UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS NASKAH DRAMA

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Martini

SMP Negeri 2 Sidoharjo, Sragen

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan: 1) Meningatkan keterampilan menulis naskah drama melalui penerapan pendekatakan kontekstual pada siswa . 2) Meningkatkan minat menulis naskah drama melalui pendekatan kontekstual pada siswa. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelasIXID SMPN 2 Sidoharjo dengan mengggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Subjek penelitian adalah siswa kelas IXD SMPN 2 Sidoharjo yang berjumlah 32 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan analisis secara deskriptif, yakni membandingkan: minat belajar siswa dan nilai tes keterampilan menulis naskah drama antarsiklus. Analisis nilai tes dilakukan sebelum dan setelah melalui pendekatan kontekstual/CTLsebanyak tiga siklus. Kemudian, data berupa skor minat belajar siswa, serta nilai keterampilan menulis naskah drama antasiklus dibandingkan hingga hasilnya mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama pada siswa kelas IXD SMPN 2 Sidoharjo . Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dapat diketahui dari data awal nilai rata-rata hanya 66,25 sedangkan ketuntasan secara klasikal 47,92%. Nilai rata-rata siklus I sebesar 69,38 ketuntasan secara klasikal telah mencapai 62,50%. Nilai rata-rata siklus II sebesar72,92 ketuntasan secara klasikal telah mencapai 77,08%. Nilai rata-rata keterampilan menulis siklus III sebesar 77,50 ketuntasan secara klasikal sebesar 91,67%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata maupun ketuntasan kelasikal yang dicapai siswa telah memenuhi indikator kinerja. 2) Melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa kelas IXD SMP N 2 Sidoharjo. Peningkatan minat belajar diketahui dari meningkatnya minat belajar selama mengikuti pembelajaran melalui lembar pengamatan. Minat belajar keterampilan menulis naskah drama siklus I ketuntasan klasikal sebesar 61,46%, siklus ke II meningkat menjadi 67,50%, dan siklus III meningkat menjadi 76,46%. Hasil tindakan melalui pendekatan CTL diketahui jumlah siswa mendapat skor 75 ke atas mencapai 76,46% sehingga diasumsikan bahwa sebagian besar siswa telah menuntaskan minat belajar keterampilan menulis naskah drama.

Kata Kunci: Bahasa Indonesia, keterampilan menulis naskah drama, dan pendekatan konstektul.


PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, di luar ketentuan yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru dan siswa kurang termotivasi untuk meningkatkan keterampilan menulis. Selama ini guru dan siswa lebih asyik dengan LKSnya. Upaya untuk meningkat-kan keterampilan menulis dan menarik minat siswa, digunakanlah suatu pendekat-an kontekstual yang menekankan pada materi yang digunakan sehari-hari. Keada-an pembelajaran yang demikian, tentu dapat meningkatkan keterampilan menulis dan minat siswa.

Untuk lebih meningkatkan hal ter-sebut, perlu diupayakan bentuk pembela-jaran menulis yang lebih memberdayakan siswa, yakni pembelajaran dengan meng-gunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama dan minat siswa .Model CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengeta-huan yang dimilikinya dengan penerapan-nya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Sardi-man, AM., 2007: 222). Tanpa harus merasa tertekan dan terpaku di tempat duduk, guru dapat membimbing siswa ke luar kelas untuk mengamati objek yang menjadi tema tulisan sehingga secara kontekstual siswa dapat mendiskripsikan tulisannya secara konkret. Dengan demikian, keterampilan menulis dan minat menulis para siswa diharapkan dapat meningkat.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masa-lah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.   Apakah penerapan pendekatan kon-tekstual dapat meningkatkan keteram-pilan menulis naskah drama pada siswa Kelas IXD SMPN 2 Sidoharjo tahun pelajaran 2014 / 2015?

2.   Apakah penerapan pendekatan kon-tekstual dapat meningkatkan minat menulis naskah drama pada siswa Kelas IXD SMPN 2 Sidoharjo tahun pelajaran 2014 / 2015?

KAJIAN TEORI

Hakikat Keterampilan

Menurut Bormouth yang dikutip Zuchdi (2007: 22), “keterampilan adalah kemampuan yang digeneralisasi, yang memungkinan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh dari kegiatan”.

Hakikat Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tiga keterampilan yang lain adalah menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis, menurut White dan Arnd (1997: 3), bukanlah urusan sederhana dan menuliskan bahasa ke Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Dan Minat Melalui Pendekatan Kontekstual dalam lambang tulisan; menulis merupakan suatu proses berpikir dalam kebenaran yang dimilikinya.

Pengajaran Menulis

Pengajaran bahasa Indonesia di SMP, khususnya menulis harus direncana-kan dengan cermat agar kegiatan yang dilakukan guru dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya. Peranan pengajaran itu sendiri merupakan keseluruhan proses pemikiran tentang hal-hal yang perlu diker-jakan secara sistematis. Perencanaan pengajaran berkaitan dengan kebutuhan, tujuan, pengembangan bahan ajar, dan strategi kegiatan belajar mengajar (KBM). Syafi’e (1996: 22) berpendapat bahwa perencanaan pengajaran bahasa Indonesia merupakan suatu sistem yang memiliki sejumlah komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen itu adalah: (1) tujuan yang hendak dicapai; (2) materi; (3) metode, teknik dan pengalaman belajar siswa; dan (4) evaluasi keberhasilan belajar. Keempat hal diatas harus dirumuskan secara jelas dalam setiap perencanaan pengajaran, tujuan pengajar-an (umum maupun khusus) mengacu pada kurikulum yang berlaku. materi pembelajaran harus dirancang agar sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

Pengertian drama

Kata drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, belaku,bertindak, atau bereaksi dan sebagainya (Harymawan, 1988:1). Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid yaitu drama bermaksud untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Jadi, pengertian drama adalah jenis sastra berupa lakon yang ditulis dengan dialog-dialog yang memperhatikan unsur-unsur dengan gerak atau perbuatan yang akan dipentaskan di atas panggung.

Unsur-unsur Intrinsik Drama

Pembelajaran tentang memahami drama terutama menitikberatkan pada pemahaman unsur-unsur intrinsik drama yang telah disesuai dengan standar kompetensi bahwa anak harus mampu mengidentifikasi berbagai unsur (tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita, dan amanat) dari teks drama . Berdasarkan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh anak dalam pemahaman drama yaitu mengidentifikasi unsur intrisik yang terdiri dari unsur-unsur pembangun struktur tokoh, sifat/karakter, alur, latar/setting, tema dan amanat, maka bahasan dalam pemahaman drama yaitu: (a) Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita. Tokoh memiliki fisik, sikap, tingkah laku tertentu, atau watak-watak tertentu; (b) Sifat atau watak adalah karakter yang muncul dari dalam diri seorang tokoh.

Tokoh dalam karya sastra memiliki perwatakan. Adanya watak yang berbeda-beda menyebabkan timbulnya peristiwa atau konflik yang membuat cerita semakin menarik; (c) Alur adalah jalan cerita yang dimulai dengan perkenalan, awal masalah, menuju klimaks, klimaks dan penyelesaian; (d) Latar adalah gambaran tentang tempat, suasana, dan waktu. Latar dapat juga menunjukkan ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya; (e) Tema menurut Poerwadarminto (185: 1040) tema adalah pokok pikiran. Tema mesti dibedakan dengan nilai moral atau amanat; dan (f) Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan penulis dari sebuah cerita yang dipertunjukkan sehingga tertanam langsung ke dalam benak para penonton dramanya.

Menulis teks drama

Menulis teks drama menurut Hamalik (2001:57) adalah mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teks drama sebagai salah satu genre sastra dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (semantik, makna). Wujud fisik sebuah teks drama adalah dialog atau ragam tutur. Langkah-langkah menulis teks drama dimulai dari merumuskan tema atau gagasan, mendeskripsikan penokohan atau memberi nama tokoh, membuat garis besar isi cerita, mengembangkan garis besar isi cerita ke dalam dialog-dialog, membuat petunjuk pementasan yang biasanya ditulis dalam tanda kurung maupun dapat ditulis dengan huruf miring atau huruf kapital semua, dan memberi judul pada teks drama yang sudah ditulis.

Materi menulis tersebut diharapkan siswa mempunyai kompetensi yang lebih baik. Siswa yang dapat membuat suatu tulisan dengan baik berarti menguasai tata bahasa, mempunyai perbendaharaan kata, dan mempunyai kemampuan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Dan Minat Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa.Dengan demikian, tulisan siswa dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Menumbuhkan budaya menulis di kalangan siswa, perlu dibutuhkan kerjasa-ma yang baik antara guru dan siswa. Proses belajar mengajar harus dikelola dengan baik dengan menciptakan suasana belajar yang menantang, menarik, menyenangkan, dan mendukung. Salah satu kiat yang dapat diterapkan agar siswa terampil dalam menulis (Muchdi, 2005: 35) adalah:

1)   Perlu diperkuat sumber inspirasi atau imajinasi.

2)   Ditulis apa yang terpikir saat itu.

3)   Tidak menunda.

4)   Tidak ragu-ragu.

5)   Harus bersungguh-sungguh.

6)   Tidak mudah putus asa.

7)   Teknik Penilaian Hasil Penulisan

Asesmen adalah teknik yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran ba-hasa Indonesia di Sekolah Menegah Pertama karena, teknik ini berusaha membantu memonitor apa yang telah dicapai siswa, yang dihadapi siswa dan pola belajar siswa. Assesmen sangat berbeda dengan tes konvensonal dalam banyak hal, bahkan bentuk assesmen yang akan digunakan diserahkan sepenuhnya kepada guru untuk berkreativitas. Semua kreativitas dan kegiatan guru, apapun itu bentuknya yang dapat mengungkapkan perkembangan belajar siswa (apa yang telah dicapai siswa, kesulitan yang dihadapi siswa dan pola belajar siswa), itu semua adalah asesmen. Untuk memperoleh gambaran capaian hasil belajar siswa secara akurat, perlu dilakukan asesmen yang holistic (menyeluruh) seperti: nontes, tes, proses dan hasil (Abbas, 2006: 171).

Simpulan dari pendapat pakar mengenai penilaian pembelajaran menulis adalah untuk mengetahui apakah proses dan hasil pembelajaran telah disesuai dengan tujuan atau kriteria yang diterapkan, dan berperan memberikan informasi tentang ada tidaknya perubahan yang terjadi pada siswa dan seberapa besar perubahan itu. Hartfield (dalam Nurgiyantoro, 2001: 307) menyatakan bahwa salah satu model penilaian terhadap deskripsi siswa yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan mempergunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Dan Minat Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa memberikan skor yang dapat dipertang-gungjawabkan.

Pendekatan Kontekstual/CTL (Con-textual Teaching and Learning)

Pendekatan kontekstual merupa-kan proses pembelajaran dengan pengala-man secara langsung. Pendekatan CTL oleh para pakar diterjemahkah ke dalam Bahasa Indonesia dengan pendekatan kontekstual. Sungkono (2003: 5) mengungkapkan pembelajaran kontekstual atau CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research(CAR). Dengan teknik analisis data adalah analisis kritis dan analisis komparasi. Teknik analisis kritis adalah teknik analisis mencakup kegiatan mengungkap kelemahan maupun kelebihan siswa dalam proses belajar pembelajaran. Teknik analisis komparasi dalam penelitian ini adalah memadukan hasil penelitian siklus pertama dan kedua, siklus kedua dan ketiga.

PEMBAHASAN MASALAH

Nilai keterampilan menulis naskah drama melalui pendekatan CTL pada siswa Kelas IXD Semester 1 SMPN 2 Sidoharjo siklus I ketuntasan klasikal sebesar 61,46%, siklus II meningkat menjadi 67,50%, dan siklus III meningkat menjadi 76,46%. Hasil tindakan melalui pendekatan CTL diketahui jumlah siswa mendapat skor 75 ke atas mencapai 76,46% sehingga diasumsikan bahwa sebagian besar siswa telah menuntaskan minat belajar keterampilan menulis naskah drama.

Berdasarkan hasil pengamatan, dengan upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pada pembelajaran keterampilan menulis naskah drama melalui pendekatan CTL mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari naiknya persentase minat belajar yang diperoleh siswa.

Tabel Per Siklus

Siklus

Nilai Rata-rata

Peningkatan

Siklus I

61,46

Siklus II

67,50

6,04

Siklus III

76,46

8.96

Dari hasil tindakan melalui pende-katan CTL dapat diketahui jumlah siswa mendapat skor 76,46% sehingga diasumsi-kan bahwa sebagian besar siswa telah menuntaskan belajar keterampilan menulis. Hasil penelitian ini bila dikaitkan dengan teori masih relevan. prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik intern maupun ekstern. Model pembelajar-an melalui pendekatan CTL termasuk faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi nilai keterampilan menulis.

Dengan diterapkannya pendekatan CTL, peranan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama lebih diberdayakan. Beberapa hal yang mendapat perhatian khusus dalam proses pembelajaran melalui pendekatan CTL dapat berlangsung secara optimal. Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), akan terjalin suasana belajar yang mengutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan ber-gairah, pembelajaran terintegrasi, meng-gunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, guru kreatif. Siswa dapat mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya, menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang dihadapi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama pada siswa Kelas IXD Semester 1 SMPN 2 Sidoharjo. Pening-katan keterampilan menulis naskah drama dapat diketahui dari data awal nilai rata-rata keterampilan menulis naskah drama. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata maupun ketuntasan klasikal yang dicapai siswa telah memenuhi indikator kinerja.

2. Melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan minat belajar menulis naskah drama pada siswa Kelas IXD Semester 1 SMPN 2 Sidoharjo. Minat belajar menulis naskah drama dapat diketahui dari meningkatnya minat belajar siswa selama mengikuti pembelajaran melalui lembar pengamatan. Minat belajar menulis naskah drama mencapai 76,46% sehingga diasumsikan bahwa sebagian besar siswa telah menuntaskan minat belajar menulis naskah drama.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan CTL ternyata dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa Kelas IXD SMPN 2 Sidoharjo. Kendatipun hal demikian tidak mudah untuk dilaksanakan, setidak-tidaknya guru harus dapat memberikan ruang gerak yang lebih luas demi kepentingan minat belajar siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis.

Penerapan pendekatan CTL dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar menulis siswa. Pendekatan CTL adalah pembelajaran yang mengutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, guru kreatif. Siswa dapat mengkonstruksikan sendiri pengeta-huannya, menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang dihadapi. Siswa yang biasanya pasif menerima pelajaran menurut perintah atau petunjuk guru, berubah menjadi siswa yang aktif menentukan sendiri bagaimana teknik-teknik dan langkah-langkah menulis tanpa banyak diintervasi oleh guru, yaitu siswa beraktivitas bersama kelompoknya guna mendapatkan bahan atau gagasan untuk menulis. Dengan demikian, siswa lebih banyak praktik dan berlatih menulis, tidak hanya sekedar teori.

Pada akhir pembelajaran, siswa dapat merefleksi Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Dan Minat Melalui Pendekatan Kontekstual bahwa menulis bukanlah hal yang membosankan, siswa merasa ada ketertarikan untuk mencoba dan terus berlatih sehingga berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan menulis. Mengingat pendekatan CTL dapat meningkatkan keterampilan dan minat menulis siswa, maka diharapkan pendekat-an CTL dapat diterapkan di dalam pembe-lajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis naskah drama. Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam menulis maupun mengikuti pembelajaran menulis, sebagai implikasi dari hasil penelitian adalah:

1.   Melibatkan perasaan dan emosi siswa.

Kegiatan menulis tidak hanya ber-urusan dengan masalah logika (perencana-an, outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, tanda baca) tetapi juga berkaitan dengan perasaan/emosi (se-mangat, kesadaran, ketertarikan, senang, imajinasi, gairah, unsur kebaruan dan kegembiraan). Kendatipun proses lengkap pembelajaran menulis melibatkan kedua unsur (logika dan perasaan/emosi) dengan cara yang bervariasi, namun peran perasaan (senang, tertarik, gembira, bergairah) harus didahulukan karena perasaan inilah sumber munculnya gairah dan gagasan-gagasan baru untuk kemudi-an mau menulis.

2.   Memilih materi pembelajaran.

Pemilihan materi pembelajaran yang kaitkan dengan kehidupan nyata siswa, dapat menjadikan pembelajaran tersebut benar-benar diminati siswa. Mereka dapat belajar dalam suasana senang, tidak tertekan, dan merasa bahwa materi yang dipelajari itu bermanfaat bagi dirinya.

3.   Memberikan keteladanan.

Guru perlu memberikan sikap ke-tertarikannya terhadap bidang tulis-menulis. Sikap yang ditunjukkan oleh guru sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap tumbuh kembangnya minat belajar siswa demi peningkatan keterampil-an menulis. Apabila guru memiliki tulisan yang pernah dipublikasikan, memenangkan lomba, dan sebagainya dapat ditunjukkan dalam rangka memotivasi siswa, dan meningkatkan keterampilan menulis.

4.   Meningkatkan pengetahuan.

Untuk terus meningkatkan kete-rampilan menulis, siswa perlu didorong untuk selalu menambah wawasan dengan membaca buku-buku khususnya yang berkaitan dengan bidang menulis.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 2002. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas.

Pendektan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Dirjen Depdiknas.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2004. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit Kaifa PT Mizan Pustaka.

Fananie, Zainuddin. 1997. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Surabaya: Muhammadiyah University Press.

Winkel, WS. 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Faudy, Amir dan Suwandi, Sawiji. 2005. Permasalahan dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar dan Upaya Pemecahannya. Dalam Jurnal Pendidikan Vol II No. 1 Juni 2005. Madiun: IKIP PGRI.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slamet, St. Y. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmana. 2005. “Menumbuhkan Budaya Menulis di Kalangan Siswa” dalam Bulletin Pusat

Perbukuan. Volume 11, Januari-Juni 2005. Jakarta: Pusat Perbukuan.

 

Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika Proposal dan Pelaporannya. Jakarta: Bumi Aksara