Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Penggunaan Media Gambar
UPAYA MENINGKATKAN kemampuan berbicara
melalui PENGGUNAAN media gambar PADA Kelompok B
TK Pancasila Kupang Ambarawa
semester ii tahun pelajaran 2015/2016
Sri Hariyati
TK Pancasila Kupang Ambarawa
ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran di Kelompok B di TK Pancasila Kupang Ambarawa. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di TK Pancasila Kupang Ambarawa pada bulan Maret 2016 Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: anak kelompok A TK Pancasila Kupang Ambarawa yang berjumlah 16 anak Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Hasil evaluasi kemampuan anak berbicara dengan media gambar Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa Siklus I setelah tindakan kelas telah terjadi peningkatan. Kemampuan membaca yang baik pada kondisi awal (prasiklus) ada 3 anak (18,8%); pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 10 (62,5%). Peningkatan kemampuan anak adalah 43,7%, (2) Hasil evaluasi kemampuan anak berbicara dengan media gambar Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa Siklus II setelah tindakan kelas telah terjadi peningkatan. Kemampuan membaca yang baik pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 10 (62,5%). Terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 87,5%. Peningkatan kemampuan anak adalah 25,0%. Kesimpulan penelitian ini, berdasarkan analisis hasil penelitian terbukti “kemampuan berbicara anak dapat ditingkatkan melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran pada Kelompok B di TK Pancasila Kupang Ambarawa Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016â€.
Kata kunci: kemampuan berbicara, media gambar, kelompok A
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur pendidikan formal, seperti yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 1990. Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Disamping itu bahasa merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan orang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.
Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas. Pengembangan bahasa diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata.
Pengembangan bahasa anak dapat dilakukan melalui bercerita, mengingat anak didik kurang mampu mengungkapkan kata-kata dengan lancar dan masih sulit berbicara dengan kalimat sederhana yang benar. Alasan memilih judul penelitian ini berdasarkan permasalahan yang sering ditemui dalam perkembangan bahasa anak di taman kanak-kanak yaitu keterlambatan dalam berbahasa. Masih sering ditemui adanya anak di TK kemampuan artikulasinya perlu dibantu. Guru masih melatih anak mengucapkan kata-kata yang belum sempurna, seperti kosa kata S, L, Z, Y, F,C dalam pengucapannya masih ada beberapa yang cadel, supaya dalam proses belajar mengajar tidak terjadi hambatan komunikasi antara guru dengan anak dan antara anak dengan teman sebayanya. Mencermati kondisi tersebut untuk mengembangkan kemampuan berbicara, guru memiliki peran-peran utama dalam memfasilitasi secara optimal. Bimbingan guru sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan lancar dan baik. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi, memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan baik. Meningkatkan kemampuan berbicara anak TK memerlukan suatu cara atau teknik yang dianggap menarik dan menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan harus ditunjang dengan penggunaan berbagai media. Salah satu media yang dapat memudahkan anak dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara yaitu media gambar. Media gambar adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, sehingga dapat meningkatkan pembelajaran bahasa, aspek berbicara yang efektif. Penggunaan media khususnya media gambar sangat penting dalam membantu upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak-anak.
Taman Kanak-kanak (TK) Pancasila Kupang merupakan salah satu Taman Kanak-kanak yang ada di Ambarawa. Kegiatan-kegiatan dalam Taman Kanak-kanak ini, diwarnai oleh pengetahuan dan keinginan para pendiri/ pimpinan dan pendidik yang berkecimpung dalam Taman Kanak-kanak tersebut. Salah satu jenis kegiatan yang diteliti adalah media gambar. Anak bermain sambil belajar menggunakan media gambar, dengan mengerahkan segala kemampuannya untuk aktivitas kemampuan berbicara. Anak melibatkan anak lain dan guru, melakukan aktivitas dan mengeksplorasi media bermain semaksimal mungkin, yaitu media gambar.
Media gambar juga untuk menumbuhkan kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara tersebut dalam bentuk yang sederhana, tetapi kemampuan berbicara tersebut merupakan awal kemampuan anak untuk melakukan aktivitas kemampuan berbicara lanjut yang memanfaatkan potensinya secara nyata. Jika kemampuan berbicara dapat berkembang dengan baik, maka anak di kemudian hari setelah dewasa akan memiliki kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang baik dalam kemampuan berbicara lanjut. Kemampuan ini dapat berkembang dengan baik jika diberi lingkungan yang kondusif.
Penggunaan media gambar dalam masa kanak-kanak merupakan media yang menyenangkan dalam pengembangan bahasa anak. Media gambar memberikan sumbangan yang penting untuk perkembangan bahasa anak, memberikan kesempatan bagi banyak bentuk belajar, di antaranya yang sangat penting adalah meningkatkan kemampuan berbicara. Dasar kemampuan berbicara dapat diletakkan sebelum anak mengembangkan kebiasaan berbicara lanjut dengan media gambar.
Penelitian pengembangan berbicara dilakukan di TK Pancasila Kupang Ambarawa karena pada tahun ajaran 2015/2016 terdapat beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam pengembangan bahasa dalam hal berbicara. Gejala tersebut tampak banyak anak yang malu-malu bahkan takut kalau disuruh berbicara di depan kelas untuk menceritakan pengalamannya atau kejadian yang dilihatnya. Masalah yang diidentifikasi adalah sebagian anak kurang berani berbicara, padahal kemampuan berbicara merupakan masalah yang penting untuk persiapan anak Kelompok B yang akan sekolah di kelas 1 SD. Kurangnya kemampuan berbicara tersebut biasanya kurangnya latihan anak mengemukakan ide dan pendapat dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, guru kadang-kadang kesulitan dalam mengajarkan kegiatan berbicara karena jumlah pengajarnya terbatas padahal pembelajaran berbicara harus intensif mengingat tingkat kemampuan berbicara anak masih banyak yang kurang.
Pemecahan masalah kurangnya kemampuan berbicara anak dalam penelitian ini yaitu guru mengajarkan berbicara dengan menggunakan media gambar. Sehingga penelitian tindakan kelas di TK Pancasila Kupang Ambarawa ini berfokus pada upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran.
Identifikasi Masalah
Beberapa identifikasi masalah yang ditemui dalam pengembangan kemampuan berbicara anak TK Pancasila Kupang Ambarawa antara lain:
1. Anak sulit untuk mengingat kosa kata untuk berbicara secara teratur dan bermakna, tetapi mudah berbicara apa saja ketika bermain.
2. Anak mengalami kesulitan mengemukakan ide bicara ketika berbicara di depan kelas.
3. Kurangnya alat peraga yang mencukupi bagi anak untuk belajar kemampuan berbicara.
Rumusan Masalah
Setelah dilakukan observasi di TK Pancasila Kupang Ambarawa, maka perbaikan ini berfokus pada masalah: Apakah kemampuan berbicara anak dapat ditingkatkan melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran pada Kelompok B di TK Pancasila Kupang Ambarawa?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran di Kelompok B di TK Pancasila Kupang Ambarawa.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
Manfaat Teoretis
Untuk menambah referensi bahan pustaka tentang pengembangan kemampuan berbicara anak TK melalui media gambar.
Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil perbaikan ini dapat dijadikan acuan guru dalam proses pembelajaran masa kini dan yang akan datang, memberdayakan guru dalam mengambil prakarsa profesionalisme, pengetahuan dan pengalaman menjadi suatu teori dalam praktek tindakan kelas, melatih kreativitas dalam menyusun program pembelajaran.
b. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan ini menjadi pendorong untuk selalu mengadakan pembaharuan untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.
c. Bagi Anak
Bila guru dapat menggunakan metode yang tepat, anak dapat meningkat belajarnya, sehingga anak berkembang daya kreativitasnya, meningkatkan kemampuan berbicara.
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Kemampuan Bicara
Menurut Hurlock (2007:176), bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Berbicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting. Ada dua kriteria untuk memutuskan apakan anak berbicara dalam arti yang benar atau hanya “membeoâ€. Pertama, anak harus mengetahui arti kata yang digunakannya dan mengaitkannya dengan obyek yang diwakilinya. Sebagai contoh, kata “bola†harus mengacu hanya pada bola, bukan pada mainan umumnya. Kedua, anak harus melafalkan kata-katanya sehingga orang lain memahaminya dengan mudah.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Pengertian bicara secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (dalam Suhartono, 2005: 20) mengemukakan bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara manusia. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan berikut ini. (1) Faktor fisik, pada saat berbicara, seseorang akan memanfaatkan fisiknya yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Organ tubuh yang lain seperti kepala, tangan, dan roman muka pun dimanfaatkan dalam berbicara; (2) Faktor psikologis memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran berbicara. Stabilitas emosi misalnya, tidak saja berpengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan oleh alat ucap tetapi juga berpengaruh terhadap keruntuhan bahan pembicaraan; (3) Faktor neurologis, yaitu jaringan saraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga dan organ tubuh lain yang ikut dalam aktivitas berbicara; (4) Faktor semantik yang berhubungan dengan makna dan (5) faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan berbicara. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan kata-kata harus disusun menurut aturan tertentu agar bermakna. Kata-kata yang disusun itu tidak mengikuti aturan bahasa yang dipakai, maka akan berpengaruh terhadap pemahaman makna oleh lawan bicarannya.
Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan hidup manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat utamanya. Stewart dan Kenner Zimmer (dalam Suhartono, 2005: 21) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan dalam setiap individu, baik aktivitas individu maupun kelompok.
Kemampuan berbicara yang baik sangat dibutuhkan dalam berbagai jabatan pemerintah, swasta, maupun pendidikan. Seorang pemimpin misalnya, perlu menguasai keterampilan berbicara agar dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi terhadap program pembangunan. Seorang pedagang perlu menguasai keterampilan bicara agar dapat meyakinkan dan membujuk calon pembeli. Demikian halnya pendidik, mereka dituntut menguasai keterampilan berbicara agar dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada anak didiknya.
Adapun pengertian bicara anak dari pengamatan anak yang berbicara, adalah suatu penyampaian maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa supaya bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang ada dan mendengar di sekitarnya. Bunyi tangisan bayi sebenarnya juga mempunyai maksud tertentu, mungkin memanggil orang tuanya, mungkin kedinginan, mungkin lapar, mungkin haus, dan sebagainya. Hampir semua bunyi yang diucapkan anak mempunyai maksud tertentu, walaupun bunyi tersebut bukan bunyi berbentuk kata maupun kalimat. Jadi yang dimaksud bicara anak lebih luas maknanya dengan makna berbicara. Berbicara lebih diartikan bunyi yang diucapkan oleh anak, baik bunyi bahasa maupun bunyi-bunyi yang bukan bahasa tetapi diucapkan oleh alat ucap anak (Suhartono, 2005: 22).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara merupakan kemampuan menyampaikan maksud (ide, pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
Media Gambar
Pengertian Media Gambar
Definisi Media gambar adalah suatu sarana penunjang proses pembelajaran yang berbentuk gambar baik terpisah – pisah maupun tidak guna menarik daya belajar anak atau bermain anak (Rozat Rifai, 2011: 1). Menurut Ian (2010: 2) media gambar merupakan grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media gamba untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.
Media gambar merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan pengajaran. Media gambar termasuk pada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: (1) flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan tercetak, (2) tranparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips, dan transparancies (Sudjana dan Ahmad Rivai, 2010: 71).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar dalam pendidikan berarti sebagai alat-alat grafis (gambar), fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memroses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran kemampuan berbicara anak TK merupakan kegiatan yang cukup sulit bagi anak usia dini. Pada dasarnya pemerolehan bahasa anak sangat cepat pada usia dini, namun untuk berbicara secara runtut dan teratur membutuhkan pengembangan melalui pembelajaran oleh guru. Beberapa masalah dalam pembelajaran berbicara secara teratur dan bermakna antara lain: anak sulit untuk mengingat kosa kata, anak sulit berkonsentrasi waktu berbicara, sedikit anak yang terbiasa berbicara di depan kelas. Selain itu anak lebih mudah berbicara semaunya dengan siapa saja daripada berbicara secara teratur dan bermakna seperti bercerita di depan kelas. Demikian pula yang dari pihak guru mengalami kesulitan mengajarkan anak berbicara dengan baik karena jumlah anak yang cukup banyak, sehingga perhatian guru kurang merata dan kurangnya alat peraga yang mencukupi bagi anak untuk belajar kemampuan berbicara.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara bagi anak TK yaitu melalui penggunaan media gambar. Media gambar pada dasarnya berfungsi membantu dan mendorong para anak serta dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran, membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis, menggambar, serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat isi materi bacaan dari buku teks. Dengan media gambar ini pengembangan kemampuan berbicara menjadi lebih konkret bagi anak, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat diambil suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: kemampuan berbicara anak dapat ditingkatkan melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran pada Kelompok B di TK Pancasila Kupang Ambarawa.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Lokasi
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena peneliti mengajar di TK tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas khususnya dalam mengamati berbagai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran kemampuan bahasa anak pada bahasan keterampilan berbicara.
Waktu
Waktu penelitian tindakan kelas siklus ke-1 yaitu tanggal 2-5 Maret 2016 dan siklus ke-2 tanggal 9 -13 Maret 2016.
Subjek Peneltian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah anak Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa yang berjumlah 15 anak.
Sumber Data
Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Guru TK Pancasila Kupang Ambarawa.
2. Anak Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa yang berjumlah 15 anak.
3. Dokumentasi hasil pengembangan kemampuan Bahasa dengan kompetensi dasar tentang kemampuan berbicara
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus I dan siklus II. Adapun data tentang proses belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan kelas diambil dengan lembar observasi.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah: lembar observasi aktivitas anak, lembar observasi guru, dan lembar observasi kemampun berbicara anak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pelaksanaan pembelajaran prasiklus dilakukan tanggal 23-25 Februari 2016 oleh peneliti dengan dibantu dua orang observer. Selama proses pembelajaran, observer mengamati dan kemampuan anak berbicara tanpa media gambar. Guru mengajak anak berbicara tentang hal-hal yang disukai oleh anak. Anak-anak akan bercerita apa saja yang disukai anak-anak misalnya tentang binatang, mainan, makanan, tempat rekreasi yang pernah dikunjungi. Masing-masing anak bercerita sesuai dengan pengalaman yang pernah dilakukan.
Selama proses pembelajaran, observer mengamati kemampuan anak berbicara berupa urutan cerita, gaya bercerita, penggunaan kosakata yang tepat, intonasi suara dalam bercerita, dan kelancaran berbicara. Kegiatan ini merupakan kegiatan bercerita bebas sehingga anak bisa berbicara apa saja sesuai dengan kapasitasnya sebagai anak, tanpa alur yang jelas.
Sebelumnya guru memberikan contoh cerita pendek tentang pengalaman guru berangkat ke sekolah naik motor. Dalam perjalanan hujan deras. Anak-anak dapat melanjutkan beberapa penggalan cerita tentang hujan.
Setelah kegiatan berbicara tentang binatang anak Kelompok B TK Pancasila Kupang, Ambarawa, hasil evaluasi menunjukkan kemampuan anak berbicara tentang binatang masih belum optimal. Ini terlihat dari Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan anak berbicara tentang binatang, dari 15 anak yang menunjukkan BB (Belum Berkembang) ada 4 anak (26,7%); MB (Mulai Berkembang) ada 7 anak (46,7%); BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 2 anak (13,3%); dan BSB (Berkembang Sangat Baik) baru ada 2 anak (13,3%). Dengan demikian, TPP untuk kegiatan berbicara tentang binatang belum sesuai harapan, yaitu minimal anak yang mencapai nilai BSH dan BSB adalah 80% dari jumlah anak satu kelompok. TPP pada Kondisi Awal nilai BSH (13,3%) dan BSB (13,3%) mencapai 26,6%.
Berdasarkan temuan tersebut, tingkat kemampuan anak berbicara yang mencapai BSH dan BSB ada 26,6% belum mencapai 80% secara klasikal, sehingga perlu ditingkatkan dan dilakukan tindakan kelas siklus I. Penelitian tindakan kelas berupa pembelajaran dengan media gambar.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Siklus 1
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, dihasilkan antara lain pembelajaran kurang kondusif karena anak masih kurang aktif dan masih ada berapa anak yang belum terampil berbicara.
Hasil perolehan data Hasil evaluasi kemampuan anak berbicara dengan media gambar naik kereta api Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa Siklus I setelah tindakan kelas telah terjadi peningkatan.
TPP untuk kegiatan berbicara pada Kondisi Awal (Prasiklus) nilai BSH dan BSB mencapai 26,6%. TPP untuk kegiatan berbicara dengan media gambar naik kereta api pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 46,7%. Peningkatan sebesar 20,1%.
Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, dihasilkan antara lain pembelajaran sudah kondusif karena anak semakin aktif dan anak mulai terampil berbicara.
Hasil evaluasi kemampuan anak berbicara dengan media gambar berenang di kolam renang Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa Siklus II telah terjadi peningkatan.
TPP untuk kegiatan berbicara pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 46,7%. TPP untuk kegiatan berbicara dengan media gambar pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 80,0%. Peningkatan sebesar 33,3%.
Peningkatan Kemampau Berbicara
Kemampuan anak berbicara dengan media gambar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut. gathering
Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa media gambar dalam pembelajaran berfungsi efisien. Media gambar menjadi salah satu media pengajaran yang amat menarik bagi anak-anak. Dengan menggunakan media gambar guru lebih mudah untuk menyampaikan pesan melalui gambar. Selain itu, media gambar yang digunakan telah banyak menarik perhatian anak, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar.
Media gambar yang digunakan guru telah berfungsi membantu mendorong para anak dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran, membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu berbicara. Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa bagi anak, menunjukkan usaha untuk maju dengan sarana organ fisik dan psikisnya dan untuk mengekspresikan kehendak jiwanya juga mengadakan komunikasi dengan orang lain serta sebagai dorongan untuk memberitahukan, mengungkapkan sesuatu yang menarik perhatiannya kepada orang lain.
Berdasarkan pada pemikiran bahwa bahasa merupakan sesuatu yang dibawa sejak lahir (pandangan kaum natives) dan bahasa merupakan sesuatu yang dipelajari (pandangan kaum behaviour), maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah faktor konstitusi dan faktor lingkungan, faktor konstitusi yang banyak berperan adalah aspek kognisi. Jadi kemampuan berbahasa seseorang banyak ditentukan oleh kapasitas kemampuan kognisi daya nalarnya. Sebagaimana dalam penelitian ini, kemampuan berbicara dapat dilatih secara empiris.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara anak Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa dapat ditingkatkan melalui media gambar.
1. Hasil evaluasi kemampuan anak berbicara dengan media gambar Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa Siklus I setelah tindakan kelas telah terjadi peningkatan.
2. Kemampuan membaca anak Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa pada kondisi awal (prasiklus) nilai BSH dan BSB mencapai 26,6%. TPP untuk kegiatan berbicara dengan media gambar naik kereta api pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 46,7%. Peningkatan sebesar 20,1%.
3. Hasil evaluasi kemampuan anak berbicara dengan media gambar Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa Siklus II setelah tindakan kelas telah terjadi peningkatan. TPP untuk kegiatan berbicara pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 46,7%. TPP untuk kegiatan berbicara dengan media gambar pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 80,0%. Peningkatan sebesar 33,3%.
Implikasi
Temuan dalam penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa media gambar dalam pembelajaran berfungsi efisien. Media gambar menjadi salah satu media pengajaran yang amat menarik bagi anak-anak. Dengan menggunakan media gambar guru lebih mudah untuk menyampaikan pesan melalui gambar. Selain itu, media gambar yang digunakan telah banyak menarik perhatian anak, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar.
Media gambar yang digunakan guru telah berfungsi membantu mendorong para anak dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran, membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu berbicara. Implikasi penelitian ini tentang beberapa keuntungan yang diperoleh dari media gambar dalam kegiatan pengajaran, antara lain: (a) Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar, (b) Harganya realtif murah dengan memanfaatkan gambar kalender bekas, majalah, surat kabar, dan media grafis lainnya, (c) Bisa digunakan untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi.
Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian di Kelompok B TK Pancasila Kupang Ambarawa, dapat dajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru perlu memperhatikan anak-anak yang terlalu pasif dalam pembelajaran berbicara dengan media gambar, dan menganalisis kemungkinan anak ada masalah kesehatan pendengaran atau pengucapannya agar tidak terlambat dalam mengatasi kesulitan anak berbicara.
2. Dalam menggunakan media gambar, perlu diperhatikan media gambar yang menarik dan lebih besar dengan desain sederhana yang mudah dipahami anak-anak .
DAFTAR PUSTAKA
Allen K. Eileen dan Lynn R. Marrotz. 2010. Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran hingga usia 12 tahun. Jakarta: PT Indeks.
Asikin Pasha. 2011. Metode Bercerita di Taman kanak-kanak. http://asikinpasha.wordpress.com/.
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2002. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Pengembangan Berbahasa Untuk Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Elizabeth B. Hurlock. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ian. 2010. Media Gambar. http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/ diunduh 31 Oktober 2013.
Lusia Sri Hartati. 2011. Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa Menceritakan Gambar Melalui Metode Bercerita pada Anak TK Kelompok B Semarang. Semarang: IKIP Veteran.
Mulyatin. 2011. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A TK. Dharma Wanita Persatuan I Kejayan Pasuruan. Surabaya: Unesa.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Rozat Rifai. 2011. Media Gambar dan Kemampuan Berbicara.