UPAYA MENINGKATKAN kemampuan motorik halus melalui Kegiatan menempel PADA Kelompok B

TK PGRI Candi Bandungan

semester I tahun pelajaran 2016/2017

 

Asri Widyastuti

TK PGRI Candi Bandungan

 

ABSTRAK

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menempel dengan kertas menjadi bentuk ayam, burung, tanaman dalam pembelajaran di Kelompok B di TK PGRI Candi Bandungan. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di TK PGRI Candi Bandungan pada bulan September – Oktober 2016 Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: anak kelompok B TK PGRI Candi Bandungan yang berjumlah 18 anak Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Kemampuan motorik halus siswa Kelompok B TK PGRI Candi Bandungan semester I tahun 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui kegiatan menempel, (2) TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Kondisi Awal (Prasiklus) nilai BSH dan BSB mencapai 38,9%. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 61,1%. Peningkatan sebesar 22,2%; (3) TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 61,1%. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 77,8%. Peningkatan sebesar 16,7%.

Kata kunci: motorik halus, menempel

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan keterampilan yang merupakan pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan sepanjang hayat. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek pengembangan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, moral, dan nilai-nilai agama, serta pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan bahasa, kognitif, dan fisik motorik Bredekamp & Copple (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 4).

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB I Pasal 1 Ayat 14 tertulis bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. BAB II Pasal 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini berarti bahwa peletakan proses pendidikan di Taman Kanak-kanak harus benar dan sesuai dengan karakter pertumbuhan dan perkembangan menuju pertumbuhan optimal. Apabila tidak dikembangkan dengan baik dan benar akan menyebabkan penyimpangan terhadap tumbuh kembang anak dan akan sulit untuk diperbaiki. Hal ini akan merugikan anak dalam menghadapi masa depannya, keluarga dan bangsa.

Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional dan bahasa. Pada masa ini anak sudah memiliki keterampilan dan kemampuan walaupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini merupakan fase foundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Untuk itu, kita harus memahami perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan motorik. Perkembangan motorik pada anak usia dini merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan anak. Anak yang memiliki keterampilan motorik yang baik akan mudah mempelajari hal-hal baru yang sangat bermanfaat dalam menjalani pendidikan. Penguasaan keterampilan motorik juga dapat memacu anak untuk menekuni bidang tertentu sejak dini seperti bermain musik, melukis, membuat kerajinan, membuat gambar desain, dan lain sebagainya. Banyak sekali anak yang menonjol bakatnya karena kemampuan motorik halus yang baik.

Kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan pada usia 5-6 tahun di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 yaitu menggambar sesuai gagasannya, meniru bentuk, melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, menggunakan alat tulis dengan benar, menggunting sesuai dengan pola, menempel gambar dengan tepat, dan mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.

Taman Kanak-kanak (TK) PGRI Candi merupakan salah satu Taman Kanak-kanak yang ada di Bandungan. Salah satu kegiatan pembelajaran yang perlu dikembangkan adalah bidang motorik dengan kegiatan menempel. Dalam kegiatan menempel, anak bermain sambil belajar dengan mengerahkan segala kemampuannya untuk berkreasi. Dalam kegiatan menempel tersebut anak tidak melibatkan anak lain, tetapi melakukan rekayasa sendiri untuk beraktivitas dan mengeksplorasi media bermain semaksimal mungkin.

Kegiatan menempel juga untuk pengembangan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik halus tersebut dalam bentuk yang sederhana, tetapi perkembangan keterampilan motorik halus merupakan awal kemampuan anak untuk melakukan aktivitas yang memanfaatkan potensinya secara nyata. Oleh karena itu jika keterampilan motorik halus ini dapat berkembang dengan baik maka anak di kemudian hari setelah dewasa akan memiliki kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang baik. Kemampuan ini dapat berkembang dengan baik jika diberi lingkungan yang kondusif.

Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baik gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi seperti: melipat kertas, menggunting kertas, mewarnai, menyatukan dua lembar kertas, menempel. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 tahun, namun demikian kemampuan seorang anak untuk melakukan gerakan motorik tertentu tidak akan sama dengan anak lain walaupun usia sama (Sujiono, 2005).

Berdasarkan latar belakang anak TK tersebut, maka guru perlu menyusun bentuk kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan keterampilan motorik halus yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak TK. Sebagai alternatif dalam memecahkan masalah tersebut diperlukan suatu kegiatan yang tepat agar nantinya keterampilan motorik halus anak dapat meningkat dengan baik serta tidak melupakan konsep bermain sambil belajar dalam pembelajarannya. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menempel.

Menempel merupakan kegiatan yang diawali dengan menggunting suatu pola atau gambar tertentu, lalu menempelkan pada bidang datar menggunakan lem. Menempel untuk anak TK tidak dilakukan dengan teknik yang komplek, namun masih dalam tahap teknik dasar menempel yang sederhana. Kemampuan menempel dapat mengasah keterampilan motorik halus anak karena menggunakan tangan dan jari-jari demikian juga dengan koordinasi mata. Kegiatan menempel bermanfaat juga untuk memperkenalkan anak pada berbagai keterampilan motorik.

Rumusan Masalah

Maka penelitian ini berfokus pada masalah: apakah keterampilan motorik halus bagi anak Kelompok B di TK PGRI Candi Bandungan pada semester I tahun 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui kegiatan menempel?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah: untuk meningkatkan keterampilan motorik halus bagi anak Kelompok B di TK PGRI Candi Kec. Bandungan pada semester I tahun 2016/2017 melalui kegiatan menempel.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a.     untuk meningkatkan aktivitas siswa TK PGRI Candi Bandungan dalam pengembangan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menempel.

b.     untuk meningkatkan keterampilan guru TK PGRI Candi Kec. Bandungan dalam pengembangan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menempel.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

Untuk menambah referensi bahan pustaka tentang pengembangan kemampuan motorik halus anak TK melalui kegiatan menempel.

Manfaat Praktis

Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan guru dalam proses pembelajaran masa kini dan yang akan datang, memberdayakan guru dalam mengambil prakarsa profesionalisme, pengetahuan dan pengalaman menjadi suatu teori dalam praktek tindakan kelas, memanfaatkan lingkungan dalam menyusun program pembelajaran.

Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini menjadi pendorong untuk selalu mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Bagi Siswa

Bila guru dapat menggunakan metode yang tepat, siswa dapat meningkat belajarnya, sehingga siswa berkembang daya kreatifitasnya, meningkatkan kemampuan dalam keterampilan motorik halus.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Kemampuan Motorik Halus

Kemampuan motorik halus berarti aktivitas yang melibatkan gerakan yang diatur secara halus, misalnya menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apapun yang memerlukan kemampuan tangan (Santrock, 2008: 216). Kemampuan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung, memegang pencil dengan benar, menggunting, mengikat tali sepatu, mengancing, dan menarik ritsleting. Sangat gampang melihat betapa pentingnya kemampuan motorik halus pada setiap area kehidupan anak (Wing, 2008).

Kempuan motorik halus yaitu kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya (Nurlaila, 2010:62).

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus merupakan kemampuan dalam aktivitas yang melibatkan bagian tubuh tertentu khususnya tangan untuk melakukan gerakan yang dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

Menempel

Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus pada anak. Menempel sering disebut kolase. Kegiatan menempel adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak-anak karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan sesuatu sesuka mereka. Dari pengertiannya, kolase adalah penyusunan berbagai bahan pada sehelai kertas yang datar. Bahan yang digunakan untuk direkatkan terdiri dari berbagai bentuk kertas, kain, bahan-bahan bertekstur dan benda-benda menarik (Zherly Nadia Wandi, 2015: 2).

Kolase terbagi atas bermacam pengelompokkan, ada yang disebut dengan tangram, montase, dan mozaik. Tangram adalah teknik menempelkan bentuk-bentuk geometri tanpa didahului menggambar pola. Montase adalah menempel benda-benda konkrit dalam sebuah gambar. Mozaik adalah menempel bentuk-bentuk kecil menjadi satu kesatuan namun yang dipentingkan adalah efek warna dari bahan yang digunakan, dapat juga dikartikan menabur. Semua kegiatan menempel tersebut melatih anak untuk mengembangkan motorik halus, konsentrasi dan mengembangkan kreativitas.

Kerangka Berpikir

Pendidikan adalah serangkaian proses pendidikan yang dilakukan secara terencana untuk mencapai hasil belajar. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap berikutnya. Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendekatan yang tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Upaya pendidikan yang diberikan kepada anak oleh pendidik hendaknya diberikan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunaka strategi, metode dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui permainan anak di ajak untuk bereksplorasi, menemukan objek atau benda-benda yang ada di sekitar anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan bagi anak. Peningkatan motorik halus anak mengikuti prinsip atau arah perkembangan dan pola perkembangan yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan kegiatan massal ke kegiatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat syaraf, kegiatan massal digantikan dengan kegiatan yang spesifik dan secara acak gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota tubuh yang tepat.

Kondisi awal anak Kelompok B TK PGRI Candi Bandungan dalam pengembangan kemampuan motorik halus masih banyak hambatan, terutama dalam menggunakan jari-jari untuk menempel. Hal ini diketahui dari fenomena aktivitas dan kemampuan motorik halus anak dalam menempel antara lain: (1) anak-anak kurang kreatif dalam menempel, (2) banyak anak kurang mandiri dalam menempel dan harus dibantu sepenuhnya oleh guru, (3) sebagian anak kurang motivasi dalam kegiatan menempel dan bermalas-malasan saja.

Masalah guru adalah sulitnya mengembangkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menempel. Masalah pertama yaitu kemampuan menggunting anak yang belum optimal. Karena semua bentuk atau gambar yang akan ditempel perlu digunting. Tetapi ini memang masalah umum bagi anak TK yang tengah mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Untuk kegiatan menempel ini, guru masih memberikan bantuan menggunting kertas berwarna dalam bentuk-bentuk geometris maupun acak untuk mempermudah anak melakukan kegiatan menempel. Kegiatan menempel dalam penelitian ini terbatas pada kegiatan menempel karena potongan kertas yang akan ditempel telah digunting oleh guru.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

     Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di TK PGRI Candi Kec. Bandungan pada bulan September – Oktober 2016.

 

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.     Guru TK PGRI Candi Bandungan

2.     Siswa Kelompok B TK PGRI Candi Kec. Bandungan yang berjumlah 18 orang siswa.

3.     Pengembangan kemampuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Motorik halus dengan kompetensi dasar tentang menempel.

Sumber Data

Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelompok B TK PGRI Candi Bandungan yang berjumlah 18 orang siswa, guru Kelompok B, dan kepala sekolah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pelaksanaan pembelajaran prasiklus dilakukan tanggal 12 Oktober 2016 oleh peneliti dengan dibantu seorang observer. Selama proses pembelajaran, observer mengamati dan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menempel. Guru mengajak anak melakukan kegiatan menempel dalam bentuk-bentuk yang disukai oleh anak. Anak-anak melakukan kegiatan menempel menggunakan kertas karton. Masing-masing anak melakukan kegiatan menempel sesuai dengan petunjuk guru.

Selama proses pembelajaran, observer mengamati kemampuan motorik halus berupa urutan menempel, keterampilan menempel, dan kelancaran melakukan kegiatan menempel. Sebelumnya guru memberikan contoh menempel bentuk tikar.

Setelah kegiatan melakukan kegiatan menempel bentuk tikar anak Kelompok B TK PGRI Candi, Bandungan, hasil evaluasi menunjukkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan menempel masih belum optimal. Ini terlihat dari Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan motorik halus dalam kegiatan menempel, dari 18 anak yang menunjukkan BB (Belum Berkembang) ada 4 anak (22,2%); MB (Mulai Berkembang) ada 7 anak (38,9%); BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 5 anak (27,8%); dan BSB (Berkembang Sangat Baik) baru ada 2 anak (11,1%). Dengan demikian, TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel belum sesuai harapan, yaitu minimal anak yang mencapai nilai BSH dan BSB adalah 75% dari jumlah anak satu kelompok. TPP pada Kondisi Awal nilai BSH (27,8%) dan BSB (11,1%) mencapai 38,9%.

Berdasarkan temuan tersebut, tingkat kemampuan motorik halus dalam kegiatan menempel yang mencapai BSH dan BSB ada 38,9% belum mencapai 75% secara klasikal, sehingga perlu ditingkatkan dan dilakukan tindakan kelas siklus I. Penelitian tindakan kelas berupa pembelajaran dengan kegiatan menempel dengan kertas karton dan daun pisang.

Deskripsi Tiap Siklus

Siklus I

Pada kegiatan melakukan kegiatan menempel guru mengajarkan cara melakukan kegiatan menempel gambar binatang. Anak meniru guru dalam kegiatan menempel gambar binatang.

Interaksi guru dan murid terlihat akrab meskipun masih didominasi pembicaraan guru. Hal ini disebabkan anak-anak masih banyak yang bertanya dan ingin tahu tentang cara menempel gambar binatang.

Berdasarkan hasil observasi anak dalam pembelajaran melakukan kegiatan menempel dengan kegiatan menempel siklus I di Kelompok B TK PGRI Candi Bandungan, terjadi peningkatan.

Setelah kegiatan melakukan kegiatan menempel tentang binatang anak Kelompok B TK PGRI Candi, Kec. Bandungan, hasil evaluasi menunjukkan kemampuan motorik halus sudah meningkat namun belum optimal. Ini terlihat dari Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan motorik halus, dari 18 anak yang menunjukkan BB (Belum Berkembang) ada 3 anak (16,7%); MB (Mulai Berkembang) ada 4 anak (22,2%); BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 7 anak (38,9%); dan BSB (Berkembang Sangat Baik) baru ada 4 anak (22,2%). Dengan demikian, TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel belum sesuai harapan, yaitu minimal anak yang mencapai nilai BSH dan BSB adalah 75% dari jumlah anak satu kelompok. TPP pada Siklus I ini nilai BSH (38,9%) dan BSB (22,2%) mencapai 61,1% < 75%.

Pada pembelajaran siklus I, melakukan kegiatan menempel dengan kegiatan menempel siklus I di Kelompok B TK PGRI Candi Kec. Bandungan, guru telah mengambil langkah-langkah yaitu: menjelaskan langkah kegiatan kepada anak, menggunakan media pembelajaran, mendemonstrastikar cara melakukan kegiatan menempel, mengorganisasi anak dalam kelompok, menumbuhkan partisipasi anak untuk kemampuan motorik halus dengan kegiatan menempel, membuat kesimpulan. Guru perlu meningkatkan beberapa hal yaitu: merumuskan indikator hasil belajar dengan tepat, menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan, menentukan alokasi waktu kegiatan yang dilakukan, menentukan media pembelajaran, memberikan motivasi, dan dalam mengulas kegiatan (refleksi).

Berdasarkan temuan tersebut, tingkat kemampuan anak membaca awal yang mencapai BSH dan BSB ada 61,1% belum mencapai 75% secara klasikal, sehingga perlu ditingkatkan dan dilakukan tindakan kelas siklus II. Penelitian tindakan kelas berupa pembelajaran dengan kegiatan menempel.

Siklus II

Sebelum pembelajaran dimulai guru memberikan apersepsi dengan mengajak anak-anak bercerita tentang tanaman bunga. Anak diberi pula waktu untuk bertanya tentang hal yang belum diketahuinya.

Guru melakukan kegiatan menempel kalender bekas menjadi bentuk ikan. Anak diminta melakukan kegiatan menempel bentuk tanaman bunga sesuai petunjuk guru. Guru mengamati kemampuan melakukan kegiatan menempel anak.

Setelah kegiatan melakukan kegiatan menempel bentuk ikan oleh anak Kelompok B TK PGRI Candi, Kec. Bandungan, hasil evaluasi menunjukkan kemampuan motorik halus sudah meningkat dan optimal. Ini terlihat dari Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan motorik halus melalui kegiatan menempel, dari 18 anak yang menunjukkan BB (Belum Berkembang) ada 0 anak (0%); MB (Mulai Berkembang) ada 4 anak (22,2%); BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 7 anak (38,9%); dan BSB (Berkembang Sangat Baik) baru ada 7 anak (38,9%). Dengan demikian, TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel sudah sesuai harapan, yaitu minimal anak yang mencapai nilai BSH dan BSB adalah 75% jumlah satu kelas. TPP pada Siklus I ini nilai BSH (38,9%) dan BSB (38,9%) mencapai 77,8%.

Dengan hasil observasi tahapan implementasi dan evaluasi, maka hasilnya dapat dianalisa bahwa siklus berikutnya tidak perlu dilaksanakan. Adapun temuan hasil refleksi siklus II yaitu: berdasarkan temuan tersebut, tingkat kemampuan motorik halus melalui kegiatan menempel yang mencapai BSH dan BSB ada 77,8% sudah mencapai 75% secara klasikal, mencapai indikator keberhasilan 75% secara klasikal, sehingga pembelajaran siklus II dinyatakan terlah berhasil.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Siklus 1

Hasil perolehan data Hasil evaluasi kemampuan motorik halus melalui kegiatan menempel Siklus I telah terjadi peningkatan. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Kondisi Awal (Prasiklus) nilai BSH dan BSB mencapai 38,9%. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 61,1%. Peningkatan sebesar 77,8%.

Siklus 2

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, dihasilkan antara lain pembelajaran sudah kondusif karena anak semakin aktif dan anak mulai terampil melakukan kegiatan menempel dengan teliti.

       Hasil evaluasi kemampuan motorik halus dengan kegiatan menempel anak Kelompok B TK PGRI Candi Bandungan Siklus II telah terjadi peningkatan. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 61,1%. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 77,8%. Peningkatan sebesar 16,7%.

Peningkatan Kemampau Melakukan kegiatan menempel

       Kemampuan motorik halus melalui kegiatan menempel dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut.

Peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menempel Kelompok B TK PGRI Candi Bandungan

No

Kategori

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Description: bintang (BB)

22.2%

16.7%

0.0%

2

Description: bintang Description: bintang (MB)

38.9%

22.2%

22.2%

3

Description: bintang Description: bintang Description: bintang (BSH)

27.8%

38.9%

38.9%

4

Description: bintang Description: bintang Description: bintang Description: bintang (BSB)

11.1%

22.2%

38.9%

 

Jumlah

100%

100%

100%

 

 

Hasil Penelitian

      Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat dicapai berdasarkan temuan hasil refleksi dalam siklus I-II yaitu kemampuan motorik halus anak Kelompok B TK PGRI Candi Kec. Bandungan semester I dapat ditingkatkan melalui kegiatan menempel.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Kemampuan motorik halus siswa Kelompok B TK PGRI Candi Kec. Bandungan semester I tahun 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui kegiatan menempel.

2.      TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Kondisi Awal (Prasiklus) nilai BSH dan BSB mencapai 38,9%. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 61,1%. Peningkatan sebesar 22,2%.

3.      TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus I nilai BSH dan BSB mencapai 61,1%. TPP untuk kegiatan melakukan kegiatan menempel pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 77,8%. Peningkatan sebesar 16,7%

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kesimpulan bahwa proses belajar mengajar motorik halus lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa dengan kegiatan menempel. Implikasi dalam pembelajaran adalah guru bisa menggunakan gambar digabungkan dengan teknik montase.

Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di TK PGRI Candi Kec. Bandungan, dapat dajukan saran-saran sebagai berikut:

1.     Bagi guru, dalam pembelajaran khususnya untuk aspek keterampilan motorik halus dalam menempel, perlu memperhatikan keterampilan sebelum menempel yaitu menggunting. Anak perlu dilatih menggunting secara rapi dan baik agar tempelan yang dihasilkan juga baik. Penggunaan berbagai media dalam kegiatan menggunting sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam proses pembelajaran yang menarik minat anak dengan berbagai media yang digunakan dalam kegiatan menggunting.

2.     Senantiasa memberikan dukungan dan peduli terhadap aktivitas anak didik di sekolah khususnya dalam hal belajar dan memberikan stimulus belajar pada anak di rumah dengan mengajak anak bermain menggunakan benda-benda yang dapat digunting dan menempel.

 

 

Daftar Pustaka

Allen dan Marotz. 2010. Profil Perkembangann Anak Prakelahiran Hingga Usia 12 tahun. Jakarta: PT Indeks.

Anonim. 2018. Kreatif Lewat Menggunting dan Menempel. http://pembelajaran-anak.blogspot.com/2008/11/kreatif-lewat-menggunting-menempel.html

Departement Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pengembangan Bidang Fisik/Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.

Halimatus, Sahdiyah. 2015. “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting dan Menempel pada Anak Kelompok B1 di TK ABA Karangbendo Banguntapan Bantul”. PG PAUD. Yogyakarta: UNY

Hurlock, Elizabeth B. 2007. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Ira Widana. 2017. Permainan Keterampilan Menempel Ini Dapat Melatih Kecerdasan Spesial Anak. https://www.goriau.com/berita/pendidikan/permainan-keterampilan-menempel-ini-dapat-melatih-kecerdasan-spesial-anak.html

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Bermain Sambil belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas.

Nurlaila, Iva 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Book Publiher.

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sujiono, Bamang, dkk. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sujiono. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta:UT.

Wing, Angel’s. 2008. Keterampilan Motorik Halus (Fine Motor Skills). www.angelswing.or.id diunduh tanggal 2 Juni 2013

Yuliyani, Ana. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Menggunting dan Menempel Bentuk-Bentuk Geometri di TK ‘Aisyiyah II Makamhaji. Jurusan SI PAUD , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zherly Nadia Wandi. 2015. Menempel Untuk Anak Usia Dini. http://zherlynadiawandi.blogspot.com/2015/12/menempel-untuk-anak-usia-dini.html

Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.