UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA

DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS

MELALUI METODE SQ3R BAGI PESERTA DIDIK KELAS X.2

SMA NEGERI 1 NGUTER SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Hartini

SMA Negeri 1 Nguter, Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca dan Prestasi Belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui metode SQ3R. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X.2 semester 1 tahun 2015/2016 SMA Negeri 1 Nguter. Jumlah peserta didik yang diteliti adalah 31 terdiri dari 12 laki-laki dan 19 perempuan, di mana peneliti adalah guru Bahasa Inggris pada kelas tersebut. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari bulan Juli sampai dengan Desember 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi dan tes. Hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil kondisi awal dengan siklus I, membandingkan antara siklus I dengan siklus II dan membandingkan antara kondisi awal dengan siklus II.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teoretik dan empirik melalui metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca dan Prestasi Belajar Bahasa Inggris bagi peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris yaitu pada kondisi awal sebanyak 5 peserta didik atau 16,13%, pada siklus I sebanyak 9 peserta didik atau 29,03% dan pada siklus II sebanyak 20 peserta didik atau 64,52%. Sedangkan peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris yang mencapai batas tuntas yaitu pada kondisi awal sebanyak 7 peserta diidk atau 22,58%, pada siklus I sebanyak 10 peserta didik atau 32,26% dan pada siklus II sebanyak 20 peserta didik atau 64,52%.

 Kata Kunci: Keterampilan membaca. Prestasi Belajar Bahasa Inggris. SQ3R.

 

PENDAHULUAN                                        

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam mewujudkan tujuan nasional melalui pendididkan. Dalam proses pembelajaran guru menyampaikan ilmu pengetahuan pada peserta didik dengan harapan peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran kemudian mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi, berbagai tuntutan dalam bidang-bidang tertentu tidak dapat dihindari jika kita tidak ingin tertinggal. Perkembangan teknologi juga semakin maju dan kitapun harus mengikuti perkembangannya agar tidak tertinggal.

Bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran yang berperan dalam berbagai sektor. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang dibelajarkan kepada semua peserta didik dari Pendidikan Dasar hingga Pendidikan Menengah dan bahkan Pendidikan Tinggi. Secara tidak langsung, Bahasa Inggris ikut menentukan lulus tidaknya peserta didik karena diujikan secara nasional. Pada era globalisasi, arus mobilisasi sangat tinggi, terjadi percampuran budaya dari berbagai negara di dunia dengan bermacam-macam bahasa. Komunikasi antar negara dapat terjalin jika masing-masing orang menguasai bahasa internasional dengan baik. Aspek yang harus dipelajari dalam Bahasa Inggris hampir sama dengan Bahasa Indonesia yaitu mendengarkan atau menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Semua aspek tersebut memiliki peran yang sama-sama penting. Setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda, memiliki tingkat kecerdasan dan tingkat pemahaman yang berbeda-beda terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris.

Fenomena yang terjadi di kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter menunjukkan pembelajaran Bahasa Inggris belum sesuai yang diharapkan oleh guru. Setiap peserta didik memiliki pandangan yang berbeda terhadap pelajaran Bahasa Inggris, sebagian peserta didik menyukai Bahasa Inggris dan merupakan kebanggaan tersendiri bila dapat berbahasa Inggris. Peserta didik yang tidak menyukai bahasa Inggris juga banyak karena mereka sudah merasa takut sebelum pelajaran dimulai. Mereka memandang Bahasa Inggris sangat jauh berbeda dengan Bahasa Indonesia terutama cara membacanya dan pola kalimatnya. Berdasarkan hasil pengamatan, banyak peserta didik yang masih belum lancar membaca Bahasa Inggris, cara membaca kata-kata tertentu masih salah sehingga artinya berubah.

Keterampilan membaca dan nilai prestasi belajar Bahasa Inggris yang telah dicapai peserta didik kelas X.2 yang berjumlah 31 masih perlu ditingkatkan lagi. Keterampilan membaca peserta didik dengan kategori kurang lancar sejumlah 11 atau 35,48%, kategori cukup lancar sejumlah 15 atau 48,39% dan kategori lancar sejumlah 5 atau 16,13%. Hasil ini menunjukkan kalau keterampilan membaca Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 masih rendah. Sedangkan jika dilihat dari prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 diperoleh nilai rata-rata 63,39, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80. Dilihat dari ketuntasannya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 71 dari 31 peserta didik kelas X.2 terdapat 7 peserta didik tuntas belajar atau 22,58% dan 24 peserta didik tidak tuntas belajar atau 77,42%. Hasil ini menunjukkan kalau prestasi belajar Bahasa Inggirs masih rendah. Peserta didik sebaiknya memiliki keterampilan membaca yang baik karena cara membaca yang tidak tepat berakibat orang lain tidak mengerti dengan yang dikatakan pembicara atau maknanya menjadi berubah dari yang sebenarnya. Peningkatan keterampilan membaca juga harus melalui proses dan latihan yang rutin.

Guru berupaya meningkatkan keterampilan membaca dengan menerapkan metode pembelajaran baru yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan salah sati strategi membaca. Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif peserta didik, yaitu dengan menugaskan peserta didik untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh. Penggunaan metode SQ3R diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Apakah metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca Bahasa Inggirs peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016?

2.      Apakah metode SQ3R dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggirs peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016?

3.      Apakah metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1.      Tujuan umum adalah untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam membaca khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris di SMA.

2.      Tujuan khusus

Untuk meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

KAJIAN TEORI, KERANGKA PERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Pembelajaran

Pembelajaran merupakan upaya seseorang yang bertujuan untuk membekali orang yang belajar. Pembelajaran dilukiskan sebagai upaya orang yang tujuannya membuntu orang belajar, artinya pembelajaran sebagai suatu proses. Pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan pada tahap yang berlangsung secara berkelanjutan. (Hamalik, 1990:70). Jadi, pembelajaran pada hakikatnya adaIah proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Di sisi lain teori yang membahas tentang belajar bahasa kemudian dikenal dengan teori pembelajaran bahasa secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan mang lingkup bidang psikologi. atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu adalah ranah: kognitif, ranah afektif. dan ranah psikomotorik. (Hastuti, 1997:3).

Jadi, dalam pembelajaran bahasa, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menjaga terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik (Mulyasa, 2003:100). Semua kegiatan yang dapat menghasilkan tulisan disebut dengan menulis. Holliday dalum Nunan (1991:84) bahwa menulis telah mengalami perubahan datum masyarakat sebagai hasil dari perubahan kultural akan kebutuhan komunikatif yang tidak dapat segera ditemukanl dalam bahasa ucapan. Sebagai sebuah keterampilan berbahasa, menulis merupakan sebuah kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Untuk menulis sebuah tulisan yang sederhana saja,secara teknis kita dituntut memenuhi persyaratan dasar, seperti· mcnulis karangan yang rumit. Kita harus memilih topik, mengembangkan gagasan, mcnyajikan dalam kalimat yang tersusun secara logis, dan lain sebagainya (Akhadiah, Arsjud, Ridwan, 1996:2).

Metode Pembelajaran

Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal sehingga metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran (Sanjaya, 2008: 189).

Dalam rangka pengajaran, banyak metode alternatif yang dapat dipilih guru. Hanya permasalahannya bagaimana memilih metode yang dapat menampilkan kegiatan belajar anak didik yang optimal dan banyak menampilkan seni-seni keterampilan proses. Dari sinilah diketahui, bahwa metode mengajar mempunyai hubungan erat dengan keterampilan proses dalam bentuk kemampuan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan (Djamarah, 2000: 188).

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Keterampilan Membaca

Membaca dapat didefinisikan “penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis”. Hakikat kegiatan membaca adalah memperoleh makna yang tepat. Pengenalan kata dianggap sebagai suatu prasyarat yang diperlukan bagi komprehensi bacaan., tetapi pengenalan kata tanpa komprehensi sangat kecil nilainya (Harris dan sipay, 1980:447) dalam Zuchdi (2010:19). Menurut Rahmi (2008:2) bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses memmbaca, yaitu recording, decoding, dan meaning.

Menurut Emerald V Dechant, membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Frank Smith mendefinisikan membaca sebagai proses komunikasi yang berupa pemerolehan informasi dari penulis oleh pembaca. Sedangkan David Russel mendefinisakan membaca sebagai tanggapan terhadap pengertian yang dinyatakan penulis dalam kata, kalimat, paragraf atau bentuk yang lebih panjang. Dalam hal ini, termasuk juga proses penemuan pengertian baru secara pribadi oleh pembaca. (Zuchdi, 2010: 19).

Komprehensif membaca merupakan suatu proses yang hambatanya dalam mengingat dan memcahkan masalah. Itulah sebabnya banyak pakar yang menganggap komprehensi membaca sebagai suatu refleksi kerja manusia. Pemahaman membaca melibatkan bahasa, motivasi, persepsi, pengembangan konsep, bahkan keseluruhan pengalaman. Selama membaca kita memberikan tanggapan kepada rangsangan yang bersifat simbolik yakni kata-kata yang ada dalam bacaan (johnson dan pearson, 1978) dalam Zuchdi (2010: 23).

Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)

Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif peserta didik, yaitu dengan menugaskan peserta didik untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), guru menginformasikan pada peserta didik agar memperhatikan makna dari bacaan, memberikan tugas pada peserta didik untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan dengan menggunakan kata apa, mengapa, siapa dan bagaimana. Read dengan membaca teks dan cari jawabanya,. Guru memberikan tugas pada peserta didik untuk membaca dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama). Guru meminta peserta didik menginformasikan materi yang ada pada bacaan dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh. Guru menugaskan peserta didik membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya, guru meminta peserta didik membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan bacaannya

Kerangka Berpikir

Pembelajaran Bahasa Inggris yang berlangsung di kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter masih menemui berbagai kendala sehingga tujuan pembelajaran belum bisa tercapai. Peserta didik sering kesulitan belajar Bahasa Inggris misalnya kurangnya ketrampilan membaca bahasa Inggris. Kadang-kadang membaca satu kalimat saja, mereka tidak lancar dan intonasinya tidak tepat, pemenggalan kata yang salah sehingga dapat mengubah arti. Guru mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode SQ3R yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa inggris.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi lokasi dan waktu penelitian, yaitu:

1.     Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Nguter yang beralamatkan di Ds. Nguter, Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

2.     Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 selama 6 bulan tepatnya bulan Juli sampai Desember 2015.

 

 

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.       

Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari data peserta didik kelas X. 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 misalnya jumlah peserta didik, data guru dan karyawan, daftar nilai Bahasa Inggris.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti mengamati komponen ruang/tempat, perilaku sosial, dan kegiatan/aktivitas yang dilakukan sehari-hari di sekolah. Peneliti ingin mengetahui bagaimana partisipasi personel sekolah secara langsung terhadap perencanaan pelaksanaan dan evaluasi dari pihak sekolah.

Wawancara dalam penelitian tindakan kelas mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berstruktur, tidak dibakukan dan bersifat terbuka (open ended). Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang mendalam (in-depth interviewing). Artinya, wawancara tersebut dilakukan pertemuan secara langsung dan terus menerus antara peneliti dan narasumber (informan) untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan peneliti. Informan atau narasumber yang bisa diwawancarai meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik.

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Metode ini digunakan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya yang terkait dengan data-data tertulis tentang karakteristik fisik sekolah unggul di SMA Negeri 1 Nguter.

Validasi Data

Triangulasi metode dilakukan dengan menguji keabsahan data hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, wakasek, peserta didik dan komite sekolah dibandingkan dengan hasil pengamatan di sekolah, dokumen-dokumen yang dikumpulkan selama penelitian, dan dengan dokumentasi yang dikumpulkan. Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru-guru atau wakil kepala sekolah atau informan lainnya. Triangulasi teori untuk mengetahui apakah ada keparalelan antara hasil penelitian yang dilakukan dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

Analisis Data

analisis data kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Indikator Kinerja

Suatu rencana program kerja alangkah lebih baiknya jika mempunyai indikator kinerja, agar pelaksanaannya dapat mendatangkan hasil yang positif dan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Indikator kinerja pada penelitian ini diharapkan akan terlihat di setiap siklus yang menunjukkan suatu hasil yang positif yang berdampak pada peningkatan hasil akhir. Perlu diketahui, biasanya pada penerapan metode baru tidak akan berdampak banyak, hal ini disebabkan karena perlu adanya adaptasi bagi semua elemen yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris pada peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter dapat meningkat. Hal ini pasti juga ditandai dengan meningkatnya nilai peserta didik.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi dimana guru belum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter masih mengalami banyak kendala. Guru sendiri memaklumi mengapa sebagian peserta didik tidak menyukai Bahasa Inggris. Mereka memandang Bahasa Inggris sangat jauh berbeda dengan bahasa Indonesia terutama cara membacanya dan pola kalimatnya. Bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional, cukup berperan dalam berbagai sektor misalnya sektor pariwisata, industri, perdagangan dan sebagainya. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional.

Berdasarkan hasil pengamatan, banyak peserta didik yang masih belum lancar membaca Bahasa Inggris, cara membaca kata-kata tertentu masih salah sehingga artinya berubah. Keterampilan membaca dan nilai prestasi belajar Bahasa Inggris yang telah dicapai peserta didik kelas X.2 yang berjumlah 31 masih perlu ditingkatkan lagi. Keterampilan membaca peserta didik dengan kategori kurang lancar sejumlah 11 atau 35,48%, kategori cukup lancar sejumlah 15 atau 48,39% dan kategori lancar sejumlah 5 atau 16,13%. Hasil ini menunjukkan kalau keterampilan membaca Bahasa Inggris peserta didik kelas X. 2 masih rendah. Sedangkan jika dilihat dari prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X. 2 diperoleh nilai rata-rata 63,39, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80. Dilihat dari ketuntasannya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 71 dari 31 peserta didik kelas X. 2 terdapat 7 peserta didik tuntas belajar atau 22,58% dan 24 peserta didik tidak tuntas belajar atau 77,42% seperti tampak dalam Tabel 4.1. Hasil ini menunjukkan kalau prestasi belajar Bahasa Inggirs masih rendah. Guru berupaya untuk meningkatkan keterampilan membaca dan hasil Bahasa Inggris dengan menerapkan metode SQ3R dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang diharapkan juga dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris.

PEMBAHASAN

Prosedur penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/tindakan (acting), 3) Observasi (observing), 4) Refleksi (refleting) yang dilaksanankan melalui 2 siklus. Penelitian ini menggunakan metode SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter karena pada kondisi awal, keterampilan membaca masih kurang dan prestasi belajar bahasa Inggris yang masih rendah. Keterampilan membaca peserta didik dengan kategori kurang lancar sejumlah 11 atau 35,48%, cukup lancar sejumlah 15 atau 48,39% dan lancar sejumlah 5 atau 16,13%. Hasil ini menunjukkan keterampilan membaca Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 masih rendah. prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 diperoleh nilai rata-rata 63,39, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80. Dilihat dari ketuntasannya dengan KKM 71 dari 31 peserta didik kelas X.2 terdapat 7 peserta didik tuntas belajar atau 22,58% dan 24 peserta didik tidak tuntas belajar atau 77,42%. Hasil ini menunjukkan kalau prestasi belajar Bahasa Inggirs masih rendah. Guru berupaya untuk meningkatkan keterampilan membaca dan hasil Bahasa Inggris dengan menerapkan metode SQ3R dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang diharapkan juga dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris.

Siklus I merupakan awal penelitian dimana guru menggunakan metode SQ3R sehingga masih banyak peserta didik yang bingung dengan metode tersebut. Peserta didik membaca dan mencermati teks yang diberikan oleh guru. Mereka membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakan tugas dari guru. Pada akhir pembelajaran guru meminta setiap peserta didik membaca teks tersebut, hasilnya ada yang sudah bagus dan ada pula yang kurang. Hal ini ditunjukkan dengan kesalahan pengucapan kata yang dilakukan oleh sebagian peserta didik, selain itu ada beberapa peserta didik yang terlihat nervous sehingga tidak lancar dalam membaca. Salah satu kekurangan pada siklus I adalah kesalahan dalam membaca kata-kata tertentu. Kekurangan tersebut perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Siklus I juga memiliki sisi positif dimana keterampilan membaca sudah lebih baik dibandingkan kondisi awal. sehingga nilai rata-rata kelas juga meningkat. Pada siklus I keterampilan membaca peserta didik dengan kategori kurang lancar sejumlah 8 atau 25,81%, cukup lancar sejumlah 14 atau 45,16% dan lancar sejumlah 9 atau 29,03%. Hasil ini menunjukkan keterampilan membaca Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 pada siklus I juga masih rendah. Sedangkan jika dilihat dari prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 diperoleh nilai rata-rata 67,74, nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 90. Dilihat dari ketuntasannya dengan KKM 71 dari 31 peserta didik kelas X.2 terdapat 10 peserta didik tuntas belajar atau 32,26% dan 21 peserta didik tidak tuntas belajar atau 67,74%. Hasil ini menunjukkan prestasi belajar Bahasa Inggris juga masih tergolong rendah.

Penelitian dilanjutkan ke siklus II, guru membagi kelas menjadi 8 kelompok dan masing-masing mendapat teks. Selama melakukan proses SQ3R (Survey, Question, Read, Recite and Review) peserta didik membaca dan mencermati teks berulang-ulang. Hal ini dapat juga disebut latihan yang rutin karena untuk memperoleh ketrampilan membaca yang baik, peserta didik harus banyak berlatih. Setiap anggota kelompok membaca teks, dan mereka tidak terlihat gugup, pemenggalan dan pengejaannya sudah tepat. Daftar kosakata ternyata dapat membantu peserta didik sehingga lebih lancar dalam membaca. Pada siklus II keterampilan membaca peserta didik dengan kategori kurang lancar sejumlah 1 atau 3,22%, cukup lancar sejumlah 10 atau 32,26% dan lancar sejumlah 20 atau 64,52%. Hasil ini menunjukkan kalau keterampilan membaca Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 pada siklus II sudah menunjukkan kondisi yang meningkat. Sedangkan jika dilihat dari prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 diperoleh nilai rata-rata 75,61, nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 95. Dilihat dari ketuntasannya dengan KKM 71 dari 31 peserta didik kelas X.2 terdapat 20 peserta didik tuntas belajar atau 64,52% dan 11 peserta didik tidak tuntas belajar atau 35,48%. Hasil ini menunjukkan prestasi belajar Bahasa Inggris masih banyak yang di bawah KKM.

 

Hasil Tindakan

Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Peningkatan keterampilan membaca berlangsung secara bertahap dengan menyusun langkah perbaikan di setiap siklusnya. Pada siklus I, peserta didik dalam mengerjakan tugas baru sekitar 65% tingkat kemampuannya walaupun teks bacaan masih sederhana. Siklus I belum menunjukkan peningkatan keterampilan membaca yang signifikan. Pada akhir pembelajaran guru meminta setiap peserta didik membaca teks tersebut, hasilnya ada yang sudah bagus dan ada pula yang kurang. Hal ini ditunjukkan dengan kesalahan pengucapan kata yang dilakukan oleh sebagian peserta didik, selain itu ada beberapa peserta didik yang terlihat nervous sehingga tidak lancar dalam membaca.

Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II dimana guru memberikan daftar kosakata. Seperti pada siklus I, guru juga memberikan teks bacaan pada peserta didik. Prosesnya sama dengan siklus I, melalui tahap survey, question, read, recite dan review. Setiap kelompok dapat mengemukakan materi yang ada dalam bacaan. Contoh cara membaca teks Bahasa Inggris yang telah diberikan oleh guru dapat dijadikan pedomen sehingga peserta didik dapat membaca dengan lancar.

PENUTUP

Simpulan

1.     Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan baik secara teoretik maupun empirik keterampilan membaca belajar Bahasa Inggris meningkat.

2.     Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan baik secara teoretik maupun empirik keterampilan membaca belajar Bahasa Inggris meningkat.

3.     Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas X.2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan baik secara teoritik maupun empirik keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris meningkat.

Implikasi

Peran Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional bagian yang sangat penting. Selain digunakan sebagai media untuk berkomunikasi juga digunakan untuk menguasai teknologi yang perkembangannya menuntut kita untuk mempelajarinya lebih dalam. Penguasaan bahasa Inggris sangat penting apalagi di zaman maju seperti sekarang. Penerapan metode SQ3R pada pembelajaran Bahasa Inggris di X.2 SMA Negeri 1 Nguter telah berhasil meningkatkan keterampilan membaca dan prestasi belajar Bahasa Inggris. Keberhasilan tersebut merupakan suatu hasil kreatifitas guru dalam penggunaan suatu metode belajar yang aktual dan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Peningkatan keterampilan membaca dapat memacu peningkatan prestasi belajar.

 

Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah perlunya melakukan studi banding dengan sekolah lain yang juga menerapkan metode SQ3R pada pembelajaran Bahasa Inggris oleh personil sekolah sehingga dapat menambah wawasan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan metode Benchmarking, dimana sekolah mengambil contoh sekolah lain yang lebih unggul sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Apabila ada sesuatu yang baru maka bisa diterapkan di sekolah tersebut sehingga dapat memaksimalkan tujuan pembelajaran. Pembelajaran bahasa pada aspek membaca juga membutuhkan latihan rutin sehingga peserta didik akan terbiasa.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah S. Arsjad, M.G., Ridwan, A.H., 1993. Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rhineka Cipta.

Budiningsih, S.2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jogjakarta

Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara-Jakarta.

Mantja, W. 2009. Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Malang: Elang Mas.

Miles, B. Matthew dan Huberman A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Muhfida. 2008. Model Pembelajaran. Diakses dari www.muhfida.com/model pembelajaran.html pada tanggal 8 Mei 2009.

Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosdakarya-Bandung

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya

Nunan, David. 1991. Second Language Teaching & Learning. Boston, MA: Heile &h Heinle Publishers.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sutikno, S. 2010. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram: NTP Press

Yamin, Martinus. 2008. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS Press.

Zuchdi. 2010. Metode Pengumpulan Data Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya