perlu dibangkitkan keaktifannya. Sedang ketuntasan belajar 36,1% tuntas dan 63,9% tidak tuntas. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel masalah yaitu: (1) Masalah tentang keberanian menjawab pertanyaan mata pelajaran IPS ; (2) Masalah tentang hasil belajar IPS yang rendah ; (3) Pemberian voucher untuk meningkatkan keberanian menjawab pertanyan dan hasil belajar pada model pembelajaran STAD. Supaya keberanian menjawab pertanyaan dan hasil belajar siswa dapat meningkat, maka peneliti perlu melakukan tindakan yaitu dengan pemberian voucher pada pembelajaran STAD. Penerapan pemberian voucher pada pembelajaran STAD dilakukan dalam 2 siklus yaitu: (1) Pemberian kepada sebuah kelompok, (2) Pemberian kepada individu. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 2 Pringapus kelas VIII A. Banyaknya peserta didik 36, terdiri dari putra 19 peserta didik, putri 17 peserta didik. Keberanian dalam menjawab pertanyaan pada kegiatan siklus I ini menunjukkan peserta didik yang aktif sebanyak 14 orang yaitu sekitar 38,9%, sedang yang tidak aktif sebanyak 22 orang yaitu sekitar 61,1%. Sedang keberanian dalam menjawab pertanyaan pada kegiatan siklus II ini menunjukkan peserta didik yang aktif sebanyak 22 orang yaitu sekitar 69%, sedang yang tidak aktif sebanyak 10 orang yaitu sekitar 31%. Hasil tersebut mengalami penngkatan. Sedang hasil belajar pada siklus I peserta didik yang di bawah KKM sebanyak 16 orang yaitu sekitar 44,4%, sedang peserta didik yang tuntas sebanyak 20 orang yaitu sekitar 56,6%. Untuk siklus II peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 5 orang yaitu sekitar 13,9%, sedang peserta didik yang tuntas sebanyak 31 orang yaitu sekitar 86,1%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan.

Kata kunci: Keberanian Menjawab Pertanyaan, Hasil Belajar IPS, Model STAD


PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi dewasa ini telah memper-cepat berubahnya nilai-nilai sosial baik berdampak positif maupun negatif. Gola-balisasi yang termanisfestasikan dalam strukturnya melibatkan semua jaringan dengan tatanan global dalam pola hubung-an yang bersifat penetratif, kompetetif, rasional, pragmatis dalam berbagai kehi-dupan terutama dalam dimensi ekonomi dan budaya (Conny R. Semiawan, 2008).

Mata pelajaran IPS di kelas VIII jumlah tatap muka 4 jam dalam satu minggu. Khusus kelas VIII A yang rombongan belajarnya heterogen berjum-lah 36 anak yang terdiri dari putra 19 orang dan putri 17 orang kemampuan yang berbeda-beda.

Dari sekian siswa tersebut dalam kegiatan belajar khususnya IPS, keaktifan dalam partisipasinya menjawab pertanyaan masih tergolong rendah hanya 13,9%, sedang 86,1% perlu dibangkitkan ke-aktifannya.

Partisipasi keaktifan ini tentunya akan mempengaruhi juga hasil belajar mata pelajaran IPS, karena aspek keaktifan juga diperhitungkan dalam penilaian hasil belajar mata pelajaran IPS.

Hasil pada ulangan hariannya menunjukkan hasil yang rendah, dengan KKM 73 sekitar 36,1% yang tuntas, sedang 63,9% masih di bawah KKM.

Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, siswa akan akan terkon-sentrasi dalam pembelajaran. Pemberian voucher atau tanda penghargan, siswa akan merasa termotivasi untuk mengum-pulkan voucher sebanyak-banyaknya. Da-lam model pembelajaran STAD siswa akan berusaha terlibat aktif dalam menjawab pertanyaan.

Hal ini dengan tujuan keaktifan siswa akan meningkat, sehingga hasil belajar akan meningkat. Hasil belajar IPS perlu ditingkatkan, karena nantinya akan mempengaruh syarat dari kenaikan kelas. Selain itu dapat menunjang keberhasilan hasil belajar secara umum.

Dengan penerapan pembelajaran model STAD ini, harapannya keaktifan siswa akan meningkat dari 13,9% menjadi 70%, sedang hasil ulangan harian yang di bawah KKM 36,1% akan meningkat menjadi 85%. Kondisi kelas VIII A SMP N 2 Pringapus dalam pembelajaran IPS, keaktifannya masih rendah ini berpengaruh pada hasil ulangan harian yang rendah. Dengan memberikan voucher sbagai stimulus atau rangsangan dalam model pembelajaran STAD untuk memacu siswa aktif dalam menjawab pertanyaan. Dengan demikian harapannya akan dapat mening-katkan hasil belajar.

Kondisi pembelajaran mata pelajar-an IPS yang belum sepenuhnya mengguna-kan model pembelajaran yang inovatif dengan melibatkan peserta didik , dengan masalah ini perlu menggunakan model-model pembelajaran pembelajaran inovatif yang diantaranya adalah model STAD yang melibatkan keaktifan siswa.

Pembelajaran mata pelajaran IPS, sudah saatnya mengadakan pembaharuan dalam pembelajaran. Pebelajaran kon-tekstual (Contekstual Teaching and Learning/CTL) dan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning/CL) merupakan pembelajaran yang menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata.

TUJUAN PENELITIAN

1.   Tujuan Umum

a. Meningkatkan keberanian menja-wab pertanyaan.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Meningkatkan keberanian menja-wab pertanyaan dan hasil belajar siswa.

2.   Tujuan Khusus

a. Untuk meningkatkan sekitar 70% keberanian menjawab pertanyaan melalui pemberian voucher pada pembelajaran STAD bagi siswa kelas VIII A SMP N 2 Pringapus .

b. Untuk meningkatkan sekitar 85% hasil belajar melalui pemberian voucher pada pembelajaran STAD bagi siswa kelas VIII A SMP N 2 Pringapus .

c. Untuk meningkatkan keberanian menjawab pertanyaan dan hasil belajar melalui pemberian voucher pada pembelajaran STAD bagi siswa kelas VIII A SMP N 2 Pringapus .

MANFAAT PENELITIAN

1.  Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan keberanian menjawab pertanyaan.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS.

c. Dapat meningkatkan keberanian menjawab pertanyaan dan hasil belajar mata pelajaran IPS.

2. Bagi peneliti

a. Melalui pemberian voucher pada pembelajaran STAD dapat mening-katkan keberanian menjawab per-tanyaan.

b. Melalui pemberian voucher pada pembelajaran STAD dapat mening-katkan hasil belajar mata pelajaran IPS.

c. Melalui pemberian voucher pada pembelajaran STAD dapat mening-katkan keberanian menjawab pertanyaan dan hasil belajar mata pelajaran IPS.

3.   Bagi sekolah

Hasil penelitian ini sebagai masukan yang sangat bermanfaat untuk proses pembelajaran serta peningkatan kualitas sekolah pada umumnya.

LANDASAN TEORI

Keberanian Menjawab Pertanyaan

Dalam kegiatan belajar mengajar suatu kelas, terdiri dari bermacam-macam keadaan siswa dengan kemampuan yang heterogen. Keadaan demikian kelas perlu diciptakan dengan memberikan sugesti positif dengan mendudukkan siswa secara nyaman, meningkatkan partisipasi siswa, menggunakan poster-poster untuk membe-rikan kesan besar sambil menonjolkan informasi. (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki ,2003).

Keberanian bertanya dapat ditum-buhkan diantaranya melalui latihan menga-rang, latihan berpidato, dan berdiskusi (Jos Daniel Parera, 1987).

Hakikat Menjawab Pertanyaan

Untuk dapat mengutarakan penda-pat yang jelas, orang perlu belajar dan melatih diri menggunakan kata-kata yang tepat dan menyusunnya menjadi kalimat yang baik serta mengutarakan gagasan dalam urutan yang logis (Jos Daniel Parera, 1987).

Hakikat IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan bu-daya. Ilmu Pegetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan satu pendekatan interdispliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, muatan kurikulum IPS untuk jenjang pendidikan SMP/MTs meli-puti substansi sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Jika ditelaah secara men-dalam karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain dapat dideskripsikan sebagai berikut (Depdiknas, 2006):

Secara umum tujuan Ilmu Penge-tahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-sehari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program IPS di sekolah diorganisasikan secara baik (Awan Mutakin, 1998 dalam Depdiknas, 2006).

Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Ada banyak konsep tentang belajar yang dikemukakan para ahli. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seeorang (Natawidja-ja,Rohman dan J.J. Moloeng, 1985). Sedang pengertian belajar yang lain adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya (Hamalik, Oemar, 2003).

Dari pengertian belajar di atas dijelaskan bahwa belajar adalah memperli-hatkan adanya perubahan (change) ting-kah laku (bevavior). Seorang siswa dapat dilihat hasil belajarnya baik dari segi kuantitas yang ditandai perolehan nilai ulangan yang selalu meningkat, serta kualitas dapat dilihat sikap, tingkah laku yang baik dan diterapkan di masyarakat.

Kerangka Berpikir

Supaya keberanian menjawab pertanyaan dan hasil belajar siswa dapat meningkat, maka peneliti perlu melakukan tindakan yaitu dengan pemberian voucher pada pembelajaran STAD. Penerapan pem-berian voucher pada pembelajaran STAD dilakukan dalam 2 siklus yaitu:

1. Pemberian kepada sebuah kelompok.

2. Pemberian kepada individu

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan November 2015. Penelitian ini mengambil tempat di kelas VIII A SMP Negeri 2 Pringapus semester gasal tahun pelajaran 2015/2016.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 2 Pringapus kelas VIII A. Banyaknya peserta didik 36, terdiri dari putra 19 peserta didik, putri 17 peserta didik.

Obyek Penelitian

Penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti sekaligus merupakan suatu masalah yang menarik yang perlu diungkapkan peneliti. Keaktifan dalam partisipasinya menjawab pertanyaan dan hasil belajara IPS.

Sumber data pada penelitian ini ada 2 yaitu: (1) Data primer, yaitu data kuantitatif yang berasal dari subyek penelitian berupa ulangan harian mata pelajaran IPS ; (2) Data sekunder, yaitu data kualitatif yang berasal dari pengamatan baik pengamatan peneliti maupun kolaborator berupa data keaktifan keberanian menjawab pertanyaan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

a.   Teknik Dokumentasi

Teknik ini digunakan peneliti pada kondisi awal, untuk memperoleh data ke-aktifan keberanian menjawab pertanyaan dari catatan personal siswa dan hasil belajar dari nilai ulangan harian pertama.

b.   Teknik Observasi

Teknik ini digunakan oleh peneliti yaitu untuk memperoleh data keaktifan keberanian menjawab pertanyaan baik pada siklus 1 maupun siklus 2.

c.    Teknik Tes

Teknik ini digunakan peneliti yaitu untuk memperoleh hasil belajar mata pelajaran IPS berupa ulangan harian dalam bentuk butir tes baik siklus 1 maupun siklus 2.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digu-nakan peneliti yaitu: (a) Dokumen catatan personal; (b) Dokumen daftar nilai; (c) Lembar observasi siklus 1; (d) Butir soal siklus 1; (e) Lembar observasi siklus 2 (f) Butir soal siklus 2.

Validasi Data

Untuk memperoleh data yang benar atau valid, maka adanya suatu proses dalam mencari data . Data yang pertama tentang keaktifan dalam menja-wab pertanyaan didapat dengan teknik observasi yang disertai dengan lembar observasi. Dalam kegiatan ini juga melibatkan teman sejawat sebagai kolabo-rator sehingga data akan lebih valid.

Dalam analisis data ini, peneliti menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan ke-6 jenis data.

Indikator Kinerja

Target yang ingin dicapai pada penelitian ini sesuai dengan banyaknya variabel .

1. Keaktifan keberanian menjawab perta-nyaan harapannnya meningkat dari 13,9% menjadi 85%.

2. Hasil belajar siswa berupa ulangan harian dari 36,1% di bawah KKM harapannya mmeningkat menjadi 70%.

Prosedur Tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model pembelajaran STAD dengan disisip-kan pemberian voucher sebagai motivasi. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 dan 2 adalah:

1.   Planning

2.   Acting

3.   Observing

4.   Reflecting

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

1.   Keaktifan Keberanian Menjawab Perta-nyaan

Mata pelajaran IPS di kelas VIII jumlah tatap muka 4 jam dalam satu minggu. Khusus kelas VIII A yang rombongan belajarnya heterogen berjum-lah 36 anak yang terdiri dari putra 19 orang dan putri 17 orang kemampuan yang berbeda-beda. Dari sekian siswa tersebut dalam kegiatan belajar khususnya IPS, keaktifan dalam partisipasinya menjawab pertanyaan masih tergolong rendah hanya 13,9%, sedang 86,1% perlu dibangkitkan keaktifannya. Partisipasi keaktifan ini tentunya akan mempengaruhi juga hasil belajar mata pelajaran IPS, karena aspek keaktifan juga diperhitungkan dalam penilaian hasil belajar mata pelajaran IPS.

2.   Hasil Belajar

Hasil pada ulangan hariannya menunjukkan hasil yang rendah, dengan KKM 73 sekitar 36,1% yang tuntas, sedang 63,9% masih di bawah KKM. Secara klaisikal maka pembelajaran juga belum tercapai karena masih di bawah 85%, sehingga perlu adanya evaluasi dalam pembelajaran.

Deskripsi Siklus I

1.   Hasil Pengamatan Keberanian Menja-wab Pertanyaan

Keberanian dalam menjawab pertanyaan pada kegiatan siklus I ini menunjukkan peserta didik yang aktif sebanyak 14 orang yaitu sekitar 38,9%, sedang yang tidak aktif sebanyak 22 orang yaitu sekitar 61,1%.

2.   Hasil Belajar IPS

Hasil belajar IPS peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 16 orang yaitu sekitar 44,4%, sedang peserta didik yang tuntas sebanyak 20 orang yaitu sekitar 55,6%.

3.   Refleksi

Hasil diskriptif komparatif hasil belajar IPS menunjukkan nilai terendah berubah dari 40 menjadi 45, sedang nilai tertinggi meningkat dari 90 menjadi 100 dan nilai rata-ratanya meningkat 3,85 poin. Ketuntasan secara klasikal meningkat dari 36,1% menjadi 55,6%.

Deskripsi Siklus II

1.   Hasil Pengamatan Keberanian Menja-wab Pertanyaan

Keberanian dalam menjawab pertanyaan pada kegiatan siklus II ini menunjukkan peserta didik yang aktif sebanyak 27 orang yaitu sekitar 75%, sedang yang tidak aktif sebanyak 9 orang yaitu sekitar 25%.

2.   Hasil Belajar

Hasil belajar IPS peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 5 orang yaitu sekitar 13,9%, sedang peserta didik yang tuntas sebanyak 31 orang yaitu sekitar 86,1%.

3.   Refleksi

Hasil diskriptif komparatif hasil belajar IPS menunjukkan nilai terendah berubah menjadi 55, sedang nilai tertinggi sama yaitu 100 nilai rata-ratanya meningkat 16,44 poin. Ketuntasan secara klasikal meningkat dari 55,6% menjadi 86,1%.

KESIMPULAN

1. Secara teoritis maupun empirik hipo-tesis dikatakan bahwa melalui teknik STAD lewat pemberian voucher dapat meningkatkan keberanian menjawab pertanyaan.

2. Secara teoritis maupun empirik hipo-tesis dikatakan bahwa melalui teknik STAD lewat pemberian voucher dapat meningkatkan hasil belajar IPS .

3. Secara teoritis maupun empirik hipotesis dikatakan bahwa melalui teknik STAD lewat pemberian voucher dapat meningkatkan keberanian men-jawab pertanyaan dan hasil belajar IPS

Implikasi

Pembelajaran dengan mengguna-kan teknik STAD lewat pemberian voucher dapat meningkatkan keberanian menjawab pertanyaan dan hasil belajar IPS, maka model ini dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS.

DAFTAR PUSTAKA

Cony R. Semiawan, 2008, Penerapan Pembelajaran pada Anak, Jakarta:Indeks

Boby de Porter dan Mike Hernock,2003, Quantum Leraning, Bandung: Mizan Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Materi Pelatihan Terintegrasi, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Panduan Pengembangan IPS Terpadu Untuk SMP/MTs, Jakarta.

Hurlock, Elizabeth B, 1993, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Jos Daniel Parera, 1987, Belajar Mengemukakan Pendapat, Jakarta;Erlangga.

Kateno, dkk. 2007, Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu, Surakarta: Grahadi.

 

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA