UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI CERITA ANAK YANG DIDENGAR SECARA LISAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR BERSERI

PADA SISWA KELAS V SDN PUCANGAN 03

Ali Ma’shum Fuadi

Guru Kelas UPTD SD Negeri Pucangan 03 Kartasura

ABSTRAK

Peningkatan Sumber Daya Manusia merupakan suatu langkah yang sangat penting pada masa sekarang ini. Guru sebagai orang yang bertanggug jawab dalam mendesain dan melaksanakan proses pembelajaran. Permasalahan di sekolahan kami sehubungan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pemilihan alat peraga yang mampu melibatkan semua siswa agar dapat berpartisipasi secara aktif dan dapat bekerja secara kelompok. Jenis alat peraga yang dipilih oleh peneliti adalah adalah pembejaran dengan menggunakan alat peraga gambar berseri. Data penelitian ini diambil dari hasil pre test dan post test siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Pucangan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang terdiri atas 37 siswa, yang dilaksanakan pada tanggal 22 dan 26 Oktober 2018. Hasil perhitungan uji tersebut menunjukkan bahwa rata nilai pra siklus sebanyak 70% < siklus 1 sebanyak 73,2% < siklus 2 sebanyak 76%. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dari beberapa siklus. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya menggunakan alat peraga gambar berseri yang dapat melibatkan semua siswa agar dapat belajar secara aktif supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Kata kunci: Gambar berseri, cerita anak, Bahasa Indonesia

 

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Kita semua menyadari bahwa bahasa itu penting dalam kehidupan. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan keinginan, pendapat, dan perasaan kita. Dengan bahasa pula kita dapat memahami dan mengetahui apa yang terjadi di dunia dan lingkungan sekitar kita. Bahasa bukanlah suatu bakat yang dimiliki oleh sebagian orang saja tetapi setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

Anak-anak telah belajar bahasa dan menguasai bahasa lisan dengan baik jauh sebelum mereka sekolah. Sering kita jumpai anak yang pandai bercerita dengan susunan kalimat yang benar sehingga orang yang mendengarkannya dapat memahami jalan ceritanya tersebut, walaupun dia belum belajar di sekolah.

Namun ketika anak mulai sekolah dan mendapat pelajaran bahasa, keadaan menjadi terbalik. Bahasa yang semula mudah dan mengasyikkan berubah menjadi pelajaran yang sulit (Goodman,1986). Tidak jarang kita temui siswa yang ditugasi menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan secara lisan. Sebenarnya mereka mempunyai kemampuan untuk bercerita secara lisan, namun siswa merasa kesulitan dalam mengungkapkannya. Oleh karena itu perlu adanya alat peraga untuk membantu siswa menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan secara lisan.

Dalam beberapa kali diberi tugas hanya 12 anak dari 37 siswa kelas V yang dapat menguasai materi menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan. Siswa kurang fokus terhadap penjelasan guru yang hanya menerangkan dan tidak menggunakan alat peraga. Siswa cenderung bosan dan mengantuk apabila guru hanya menerangkan dan siswa mendengarkan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya penguasaan terhadap materi yang disampaikan. Oleh karena itu, peneliti berusaha mengidentifikasi masalah yang ada dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan tingkat penguasaan materi oleh para siswa kelas V SD Negeri Pucangan 03

Rumusan Masalah

Berdasarkan tema di atas maka peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil identifikasi tersebut maka selanjutnya masalah-masalah dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menceritakan kembali cerita anak yang didengar secara lisan melalui penggunaan alat peraga gambar berseri pada siswa kelas V SD Negeri Pucangan 03 ?
  2. Apakah alat peraga gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menceritakan kembali cerita anak yang didengar secara lisan pada siswa kelas V SD Negeri Pucangan 03 ?

Tujuan Perbaikan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Mendeskripsikan penggunaan alat peraga gambar berseri guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan kembali cerita anak yang didengar secara lisan.
  2. Mendeskripsikan pokok peningkatan kemampuan siswa dalam menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan secara lisan dengan penggunaan alat peraga gambar berseri.

Manfaat Perbaikan

Manfaat perbaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Siswa

Perbaikan ini sangat bermanfaat sekali bagi siswa untuk menambah pemahaman dan keberanian menceritakan kembali cerita anak yang didengar secara lisan di depan teman – temannya.

  1. Bagi Peneliti (Guru)

Tujuan penelitian untuk memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menceritakan kembali cerita anak yang didengar secara lisan.

 

  1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi Guru Sekolah Dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

  1. Bagi Penelitian secara Umum

Hasil penelitian dapat mendorong lembaga pendidikan untuk meningkatkan kemampuan siswa menceritakan kembali cerita anak yang didengar secara lisan dengan menggunakan alat peraga gambar berseri, sehingga tujuan pendidikan tercapai.

KAJIAN PUSTAKA

Penggunaan Alat Peraga Gambar Berseri

  1. Pengertian Penggunaan

Kata penggunaan berasal kata dasar guna yang mendapat imbuhan pe-an. Kata guna berarti suatu pekerjaan yang memberi pengaruh mendatangkan perubahan dan sebagainya, mendatangkan kebaikan (Dessy Anwar, 2001: 161).

  1. Pengertian Alat

Alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau yang dipakai untuk mencapai maksud (Dessy Anwar, 2001; 28).

  1. Pengertian Peraga

Peraga adalah alat untuk memperlihatkan pelajaran (Dessy Anwar, 2001: 320).

  1. Pengertian Gambar

Gambar adalah tiruan barang, orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya (Dessy Anwar, 2001: 151).

  1. Pengertian Berseri

Berseri adalah berturut-turut / rangkaian yang berturut-turut (Depdiknas, 2008: 128).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian penggunaan alat peraga gambar berseri adalah suatu pekerjaan yang memberi pengaruh yang mendatangkan kebaikan dengan menggunakan suatu benda yang dipakai untuk mencapai tujuan dalam penyampaian pelajaran atau memperlihatkan tiruan barang, orang, hewan dan sebagainya dengan rangkaian yang berturut-turut.

Pengertian Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Anak Yang Didengar

Kata meningkatkan berasal dari kata dasar tingkat yang mendapat imbuhan me-kan. Kata tingkat berarti kemajuan. Sedangkan kata meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya) (Dessy Anwar, 2001:530).

Kata kemampuan mempunyai arti suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu kekuatan untuk suatu tindakan atau tugas khusus, baik secara fisik atau mental (Stemburg, 1994:3). Menurut Warren (1974:1) mengartikan kemampuan adalah sebagai kekuatan untuk menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi kompleks dan pemecahan problem mental. Sedangkan kemampuan menurut Eysenek, Arnold, dan Meili (1975:5) adalah semua kondisi psikologi yang diperlukan untuk menunjukkan suatu aktivitas.

Berdasar dari hal di atas kemampuan adalah kekuatan yang diperlukan untuk menunjukkan suatu tindakan atau aktivitas.

Menceritakan adalah kegiatan bercerita. Sedangkan bercerita adalah menuturkan cerita (Depdiknas, 2008).

Menurut pendapat Suparno dan Muhammad Yusuf yang menyatakan bahwa banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan bercerita yaitu:

  1. Meningkatkan kecerdasan
  2. Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas
  3. Penumbuhan keberanian
  4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Suparno & Muhammad Yusuf, 2007: 14).

Cerita adalah karangan yang mengisahkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang dan sebagainya (Dessy Anwar, 2007:108). Anak adalah manusia yang masih kecil (Depdiknas, 2008:57).

Bertolak dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan berarti menaikkan bahasa lisan sebagai alatnya untuk menuturkan cerita yang mengisahkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang dan sebagainya manusia yang masih kecil.

Pengajaran Bahasa Indonesia

Pengajaran merupakan aktivitas atau proses yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan atau kemahiran yang tertentu. Meliputi perkara-perkara seperti aktivitas perancangan, pengelolaan, penyampaian, bimbingan dan penilaian dengan tujuan menyebarkan ilmu pengetahuan atau kemahiran kepada pelajar-pelajar dengan cara yang berkesan.

Adapun menurut kamus besar bahasa Indonesia (1991) berasal dari kata “ajar”, artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Kata mengajar berarti memberi pelajaran. Contoh: guru itu mengajar murid matematika, sedangkan kata mengajarkan berarti memberikan pelajaran. Contoh: siapa yang mengajarkan matematika kepada murid kelas V? Berdasarkan arti-arti ini, kemudian kamus besar bahasa Indonesia itu mengartikan pengajaran sebagai proses pembuatan, cara mengajar atau mengajarkan. Sementara itu Tardif (1987) memberi arti pengajaran secara terperinci yaitu: A preplanned, goal directed educational process designed to facilitate learning, yaitu pengajaran adalah sebuah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.

Sedangkan Bahasa Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan). Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengajaran bahasa Indonesia adalah proses pemberian informasi dan pendidikan kepada siswa tentang rangkaian bunyi bahasa yang merupakan alat komunikasi sehari – hari yang dihasilkan oleh ucapan manusia yang berada di Negara Indonesia.

Metodologi

Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN Pucangan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitian merupakan sekolah dimana peneliti mengajar sebagai PNS. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai jenis pekerjaan yang heterogen yaitu sebagai pedagang, PNS, Kopassus, karena kondisi daerah ini terletak di perkotaan atau terletak di tengah-tengah pusat keramaian Karena sangat dekat dengan pasar, pusat perbelanjaan atau mall. Dengan kondisi tersebut, sekolah ini memiliki banyak siswa. Pada umumnya siswa berasal dari masyarakat yang mampu dan sekitar 85% adalah dari Kopassus.

SDN Pucangan 03 memiliki 10 kelas, yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 yang dipisahkan dengan tembok setiap kelas rata-rata memiliki 35 siswa. Guru yang mengajar di sekolah tersebut sejumlah 23 orang dengan seorang kepala sekolah. Guru yang mengajar di SDN Pucangan 03 ini terdiri dari 15 guru PNS dan 8 GTT.

Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Pucangan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang terdiri dari 37 orang siswa. Siswa di kelas tersebut umumnya memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda. Kelas ini mempunyai nilai akademik yang kurang dari SKBM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pokok bahasan Menceritakan Kembali Cerita Anak yang didengarkan. Mata pelajaran yang dijadikan sarana penelitian adalah Bahasa Indonesia.

Bahan yang disajikan dalam penelitian ini adalah tentang menceritakan kembalicerita anak yang didengarkan secara lisan dengan menggunakan alat peraga gambar berseri.

 

 

Diskripsi Per Siklus

Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus melalui tahap-tahap yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (Arikunto.S, 2006:97) yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan refleksi. Penjelasan dari prosedur penelitian di atas sebagai berikut:

Rencana Tindakan

Penelitia ini dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2018 untuk siklus I dan 26 Oktober 2018 untuk siklus II.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajaran ini dengan menggunakan metode tanya jawab, diskusi dan menggunakan alat peraga dilaksanakan secara klasikal. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap langkah-langkah penyelesaian soal, maka siswa melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk di LKS (lembar kerja siswa) secara kelompok, dan melaksanakan tes

Pengamatan

Penggunaan pengamatan ialah untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan, dan sebagainya (Moleong.L, 2006:175). Pengamatan dilakukan pada penelitian ini yaitu pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. Instrument yang digunakan pada pengamatan adalah panduan pengamatan yang berisi daftar jenis kegiatan yang timbul dan dapat diamati.

Pengumpulan Data

Joni (dalam Ibnu,dkk, 2003:90) mendefinisikan tes, adalah sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh yang dites. Tes yang dilakukan adalah tes awal tindakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan tes akhir untuk mengetahui pemahaman siswa sebagai dasar analisis dan refleksi untuk pembelajaran selanjutnya. Yang diukur dalam tes adalah keterampilan, pengetahuan dan kemampuan seseorang.

Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data pada pembelajaran penggunaan alat peraga gambar berseri mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pucangan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah menggunakan tes,dan observasi.

Analisa Data

Kegiatan menganalisa data dilaksanakan setiap kali pemberian tindakan berakhir. Kegiatan ini dilaksanakan selama peneliti berada di lokasi penelitian sampai penelitian ini berakhir. Analisis data dapat dibedakan menjadi dua besar yaitu: analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada jumlah dan sifat data yang dikumpulkan. Analisis kualitatif yaitu jika data yang diperoleh hanya sedikit dan berupa uraian yang tidak bisa diubah kedalam bentuk angka-angka, data kualitatif berasal dari hasil obsarvasi. Sedangkan analisis kuantitatif yaitu jika data yang dikumpulkan dalam jumlah besar dan mudah diklasifikasikan dalam kategori-kategori atau diubah dalam bentuk angka-angka, data kuantitatif berasal dari tes evaluasi hasil belajar siswa.

Berdasarkan kesepakatan guru dengan peneliti, penggunaan metode diskusi dan alat peraga dalammeningkatkan hasil belajar dikatakan berhasil jika persentase nilai rata-rata hasil pengamatan guru maupun siswa mencapai 80%. Selain itu, untuk melihat peningkatan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat diketahui dari peningkatan persentase nilai rata-rata hasil observasi guru maupun siswa dari siklus I ke siklus II.

Refleksi

Kegiatan penelitian pada tahap refleksi adalah menganalisa, memahami, menjelaskan dan menyimpulkan hasil pengamatan terhadap penilaian yang dilakukan.

Hasil observasi di bahas oleh peneliti bersama mitra peneliti pada akhir siklus I. Pada kegiatan ini diperoleh gambaran mengenai apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Hal-hal yang menjadi permasalahan pada siklus I dipakai sebagai pertimbangan merumuskan perencanaan tindakan pada siklus II.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan alat peraga dapat dilihat dari hasil penelitian dan pembahasan dari tabel pengolahan data dan nilai yang didapat sesudah perbaikan pembelajaran naik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Yang Diperoleh Pada Siklus I (Tanggal 22 Oktober 2018)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Pucangan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian ini, peneliti melakukan pertemuan awal dengan kepala SDN Pucangan 03 Kartasura yaitu Bp. Ikhwan Sapto Darmono, S.Pd, M.Pd. Pertemuan dilaksanakan pada hari Jumat 19 Oktober 2018. Pada pertemuan ini peneliti memberikan informasi tentang tujuan dan maksud penelitian, dan kepala sekolah sangat mendukung kegiatan penelitian tersebut. Dalam pertemuan ini, penelitian diperoleh kesepakatan untuk memberikan tes awal pada hari Sabtu 20 Oktober 2018. Pemberian tes awal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran awal tentang kemampuan pemahaman tentang menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada siswa kelas V. Tes awal diikuti oleh semua siswa sebanyak 37 siswa. Soal tes yang diberikan adalah hasil menceritakan cerita anak secara lisan. Jawaban siswa dianalisis dengan langkah-langkah Metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan hasil tes awal menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman tentang menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah yaitu 40% siswa pada kualifikasi Kurang Baik, 45% siswa pada kualifikasi Cukup Baik, 9,5% siswa pada kualifikasi Baik dan 5,5% siswa pada kualifikasi sangat baik, dari hasil tes awal ini peneliti membuat rancangan tindakan untuk pembelajaran pemahaman tentang menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan metode diskusi siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

 

Berikut adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil bercerita lisan anak.

1) Siswa yang menguasai 75%               = 10 anak         = 27%

2) Siswa yang menguasai 61% – 74%     = 19 anak         = 51%

3) Siswa yang menguasai 60%               = 8 anak           = 22%

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tes pada akhir siklus I siswa kelas V SDN Pucangan 03 yang mencapai ketuntasan belajar sejumlah 32 siswa, sedangkan 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I, di dapatkan siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar sejumlah 32 siswa, yaitu telah mencapai skor standar ketuntasan belajar yaitu á65), sedangkan 5 siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar, sehingga perlu diberikan tindakan lagi pada siklus II.

Hasil Yang Diperoleh Pada Siklus II

Pada bagian ini akan dipaparkan data yang diperoleh selama tindakan pada siklus I. Paparan tersebut meliputi a) perencanaan; b) pelaksanaan tindakan;

  1. c) observasi dan d) refleksi. Siklus II dilaksanakan selama 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 30 menit yaitu pada tanggal 26 Oktober Berikut ini akan diuraikan hasil pembelajaran pada siklus II.

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, berupa hasil cerita lisan anak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penugasan. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Siswa yang menguasai 75%               = 19 anak         = 51%

2) Siswa yang menguasai 61% – 74%     = 15 anak         = 35%

3) Siswa yang menguasai 60%               = 5 anak           = 14%

Kemampuan Pemahaman Masalah Siswa

Kemampuan pemahaman masalah pada siswa diukur melalui tes uraian yang diberikan pada awal tindakan, dan akhir tindakan pada tiap siklus. Penilaian masing-masing skor soal memiliki rentangan 1-4. adapun kemampuan pemahaman materi yang diukur dalam penelitian berdasarkan langkah-langkah inkuiri meliputi 4 tahap yaitu memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan melihat kembali hasil yang telah dilakukan.

No Nilai Siklus I Nilai Siklus II
Nilai Jumlah Nilai Jumlah
1 50 1 50
2 55 55
3 60 4 60 3
4 65 4 65 4
5 70 6 70 5
6 75 7 75 9
7 80 7 80 5
8 85 8 85 11
9 90 90
10 95 95
11 100 100
Jumlah 37   37

 

Beberapa temuan penelitian yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

  1. Siswa menyenangi pembelajaran secara berkelompok dimana siswa dapat bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok.
  2. Penggunaan alat peraga dapat mempermudah dalam memahami materi tentang menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan.
  3. Guru sudah dapat mengola waktu dengan tepat pada siklus II, sehingga rencana dan pelaksanaan sesuai dengan target yang diharapkan.
  4. Keaktifan dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat masih perlu ditingkatkan khususnya bagi siswa yang berkemampuan rendah.

Kesimpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:

  1. Penggunaan alat peraga berupa gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan siswa menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan secara lisan karena secara kualitas siswa dapat menceritakan kembali dengan baik.
  2. Siswa lebih cepat memahami konsep pembelajaran bercerita lisan dengan penggunaan alat peraga gambar berseri dibandingkan dengan metode ceramah saja.

DAFTAR PUSTAKA

Dessy Anwar, 2001, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Abditama.

Depdiknas,2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas

Eysenck, H.J.W, Arnold & Roll Meili, 1975, Encyclopedia of Psychology West Germany, Fondanna: Collins in Associatian with search press.

Stanberg, Robert, J., 1994, Encychlopedia of Human Intellegiency, New York: Macmillan Publising Company.

Suparno & Muhammad Yunus, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa.

Warren, Harward, C, 1994, Dictionary of Psychology Combidge, Massachusetis: Houghton Miffin Company.