UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN

MELALUI METODE QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SEMESTER 1 DI SDN CELEP 5 KECAMATAN KEDAWUNG

KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Rusmini

SDN Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 melalui metode pembelajaran Quantum Teaching tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 2xpertemuan dengan 4 tahapan setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV semester 1 di SD Negeri Celep 5 yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Observasi meliputi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa selama pelaksanaan siklus. Tes yang digunakan adalah tes uraian baik secara individu maupun secara kelompok yang dilaksanakan pada unjuk kerja setiap siklusnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis model Interaktif Milles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 melalui metode pembelajaran Quantum Teaching tahun pelajaran 2018/2019.

Kata kunci:   metode pembelajaran Quantum Teaching, Motivasi belajar, hasil belajar, IPA materi Penggolongan Hewan

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), banyak hal yang menuntut murid untuk mencari sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Di sisi lain guru berupaya memperjelas dan memberikan kesan yang bermakna kepada murid untuk memahami materi yang dipelajarinya. Belajar akan lebih bermakna jika murid mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran sains yang diajarkan sejak tingkat sekolah dasar, dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

 Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Guru harus mampu mengelola kelas agar pembelajaran dapat berhasil secara optimal. Banyak anak didik menyatakan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak menarik dan tidak menyenangkan sehingga berpengaruh dengan hasil belajar anak.

Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian (pra siklus) siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Celep 5 tahun pelajaran 2018/2019 pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan diperoleh hasil nilai motivasi belajar dan hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator motivasi belajar siswa kelas IV yaitu 1) Tekun dalam menghadapi tugas sebesar 52,94%, 2) Ulet dan tidak putus asa sebesar 47,06%, 3) Rasa ingin tahu sebesar 47,06%, dan 4) Rajin belajar sebesar 47,06%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar IPA siswa 70,00 dengan prosentase 47,06%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai motivasi dan nilai hasil belajar IPA pada tiap siklus adalah 72,32 dengan prosentase 52,94%.

Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menarik bagi peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatakan hasil belajar siswa adalah model Quantum Teaching. Model Quantum Teaching sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Seperti memanfaatkan ikon-ikon sugesti yang membangkitkan semangat belajar siswa, penyajian materi yang prima sehingga siswa belajar secara mudah dan alami (Bobbi De Porter dan Mark Readon, 2005: 5).

Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar IPA materi Penggolongan Hewan siswa Kelas IV semester 1 SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019?” (2) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Penggolongan Hewan siswa Kelas IV semester 1 SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019?”

Tujuan yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Quantum Teaching terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV semester 1 pada mata pelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019. (2) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Quantum Teaching terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV semester 1 pada mata pelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019.

LANDASAN TEORI

Tinjauan Tentang Motivasi belajar

Menurut Martin Handoko dalam Sri Hartini dkk (2008:14) motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat pada diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, mengorganisasikan tingkah lakunya. Apabila dikaitkan dengan belajar, maka dapat diartikan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psiklogis dan perubahan energy dalam pribadi seseorang yang mendorong seseorang untuk mencapai prestasi atau nilai sebaik mungkin.

Motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil/mencapi tujuan tertentu (Drs. M Ngalim Purwanto 2007:73).

 

Tinjauan Tentang Hasil belajar

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 77) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan yang sudah diterima oleh siswa”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.” Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar.

Dari devinisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang.

Metode Pembelajaran Quantum Teaching

Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsure-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar guru lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaianyang terarah, apa pun mata pelajaran yang diajarkan. Dengan mengguakan metode Quantum Teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.

 Quantum Teaching adalah sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajran para siswa di dalam kelas. Tujuannya adalah untuk mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan berekasi terhadap sesuatu sebagaimana yang terlah terjadi selama ini. Quantum teaching menunjukkan pada guru bagaimana caranya untuk mengarang kesuksesan siswa mereka dengan mencatat “apa saja” di dalam kelas yang berkaitan dengan lingkungan, desain kurikulum dan bagaimana cara mempresentasikannya. Hasilnya adalah Quantum teaching merupakan cara yang efektif dalam mengajar siapa saja. Quantum teaching menawarkan ide baru tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan mendukung mereka dalam proses pembelajaran.

Asas Quantum Teaching

Asas dari Quantum Teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Asas ini mengingatkan kita untuk pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertamanya. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang harus diraih dan diberikan kepada siswa. Belajar dari segala definisinya adalah kegiatan full-contact yang melibatkan semua aspek kepribadian manusia (pikiran, perasaan, bahasa tubuh pengetahuan, sikap, keyakinan dan persepsi masa datang).

 

 

Hakikat Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu pengetahuan yang tersusun terbimbing dan sistematis. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa: “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.

Menurut Sutrisno, Leo, dkk, (2007: 1.19) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan “usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar, dan dijelaskan dengan penalaran yang valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul”. Pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi tersebut (Sulistyorini, Sri, dkk, 2007: 9).

Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di SD menurut Sutrisno, Leo, dkk, (2007: 5.3-5.5) meliputi 1) Pemahaman tentang dunia di sekitar kita melalui pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi; 2) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, sehingga perlu diungkap selama proses pembelajaran; 3) Pengetahuan pengalaman peserta didik pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuan maupun guru; 4) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambing, dan relasi dengan konsep yang lain; dan 5) IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.

Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas. Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

Dalam suatu penelitian sangat penting akan adanya kerangka berpikir, karena dengan adanya kerangka berpikir maka pemikiran si peneliti sudah terarah untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut. Sehingga dalam proses penelitian dan hasil yang akan dicapai tidak akan menyebar kemana-mana.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (Suharsimi Arikunto, 2002: 165). Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1.     Dengan metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan siswa kelas IV semester 1 di SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

2.     Dengan metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan siswa kelas IV semester 1 di SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Celep 5 Tahun Pelajaran 2018/2019 selama ± 5 bulan yaitu pada 03 Juli 2018 sampai 30 Nopember 2018. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas IV semester 1 di SD Negeri Celep 5 Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 17 siswa yang terdiri 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Rubiyanto (2011: 47) penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif (kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang yang diamati) dan digunakan untuk meneliti kondisi alamiah. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rubiyanto (2011: 97) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk pencermatan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan suatu hal di mana guru telah menentukan fokus permasalahan, tindakan yang harus dilakukan, dan menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan tersebut.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan atau sesuai dengan indikator keberhasilan.

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection), begitu seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (indikator keberhasilan). Prosedur penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin (dalam Rubiyanto, 2011: 109) dengan modifikasi.

Jenis Dan Sumber Data

1.   Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data berupa motivasi belajar dan hasil belajar IPA materi Penggolongan Hewan. Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan sebagai instrument untuk melakukan observasi, tes, dan dokumentasi.

2.   Sumber Data

Menurut Arikunto (2010: 172) sumber data dalam penelitian adalah “subyek dari mana data diperoleh”. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: (1) Sumber data pokok (primer), (2) Sumber data sekunder.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, alat pengumpulan data akan menentukan kualitas penelitian. Agar memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka penelitian ini menggunakan teknik untuk mengumpulkan data yaitu observasi, dokumentasi, lembar kerja dan tes.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Butir soal, (2) Lembar pedoman observasi, (3) Lembar unjuk kerja, digunakan untuk menilai motivasi belajar dan hasil belajar siswa ketika dalam pembelajaran.

Validitas Data

Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi. Moleong (2012:330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Sedangkan Sukardi (2006:106) mengemukakan bahwa triangulasi dapat diartikan sebagai kombinasi beberapa metode atau sumber data dalam sebuah studi tunggal. Untuk menjadikan data yang akurat dan tepat maka dalam penelitian ini digunakan triangulasi: (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Teknik.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis model Interaktif Milles dan Huberman. Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 337) mengemukakan aktivitas atau kegiatan pokok dalam analisis data model interaktif meliputi: reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan: penarikan / verifikasi: (1) Reduksi Data, (2) Penyajian Data, (3) Kesimpulan-kesimpulan: penarikan / verifikasi.

Indikator Keberhasilan

1.  Indikator Keberhasilan Hasil belajar

Hasil belajar IPA materi Penggolongan Hewan siswa kelas IV semester 1 mencapai ketuntasan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75. Dengan jumlah siswa yang tuntas harus ≥ 75%.

2.  Indikator Keberhasilan Motivasi belajar

Penelitian ini akan diakhiri setelah 75% siswa telah mengalami peningkatan motivasi belajar IPA yang berdampak pada peningkatan nilai atau hasil belajar IPA siswa kelas IV semester 1 di dalam kelas. Dengan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Celep 5 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Pada kondisi awal sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan, Sabtu, 14 Juli 2018 motivasi belajar dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Celep 5 masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yaitu:

1.     Masih terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain: Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, ditunjukkan dengan siswa mengobrol sendiri dan mengganggu temannya, masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, tidak berani tampil di depan kelas, dan kurang antusias saat merespon tindakan guru.

2.     Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator motivasi belajar siswa kelas IV yaitu 1) Tekun dalam menghadapi tugas sebesar 52,94%, 2) Ulet dan tidak putus asa sebesar 47,06%, 3) Rasa ingin tahu sebesar 47,06%, dan 4) Rajin belajar sebesar 47,06%.

3.     Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar IPA siswa 70,00 dengan prosentase 47,06%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai motivasi dan nilai hasil belajar IPA pada tiap siklus adalah 72,32 dengan prosentase 52,94%.

Deskripsi Pelaksanaan Siklus

Deskripsi Siklus I

Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk memperoleh data kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Berdasarkan pedoman observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

Pada siklus I ini banyak siswa yang masih kaku dan malu untuk berbicara dalam presentasi. Selain itu, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan masih banyak yang kurang. Tidak sedikit juga siswa yang jawabannya tidak sesuai yang ditanyakan. Namun pada siklus I ini terlihat lebih ada peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan. Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar siswa. Banyak siswa yang masih bekerja sama dalam mengerjakan soal evaluasi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan yang dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran Quantum Teaching pada siklus I dapat ditarik kesimpulan meskipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi presentasi, tetapi motivasi belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan siklus I.

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan pengamatan/observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah banyak peningkatan dibandingkan siklus I, dan hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada siklus II ini sudah banyak siswa yang mengalami peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar. Banyak siswa yang sudah tidak malu ataupun kaku dalam menanyakan materi, bertanya hal-hal yang belum jelas, mengerjakan tugas dengan baik, dalam berbicara menyampaikan pendapat ketepatan, kelancaran, dan kenyaringan berbicara sudah semakin meningkat, dan melaksanakan kerjasama kelompok dengan baik. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga membuat kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Selain itu juga terjadi hubungan lebih baik antar siswa, mereka lebih menghargai temannya dan membantu dalam melaksanakan tugas kelompok.

Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan. Banyak siswa yang sudah percaya diri dan mandiri dalam mengerjakan soal evaluasi, tidak bekerjasama dengan temannya lagi. Sehingga hasil belajar siswa juga meningkat atau lebih baik dari siklus sebelumnya.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian Siklus I

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dideskripsikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 tahun pelajaran 2018/2019 dari pra siklus ke siklus I. Dari hasil analisis dan hasil observasi siklus I diperoleh hasil penilaian tiap indikator motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan yang dilakukan siklus I diketahui 1) Tekun dalam menghadapi tugas sebesar 70,59%, 2) Ulet dan tidak putus asa sebesar 64,71%, 3) Rasa ingin tahu sebesar 58,82%, dan 4) Rajin belajar sebesar 58,82%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar IPA siswa 76,47 dengan prosentase 64,71%. Rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai motivasi belajar dan nilai hasil belajar IPA pada tiap siklus adalah 81,99 dengan prosentase 64,71%. Dan terjadi peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan dari pra siklus ke siklus I.

Hasil Penelitian Siklus II

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dideskripsikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 tahun pelajaran 2018/2019 dari siklus I ke siklus II. Dari hasil analisis dan hasil observasi siklus II diperoleh hasil penilaian tiap indikator motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan yang dilakukan siklus II diketahui 1) Tekun dalam menghadapi tugas sebesar 94,12%, 2) Ulet dan tidak putus asa sebesar 94,12%, 3) Rasa ingin tahu sebesar 88,24%, dan 4) Rajin belajar sebesar 88,24%. Selain itu berdasarkan hasil belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata hasil belajar IPA siswa 87,65 dengan prosentase 94,12%. Rata-rata nilai akhir pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan yang diperoleh dari rata-rata nilai motivasi belajar dan nilai hasil belajar pada kegiatan siklus II adalah 92,72 dengan prosentase 100%. Dan terjadi peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan data pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa setiap siklus mengalami peningkatan. Dan dari data akhir yang diperoleh dari siklus II prosentase motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 adalah 100% sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%.

 

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Penerapan pendekatan metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan di SD Negeri Celep 5 tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan terjadi untuk masing-masing indikator motivasi belajar dan untuk nilai hasil belajar IPA materi Penggolongan Hewan.

2.     Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan dari rata-rata nilai dasar 72,32 naik menjadi 81,99 pada siklus I dan 91,72 pada siklus II. Dilihat dari rata-rata kenaikan pada setiap siklus maka dapat dikatakan bahwa prosentase peningkatan dari pra siklus 52,94% naik menjadi 64,71% pada siklus I, dan naik menjadi 100% pada siklus II.

3.     Dengan demikian melalui metode pembelajaran Quantum Teaching maka motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Penggolongan Hewan semester 1 di SDN Celep 5 tahun pelajaran 2018/2019 mengalami peningkatan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian kelas IV semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri Celep 5 yang telah dilaksanakan dalam peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester 1 melalui pendekatan metode pembelajaran Quantum Teaching , maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:

1.     Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah perlu mengikutsertakan guru dalam program-program pelatihan yang lebih spesifik dengan mengacu pada kompetensi-kompetensi guru yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan guru dan perkembangan dalam strategi dan metode pembelajaran.

2.     Bagi guru

a.     Guru hendaknya mampu memilih metode mengajar yang tepat dan menarik agar proses pembelajaran dikelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan menyenangkan salah satunya adalah pendekatan metode pembelajaran Quantum Teaching.

b.     Sebelum menjelaskan materi hendaknya guru memberikan motivasi, memberitahukan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menjelaskan materi hendaknya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

3.     Bagi Peneliti Berikutnya

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas IV ini masih banyak kekurangan maka kepada peneliti berikutnya sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan materi dan metode yang tertentu guna mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah di masa yang akan datang lebih bermutu, berjalan efektif tanpa hambatan, sesuai dengan yang diinginkan sehingga dihasilkan lulusan yang handal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Rosda Karya.

Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta..

Ngalim Purwanto.2007.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT. Remaja Rosda Karya.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP PGSD.

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sulistyorini, Sri, dkk. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar Dan Penerapannya Dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sutrisno, Leo, dkk. 2007. Pembelajaran IPA SD. Konsorsium PJJ DepartemenPendidikanNasional: Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.