Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Metode Learning Tournament
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS V.A SD NEGERI 020 TEMBILAHAN HILIR KECAMATAN TEMBILAHAN PADA MATERI FPB DAN KPK
MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT
Aldisman
SDN 020 Tembilahan Hilir
ABSTRAK
Learning Tournament adalah metode pembelajaran yang dapat memicu keaktifan siswa dalam berpikir dan mengolah konsep yang telah mereka dapat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A SD Negeri 020 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan pada materi FPB dan KPK dengan metode Learning- Tournamentmen. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Pengumpulan data penelitian menggunakan nilai LKS, skor observasi, skor dari setiap babak Learning Tournament, observasi, dan nilai tes akhir siklus. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi FPB dan KPK. Peningkatan tersebut terbukti dari hasil indikator pemahaman konsep penerjemahan mencapai 94%, indikator interpretasi mencapai 57% dan terakhir pada indikator ekstrapolasi mencapai 76% di siklus II.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Pemahaman Konsep, Metode Learning Tournament.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya suatu perencanaan, perencanaan ini terkait erat dengan bagaimana seorang guru mempersiapkan suatu rancangan pembelajaran yang baik.. “Perencanaan pembelajaran adalah suatu dokumen rasional yang disusun berdasarkan hasil analisis sistematis tentang perkembangan peserta didik dengan tujuan agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa- siswi dan masyarakatâ€. Setiap karakter siswa akan selalu berkembang dipengaruh oleh faktor lingkungan, usia, keluarga dan pengalaman, begitu pula aktifitas belajar siswa seringkali merupakan hasil dari cara mereka diajar dan lingkungan pembelajaran. Seperti pada materi pelajaran matematika, pada umumnya materi ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari materi pelajaran lain ditambah lagi metode mengajar guru yang membosankan yakni hanya kegiatan mengerjakan tugas di LKS dan guru berceramah dari awal sampai akhir pembelajaran serta sibuk menulis rangkaian materi di papan tulis. Pengajaran yang sering kali terjadi miskonsepsi pada materi pelajaran matematika.
Pembelajaran matematika di tingkat dasar harus memicu adanya kegiatan berfikir dalam menerima dan mengolah materi yang diberikan, pada dasarnya pembelajaran matematika adalah usaha yang dilakukan oleh guru kepada siswa-siswi untuk membangun pemahaman terhadap matematika. Proses pembangunan pemahaman inilah yang lebih penting dari pada hasil belajar, sebab pemahaman akan lebih bermakna kepada materi yang dipelajari. Pemahaman disini dapat diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Proses belajar yang dibangun oleh guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan atau pemahaman yang baik terhadap konsep matematika. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep ataukah bukan. Salah satu konsep matematika yang diajarkan di sekolah dasar yakni berkenaan dengan konsep bilangan bulat, konsep ini akan terus dipelajari siswa sampai kelas 6, materi bilangan bulat ini mencakup sub- sub materi diantaranya operasi hitung bilangan bulat, FPB KPK dan perpangkatan. Seperti yang telah kita diketahui bahwa submateri ini berpengaruh terhadap kegiatan sehari– hari siswa baik dirumah maupun disekolah, seperti pada materi FPB dan KPK yang membutuhkan tingkat pemahaman yang cukup tinggi dan proses pengerjaan yang membutuhkan analisis dan ketelitian yang tinggi pula.
Kesalahan yang sering terjadi dalam mengajarkan materi ini yakni mengajar hanya sebatas memberikan teori dan latihan, tidak mengkaitkan pada fenomena- fenomena yang terjadi di dunia nyata siswa, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikannya. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak mencapai nilai standar atau KKM. Masalah ini adalah sebuah fakta berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara peneliti pada guru kelas V.A SD Negeri 020 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diketahui bahwa nilai ulangan harian pada materi FPB dan KPK kelas V.A tergolong rendah dan nilai ulangan mid semester serta akhir semester belum mencapai tingkat ketercapaian yang diharapkan yakni 6.0 sebagai standar KKM. Kegiatan pembelajaran matematika pada materi FPB dan KPK di kelas tersebut masih menggunakan indikator yang sama dengan indikator di kelas 4, proses pengerjaannya pun diajarkan dengan cara yang lama pula. Terlebih lagi metode yang digunakan guru merupakan metode yang lama dan membosankan bagi mayoritas siswa, akibatnya siswa tidak selesai dalam mengerjakan tugas yang diberikan bahkan tidak mengerjakan soal satupun dengan alasan tidak memahami materi yang telah diajarkan guru. Fakta lain yang terlihat adalah ditengah pembelajaran terjadi komunikasi antar siswa diluar materi.
Maka dengan demikian perlu adanya suatu evaluasi terhadap pembelajaran matematika, adapun usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran yang semula hanya teacher centered menjadi student centered. Saat ini banyak berkembang strategi-strategi pembelajaran yang baru sebagai solusi pembelajaran yang monoton, khususnya pada mata pelajaran matematika, strategi tersebut seperti strategi Contextual Teaching and Learning, realistic mathematich education, penemuan terbimbing dan strategi Active Learning. Pada beberapa strategi tersebut strategi yang lebih mudah diterapkan dan memiliki banyak metode di dalamnya yakni strategi Active Learning, strategi Active Learning atau belajar aktif menekankan pada keaktifan belajar siswa dari awal sampai akhir pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan moderator. Berdasarkan fenomena-fenomena yang menunjukkan adanya kesenjangan antara teori penelitian terdahulu dengan kenyataan yang ada, maka peneliti melakukan suatu tindakan dalam kelas tersebut guna meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A pada materi FPB dan KPK melalui metode Learning Tournament.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana Metode Learning Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi FPB dan KPK?
b. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan metode Learning Tournament?
Tujuan penelitian
Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai usaha:
a. Meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika materi FPB dan KPK dengan metode Learning Tournament.
b. Memperbaiki aktivitas belajar siswa dengan penerapan metode Learning Tournamen.
c. Membantu siswa untuk mencapai nilai standar atau KKM pada mata pelajaran Matematika.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
a. Bagi guru, sebagai masukan atau informasi untuk memperoleh gambaran mengenai metode Learning Tournament dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa, sehingga dapat dijadikan metode alternatif dalam pembelajaran matematika.
b. Bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi matematika yang diberikan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
c. Bagi sekolah, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang berarti bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SD Negeri 020 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.
KAJIAN TEORI
Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan kedalaman kognitif dan efektif yang dilmiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara aktif. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman siswa yang mencerminkan domain cognitive Taxonomy Bloom terhadap suatu konsep matematika. Aspek- aspek pada ranah kognitif menurut Bloom ada enam yang kemudian lebih dikenal dengan taksonomi bloom tersebut sebagai berikut: mengingat,memahami,menganalisis,mengevaluasi dan menciptakan.
Sedangkan berbicara tentang konsep adalah suatu pengalaman yang dipahami sebagai suatu kelompok objek berdasarkan kesamaan ciri-ciri umum. Konsep matematika yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti atau isi dari materi matematika. Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika. Langkah-langkah dalam menanamkan suatu konsep matematika yaitu pengajar memberikan pengalaman belajar, peserta didik diberikan dua atau tiga contoh lagi dengan bentuk pertanyaan, peserta didik diminta memberikan contoh- contoh sendiri tentang suatu konsep sehingga dapat diketahui apakah peserta didik sudah mengetahui atau memahami konsep tersebut, peserta didik mencoba mendefinisikan konsep tersebut dengan bahasanya sendiri, peserta didik diberikan lagi contoh mengetahui konsep dan bukan konsep, dan peserta didik diberikan soal kembali untuk memperkuat konsep tersebut.
Berdasarkan pada langkah- langkah diatas menyampaikan bahwa setiap siswa harus mendapakan sentuhan yang tepat, memberikan banyak ruang untuk siswa agar mereka mampu mengeksplorasi kemampuannya dalam belajar, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar yang tinggi. Indikator pemahaman konsep yaitu penerjemahan, penafsiran , dan ekstrapolasi. Ketiga indikator tersebut merupakan tingkatan pemahaman konsep yang dibentuk oleh teori Bloom, setiap tahapan harus terpenuhi dengan maksimal, pemahaman sudah terbilang baik atau meningkat jika ketiga tahapan ini dapat dikuasai siswa dengan baik.
Metode Learning Tournament
Metode Learning tournament digunakan untuk mendorong keaktifan siswa melalui sebuah kompetisi belajar. Learning Tournament adalah strategi belajar aktif yang merupakan suatu bentuk sederhana dari Teams Games Tournament, dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya. Learning Tournament juga menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep dan keahlian yang luas.
Tipe Learning Tournament ini siswa dibagi menjadi beberapa tim, setiap siswa dalam tim bertanggung jawab menjawab pertanyaan dari guru. Tipe Turnamen Belajar ini merupakan suatu pertandingan akademis, dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar siswa dalam kelompok atau tim yang dapat menimbulkan dorongan motivasi bahwa tim harus menang, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi belajar aktif tipe Learning Tournament (Turnamen Belajar) adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam tim yang terdiri dari atas 2-8 orang anggota tim.
b. Memberikan materi untuk dibahas berasama.
c. Membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau menggingat materi pelajaran.
d. Memberikan serangkaian pertanyaan kepada pesrta didik, sebagai “babak pertama†untuk turnamen belajar. Setiap peserta didik harus menjawab pertanyaan secara pribadi.
e. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah siswa menghitung pertanyaan yang mereka menjawab secara benar. Kemudian suruhlah mereka menyatakan skor mereka kepada anggota lain dala tim tersebut untuk mendapat skor tim. Umumkan skor masing-masing tim.
f. Mintalah tim mempelajari kembali turnamen pada babak kedua. Kemudian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai bagian “babak keduaâ€. Mintalah sekali lagi tim menyatakan skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya.
g. Lakukan beberapa ronde atau babak seperti yang diinginkan.
Serangkai kegiatan tersebut sangatlah membutuhkan keaktifan siswa dikelas, guru sebagai moderator yang memimpin kegiatan pembelajaran, maka dari itu rangkaian kegiatan ini dilakukan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Adapun kelebihan strategi belajar aktif Learning Tournament adalah:
a. Strategi belajar aktif Learning Tournament guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasi bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Strategi belajar aktif Learning Tournament yang menekankan kepada aspek kognitif.
c. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi siswa juga beraktivitas seperti bekerja sama dalam tim, menghargai pendapat anggota, serta dapat menekan ego.
Kerangka Berpikir
Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan konsep dan mengimplementasikan berdasarkan contoh dan yang bukan contoh dan siswa dapat mengungkapkan suatu konsep dengan menggunakan bahasanya sendiri sesuai pemahaman mereka yang disertai dengan alasan yang tepat. Masalah yang sering terjadi yaitu siswa hafal suatu konsep, tetapi siswa tidak bisa menerapkan konsep tersebut dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- harinya. Selain itu, faktor kebiasaan guru ketika mengajar langsung memberikan suatu konsep secara utuh, tanpa menjelaskan proses pembentukan konsep itu sendiri, akibatnya ketika siswa mengerjakan soal yang berbeda mereka tidak mampu mengerjakannya. Salah satu cara agar siswa mudah memahami konsep matematika, yaitu dengan melibatkan siswa secara aktif dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa dan dalam memahami sebuah konsep serta menyelesaikan masalah dengan keterampilan- keterampilan dan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki.
Active Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, siswa lebih banyak diberikan kegiatan- kegiatan pembelajaran yang aktif, siswa diberikan sebuah tanggung jawab besar untuk mampu memahami konsep yang diajarkan guru. Kegiatan tersebut didesain dengan segala bentuk metode yang menyenangkan. Seperti halnya metode Learning tournament. Teknik Learning Tournament mampu memenuhi itu mereka akan dihadapkan pada situasi belajar yang sangat menuntut keaktifan mereka dan penguasaan terhadap konsep yang diberikan. Melalui penerapan metode Learning Tournament diharapkan pemahaman konsep siswa pada materi FPB dan KPK akan meningkat.
Hipotesis Tindakan
Teori-teori yang telah dikemukakan, maka sebelum dilakukan penelitian, dirumuskan terlebih dahulu hipotesis tindakan sebagai dugaan awal penelitian, yaitu: “Jika metode Learning Tournament diterapkan dalam materi FPB dan KPK, maka akan meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A SD Negeri 020 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilirâ€.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 020 Tembilahan Hilir yang berada di Jalan Pangeran Hidayat 14 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Juli s/d Oktober 2017. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peneliti. Objek yang diteliti adalah siswa kelas V.A SD Negeri 020 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 36 siswa.
Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yakni bagaimana seorang guru dapat mengorganisasikan suatu pembelajaran mereka dengan baik dan mampu belajar terhadap pengalaman mereka sendiri. Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin. Pada desain model Kurt Lewin di atas menggambarkan alur rancangan penelitian yang berlandaskan pada pemikiran Kurt Lewin, yakni memperkenalkan konsep pokok penelitian tindakan yang meliputi empat komponen penting, yaitu: 1) Perencanaan (Planning), 2) Tindakan (Acting), 3) Pengamatan (Observing), dan 4) Refleksi (Reflecting).
Data Dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data tindakan yang telah dilakukan dan data hasil kemampuan pada ketiga pembatasan penelitian yang telah di uraikan di atas, yakni penerjemahan, penafsiran dan ekstrapolasi yang nanti akan didapat pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi FPB dan KPK. Sumber data dalam penelitian ini adalah data pemantauan tindakan, serta data nilai tes siklus siswa kelas V.A pada materi FPB dan KPK. Selain itu data yang peroleh berupa nilai yang menujukan pencapaian standar pada ketiga tahap yang ditentukan sebelumnya, yakni penerjemahan, penafsiran dan ekstrapolasi.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat untuk mendapatkan data dan mengukur tingkat ketajaman instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tes dan skor Learning Tournament
Tes digunakan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman konsep matematika siswa. Bentuk tes berupa soal uraian. Soal ini disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika. Setiap butir soal disusun untuk mengukur indikator pemahaman konsep siswa.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS yang disusun dalam penelitian ini digunakan untuk melatih siswa dalam membuat soal dan penyelesaiannya, serta mengetahui pemahaman konsep matematika kelompok dalam satu siklus.
c. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai panduan peneliti dan observer dalam mengamati berlangsungnya pembelajaran. Lembar observasi ini disusun berdasarkan langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan Active Learning dengan metode Learning Tournament. Berdasarkan langkah- langkah pembelajaran tersebut kemudian disusun kisi-kisi lembar observasi yang selanjutnya dikembangkan menjadi butir-butir observasi.
d. Lembar Wawancara
Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah- masalah yang dihadapi dikelas.
Teknik Pengumpulan Data
Perencanaan teknik ini perlu dilakukan guna mendapatkan data yang akurat dan ini sangat berperan ketika peneliti sedang dan telah melakukan observasi dikelas. Data yang didapat dalam penelitian ini diperoleh dengan cara tes dan dokumentasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Pada penelitian tindakan ini, peneliti menggunakan metode Learning Tournament sebagai solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pemahaman konsep pada materi FPB dan KPK siswa kelas V.A SDN 020 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan. Pada siklus I guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan kelas untuk membuktikan konsep KPK dan FPB pada latihan yang ada di papan tulis dan siswa mencoba mengerjakan, saat itu guru yang menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan soal karena pada pertemuan pertama siswa masih malu dan belum berani maju ke depan kelas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I, pertemuan pertama dan kedua pada siklus I, guru memberikan LKS sebagai evaluasi dan penguatan terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil nilai LKS menunjukan nilai rata- rata siswa pada LKS 1 adalah 7,3 dan LKS ke-2 menunjukan nilai rata- rata 6,19 persentase dari kedua LKS tersebut adalah 73% dan 61.9%. Berdasarkan pada nilai tersebut menunjukan persentase yang melebihi dari angka 50% dalam arti siswa sudah mampu mencapai sebagian dari indikator pemahaman konsep yang ditentukan. Pada LKS ini tingkat kesulitan soal yang diberikan masih pada ranah indikator pemahaman konsep yang pertama yakni penerjemahan. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran didalam kelas yakni persentase yang dicapai adalah 30% dari 100% kegiatan yang harus dipenuhi siswa dalam setiap pembelajaran. Berdasarkan pada hasil tes siklus I siswa yang memperoleh nilai di atas KKM terdapat 5 orang dan 31 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum mampu untuk mencapai nilai yang telah dijadikan standar dalam mata pelajaran matematika, sehingga dapat dihitung persentase keberhasilan siswa mancapai KKM yakni 14% dan persentase siswa yang belum mencapai KKM yakni 86%.
Proses pembelajaran dengan menerapan pembelajaran aktif terdapat masalah atau kendala pada siklus 1. Kendala atau masalah yang muncul ada pada jenis soal yang termasuk jenis soal indikator ke 2 dan 3 yakni penafsiran (Interpretation) dan ekstrapolasi (Ekstrapolation). Kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 1 adalah siswa kurang memahami konsep FPB dan KPK terutama pada materi pemecahan masalah, pelaksanaan kegiatan kelompok kurang maksimal karena hanya siswa tertentu saja yang aktif sedangkan yang lain kurang berpartisipasi, pemanfaatan waktu dalam kegiatan kelompok kurang efektif, tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan tingkat kedisiplinan dalam belajar masih rendah. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I maka diadakan tindakan pada siklus II untuk dapat meningkatkan hasil yang diperoleh pada siklus I.
Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi yang telah ditentukan, maka pelaksanaan siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I. Pada siklus II guru memperbaiki soal- soal yang menjadi sumber kesulitan siswa dalam mengisi soal. Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan kedua dalam siklus II ini keadaan siswa sudah lebih baik, siswa jarang yang keluar masuk toilet dan tidak ada siswa yang berbicara selain pokok pelajaran serta siswa yang mengantuk atau menulis di waktu yang tidak tepat. Pada jam akhir pelajaran dilakukan babak semi final learning tournament pada babak ini siswa duduk secara kelompok kemudian guru menyiapkan 9 soal. Persentase pada setiap indikator pada babak semi final ini adalah 71.43% pada indikator penerjemahan, indikator interpretasi mencapai 42.86% dan indikator ekstrapolasi mencapai 53.57%. Kemudian berkenaan dengana aktivitas siswa di pertemuan ke- 2 siklus II pun sudah jauh lebih baik. Berdasarkan pada tabel observasi tersebut menunjukan bahwa proses pembelajaran siswa dikelas sudah lebih baik dibandingkan pada saat siklus I, pada skor siklus II adalah 19 adanya peningkatan 9 angka hal ini menunjukan adanya peningkatan kegiatan pada siswa yang mampu dimunculkan oleh guru. Pada perolehan nilai siklus II menunjukan adanya peningkatan nilai yang cukup signifikan dibandingkan dengan nilai pada siklus I, pada siklus II ini semua siswa mampu mencapai nilai di atas KKM, nilai terendah yakni 7 dicapai oleh 5 siswa, dan 7 siswa memperoleh nilai 7,3 dan nilai tertinggi yakni 9 diperoleh 4 siswa nilai 8 diperoleh 18 siswa serta 2 siswa memperoleh nilai 8.3. Nilai rata- rata seluruh siswa yakni 7.85, dengan demikian terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa dan proses pembelajaranpun lebih aktif dengan metode Learning Tournament.
Indikator pemahaman konsep selalui dimunculkan pada setiap pertanyaan yang ada pada tes siklus, tidak terkecuali siklus II ini. Berdasarkan tabel 1 untuk pemahaman konsep indikator penerjemahan mencapai persentase 98.14% dan 75.46% untuk indikator interpretasi dan indikator ekstrapolasi mencapai persentase 70.13%. Berdasarkan pada hasil peningkatan pemahaman konsep siklus II ini menunjukan adanya hasil yang cukup tinggi pada siswa.
Persentase Indikator Pemahaman Konsep Siklus I dan II
Siklus |
Penerjemahan |
Interpretasi |
Eksplorasi |
I |
59.02% |
46.99% |
33.33% |
II |
98.14% |
75.46% |
70.13% |
Peningkatan |
39.12% |
28.47% |
36.8% |
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian tindakan kelas tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa sebelum menggunakan strategi learning tournament, pada pertemuan kedua dan ketiga pada siklus I aktivitas belajar siswa belum kondusif hal ini terbukti pada hasil observasi siswa mencapai persentase 30% dan 45% dan mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan kedua dan ketiga masing- masing mencapai 95% dan 100%. Berdasarkan pada siklus I tingkat pemahaman konsep siswa pada indikator penerjemahan mencapai 67% dan indikator interpretasi dan ekstrapolasi yakni 41% dan 11% kemudian pada siklus II mencapai 94% pada indikator penerjemahan dan 57% indikator interpretasi serta 76% pada indikator ekstrapolasi hal ini terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada ketiga indikator terutama pada indikator ekstrapolasi pemahaman konsep siswa naik berkisar 65%. Dengan demikian dari data yang diperoleh maka metode Learning Tournament mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V.A pada materi FPB dan KPK serta mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas V.A SD Negeri 020 Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.
Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dipaparkan, ada beberapaa saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain:
a. Pemahaman konsep siswa sangat perlu ditingkatkan pada mata pelajaran matematika yang nantinya akan sangat membantu siswa dalam memecahkan masalah mereka dalam kehidupan sehari-hari.
b. guru perlu memperhatikan setiap aktivitas belajar siswa, selama proses pembelajaran khususnya pada materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
c. setiap guru wajib menguasai semua metode pembelajaran, agar siswa lebih tertantang untuk belajar.
d. Dalam melakukan pengajaran hendaknya setiap guru memahami benar- benar konsep yang terdapat dalam materi FPB dan KPK ataupun materi lain, sesuaikan konsep tersebut dengan tingkatan kelas.
e. Guru perlu memberikan pertanyaan- pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam bukan hanya sekedar hafalan, pada saat apersepsi guru selalu menstimulus siswa agar mereka berpikir tentang proses pengerjaan, tidak semata- mata mengingat suatu materi secara dangkal.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jumanatul‘Ali. Al-Qur’an dan terjemahannya, Bandung: CV Penerbit J- Art, 2005.
Awy’ A. Qolawun. Rasulullah Guru Paling Kreatif, Inovatif, dan Sukses Mengajar. Yogyakarta: DIVA Pres, 2012.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 Burhan Iskandar Awam, Peningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education. http://jurnalupi.co.id diakses pada tanggal 30 Juli 2017.
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika Bandung: UPI PRESS, 2006.
Esti Yuli Widayanti,dkk., Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: Aprinta, 2009.
Evi Fatimatur, dkk., Perencanaan Pembelajaran Edisi Pertama. Surabaya: Amanah Pustaka, 2009.
Gavin Reid, Memotivasi Siswa Dikelas Gagasan dan Strategi.(Jakarta: PT Indeks, 2009), h. 13.
Hamzah B Uno. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
—– Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
H.M. Ali Hamzah dan Muhlisarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Heruman, S.Pd. Model Pembelajaran Matematika, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Imam Gunawan, dkk. Jurnal Taksonomi Bloom Revisi Ranah Kognitif:Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, http://www.ikippgrimadiun.ac.id Diakses pada tanggal 20 Agustus 2017.
Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Jakarta: PT. Indeks, 2009
Melvin. L. Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa media, 2011.
Masitoh dan Laksimi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009.
Nila Kusumawati, Pemahaman Konsep Matematika Dalam Pembelajaran Matematika. 2014.
Ratna wilis dahar, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011.
Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito, 2006.
Ruswandi Hermawan, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS, 2007.
Robert, Salvin. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks, 2009.
Syaiful Bahri djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.