UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS III

PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI LINGKUNGAN SEKITAR

MELALUI MEDIA GAMBAR DI SD KATOLIK 085 MAULOO

 

Dolorosa Asunta Erty

Guru di SD Katolik 085 Mauloo, Paga, Sikka, NTT

ABSTRACT

This study aims to increase interest in social studies. By using images media, students in class of III SD Katolik Mauloo be pleased to learn IPS and IPS easy to understand the concept, so that social studies is no longer a subject that feels spacious and tough, but being a pleasant subjects. This research was conducted in SD Katolik Mauloo. Total students are twenty three, comparising twelve boys and eleven female students. This research is a classroom action research (PTK), with three cycles, each cycle consisting of four phases: planning, action, observation and reflection. Data collected through observation, tests, interviews, and documentation. Analysis of the data used is data reduction, data presentation and conclusion. The results of the analysis of the action pre-cycle, the first cycle, second cycle and third cycle, suggesting that the social studies learning by using media images are varied, such as document family form of ID card, driver’s license, KK and pictures of family photos, family tree, actually may increase interest in learning IPS. Results of preliminary tests first cycle of pre-cycle average 5.33 average test results the end of the first cycle of 7.11, the average yield of the end of the second cycle test 8.00 and the average yield. Social studies lesson in class of III SD Katolik 085 Mauloo, which was supposed to be broad and boring lessons interesting and fun student.

Keywords: Learning Outcomes, Lessons of IPS, Image Media

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar IPS. Dengan menggunakan media gambar, siswa kelas III SD Katolik Mauloo menjadi senang belajar IPS dan mudah memahami konsep IPS, sehingga mata pelajaran IPS tidak lagi menjadi mata pelajaran yang dirasa luas dan sulit, tetapi menjadi mata pelajaran yang menyenangkan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Katolik Mauloo. Jumlah siswa keseluruhan siswa adalah 23 orang, yang terdiri 12 siswa putra dan 11 siswa putri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis tindakan pra siklus,siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga, menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar secara bervariasi, seperti dokumen keluarga berupa KTP,SIM,KK dan gambar foto keluarga,silsilah keluarga, betul-betul dapat meningkatkan minat belajar IPS. Hasil tes awal siklus pertama pra siklus rata-rata 5,33 hasil tes rata-rata akhir siklus pertama 7,11, hasil rata-rata tes akhir siklus kedua 8,00. Pelajaran IPS di kelas III SD Katolik 085 Mauloo, yang semula dianggap luas dan membosankan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Mata Pelajaran IPS, Media Gambar

 

 

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan. Ruang lingkup pengetahuan sosial terdiri dari keluarga, masyarakat setempat, uang, tabungan, pajak, ekonomi setempat, wilayah provinsi, wilayah kepulauan, pemerintah daerah, dan Negara Republik Indonesia serta pengenalan kawasan dunia. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini. Ruang lingkup materi sejarah terdiri dari sejarah lokal, kerajaan-kerajaan di Indonesia, tokoh dan peristiwa, bangunan bersejarah, Indonesia pada zaman penjajahan Portugis, Spanyol, Belanda, masa pendudukan Jepang dan beberapa peristiwa penting masa kemerdekaan serta kejadian masa kini. Dengan demikian materi IPS selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman, sehingga semakin lama materi IPS semakin luas.

Materi IPS di sekolah dasar sangat luas, padat, dan selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman, tidak hanya dirasa oleh siswa, namun juga dirasakaan oleh semua guru SD. Alokasi waktu yang tidak seimbang dengan luasnya materi, membuat guru IPS di SD Katolik 085 Mauloo merasa berat. Keadaan ini mempengaruhi kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS. Penggunaan metode dan media pembelajaran juga terpengaruh oleh target pencapaian kurikulum.

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, guru SD Katolik 085 Mauloo belum menggunakan media gambar secara efektif. Media gambar yang telah tersedia di kelas seperti dokumen pribadi,dokumen keluarga belum digunakan secara maksimal. Media gambar yang tersedia lebih banyak berfungsi sebagai pemenuhan administrasi sekolah dan hiasan kelas, dibanding dengan fungsi media yang sebenarnya untuk membantu siswa dalam belajar.

Media gambar sebagai hasil teknologi pendidikan yang memiliki pengaruh yang besar dalam pengembangan kurikulum yang lebih sistematis dan empiris belum diterapkan secara baik dalam proses pembelajaran. Penggunaan media gambar dokumen keluarga masih kurang bermakna karena hanya sepintas. Dalam proses pembelajaran IPS guru banyak mengandalkan gambar-gambar yang terdapat dalam buku paket yang sebenarnya gambar tersebut kurang menarik perhatian siswa. Sehingga proses pembelajaran kurang menarik minat belajar siswa. Kurangnya penggunaan media gambar mengakibatkan proses pembelajaran kurang menarik minat belajar siswa dan sebagai akibatnya siswa kurang dapat memahami konsep secara baik.

Perkembangan anak usia 7-11 tahun berada pada taraf berpikir konkret, artinya siswa sekolah dasar akan lebih mudah memahami sesuatu apabila hal tersebut konkret. Dengan demikian penggunaan media gambar di SD Katolik 085 Mauloo betul-betul diperlukan untuk meningkatkan pemahaman konsep. Dengan menggunakan media gambar siswa sekolah dasar lebih senang mengikuti pembelajaran dan lebih mudah dalam memahami konsep.

Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru di madrasah ibtidaiyah masih konvensional. Peranan guru dalam proses pembelajaran masih menganggap siswa sebagai objek pembelajaran, belum dapat menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran guru lebih banyak aktif dari pada siswa. Dalam proses pembelajaran kegiatan siswa lebih banyak mendengarkan keterangan guru dan mencatat sehingga banyak waktu yang digunakan untuk mencatat. Kegiatan mencatat ini belum dapat meningkatkan pemahaman konsep secara baik. Karena catatan siswa pada umumnya tidak lengkap bahkan kadang-kadang tidak jelas.Untuk meningkatkan minat belajar siswa di sekolah dasar pendekatan yang paling tepat adalah pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dan pendekatan proses atau pembelajaran siswa aktif. Keluasan dan kedalam materi IPS harus dicapai dengan cara belajar siswa aktif.Usaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan, mandiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat,serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan pendidikan yang mampu melihat kaitan antara ciri-ciri manusia tersebut,dengan prkatek-praktek pendidikan dan pembelajaran untuk mewujudkannya (C.Asri Budiningsih, 2004: 64).

Pada umumnya siswa di SD Katolik 085 Mauloo di wilayah Kecamatan Paga tidak memiliki buku paket. Jumlah siswa yang memiliki buku paket hanya sebagian saja. Keadaan ini sangat mempengaruhi strategi pembelajaran baik dalam keaktifan siswa maupun dalam pemilihan metode pembelajaran. Siswa yang aktif hanya siswa yang pandai dan memiliki buku paket. Siswa yang kurang pandai dan tidak memiliki buku paket belum dapat mengikuti pelajaran secara baik dan kurang dapat memahami konsep secara baik. Untuk mengatasi kekurangan buku paket dalam proses pembelajaran, guru banyak memberikan catatan yang berupa rangkuman yang ditulis di papan tulis.

Dilihat dari minat siswa dalam proses pembelajaran, pada umumnya yang aktif hanya siswa yang pandai dan memiliki buku paket. Siswa yang tidak memiliki buku paket kurang aktif, terutama dalam pelaksanaan tanya jawab dan pelaksanaan diskusi kelompok. Keadaan ini mempengaruhi kondisi kelas terutama pada waktu diskusi kelompok dan tanya jawab. Siswa yang tidak memiliki buku paket ada kecenderungan diam dan sebagian ramai sendiri, keadaan ini membuat kondisi kelas kurang kondusif dan cenderung pasif.

Proses pembelajaran IPS di SD Katolik 085 Mauloo belum optimal. Anak usia sekolah dasar keinginan bermain berkembang menjadi semangat kerja.Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi.Demikian pula rasa sosialnya semakin tinggi. Pandangan terhadap dunia sekelilingnya ditinjau dan diterima secara obyektif (Ch.Buhler dalam Zulkifli L 1992:19) Usia siswa sekolah dasar pada periode aktif perlu dibekali keterampilan dasar yang memadai, misalnya keterampilan bertanya, mengorganisir informasi, menganalisa informasi, menyampaikan informasi, keterampilan membuat generalisasi, sehingga siswa sekolah dasar dapat tumbuh dengan maksimal.

Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan yang sangat strategis. Sebagaimana pendapat dari C.Asri Budiningsih (2004: 59) dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.Guru tidak hanya menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya,melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan yang sesuai kemauannya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Proses tersebut berupa “…..constructing and restructuring of knowledge and skill (schemata) within the individual in a complex nerwork of increasing conceptual consistency…..” (Budiningsih, 2004: 59). Jadi pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa,melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik,yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya,bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai,ijazah,dan sebagainya. Guru memiliki peranan yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa memiliki minat belajar yang tinggi atau tidak memiliki minat belajar, siswa dapat memahami konsep atau tidak dapat memahami konsep guru memegang peranan yang sangat menentukan.

Atas dasar itulah guru memiliki dua implikasi, pada satu sisi guru harus memiliki dasar kompetensi yang mantap sebagai prasyarat bagi kinerjanya untuk kemaslahatan bagi orang lain. Pada sisi lain di dalam menyiapkan sumber daya insani yang bermutu, peranan guru tidak dapat diabaikan, sebab melalui kegiatan pembelajaran yang bermutu yang diusahakan oleh guru, dapat mengkonstribusikan outcome pendidikan yang bermutu sehingga tujuan pendidikan nasional tercapai. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU. RI. No. 20/2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional, 2007: 8). SD Katolik 085 Mauloo menunjukkan gejala pembelajaran IPS yang belum berhasil dengan baik.

Nilai ulangan IPS selalu lebih rendah dari IPA dan PKn. Berikut tabel perolehan nilai riil mata pelajaran IPS dalam ulangan semester I tahun 2017/2018 kelas III SD Katolik 085 Mauloo.

Data Riil Nilai IPS Kelas III SD Katolik Mauloo Tahun Pelajaran 2017/2018

No Inisial Siswa Jenis Kelamin (L/P) Nilai Semester
1 S1 P 4,20
2 S2 L 3,40
3 S3 L 5,70
4 S4 L 4,20
5 S5 P 4,60
6 S6 P 6,70
7 S7 P 3,80
8 S8 L 6,00
9 S9 P 5,00
10 S10 L 4,60
11 S11 L 6,70
12 S12 P 3,80
13 S13 P 6,00
14 S14 L 4,60
15 S15 L 3,40
16 S16 L 5,70
17 S17 L 4,20
18 S18 P 4,60
19 S19 L 6,70
20 S20 L 3,80
21 S21 P 6,00
22 S22 P 6,70
23 S23 P 6,70
  Jumlah   117,10
  Rata-rata   5,09

Sumber: SD Katolik 085 Mauloo Tahun 2017

Data diatas jika dibandingkan dengan data nilai secara keseluruhan,nilai mata pelajaran IPS tampak jauh tertinggal dengan mata pelajaran lainnya. Berikut tabel perolehan nilai untuk semua mata pelajaran.

Statistik Ulangan Semester I Kelas III SD Katolik Mauloo Tahun Pelajaran 2017/2018

Nilai Semester I Murni Pend. Agm PKN Bhs. Ind IPA IPS MTK OR SBK Mulok
KKM 75 70 70 65 65 60 75 75 75
Terendah 6,00 6,75 6,50 5,80 3,40 4,00 6,50 6,50 6,50
Tertinggi 9,00 9,20 9,00 9,50 6,70 8,60 8,00 8,00 8,50
Rata-rata 8,28 7,67 7,50 8,00 4,84 6,76 7,50 7,25 7,00

Sumber: SD Katolik Mauloo

Berdasarkan data diatas,perlu diterapkan metode pembelajaran yang tepat,guna meningkatkan hasil belajar IPS kelas III SD Katolik 085 Mauloo. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS belum menggunakan media gambar secara baik. Gambar dokumen keluarga yang sudah tersedia belum dimanfaatkan secara baik. Sehingga fungsi media gambar untuk meningkatkan hasil belajar belum dimanfaatkan secara baik.Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS masih menggunakan pendekatan konvensional. Guru masih memperlakukan siswa sebagai obyek pembelajaran, guru aktif menerangkan materi pembelajaran, siswa kurang aktif hanya mencatat penjelasan guru, sehingga dalam proses pembelajaran kurang terjadi interaktif edukatif yang baik, sehingga tidak terjadi proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Metode ceramah, tanya jawab dan diskusi yang diterapkan dalam pembelajaran IPS banyak didominasi oleh siswa yang pandai dan memiliki buku paket. Siswa yang kurang pandai dan tidak memiliki buku paket kurang memperhatikan atau pasif, kurang dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan ada kecenderungan untuk mencatat rangkuman penjelasan guru yang ditulis di papan tulis.

Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi sangat baik dalam mengikuti pembelajaran, tidak ramai dan memperhatikan proses pembelajaran dengan baik. Sebaliknya siswa yang minat belajarnya rendah, kurang memperhatikan proses pembelajaran bahkan sering membuat gaduh sehingga kelas tidak kondusif. Dalam proses pembelajaran IPS guru banyak mengandalkan gambar-gambar yang terdapat dalam buku paket yang sebenarnya gambar tersebut kurang menarik perhatian siswa. Sehingga proses pembelajaran kurang menarik minat siswa belajar IPS.Apalagi siswa yang memiliki buku paket hanya sebagian saja.Siswa hanya mencatat yang ditulis guru di papan tulis.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupaka penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Katolik 085 Mauloo Kecamatan Paga Kabupaten Sikka. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober sampai bulan Desember Tahun 2018, yakni pada Semester I Tahun Ajaran 2018/2019. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 23 orang, dengan rincian siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan siswa perempuan sebanyak 11 orang.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melakukan observasi berupa tindakan pra siklus yaitu media gambar di SD Katolik 085 Mauloo sebetulnya dapat dikatakan memadai, dalam arti sudah banyak media gambar yang dapat digunakan untuk pembelajaran IPS. Media gambar tersebut antara lain gambar dokumen keluarga, silsilah keluarga, dokumen pribadi, namun belum digunakan secara baik, sehingga fungsi media untuk mempermudah pemahaman konsep belum difungsikan secara baik. Langkah selanjutnya guru mengadakan tes akhir pra siklus, tujuannya adalah untuk mengetahui hasil belajar sebelum tindakan perbaikan pembelajaran.

Rekap Tes Hasil Belajar Pra Siklus Siswa kelas III SD Katolik 085 Mauloo,  Tahun Pelajaran 2017/2018

Skor 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Jumlah Siswa Rata-rata Skor
Jumlah 4 10 6 3 23 17,39%

 

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil tes pra siklus dengan rata-rata skor nilai sebesar 17,39%, sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan melalui kegiatan penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus Pertama

Perencanaan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; menyusun lembar kegiatan siswa dan membuat soal untuk tes akhir; menyiapkan media gambar untuk kegiatan selama proses pembelajaran. Pembelajaran pada siklus pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir pembelajaran dan tes akhir. Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, dilengkapi media gambar dokumen pribadi,dokumen keluarga, silsilah keluarga.

Guru menjelaskan pengertian dokumen,dokumen keluarga,silsilah keluarga.Kegiatan akhir pembelajaran direncanakan untuk mengulas kembali materi pembelajaran, memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab materi yang belum jelas dan mencatat.Kemudian guru menjelaskan atau menjawab pertanyaan.Perencanaan Tes Akhir.Tujuan memperoleh data tingkat hasil belajar IPS tingkat keberhasilan pencapaian tujuan.

Tindakan Siklus Pertama

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah dirumuskan seperti tersebut di atas, bahwa proses pembelajaran siklus pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dan tes akhir pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Paikem).

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disiapkan oleh guru kelas bersama peneliti dengan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (Paikem). Proses pembelajaran dapat dibagi tiga bagian yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiataan akhir pembelajaran. Kegiatan awal yang dilakukan untuk mengkondisikan kelas dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan akhir pembelajaran digunakan oleh guru untuk mengulas kembali materi pembelajaran, memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab materi pembelajaran yang belum jelas, mencatat dan evaluasi/ tes akhir. Berikut rekap hasil belajar Siklus Pertama Siswa kelas III SD Katolik 085 Mauloo.

Rekap Tes Hasil Belajar Siklus I Siswa kelas III SD Katolik 085 Mauloo, Tahun Pelajaran 2018/2019

Skor 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Jumlah Siswa Rata-rata Skor
Jumlah 2 10 5 3 3 23 73,91%

 

Observasi

Dari hasil pengamatan dengan menggunakan format pengamatan, hasil catatan kecil dari peneliti dan guru kelas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama hasilnya baik. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disiapkan oleh guru kelas bersama peneliti dengan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (Paikem). Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana mengkondisikan kelas dan menyampaikan tujuan pembelajaran

Refleksi

Berdasarkan keseluruhan tindakan siklus pertama yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan tindakan serta hasil observasi yang dilakukan selama tindakan pertama, dapat dikatakan siklus pertama dapat berjalan dengan baik. Setelah diadakan evaluasi terhadap rencana, proses dan hasil tindakan siklus pertama dapat disimpulkan bahwa tindakan siklus pertama perlu diperbaiki dengan siklus kedua. Adapun hasil evaluasi terhadap tindakan siklus kedua dapat dijelaskan sebagai berikut; Perencanaan yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti dapat dilaksanakan dengan baik, media gambar, metode, pembagian waktu, kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir pembelajaran, dan tes akhir dapat dilaksanakan dengan baik. Namun hasilnya belum maksimal, sehingga perlu dilanjutkan dengan siklus kedua sebagai tindakan untuk memperbaiki tindakan siklus pertama.Proses dan hasil tindakan siklus pertama dapat disimpulkan bahwa tindakan siklus pertama perlu diperbaiki dengan siklus kedua. kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir pembelajaran, dan tes akhir dapat dilaksanakan dengan baik.

Siklus Kedua

Siklus kedua ini merupakan perbaikan tindakan siklus pertama, siklus pertama. Sebagaimana siklus pertama siklus kedua terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Sebelum diuraikan tahap perencanaan siklus kedua ini, terlebih dahulu dipaparkan secara garis besar tentang tindakan siklus pertama. Penggunaan media gambar pada siklus pertama sebagai tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya yang belum menggunakan media gambar dapat dikatakan berhasil, karena telah meningkatkan hasil belajar. Tindakan siklus pertama telah dapat mengubah situasi kelas dari tidak aktif menjadi pembelajaran aktif. Namun keaktifan ini belum dapat menyentuh semua siswa, keaktifan ini masih didominasi oleh siswa yang pandai. Pada siklus pertama juga diketemukan 50% siswa belum memiliki buku paket/ teks.

Karena tindakan siklus kedua ini untuk memperbaiki tindakan siklus pertama yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS, maka kekurangan yang terdapat pada siklus pertama akan diperbaiki pada siklus kedua. Secara garis besar perbaikan ini meliputi rencana pembelajaran yang lebih mengarah pada cara belajar siswa aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Untuk meningkatkan minat belajar pada siklus kedua akan ditingkatkan penggunaan media gambarnya, sehingga lebih bervariasi dari pada siklus pertama, dan penambahan metode pembelajaran, tidak hanya metode ceramah dan tanya jawab ditambah dengan metode diskusi, sehingga anak lebih aktif. Untuk memenuhi kebutuhan buku paket, pada siklus kedua akan dibagikan fotokopi materi pembelajaran bagi siswa yang belum memiliki buku paket.

Perencanaan Tindakan

Secara garis besar proses pembelajaran pada siklus kedua dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiatan akhir pembelajaran.

Tindakan Siklus Kedua

Pada kegiatan tindakan pada siklus kedua ini adalah berupa kegiatan Awal Pembelajaran. (1) kegiatan awal dilaksanakan untuk mengkondisikan kelas dan menyampaikan tujuan pembelajaran. (2) kegiatan Inti Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana telah disiapkan. Dibawah bimbingan guru siswa berdiskusi kelompok. (3) Kegiatan Akhir Pembelajaran. Kegiatan akhir pembelajaran digunakan untuk mengulas kembali materi pembelajaran. (4) Tes akhir siklus dua.

Rekap Tes Hasil Belajar Siklus II Siswa kelas III SD Katolik 085 Mauloo, Tahun Pelajaran 2018/2019

Skor 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Jumlah Siswa Rata-rata Skor
Jumlah 5 10 5 3     23 100%

 

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa tes akhir siklus kedua dengan skor rata-rata 100% berarti tindakan siklus ke dua telah berhasil, penggunaan media gambar betul-betul dapat meningkatkan hasil belajar.

Observasi

Observasi siklus kedua dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan.Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disiapkan oleh guru kelas bersama peneliti dengan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (Paikem). Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana Mengkondisikan kelas dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Refleksi

Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran siklus kedua dari hasil tes akhir, dapat diketahui bahwa tindakan siklus kedua yang merupakan perbaikan siklus pertama berjalan dengan lancar dan berhasil meningkatkan minat belajar dan hasil belajar IPS. Penggunaan media gambar sangat mendukung proses pembelajaran baik dalam pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti maupun kegiatan akhir pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar dokumen pribadi,dokumen keluarag,silsilah keluarga sangat menarik perhatian siswa. Tindakan guru menyuruh siswa untuk mencoba menunjukkan dokumen mendapat sambutan yang sangat baik dari semua siswa, banyak siswa ingin mencoba dan banyak siswa yang merasa puas dengan tindakan tersebut.

Penggunaan media gambar dilengkapi dengan fotokopi materi pembelajaran disambut dengan gembira oleh semua siswa terutama bagi mereka yang tidak memiliki buku paket. Media gambar memberikan daya tarik tersendiri pada semua siswa dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam mengerjakan lembar kerja siswa ketiga akan tercapai.Tindakan siklus ketiga sebagai upaya untuk memperbaiki tindakan siklus kedua dengan cara penggunaan media gambar merata, lebih tepat dengan pokok bahasan dan lebih menyenangkan siswa akan dapat mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, akhirnya dapat mengubah citra siswa dan guru MI yang mengatakan IPS merupakan mata pelajaran luas dan membosankan menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan siswa.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan ini dilaksanakan tiga siklus, dengan Kompetensi Dasar 1.4 memahami dokumen keluarga, pada kelas III SD Katolik 085 Mauloo Kecamatan Paga Kabupaten Sikka. Sesuai dengan tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS, maka pendekatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran, aktif,inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Pakem). Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran tersebut digunakan metode pembelajaran yang mengarah pada cara belajar siswa aktif dan menyenangkan.

Untuk meningkatkan hasil belajar digunakan media gambar yang relevan dengan pokok bahasan tersebut, antara lain dokumen pribadi,dokumen keluarga, silsilah keluarga yang sekirarnya tidak memperberat guru dalam mengusahakannya atau sesuai dengan kemampuan guru dan sekolah.

Alokasi waktu tatap muka yang dibutuhkan masing-masing siklus satu kali pertemuan atau 3 x 35 menit, secara berkelanjutan. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran yang berlaku. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.. Penggunaan metode dan media gambar pada kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran siklus pertama adalah metode ceramah dan tanya jawab, secara umum sudah baik, namun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab, belum bisa menyentuh seluruh siswa, karena hanya beberapa orang siswa yang aktif dalam tanya jawab terutama siswa yang pandai dan memiliki buku paket.

Penggunaan media gambar kurang sehingga belum dapat efektif, karena hanya siswa yang pandai yang senang maju ke depan untuk menunjukkan gambar peta dan globe, belum semua siswa dapat giliran untuk maju, sehingga penggunaan media ini belum dapat berhasil menanamkan minat belajar secara baik. Tes akhir pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik, waktu 10 menit yang digunakan untuk pelaksanaan tes akhir dapat dikatakan cukup memadai, untuk membagi lembar soal, mengerjakan soal, dan mengumpulkan lembar jawab siswa.

Dengan demikian fungsi media untuk meningkatkan minat belajar siswa dan sebagai sumber materi pembelajaran benar-benar berfungsi. Siswa yang tidak memiliki buku teks juga berhasil dalam belajar. Dengan memperhatikan hasil refleksi dapat disimpulan bahwa siklus pertama telah berhasil meningkatkan minat dan pemahaman konsep IPS namun perlu dilanjutkan dengan siklus kedua. Agar lebih dapat meningkatkan hasil belajar pada siklus kedua, metode yang digunakan tidak hanya ceramah dan tanya jawab, namun perlu ditambah dengan diskusi. Media gambar perlu ditambah agar dapat menarik perhatian siswa.

Dari pengamatan siklus pertama diketahui bahwa siswa yang memiliki buku teks hanya 50%, siswa yang lain belum memiliki buku teks, sehingga tanya jawab belum dapat berhasil dengan baik, tanya jawab hanya didominasi oleh siswa yang memiliki buku paket. Dari siklus pertama dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki buku paket yang berhasil dalam tes akhir. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa penggunaan media gambar lebih mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa merasa lebih senang, dan lebih jelas apabila pembelajaran IPS dilaksanakan dengan menggunakan media gambar.

Hal ini disebabkan karena kelas III SD Katolik 085 Mauloo yang memiliki buku paket/ buku teks masih sangat kurang, pada siklus kedua akan dilengkapi dengan materi pembelajaran untuk setiap siswa. Pada siklus kedua perlu ditambah fotokopi materi pembelajaran, dan penambahan jenis media gambar sehingga pembelajaran siklus kedua lebih lengkap dan lebih bervariasi. Sehingga siswa yang tidak memiliki buku teks dapat meningkatkan perhatiannya pemahaman terhadap konsep IPS lebih meningkat. Dengan dilengkapinya materi pembelajaran yang merata pada setiap siswa, dan penggunaan media yang lebih baik dan jumlahnya lebih banyak akan dapat menciptakan situasi kelas yang nyaman dan menyenangkan karena semua siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran.

Dari hasil catatan kecil guru kelas dan peneliti dapat dimengerti bahwa proses pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir pembelajaran secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Kegiatan awal pembelajaran yang digunakan guru untuk menata kelas berjalan dengan cepat, semua siswa mengikuti apa yang menjadi petunjuk guru dalam mengikuti pelajaran, sehingga kelas betul-betul kondusif sejak awal pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran berjalan dengan lancar penuh perhatian siswa, banyak siswa yang ingin menunjukkan dokumen, sehingga situasi kelas betul-betul aktif dan betul-betul kondusif. Penggunaan media gambar dapat mengubah kebiasaan kelas yang tidak baik seperti siswa bicara sendiri, ramai, menjadi siswa aktif dan menyenangkan. Metode ceramah, tanya jawab, diskusi secara spontan berjalan bersama, semua siswa aktif tidak ada lagi siswa yang ramai sendiri sehingga kelas betul-betul kondusif.

Dari hasil wawancara dengan siswa dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang bervariasi sangat menyenangkan siswa. Siswa merasa tertarik dan tidak jenuh apabila pembelajaran IPS selalu menggunakan media gambar yang bervariasi. Guru kelas juga merasa senang apabila pembelajaran IPS selalu dilengkapi dengan media gambar yang memadai.

Hasil yang dicapai pada siklus kedua lebih baik dari pada siklus pertama. Penggunaan media gambar pada siklus kedua mampu meningkatkan minat belajar siswa dan mampu meningkatkan hasil belajar IPS. Hasil tes akhir dengan hasil rata-rata 100%. Hasil ini dirasa cukup maksimal karena masih ada siswa yang mendapat skor 6, sehingga dirasa perlu adanya upaya perbaikan lagi pada siklus berikutnya.

Tindakan yang akan diambil pada siklus pertama sebagai upaya meningkatkan tindakan siklus kedua, yaitu dengan menggunakan media gambar lebih merata dan pembagian fotokopi materi sebelum pelaksanaan tindakan. Dengan harapan siswa lebih tertarik dan lebih mudah hasil belajar karena bebas dalam menggunakan media gambar. Berdasarkan hasil pengamatan siklus kedua media gambar kecuali berfungsi untuk menarik minat belajar juga merupakan sumber materi pelajaran.

Pada siklus pertama dan kedua media gambar cukup diletakkan di meja depan dan di tempel di papan tulis, belum dibagikan secara merata kepada siswa. Penggunana media seperti ini mengakibatkan tidak semua siswa dapat menggunakannya. Pada siklus kedua media gambar yang berupa fotokopi dokumen pribadi,dokumen keluarga,silsilah keluarga akan dibagikan pada setiap siswa, dan satu kelas tiga dokumen.

Penggunaan media gambar yang lebih merata ini dengan harapan dapat lebih efektif serta lebih mempermudah siswa dalam belajar IPS. Penggunaan media gambar yang lebih merata dapat mengubah daya pikir dan kreatif siswa, sehingga siswa lebih aktif, lebih kritis dalam mengikuti pembelajaran. Media gambar ini akan digunakan sebagai kendali siswa sekolah dasar yang sangat energik dan sangat potensial. Siswa akan lebih tenang, lebih senang, dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran apabila disibukkan dengan belajar yang efektif.

Tingkat berpikir konkret siswa sekolah dasar perlu kita perhatikan secara baik dengan cara menggunakan media yang tepat dan merata. Dalam arti mudah dijangkau dan mudah dicermati oleh setiap siswa. Dengan menggunakan media gambar merata dan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Paikem) tujuan pembelajaran pada siklus ketiga akan tercapai.

PENUTUP

Simpulan

Hasil belajar siswa kelas III SD Katolik 085 Mauloo pada mata pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2018/2019 pada pra siklus mencapai 17,39%, pada siklus I mencapai sebesar 73,91%, pada siklus II mencapai sebesar 100%, Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS melalui media gambar pada siswa kelas III SD Katolik 085 Mauloo.

Saran

Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa patut diupayakan oleh para guru sehingga penyerapan ilmu yang diajarkan kepada siswa menjadi maksimal. Sebagai pengajar dan pendidik, para guru dan pihak sekolah hendaknya mendorong kemauan belajar siswa dengan metode mengajar yang menarik dan penggunaan media yang bervariatif. Dengan mengedepankan proses pembelajaran bertumpu pada kreativitas guru dan inisiatif kreatis siswa, para guru akan dipermudah dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2002. Media Pengajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ainswort, B. 1983. World Geography, Amerika: D.C Heath And Company.

Arikunto, S. Suhardjono, Supardi. (2006). Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Adi. S. 2005. RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) Solo: CV Bringin. 55.

Budiningsih, C.A. 2006. Belajar dan Pembelajarn. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Boehm, R.G, Amstrong, D.G, Hunkins, F.P. (1986) National Geographic Society. New York: Glencoe / Mc Grow-Hill.

C.M. Charles, Gail W.S. 2006. Elementary Classroom Management. Amerika: Manufactured in the USA.

Chaldun, A. 1989. Atlas, Surabaya: PT. Karya Pembina Swajaya.

Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (silabus) Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V. Jakarta. Depdikbud.

Depdikbud. 2006. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdikbud.

Daryanto. 2006. Media Pembelajaran, Yogyakarta. PT. Gava Media.

Depdikbud. 2006. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Debdikbud.

Indrastuti. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial V, Bogor: PT.Yuddhistira.

Jauhar, M. 2006. Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Muliawan. J.U. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Gava Media